Setelah selasai berbincang di kamar Ibu meraka pun keluar menuju dapur untuk makan malam.
"Teh lauk nya masih banyak gak perlu masak tinggal angetin aja." seru Ifa.
"Ya udah ayo,kita angetin dulu." ajak Icha langsung bergegas menyalakan kompor. Mereka saling membantu dan saling bercanda di iringi gelak tawa.
Mereka pun makan malam bersama meski tanpa sang Ibu, karna Ibu mengeluh sakit kepala tidak mau makan malam dan beralasan ingin istirahat duluan.
"Teh tadi aku ketemu Abang didepan." seru Ifa di sela makannya.
"Pantesan tadi dia nelpon teteh, pasti kamu yang kasih tau yaa ayo ngaku." Icha pun mengembungkan pipi nyaa.
"Hehe... maaf teh habisnya dia tanya, ya aku jawab aja teteh lagi ada di rumah." seru Ifa sambil cengengesan, begitulah anak gadis klo sedang bercerita.
"kamu sama Zaki gimana?" ucap Icha mengalihkan pembicaraan.
"Ya gitu-gitu aja teh kita kan masih sekolah belum kepikiran buat menikah, mau pada fokus dulu kuliah."
"Baguslah klo gitu sekolah dulu yang rajin, masalah jodoh terserah nanti saja."
"Aku mah seru-seruan aja, gak di anggap serius juga teh, setidaknya punya mantan gitu klo gak jodoh,ga kaya teteh suka sama cwo tuh cuma di pendam aja gak berani bilang, 3 taun tuh nyesek tau teh gak punya status." seronoh Ifa yang membuat icha menyipitkan matanya.
"Enak aja ya gak gitu juga ihh, aku tuh menghargai persahatan aku ma Abang takutnya dia malah ilfil lagi klo dulu aku bilang suka ke dia."
"Hhaaa ya teteh nya aja yang gak sadar, kalo aku liat Abang tuh suka loh sama teteh buktinya dia mau diajak kemana-mana, dan gak pernah ngeluh klo teteh suruh-suruh."
"Ah gak mungkin lah, klo dia suka gak mungkin dia pacaran sama dini dulu." seru Icha.
"Hhm iya juga ya, kenapa bisa kaya gitu?" tanya Ifa.
"Gak tau mungkin masih labil kali, btw dia sekarang punya pacar gak, atau kamu pernah liat dia bawa cwe gitu ke rumahnya," tanya Icha sambil membereskan bekas makannya di bantu ifa mencucinya.
"Gak pernah, eh ga tau juga sihh, kenapa teteh mau daftar jadi cwe nya?" tanya Ifa menyelidik.
"Engga ya teteh kan udah punya cwo."
"Ya kali aja kepincut sama yang dulu hhha, biasanya penasaran sama yang belum kelar." seronoh Ifa sambil mengacungkan dua jari tangannya✌.
"Ahh kamu bisa aja. "
"Kalo jodoh kan gak tau kan buktinya banyak yang pacaran bertahun-taun ehh malah malah gak jodoh, banyak juga yang baru pacaran langsung menikah."
"Kaya kamu sama Zaki gitu pacaran udah mau 2 taun tak taunya bukan jodoh gitu."
"Enak aja, aku ngarepnya jodoh dong dan teteh juga do'ain kami semoga kami jodoh di masa depan."
"Ya aamiinin aja lah,"
"Ya udah teh aku ke kamar duluan ya," serunya seraya meninggalkan Icha yang masih geleng-geleng kepala.
Setelah melihat Ifa menaiki tangga Icha melangkah ke depan rumah,niatnya ingin mengunci gerbang karna sudah jam 9 malam tau nya ada Abang di sebrang jalan.
"Abang!!" serunya, Icha pun melambai dari gerbang pagar.
Mendengar ada suara memanggil namanya Abang pun menoleh sambil mendekat dan tersenyum.
"Cha kamu ngapain malem- malem di luar, apa jangan-jangan sengaja nungguin aku, kangen ya?" goda Abang menaik turunkan alis nya.
"Aku mau tutup gerbang, gak sengaja liat kamu." jawabnya salah tingkah.
"Oh gitu ya kirain aja kangen sama aku, kamu gak berubah ya Cha tetep imut kaya dulu." ucapnya sambil mengusap-musap kerudung icha.
"Apaan sih." Icha pun menghindar.
*ko jantung ku deg degan gini padahal kalo aku sama ka Dirga ga kaya gini*batin icha.
Semenjak Icha kuliah di Yogya dia sedikit bisa melupakan Abang dan dia pun berpacaran dengan kakak senior nya yaitu Dirga yang usianya selisih dua taun dengan nya.
"Ya udah ya aku masuk dulu " seru Icha.
"Ya udah aku langsung pulang ya, byee," Abang pun melangkah pergi meninggalkan Icha yang sedang mengunci pagar.
Icha pun berlari masuk ke rumah dan langsung masuk ke kamarnya.
"Hati oh hati jangan gini dong plis." sambil memegang dada nya Icha berguman.
icha pun merebahkan tubuhnya di kasur dan tak selang sama dia pun terlelap.
🍀🍀
pagi harinya mereka begegas pergi ke rumah nenek, Icha duduk di balik pengemudi sudah mahir menyetir mengendarai mobil Bapanya sedangkan Ifa dan Ibu duduk di belakang.
Tak terasa perjalan pun cuma 2 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di kampung nya enin, rumah minimalis itu sangat asri di kelilingi pohon mangga dan juga ada sebuah kolam ikan di belakangnya sungguh sangat indah pemandangannya di kelilingi hamparan kebun teh.
Dikediaman enin sudah rame pagi -pagi Bibi Idah dan Bi Asih sudah masak banyak dan membereskan rumah di bantu dengan rita anaknya Bi Asih.
Karna kedatangan Irma kemarin yang menggemparkan di sana, mau tidak mau Enin menerima keinginan Irma yang akan menikah di sana, dia juga ingin tinggal di sana selama masa kehamilannya.
Usia kandungan Irma pun sudah 5 bulan, pantas saja para tetangga pada rempong gosipin dia ternyata sudah sebesar itu, mungkin cuma kelurga nya saja yang tidak terlalu memperhatikan.
Icha pun memarkirkan mobilnya di depan rumah dan sudah ada mobil Irma.
Mereka pun keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Enin yang sudah menunggu di depan rumah di iringi adiknya Harun yang sering di sebut Bi Asih.
Nenek minah atau yang sering di sebut Enin itu adalah Ibu dari Harun ayahnya Icha sedangkan Ibu Icha sendiri asli dari Yogyakarta.
"Asamualaikum nin." seru mereka serempak, sambil menyalami Enin dan bi Asih.
"Walaikumsalam, cucu Enin udah pada besar sekarang mari masuk." merangkul cucu-cucunya tak lupa dia pun memeluk B Yani Ibunya Icha.
Mereka pun masuk dan duduk di ruang tamu, tak berselang lama terdengar suara mobil.
ternyata yang datang adalah Harun ayahnya Icha, setelah mengucap salam Harun pun masuk kedalam rumah yang sudah di sambut meraka.
Mereka saling menyapa dan melepas rindu, Ibu menceritakan semuanya pada Bapa dan Bapa pun paham dan tidak menyalahkan Ibu mereka akhirnya saling menguatkan, Icha dan Ifa pun akhirnya bernafas lega karna ayahnya tak marah.
Waktu yang di tunggu pun tiba tepat jm 9 pagi Hermawan pun datang bersama dengan sepupunya di susul pak penghulu dan kedua saksi dari desa setempat, tanpa menunggu lama pernikahan pun di mulai.
sah
sah.
Suara penghulu pun terdengar rasa haru pun mulai terasa Icha yang melihat kakak nya menikah hanya memakai gamis berwarna putih dan kerudung senada, merasa sedih karna tak ada riasa atau pun baju mewah seperti pengantin pada umumnya.
Tapi icha juga merasa lega karna anak yang kandung Irma sudah mempunyai ayah.
Ngomong- ngomong gimana keadaan Heru alias pacarnya Irma, ya setelah Irma memutuskan hubungannya beberapa bulan lalu Heru memutuskan untuk pindah menyusul keluarganya yang ada di luar kota.
Icha pun merasa sedih dan bertanya-tanya kenapa takdir harus begini, jodoh siapa yang tau akhirnya Irma menikah di usia yang ke 25, dengan orang yang tak di duga.
Waktu menjelang sore keluaraga Pa Harun pun pamit pulang kecuali Icha dia ingin menginap di rumah sang nenek.
Icha yang sedari dulu dekat dengan nenek, dia punya kamar sendiri disana walaupun tak sebesar kamarnya di kota, tapi tempatnya nyaman Icha pun merasa betah di sana.
Sore harinya Icha pun izin kepada Enin klo dia ingin berjalan-jalan sebentar melihat pemandangan.
"Enin,Icha ijin keluar sebentar ya cari angin, boleh kan?" tanya Icha antusias.
"Boleh dong sayang sana ajak Rita sekalian." jawab Enin.
Rita adalah sepupu Icha anak Bi Asih dan Mang Dadang umurnya pun tidak jauh beda.
"Ya udah Icha ke rumah Bibi dulu deh klo gitu." Icha pun melangkahkan kakinya pergi,enin yang mleihatnya pun cuma geleng geleng kepala.
"Bibi asamulaikum." teriak Icha di depan rumah Bibi, yang cuma berjarak beberapa meter dari rumah Enin.
"Walaikum salam ayo masuk teh." jawab Bibi segera membuka pintu.
"Rita nya ada gak Bi?" tanya Icha, seraya nyelonong masuk begitu saja.
"Ada di belakang, lagi bersihin kandang sapi sama Mamang, coba kamu samperin ke sana." seru Bibi.
"Ya udah aku ke belakang ya bi." ucapnya seraya meninggalkan Bibi di sana.
"Iya Bibi mau lanjutin dulu masak."
"oke..."
Setelah berbincang dengan Bibi, Icha melangkah ke belakang rumah,sambil memenggil-manggil sepupunya itu.
"Ita oh ita," seru Icha sedikit berteriak, itulah panggilan sayangnya dari kecil.
"Teteh ihhh jangan panggil gitu ihh, malu kebiasaan udah gede juga." serunya sambil mencuci tangan.
"Hhhaa maaf suka lupa." jawabnya sambil tengengesan.
"Ayo teh masuk rumah, aku sekalian mandi." ujar Rita yang sudah selesai.
"Ayo." seru Icha.
Mereka berjalan meninggalkan kandang, Icha mengekori Rita di belakang sambil terus bercanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
smngttt thorrr
2022-08-30
0
Helen Apriyanti
alur critany alami sprti d pedesaan syuka thorr..
2022-08-30
0