Menyadarkan Nania

Nania yang akan memasuki usia 24 tahun di akhir bulan November ini merasa hidupnya tidak pernah ada yang spesial. Baru saja ia mendapatkan kebahagiaan. Tapi takdir berkata lain, bisakah ia memohon untuk jangan merubah takdirnya kali ini saja? Namun apa boleh buat, semua sudah kehendak yang Maha Kuasa.

Dari keluarga yang sederhana, Nania di besarkan oleh kedua orang tuanya. Ia selalu menjadi anak yang mandiri sejak kecil, sayangnya sang Ayah harus meninggalkan dirinya lebih dulu. Membuat Nania kehilangan separuh hatinya dan juga semangatnya.

Ayah Nania meninggal karena stroke, ia ingat dengan pesan Beliau, bahwa Nania harus bisa menjadi anak yang sukses dan kebanggaan orang tuanya. Tapi kasih sayang yang tak pernah di dapatkan dari sang Ibu malah justru membuat hidup Nania harus susah payah dan bekerja keras mencari uang.

Dia tidak pernah berhenti berharap, semoga suatu saat nanti Nania bisa menjadi orang yang sukses dan menjadi kebanggan orang tuanya.

Raditya sedang berjalan menuju pintu Keluar-Masuk yang ada di lantai dasar Perusahaannya.

Ia memakai setelan jas berwarna hitam dan kemeja biru muda di dalamnya. Banyak karyawan yang tak henti menyapanya. Raditya hanya berjalan saja, tidak menyapa balik para karyawan.

"Riyan, jadwalku sudah tidak ada lagi kan hari ini?" Tanyanya sambil berjalan.

"Tidak ada, Tuan. Anda sudah free." Jawab Riyan dengan cepat.

"Bagus, jangan ganggu aku. Jika tidak terlalu penting jangan telepon, aku ingin istirahat dengan tenang malam ini, kau paham?"

"Baik Tuan. Saya mengerti."

Radit terkenal seorang Pemimpin yang tegas, dingin, dan juga tidak suka banyak bicara dengan karyawannya jika sedang rapat. Ia selalu menjawab lawan bicaranya dengan singkat namun padat dan jelas. Lebih suka menunjukan hasil kerjanya di bandingkan hanya omong kosong yang belum tentu ada hasilnya.

Itulah seorang Raditya, namun jangan salah sangka dulu. Radit hanya tidak begitu dingin dengan Asistennya, Riyan. Ia masih bisa banyak bicara namun selalu tegas pada Asistennya. Karena hanya Riyan yang selalu ada di belakang Radit, mengurus segala keperluannya dan juga termasuk orang kepercayaan Radit.

Karena ini sudah jam pulang kerja, Radit memasuki mobilnya yang sudah terparkir di halaman depan pintu Keluar-Masuk Perusahaan. Seseorang melebarkan tangannya dan membuka pintu mobil Radit.

"Silahkan Tuan Radit." Ucap petugas kantor.

Radit tidak menjawab, ia hanya masuk lalu memutar stir nya dan menginjak pedal gasnya. Mobil itu perlahan keluar dari gedung tinggi pencakar langit.

Saat ingin keluar dari gerbang perusahaan, pintu palang itu terbuka otomatis ketika melihat mobil Radit akan keluar.

Manik mata Radit melihat seorang gadis yang baru saja keluar juga dari kantornya, ia ingin menyebrang jalan. Tetapi ada sebuah mobil berhenti tepat di depannya dan langsung turun dari mobilnya. Nampak sepasang sepatu hak tinggi menginjak aspal dengan tergesa-gesa.

Wanita itu menghampiri seorang yang akan menyebrang jalan, dan tiba-tiba saja ia menampar keras pipi gadis cantik berambut hitam itu hingga tersungkur di jalan.

PLakkk!!!

"Dasar pelakor, kamu memang minta di kasih pelajaran!! Sekarang cepat masuk ke dalam mobil!!" Wanita itu adalah Sania.

"Akhh, tolong lepasin saya. Bu, saya mohon." Ucap Nania yang sudah menangis saat di tampar pipinya. Ia di paksa masuk ke dalam mobil Sania.

Radit yang melihat kejadian itu di depan matanya langsung saja, entah kenapa mobilnya malah mengikuti mobil Sania dari belakang.

"Kenapa juga aku harus mengikut dia?" Tanyanya berbicara sendiri.

Ia masih fokus mengikuti mobil sedan mewah berwarna putih di depannya. "Tapi kayaknya gadis itu bekerja di Perusahaanku. Apa dia mau di culik?" Ucapnya lagi dengan pikiran yang mengada-ngada.

"Ah, masa iya diculik. Apa iya seorang wanita berpenampilan modis mau menculik seorang gadis, untuk apa?" Radit masih dalam pikirannya yang bertanya-tanya. Tak lama mulutnya ia tutup dengan tangannya sendiri.

"Astaga, apa dia barusan di culik sama madam-madam gitu? buat di jadikan..." Radit tak kuasa melanjutkan perkataannya.

Mobil sport berwarna hitam miliknya masih mengikuti kendaraan mobil Sania. Mobil itu melewati jalanan yang sepi.

Di dalam mobil Sania, Nania terus berteriak minta tolong untuk di lepaskan. "Bu, tolong turunkan saya dari mobil. Saya mau di bawa kemana?" Ia ketakutan.

"Sudah jangan banyak bicara kamu!! Kamu itu sudah membuat keluarga saya hancur, kamu harus tanggung sendiri akibatnya karena sudah bermain-main dengan saya!!" Jawab Sania dengan nada yang sudah bercampur amarah.

"Tapi Bu, saya sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi sama Pak Kevin. Saya juga tidak pernah bermaksud untuk masuk ke dalam keluarga Pak Kevin." Nania masih terus berkata jujur, berharap Sania akan percaya dan melepaskannya.

"Diam kamu!! Tidak usah bicara lagi, itu semua hanya pembelaan kamu saja! Saya tidak akan percaya."

Tak lama Sania menghentikan mobilnya di tepi jurang, ia lalu turun dan mengitari mobilnya membukakan pintu mobil sebelahnya. Nania di seret paksa untuk turun.

"Ayo cepat turun!!"

"Bu, tolong lepasin.. Jangan Bu.." Pinta Nania.

Radit memarkir mobilnya agak berjauhan dengan mobil Sania, ia mengamati kedua wanita yang ada di hadapannya berjarak seratus meter.

"Aku kira dia akan di bawa ke Club, tapi kenapa malah di bawa ke pinggir hutan kayak gini. Terus mau di apakan perempuan itu?" Tanyanya sendiri sambil panik melihat Nania yang terus di seret sama Sania.

"Tolong jangan lakukan ini sama saya, Bu. Saya mohon, aaahh.." Nania terus di tarik dan mendekat ke arah jurang yang lumayan jauh jaraknya dari tepi jalan.

"Wah sakit jiwa sih itu cewek. Ini namanya mau celakain orang. Gimana kalau perempuan itu beneran salah satu karyawanku? Aarghh.. Merepotkan saja." Radit mengusap wajahnya kasar, lalu ikut turun dari mobil.

Ia berjalan mengawasi dua wanita itu, tidak ada sama sekali mobil yang melaju melewati pinggir hutan ini. Benar-benar sepi dan jauh dari pemukiman warga. Sania tidak menyadari jika ada seseorang yang mengikutinya. Bahkan kamera pengawas di dashboard mobil Radit selalu menyala.

Sudah pasti kejadian mereka sedari depan kantor Radit tadi terekam dengan jelas.

"Rasakan ini, dasar Ja**lang!!!!" Sania mendorong kuat tubuh Nania ke tepi jurang.

"Aaaahh......." Nania jatuh dan berguling-guling turun ke bawah jurang.

"Ha ha ha. Semoga kamu mati, Nania!" Sania pun pergi dengan terburu-buru meninggalkan lokasi itu.

Jurang itu memang tidak ada airnya, namun lumayan curam. Orang yang terjatuh disana mungkin tidak akan langsung mati melainkan bisa cidera. Hanya saja akan berbahaya jika tidak ada orang yang menolongnya, mungkin kematian adalah dampak terbesarnya.

"Benar-bebar sudah tidak waras. Wanita itu mendorongnya sampai jatuh, aku harus menolongnya!"

Radit mencoba melepas jasnya dan turun pelan-pelan agar bisa sampai ke dasar jurang. Kaki nya juga tidak begitu lihai untuk turun dan hampir saja ia ikut tergelincir.

Ketika sudah sampai di dasar jurang, Radit langsung menemukan Nania. Ia mencoba menyadarkan Nania yang sudah tidak sadarkan diri

"Hei bangun!! Kamu bisa mendengarku?" Radit menepuk-nepuk pipi Nania. Ia mencoba menyadarkan Nania.

"Bukannya perempuan ini yang pernah aku tolong di jembatan waktu itu?" Pikiran Radit sempat flashback ke beberapa hari yang lalu, dimana ia pernah menolong Nania.

"Jantungnya masih berdetak, dia hanya pingsan." Ia memeriksa denyut nadi Nania, dan juga detak jantungnya.

Lalu beberapa menit kemudian Nania tidak kunjung sadar, Radit akan sulit membawanya untuk naik ke atas jika Nania tidak sadar.

Di lihat dari seluruh tubuh Nania, tidak ada yang terluka parah, hanya lecet di beberapa bagian kaki. Radit masih memangku tubuh Nania di dekapannya.

"Sudah mau sepuluh menit, ia belum juga sadar."

Radit termasuk mengerti tentang kedokteran, ia memeriksa tubuh Nania masih dalam keadaan pingsan yang biasa. Tidak ada keseriusan yang ia lihat, mungkin pingsan karena jantung nya shock akibat terjun dari atas.

Mungkin dengan beberapa menit lagi Nania akan sadar. Tanpa menunggu lama Radit pun memberikan nafas buatan untuk Nania.

Awalnya ia ragu, namun ia tidak ingin terjadi apa-apa juga pada Nania dan juga dirinya berada di bawah jurang. Bibirnya menempel dengan bibir milik Nania. Ia mentransfer oksigen ke dalamnya. Dengan keajaiban Tuhan, Nania pun sadar dan terkejut.

"Aahh.." Nania merasa kesakitan.

"Akhirnya kamu sadar juga, membuat repot saja, huft.." Radit menghela nafasnya dengan berat.

Nania cukup merasakan bibirnya di sentuh dengan pria yang ada di hadapannya, tapi ia tidak ingin memberikan pertanyaan. Dirinya masih shock atas kejadian yang menimpanya barusan. Nania pikir ia akan mati saat itu juga.

Terpopuler

Comments

Rahayu Lestari

Rahayu Lestari

bagus alur ceritanya author

2022-09-01

1

Mhd Albiyansah

Mhd Albiyansah

lanjut

2022-06-22

1

lihat semua
Episodes
1 Kali Pertama
2 Bertahan Hidup
3 Mobil Impian
4 Rahasia Yang Tidak Ia Ketahui
5 Lorong Putih
6 Nania dan Radit
7 Diamond Glow Cosmetics
8 Mari Kita Akhiri Hubungan Ini
9 Tidak Akan Pernah Melepaskanmu
10 Mendapatkan Info
11 Interview
12 Menyadarkan Nania
13 Kamu Tidak Ingat?
14 300 Juta
15 Satu Bulan
16 Rujak Buah
17 Sebening Kristal
18 Aksi Kejar-kejaran
19 Semuanya Asli
20 Jangan Menggodaku
21 Ini Semua Karenamu
22 Selalu Merepotkan
23 Akan Membuatmu Bertanggung Jawab
24 Kamu Pikir, Kamu Itu Siapa
25 Jengah Dengan Masalah Nania
26 Coklat Muda
27 Terlambat Tiga Menit
28 Menjelaskan Kisahnya
29 Ini Perintah Bukan Untuk Di Bantah
30 Aroma Melati
31 Selidiki Latar Belakang Nania
32 Nania Hilang
33 Penerbangan Pribadi
34 Waktunya Bermain
35 Dear Readers
36 Bonus Dadakan
37 Harus Berhati-hati
38 Serangkaian Skincare
39 Sangat Manis
40 Tiga Juta Untuk Yang Satu Ini
41 Masuk Angin
42 Dokter Tirta
43 Mengantarkan Pulang Delisha
44 Berubah Jadi Ala Western
45 Protes Radit dan Nania
46 Keluarga Lan
47 Penyelamat Tampan
48 Gula dan Garam
49 Tidak Usah Memasak
50 Ruang Laboratorium
51 Tidak Mungkin Bisa Menahan Diri
52 Sudah Berani Bohong
53 Sudah Hentikan!
54 Kehabisan Bensin
55 Terjebak Di Dalam Lift
56 Mi Pedas Viral
57 Disita Selama Satu Minggu
58 Pulang Bersama
59 Sakit Maag
60 Xiaoran dan Teh Kombucha
61 Dia Ikut Pindah
62 Orang Pertama Yang Mengkhawatirkan
63 Xiaoran Yang Mencurigakan
64 Di Luar Batas
65 Radit Mengatakan Perasaannya
66 Memori Lama
67 Presentasi Pertama Nania
68 Menciptakan Inovasi
69 Double Date Secara Mendadak
70 Saling Mengetahui
71 Pengumuman
72 Suster Wati
73 Makanan Kesukaan
74 Langit Yang Indah
75 Aku Pernah Melihatnya
76 Dinan dan Fiona
77 Kegelisahan Radit
78 Cemburu Buta
79 Di Balik Pintu CEO
80 Will You Marry Me
81 Di Sidang
82 Merestui
83 Nania Kecelakaan
84 President Suite Room
85 Sudah Tua dan Gila Bekerja
86 Dugaan Selama Ini
87 Wanita Bermuka Dua
88 Reyhan Curiga
89 Suruh Cepat Menikahi
90 Surat Peringatan dari Diamond Glow
91 Kunci Pintu Sebelum Tidur
92 Tiba-tiba Pingsan
93 Tuan Lan Pulang
94 Nania Koma
95 Membawa Nania Ke Korea
96 Negeri Gingseng
97 Reyhan Marah Sekali
98 Nania Memberikan Respon
99 Ingin Cepat Halalin Kamu
100 Nania Mulai Merespon
101 Rahasia Yang Terungkap
102 Ujian Dalam Hubungan
103 Tiba-tiba Terus
104 Cerita Bohong
105 Perintah Lan
106 Tiba Di Indonesia
107 Kata Yang Selalu Di Rindukan Radit
108 Tak Lepas Dari Tatapan Radit
109 Harus Di Beri Tahu!
110 Pengumuman
111 Peliharaanku
112 Tidak Ada Pertemanan Antara Wanita dan Pria
113 Serra dan Reyhan
114 Malah Jadi Aku Yang Kena Hukum
115 Pulang Ke Rumah
116 Resmi Bercerai
117 Bintang Yang Paling Terang
118 Terungkap
119 Wati Bersama Yanti
120 Sebentar Lagi
121 Surat Pembatalan Kerja Sama
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Kali Pertama
2
Bertahan Hidup
3
Mobil Impian
4
Rahasia Yang Tidak Ia Ketahui
5
Lorong Putih
6
Nania dan Radit
7
Diamond Glow Cosmetics
8
Mari Kita Akhiri Hubungan Ini
9
Tidak Akan Pernah Melepaskanmu
10
Mendapatkan Info
11
Interview
12
Menyadarkan Nania
13
Kamu Tidak Ingat?
14
300 Juta
15
Satu Bulan
16
Rujak Buah
17
Sebening Kristal
18
Aksi Kejar-kejaran
19
Semuanya Asli
20
Jangan Menggodaku
21
Ini Semua Karenamu
22
Selalu Merepotkan
23
Akan Membuatmu Bertanggung Jawab
24
Kamu Pikir, Kamu Itu Siapa
25
Jengah Dengan Masalah Nania
26
Coklat Muda
27
Terlambat Tiga Menit
28
Menjelaskan Kisahnya
29
Ini Perintah Bukan Untuk Di Bantah
30
Aroma Melati
31
Selidiki Latar Belakang Nania
32
Nania Hilang
33
Penerbangan Pribadi
34
Waktunya Bermain
35
Dear Readers
36
Bonus Dadakan
37
Harus Berhati-hati
38
Serangkaian Skincare
39
Sangat Manis
40
Tiga Juta Untuk Yang Satu Ini
41
Masuk Angin
42
Dokter Tirta
43
Mengantarkan Pulang Delisha
44
Berubah Jadi Ala Western
45
Protes Radit dan Nania
46
Keluarga Lan
47
Penyelamat Tampan
48
Gula dan Garam
49
Tidak Usah Memasak
50
Ruang Laboratorium
51
Tidak Mungkin Bisa Menahan Diri
52
Sudah Berani Bohong
53
Sudah Hentikan!
54
Kehabisan Bensin
55
Terjebak Di Dalam Lift
56
Mi Pedas Viral
57
Disita Selama Satu Minggu
58
Pulang Bersama
59
Sakit Maag
60
Xiaoran dan Teh Kombucha
61
Dia Ikut Pindah
62
Orang Pertama Yang Mengkhawatirkan
63
Xiaoran Yang Mencurigakan
64
Di Luar Batas
65
Radit Mengatakan Perasaannya
66
Memori Lama
67
Presentasi Pertama Nania
68
Menciptakan Inovasi
69
Double Date Secara Mendadak
70
Saling Mengetahui
71
Pengumuman
72
Suster Wati
73
Makanan Kesukaan
74
Langit Yang Indah
75
Aku Pernah Melihatnya
76
Dinan dan Fiona
77
Kegelisahan Radit
78
Cemburu Buta
79
Di Balik Pintu CEO
80
Will You Marry Me
81
Di Sidang
82
Merestui
83
Nania Kecelakaan
84
President Suite Room
85
Sudah Tua dan Gila Bekerja
86
Dugaan Selama Ini
87
Wanita Bermuka Dua
88
Reyhan Curiga
89
Suruh Cepat Menikahi
90
Surat Peringatan dari Diamond Glow
91
Kunci Pintu Sebelum Tidur
92
Tiba-tiba Pingsan
93
Tuan Lan Pulang
94
Nania Koma
95
Membawa Nania Ke Korea
96
Negeri Gingseng
97
Reyhan Marah Sekali
98
Nania Memberikan Respon
99
Ingin Cepat Halalin Kamu
100
Nania Mulai Merespon
101
Rahasia Yang Terungkap
102
Ujian Dalam Hubungan
103
Tiba-tiba Terus
104
Cerita Bohong
105
Perintah Lan
106
Tiba Di Indonesia
107
Kata Yang Selalu Di Rindukan Radit
108
Tak Lepas Dari Tatapan Radit
109
Harus Di Beri Tahu!
110
Pengumuman
111
Peliharaanku
112
Tidak Ada Pertemanan Antara Wanita dan Pria
113
Serra dan Reyhan
114
Malah Jadi Aku Yang Kena Hukum
115
Pulang Ke Rumah
116
Resmi Bercerai
117
Bintang Yang Paling Terang
118
Terungkap
119
Wati Bersama Yanti
120
Sebentar Lagi
121
Surat Pembatalan Kerja Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!