Setelah menginap beberapa hari di rumah Enin, Icha pun bergegas pulang ke kota mengendarai mobil ayahnya.
"Hati-hati dek, padahal teteh masih kangen sama kamu jangan lupa kalo sudah sampe kasih kabar ya." seru Irma sambil lepaskan pelukan sang adik.
"Iya teteh juga jaga kesehatan ya, baik-baik di sini." jawab nya.
Icha pun melambaikan tangan nya setelah berpamitan kepada semua orang.
Dia pun menaiki mobil dan mobil pun berjalan meninggalkan pekarangan rumah menuju jalan raya.
Satu jam berlalu tak terasa icha pun sampai di kediaman orang tuanya, dia pun turun dari mobil dan melangkahkan kaki nya menuju rumah.
"Asamualaikum bu." sapa nya, sambil membuka pintu namun nampak sepi seperti tidak ada orang di rumah.
"Eh ko sepi pada kemana sih?" gumannya melangkah mencari orang.
"Loh Ibu dari mana aku cariin ga ada?" tanya Icha menyelidik melihat Ibu nya baru masuk rumah.
"Ibu habis dari pabrik liat pekerja,udah lama Ibu ga ke sana." jawab Ibu langsung duduk di kursi.
"Bukannya Ibu udah gak ikut menjahit ya?" tanya Icha ikut menyenderkan punggungnya di kursi.
"Itu Ibu cuma ngontrol aja,ketemu sama para pekerja kan kemarin banyak karyawan baru." jawab nya dan Icha pun ber oh ria.
Ibu Yani adalah seorang penjahit, dari hobinya itu dia mengembangkan sebuah pabrik konveks yang di dalamnya terdapat puluhan orang yang ikut menjahit.
Pakaian yang di kembangkan adalah baju seragam sekolah anak dari sd smp sampai sma, bermodal tabungan nya dia bisa mengembangkan bisnisnya, dulu dia hanya coba-coba tapi melihat banyak peminat dia pun dengan senang hati mengembangkannya.
"Ya udah Icha ke kamar dulu ya, gerah pengen mandi," ujar nya berdiri.
"Ya udah sana." seru Ibu nya.
Sesampainya di kamar Icha pun segera mandi dan menggati baju.
Hari ini dia ingin main ke luar mungpung lagi libur dia ingin bersenang-senang sebelum kembali lagi ke Yogyakarta.
Btw apa kabarnya Desta ya semenjak dia di Bandung cuma beberapa kali dia telpon setiap Icha chat jarang sekali di balas alasannya dia sibuk dengan pekrjaannya.
Desta telah lulus satu taun yang lalu dan sekarang bekerja di perusahaan Ayahnya.
Dulu waktu Icha berlibur ke Bandung Desta menyempatkan mengantar Icha pulang tapi setelah dia bekerja jadi tidak ada waktu bertemu.
Setelah istrahat sebentar Icha melanjutkan niatnya main, waktu pun sudah mulai sore Icha pun berangkat setelah meminta izin kepada Ibunya.
"Bu Icha pergi dulu ya." ucap nya sambil mencium tangan Ibunya.
"Hati-hati ya pulang nya jangan terlalu malam." ucap Ibu memberi nasehat.
"Oke siap, asamualaikum."
"Walaikum salam." jawab Ibu sambil menutup pintu rumahnya.
Icha pun pergi sendiri membawa mobil, ingin mengajak Ifa tapi belum pulang kuliah.
Icha pun sudah sampe di salah satu Mall di kota Kembang jalanan yang lancar mudahkan Icha melajukan mobilnya.
Dia pun memarkirkan mobilnya di area parkir dan bergegas masuk ke dalam.
*Ohh good rame banget padahal bukan hari libur*batinnya.
Setelah menemukan yang dia cari Icha pun mencari tempat makan untuk mengisi perutnya yang mulai keroncongan.
Icha pun memilih salah satu makanan di sana, setelah memesan makannya dia duduk di salah satu kursi di cafe Mall tersebut dan tak berapa lama makanan pun datang.
Namun baru juga dia menyantap makanannya dia di kagetkan dengan kedatangan teman SmA nya yang lebih tepat nya sahabat bar-barnya.
"Lo Icha kan?" sapa nya sambil duduk di hadapan icha.
"Iya..." Icha pun mengangguk sambil berfikir siapa wanita cantik yang sedikit se**i itu.
"Kamu lupa atau pura-pura lupa Cha, aku Dini sahabat kamu dulu, kamu inget kan aku suka main ke rumah kamu." ucapnya antusias sambil memeluk erat Icha.
Sedangkan Icha nampak melebarkan matanya, siapa tadi Dini?
Ya dia adalah Dini mantan pacarnya Abang Zaenal tetangga Icha.
"Dini, ya Tuhan aku sampai gak kenal beda banget maaf ya." ucap Icha tak enak, seraya melepas pelukannya.
"Tega kamu sama sahabat sendiri juga lupa." serunya sambil tersenyum.
"Mama....." ucap anak laki-laki berumur 3 taun, berlari menghampiri Dini dan Icha pun melongo melihat anak kecil itu.
"Anak kamu?" tanya Icha penasaran.
Dini pun mengangguk."Iya Chaa ini Rival anakku dan itu suami ku, pasti kamu syok liatnya Cha." ucapnya sambil melirik lelaki jangkung yang berjalan menghampiri mereka.
"Adam bukan sih," tanya Icha penasaran.
"Iya itu suamiku Adam," jawab Dini seraya memanggilnya.
"Sayang sini coba deh liat siapa ini?" tunjuk Dini antusias.
"Anjirrr Icha sobat gue si bawel, gimana kabar lo Cha?" tanya Adam atusias melihat sahabatnya itu.
"Gila lo sekarang berhijab Cha pangling gue liatnya, hijrah nih ceritanya makin klepek-klepek tuh s Abang sama loe." lanjut nya sambil menepuk-nepuk punggung Icha tertawa renyah.
Sedangkan Icha tersenyum samar, sambil memperhatikan sahabatnya itu.
"Adam ihh rese kamu udah tua juga,liat tuh anak mu sampe melongo gitu dengerin bicara kamu yang nyerocos terus." gerutu Icha sebal melihat tingkah teman bar-barnya itu.
"Hhha sorry." ujarnya sambil menggaruk-garuk kepala belakangnya.
"Sini sayang sama papa." ucap Adam mengambil Rival dari gendongan Ibunya.
"Kamu kemana aja Cha, ko ngilang gitu aja tiap kita reoni kamu juga gak pernah hadir?" tanya Dini.
Dini dan Icha berteman baik bahkan dia juga sering meninap di rumah Icha dengan alesan ingin liat aabang yang rumahnya sebrang rumah Icha.
Dulu Dini sangat terobsesi dengan Abang sampe akhirnya mereka pacaran di terakhir mereka sekolah dan membuat Icha patahati.
Terus sejak kapan mereka putus ko tau-tau Dini nikahnya malah sama Adam begitu banyak pertanyaan yang ingin Icha lontarkan.
Ternyata kepergiannya selama 3 taun lebih banyak yang berubah dan banyak yang dia gak tau karna dia tidak bergabung di grup reoni sekolahnya.
"Aku kuliah di Yogykarta lumayan kan ngirit-ngitit biaya," ucap Icha cengengesan mencairkan rasa canggung nya.
"Loe itu ya Cha kaya orang kismin aja, padahal buat kuliah di luar negri aja masih sanggup kaya nya bokap loe biayain," seru Adam geleng-geleng kepala.
"Haha bisa aja kamu Dam." jawab nya sambil tersenyum.
"Tiap kali gue main ke rumah lo pasti aja pas gas ada orang di sana, setelah kita menikah kita pindah ke jakarta, ini baru sekarang kita pulang karna kakaknya Adam mau nikah." ucap Dini panjang lebar.
"Gila loe langkahi Mas Arif gitu, dasar loe." sungut Icha geleng-geleng kepala.
"Ya habisnya mau gimana lagi, cewek gue kan dah bunting tuh masa ia nungguin mas Arif dulu gila aja gimana nasib anak gue." seru Adam sambil mencomot makanan Icha.
Dini pun memerah menahan malu karna ucapan suaminya yang gak punya malu itu.
"Hahh gila yang bener lo, kurang ajar lo ya bikin malu sahabat gue parah emang." sahut Icha ya terus mengomel.
"Maaf Cha waktu itu kita hilaf gara-gara aku jadian sama Abang dia marah terus kaya gitu deh, setelah itu aku putus sama Abang, karna aku tau abang sukanya sama kamu bukan sama aku dan aku suka nya sama Adam, setelah putus dari Abang aku ketauan hamil jadi aku langsung nikah sama Adam." ucap Dini sambil menunduk malu.
"Gak papa ko, lagian kan udah lama," ucap Icha merasa sedikit tak enak.
*Gila gak masuk akal banget, gue sampe mundur dan ngubur perasaan gue sama Abang , sampe-sampe pergi tanpa pamit sama kalian karna gue berpikir kalian saling cinta ternyata banyak banget kejutannya belum juga satu minggu pulang udah kaya gini aja*batinnya.
"Kita minta maaf Cha kalo udah nyakitin lo, kita gak tau kalo lo pergi karna menghindari kita tapi gue yakin Abang sampe sekarang masih nunggu loe." timpal Dini mencoba menghibur.
Sungguh dia sangat merasa bersalah sekali karna telah membuat sahabat nya patahati.
"Ihh apaan sih, gue tuh cuma terharu aja liat kalian udah bahagia gue sekarang udah bahagia ko gue juga udah punya cowok di sana senior gue di kampus udah mau dua taun kita pacaran, ya mudah-mudahan aja kita jodoh." timpal Icha sambil menoel-noel pipi Rival yang cabi.
"Syukur deh klo gitu kita seneng dengernya, eh bukanya Iqbal juga kuliah di Yogya ya?" tanya Dini yang diangguki oleh Adam.
"Masa sih, aku kok gak tau ya, belum ketemu juga sejak lulus sekolah." jawab Icha penasaran.
"Ya, kampus di sana kan banyak Cha, mungkin salah satu kampus di sana yang kamu gak tau." seru Adam dan dianggukinya.
Mareka pun berbincang bercerita satu sama lain sampai waktu tak terasa sudah mulai petang.
Dini pun bergegas pamit setelah bertukar nomor telpon, walaupun dia masih kangen tapi dia kasihan melihat anaknya yang sudah mengantuk.
Mereka pun berpisah di parkiran menaiki mobil masing masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 229 Episodes
Comments
Helen Apriyanti
wahh trnyata c abang syukany sm icha ..tpi icha dh pny pcar.. klo jdoh g kmna tenang aj abang zaenal hee
2022-08-30
0
Helen Apriyanti
duchh asyik ny brbincang g sngj ktemu sahabat ... bhagianya ..
2022-08-30
0