Satu Bulan

Riyan masuk ke dalam ruangan Radit. Pemimpin tampan itu sedang duduk di sofa mewahnya sambil meminum kopi.

"Maaf Tuan mengganggu waktu anda. Ada yang ingin bertemu dengan Tuan, seorang wanita." Bilang Riyan pada bosnya.

Radit meletakan cangkir kopinya di meja. Ia mengernyitkan keningnya. "Seorang Wanita? Siapa dia?" Tanyanya.

"Tadi saya tanya, namanya Nania, Tuan. Ia bekerja disini sebagai team Marketing." Riyan menunggu jawaban dari Radit.

Pria tampan itu memegang dagunya. Sepertinya ia tidak asing lagi dengan nama Nania. "Suruh masuk saja." Jawabnya, Radit begitu penasaran dengan wanita yang ingin bertemu dengannya.

"Baik Tuan." Riyan pun mengangguk. Ia keluar dari ruangan Radit untuk menemui Nania.

"Silahkan masuk Nona. Anda di perbolehkan untuk bertemu dengan Tuan Radit." Riyan mempersilahkan Nania untuk masuk.

Nania meremas tangannya karena sedikit gugup.

'Ayo Nania, jangan gugup. Kamu harus bicara dengan Pemimpin Perusahaan ini.' Batin Nania.

"Ah, iya. Terima kasih Pak Riyan." Nania hanya masuk seorang diri. Sedangkan Riyan ia harus pergi mengerjakan tugasnya.

Radit menatap ke arah pintu yang terbuka dan masuklah seorang wanita yang rambutnya di kuncir ke belakang. Poninya di jepit rapih, memakai setelan kemeja dan rok span selutut. Tidak lupa Nania membawa selembar map di tangannya. Tubuhnya yang ideal membuat Radit mengangkat alis sebelah kanannya.

"Permisi Tuan, saya Nania. Boleh saya minta waktunya sebentar, Tuan." Ucap Nania yang masih menunduk tidak berani melihat Radit. Tak lama ia pun mengangkat wajahnya dan menatap pria yang ada di hadapannya.

Tatapan mereka bertemu, Radit sudah tidak asing lagi dengan wajahnya. Ia bahkan tidak memberikan ekspresi apapun. Hanya menatap Nania dengan diam saja. Ia ingin lihat apa yang akan di katakan wanita itu di depannya.

"Kamu..." Mulut Nania seakan kelu, ia tidak menyangka bahwa pemilik dari Perusahaannya masih sangat muda dan tampan.

Manik mata Nania melirik ke kanan dan ke kiri. "A-apa kamu pemilik Perusahaan ini?" Tanya Nania sangat hati-hati. Ia seakan tidak berani untuk bertanya.

Radit menyilangkan tangannya di dada. Ia bersandar di sofanya lalu menyilangkan juga kakinya. "Menurutmu, apa ada orang lain disini selain aku?" Jawab Radit dengan datar.

"Ti-tidak ada. Kalau gitu saya permisi dulu Tuan. Se-sepertinya saya sudah salah masuk ruangan." Nania menundukan kepalanya. Ia bicara dengan gugup, ia ingin mengurungkan niatnya saja dan akan kembali bekerja.

Radit berdiri dan menghampiri Nania. Langkahnya membuat Nania semakin gugup berdiri di tempatnya. Pagi ini sepertinya Radit menemukan mainan baru yang akan membuat mood nya naik sebelum mulai bekerja.

Jadi benar yang Nania lihat di depan lift waktu itu adalah pria yang sudah menolongnya. Bukan hanya bekerja di sini, tapi ia juga sudah salah tebakan. Bahkan pria ini adalah pemilik dari Perusahaan tempatnya bekerja.

Sedangkan Radit memang sudah menebak bahwa Nania memang bekerja di Perusahaannya. Namun ia tidak ingin mengorek apapun tentang Nania, lagi pula Radit dan Nania belum sempat berkenalan. Tadinya Radit tidak ingin tahu soal apapun tentang Nania.

Tapi sepertinya pagi ini takdir berkata lain. Wanita yang sempat ia tolong mendatangkan dirinya langsung ke hadapannya. Ada apa dengan Nania sebenarnya? Mungkinkah ia akan membalas budi kebaikan Radit, ia akan segera tahu jawabannya.

"Bukankah tadi kamu kesini untuk minta waktuku sebentar, hmm?" Tanya Radit dan menatap Nania yang sudah di depannya.

Gadis itu tidak berani menatap Radit. Tinggi badan Radit melebihi badannya. Tinggi Nania hanya sampai di dagunya Radit saja.

"Ti-tidak jadi Tuan. Saya permisi dulu." Baru saja Nania hendak melangkah.

"Aku kira kamu kesini untuk membalas kebaikanku karena sudah menolongmu." Radit menyeringai.

Langkah Nania terhenti dan membalikan badannya lagi. "U-untuk soal yang itu.. Aku akan membalas kebaikanmu, Tuan. Sebenarnya saya kesini punya maksud lain." Nania menjawab dengan jujur.

Ia tidak ingin membuang kesempatan berharganya untuk menawarkan dirinya sebagai Sekertaris di Perusahaan Radit. Point pentingnya dia membutuhkan uang di muka untuk membayar Sania yang meminta uang 300 Juta padanya. Tapi apakah ia akan berhasil?

"Lalu ada maksud apa kamu kesini? Cepat katakan! Waktuku tidak banyak, dan yang pastinya sangat berharga." Jawab Radit dengan dingin.

"Tuan, sa-saya ingin menawarkan diri untuk menjadi Sekertaris anda." Jelas Nania dengan sedikit takut.

'What?! Sekertaris?' Batin Radit terkejut.

"Memangnya kamu mempunyai pengalaman apa untuk bisa menjadi Sekertarisku? Di Perusahaan ini mempunyai kriteria untuk bisa menempatkan posisi itu." Lagi-lagi jawaban Radit membuat Nania jadi semakin tidak percaya diri.

Sungguh ini sangat membuat Nania takut dan menciutkan nyalinya. "Anda bisa lihat CV saya dulu Tuan." Nania memberanikan diri memberi surat lamarannya pada Radit.

Pria itu meraihnya, lalu membawa map itu menuju meja kerjanya. Radit duduk di kursi kebesarannya yang mewah itu. Sedangkan Nania masih mematung di tempatnya.

Dibukanya map yang di pegang Radit. Ia membacanya dengan seksama. "Nania Kenisha.." Ucap Radit membaca namanya, dan masih menatap berkas di depannya.

"Maaf, tapi kamu tidak bisa menjadi Sekertarisku. Silahkan bawa berkasmu ini." Jawaban Radit membuat hati Nania berdegup.

"Ta-tapi kenapa Tuan? Sa-saya mohon terima saya Tuan. Saya janji akan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab." Nania memohon dengan sangat.

"Masih banyak diluar sana yang mengantri untuk menjadi Sekertaris dengan pengalaman kerja yang lebih dari ini, Nania." Cetus Radit dengan apa adanya.

Nania mendekat ke meja Radit. "Sa-saya mohon Tuan. Saya sangat memerlukan posisi ini."

"Karena apa? Aku ingin tahu alasanmu. Aku tidak suka di paksa hanya untuk menerimamu. Di luar sana masih banyak yang ingin bekerja tanpa memohon dan mendesak sepertimu." Kali ini Radit lebih tegas dengan omongannya.

'Sabar Nania, kamu harus bisa. Semoga dia bisa menerimamu.'

"Sa-saya sangat membutuhkan uang, Tuan."

"Nania.. Nania.. Semua orang juga butuh uang." Ucap Radit sambil geleng-geleng kepala, ia berbicara secara realita saja. Lagi-lagi jawaban Radit membuat Nania tak bisa berkutik.

Dia hanya bisa diam dan tidak bisa menjawab Radit lagi. "Baiklah kalau begitu saya permisi dulu, Tuan. Terima kasih, dan maaf sudah mengganggu waktunya." Ucap Nania dengan lesu. Ia sudah kehilangan harapannya. Radit bukan lah orang yang gampang menerima orang untuk bekerja dengannya.

Nania melangkahkan Kakinya untuk keluar dari ruangan itu. Matanya sudah berkaca-kaca, ia tidak tahu kenapa bisa sampai selemah ini dirinya.

"Apa yang bisa kamu berikan kalau aku menerimamu?" Tiba-tiba Radit berkata seperti itu membuat langkah Nania terhenti.

Gadis itu kembali membalikan badannya. "Be-benarkah Tuan? Tentu saya akan memberikan yang terbaik selama bekerja." Jawab Nania dengan mata yang berbinar.

"No Nania! Itu semua orang juga bisa." Radit menyunggingkan senyumnya.

"Lalu, memberikan seperti apa yang Tuan maksud?" Radit mengangkat bahunya.

Ia kembali mengingat percakapan Nania dengan seorang wanita yang sudah mencelakainya kemarin. Wanita itu bilang Nania adalah pelakor dan merebut suami orang. Sepertinya pandangan Radit ke Nania sangatlah rendah dan bertolak belakang dengan sifat asli Nania.

Ia pasti berpikir bahwa Nania adalah wanita yang menginginkan uang dengan berbagai cara.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan? Apa kamu sedang menggodaku? Sepertinya wanita yang mencelakaimu kemarin telah direbut suaminya olehmu. Benar begitu?" Cecar Radit tanpa basa-basi.

Dia memang tidak suka berbasa-basi, Radit lebih suka to the point.

"Itu tidak seperti apa yang Tuan lihat. Tapi memang benar bahwa saya memang sedang membutuhkan uang. Saya tidak bermaksud untuk menggoda Tuan. Saya disini ingin melamar sebagai Sekertaris, anda." Serka Nania mengungkapkan kebenarannya.

"Aku tidak mau mencampuri urusanmu. Aku tahu karena aku memang mendengarnya sendiri."

Radit sama sekali tidak tertarik dengan cerita kehidupan Nania. Ia hanya penasaran alasan Nania ingin sekali diterima sebagai Sekertarisnya.

"Tapi itu semua benar tidak seperti yang Tuan dengar." Ucap Nania berusaha supaya Radit percaya.

"Baiklah, satu bulan." Balas Radit singkat.

"Ma-maksudnya Tuan?"

"Begini saja kamu tidak mengerti, terlalu lamban. Aku tidak yakin kamu bisa menjadi Sekertaris yang memenuhi Kriteria Perusahaan." Radit tidak begitu yakin dengan Nania.

Episodes
1 Kali Pertama
2 Bertahan Hidup
3 Mobil Impian
4 Rahasia Yang Tidak Ia Ketahui
5 Lorong Putih
6 Nania dan Radit
7 Diamond Glow Cosmetics
8 Mari Kita Akhiri Hubungan Ini
9 Tidak Akan Pernah Melepaskanmu
10 Mendapatkan Info
11 Interview
12 Menyadarkan Nania
13 Kamu Tidak Ingat?
14 300 Juta
15 Satu Bulan
16 Rujak Buah
17 Sebening Kristal
18 Aksi Kejar-kejaran
19 Semuanya Asli
20 Jangan Menggodaku
21 Ini Semua Karenamu
22 Selalu Merepotkan
23 Akan Membuatmu Bertanggung Jawab
24 Kamu Pikir, Kamu Itu Siapa
25 Jengah Dengan Masalah Nania
26 Coklat Muda
27 Terlambat Tiga Menit
28 Menjelaskan Kisahnya
29 Ini Perintah Bukan Untuk Di Bantah
30 Aroma Melati
31 Selidiki Latar Belakang Nania
32 Nania Hilang
33 Penerbangan Pribadi
34 Waktunya Bermain
35 Dear Readers
36 Bonus Dadakan
37 Harus Berhati-hati
38 Serangkaian Skincare
39 Sangat Manis
40 Tiga Juta Untuk Yang Satu Ini
41 Masuk Angin
42 Dokter Tirta
43 Mengantarkan Pulang Delisha
44 Berubah Jadi Ala Western
45 Protes Radit dan Nania
46 Keluarga Lan
47 Penyelamat Tampan
48 Gula dan Garam
49 Tidak Usah Memasak
50 Ruang Laboratorium
51 Tidak Mungkin Bisa Menahan Diri
52 Sudah Berani Bohong
53 Sudah Hentikan!
54 Kehabisan Bensin
55 Terjebak Di Dalam Lift
56 Mi Pedas Viral
57 Disita Selama Satu Minggu
58 Pulang Bersama
59 Sakit Maag
60 Xiaoran dan Teh Kombucha
61 Dia Ikut Pindah
62 Orang Pertama Yang Mengkhawatirkan
63 Xiaoran Yang Mencurigakan
64 Di Luar Batas
65 Radit Mengatakan Perasaannya
66 Memori Lama
67 Presentasi Pertama Nania
68 Menciptakan Inovasi
69 Double Date Secara Mendadak
70 Saling Mengetahui
71 Pengumuman
72 Suster Wati
73 Makanan Kesukaan
74 Langit Yang Indah
75 Aku Pernah Melihatnya
76 Dinan dan Fiona
77 Kegelisahan Radit
78 Cemburu Buta
79 Di Balik Pintu CEO
80 Will You Marry Me
81 Di Sidang
82 Merestui
83 Nania Kecelakaan
84 President Suite Room
85 Sudah Tua dan Gila Bekerja
86 Dugaan Selama Ini
87 Wanita Bermuka Dua
88 Reyhan Curiga
89 Suruh Cepat Menikahi
90 Surat Peringatan dari Diamond Glow
91 Kunci Pintu Sebelum Tidur
92 Tiba-tiba Pingsan
93 Tuan Lan Pulang
94 Nania Koma
95 Membawa Nania Ke Korea
96 Negeri Gingseng
97 Reyhan Marah Sekali
98 Nania Memberikan Respon
99 Ingin Cepat Halalin Kamu
100 Nania Mulai Merespon
101 Rahasia Yang Terungkap
102 Ujian Dalam Hubungan
103 Tiba-tiba Terus
104 Cerita Bohong
105 Perintah Lan
106 Tiba Di Indonesia
107 Kata Yang Selalu Di Rindukan Radit
108 Tak Lepas Dari Tatapan Radit
109 Harus Di Beri Tahu!
110 Pengumuman
111 Peliharaanku
112 Tidak Ada Pertemanan Antara Wanita dan Pria
113 Serra dan Reyhan
114 Malah Jadi Aku Yang Kena Hukum
115 Pulang Ke Rumah
116 Resmi Bercerai
117 Bintang Yang Paling Terang
118 Terungkap
119 Wati Bersama Yanti
120 Sebentar Lagi
121 Surat Pembatalan Kerja Sama
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Kali Pertama
2
Bertahan Hidup
3
Mobil Impian
4
Rahasia Yang Tidak Ia Ketahui
5
Lorong Putih
6
Nania dan Radit
7
Diamond Glow Cosmetics
8
Mari Kita Akhiri Hubungan Ini
9
Tidak Akan Pernah Melepaskanmu
10
Mendapatkan Info
11
Interview
12
Menyadarkan Nania
13
Kamu Tidak Ingat?
14
300 Juta
15
Satu Bulan
16
Rujak Buah
17
Sebening Kristal
18
Aksi Kejar-kejaran
19
Semuanya Asli
20
Jangan Menggodaku
21
Ini Semua Karenamu
22
Selalu Merepotkan
23
Akan Membuatmu Bertanggung Jawab
24
Kamu Pikir, Kamu Itu Siapa
25
Jengah Dengan Masalah Nania
26
Coklat Muda
27
Terlambat Tiga Menit
28
Menjelaskan Kisahnya
29
Ini Perintah Bukan Untuk Di Bantah
30
Aroma Melati
31
Selidiki Latar Belakang Nania
32
Nania Hilang
33
Penerbangan Pribadi
34
Waktunya Bermain
35
Dear Readers
36
Bonus Dadakan
37
Harus Berhati-hati
38
Serangkaian Skincare
39
Sangat Manis
40
Tiga Juta Untuk Yang Satu Ini
41
Masuk Angin
42
Dokter Tirta
43
Mengantarkan Pulang Delisha
44
Berubah Jadi Ala Western
45
Protes Radit dan Nania
46
Keluarga Lan
47
Penyelamat Tampan
48
Gula dan Garam
49
Tidak Usah Memasak
50
Ruang Laboratorium
51
Tidak Mungkin Bisa Menahan Diri
52
Sudah Berani Bohong
53
Sudah Hentikan!
54
Kehabisan Bensin
55
Terjebak Di Dalam Lift
56
Mi Pedas Viral
57
Disita Selama Satu Minggu
58
Pulang Bersama
59
Sakit Maag
60
Xiaoran dan Teh Kombucha
61
Dia Ikut Pindah
62
Orang Pertama Yang Mengkhawatirkan
63
Xiaoran Yang Mencurigakan
64
Di Luar Batas
65
Radit Mengatakan Perasaannya
66
Memori Lama
67
Presentasi Pertama Nania
68
Menciptakan Inovasi
69
Double Date Secara Mendadak
70
Saling Mengetahui
71
Pengumuman
72
Suster Wati
73
Makanan Kesukaan
74
Langit Yang Indah
75
Aku Pernah Melihatnya
76
Dinan dan Fiona
77
Kegelisahan Radit
78
Cemburu Buta
79
Di Balik Pintu CEO
80
Will You Marry Me
81
Di Sidang
82
Merestui
83
Nania Kecelakaan
84
President Suite Room
85
Sudah Tua dan Gila Bekerja
86
Dugaan Selama Ini
87
Wanita Bermuka Dua
88
Reyhan Curiga
89
Suruh Cepat Menikahi
90
Surat Peringatan dari Diamond Glow
91
Kunci Pintu Sebelum Tidur
92
Tiba-tiba Pingsan
93
Tuan Lan Pulang
94
Nania Koma
95
Membawa Nania Ke Korea
96
Negeri Gingseng
97
Reyhan Marah Sekali
98
Nania Memberikan Respon
99
Ingin Cepat Halalin Kamu
100
Nania Mulai Merespon
101
Rahasia Yang Terungkap
102
Ujian Dalam Hubungan
103
Tiba-tiba Terus
104
Cerita Bohong
105
Perintah Lan
106
Tiba Di Indonesia
107
Kata Yang Selalu Di Rindukan Radit
108
Tak Lepas Dari Tatapan Radit
109
Harus Di Beri Tahu!
110
Pengumuman
111
Peliharaanku
112
Tidak Ada Pertemanan Antara Wanita dan Pria
113
Serra dan Reyhan
114
Malah Jadi Aku Yang Kena Hukum
115
Pulang Ke Rumah
116
Resmi Bercerai
117
Bintang Yang Paling Terang
118
Terungkap
119
Wati Bersama Yanti
120
Sebentar Lagi
121
Surat Pembatalan Kerja Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!