Pagi yang cerah seorang gadis menggeliat di bawah selimutnya. Ini adalah hari minggu, Nania sengaja bangun tidak terlalu pagi. Merasakan sinar matahari yang mulai masuk dari celah jendelanya. Ia pun bangun dan membersihkan dirinya.
Nania akan bertemu dengan sahabatnya Delisha. Ia sudah berjanji semalam bahwa akan bertemu di tempat biasa. Di sebuah cafe Dobro tidak jauh dari rumahnya.
Setelan baju rajut berwarna mustard dan celana highwaist berwarna denim membuat Nania terlihat modis. Ia lalu bergegas mengambil tas kecilnya dan bercermin sebelum pergi.
"Aku naik ojek saja atau membawa mobilnya ya?" Ia bimbang dengan mobil barunya.
"Tapi Delisha bilang semalam ia akan naik ojek karena motornya di bawa oleh Ibunya. Ah, ya sudah aku bawa saja mobilnya. Maaf ya Kevin, mobil ini akan aku pakai pergi sebentar untuk jalan-jalan bersama sahabatku." Nania berbicara sendiri dan tersenyum.
Ia pun langsung meraih kunci mobilnya dan mengeluarkan mobil itu dari teras rumah nya. Sejenak ia memanaskan mobil itu terlebih dahulu sambil membuka kacanya.
"Eh, Nania kamu pagi-pagi begini mau kemana? Bukankah ini hari libur?" Tanya Ibu-ibu ramah yang lewat membawa belanja sayuran di tangannya.
"Ini Bu, Nania mau ada perlu sebentar. Ibu-ibu habis belanja ya?" Jawabnya begitu ramah.
"Iya Nania kita habis dari pasar, ini mobil baru kamu ya? Wah.. Hebat ya kamu Nania. Bisa membeli mobil mewah ini dari hasil kerja kamu." Puji Ibu yang satunya.
Nania menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Memang merepotkan jika berurusan dengan Ibu-ibu dekat rumahnya. Tapi biar gimana pun Nania selalu memaklumi itu.
"Ah Ibu-ibu bisa saja. Ini bukan mobil saya kok, Bu. Hanya fasilitas dari kantor saja." Ucap Nania tersenyum.
'Lagian mana bisa aku membeli mobil ini, jika Ibu saja terus meminta gajiku sampai habis.' Batin Nania menangis.
"Oh begitu yaa Nania.. Tetap saja kamu hebat. Ya sudah ya kami permisi dulu Nania." Pamit Ibu-ibu rumpi padanya.
Ia sengaja tidak memberitahu mobil ini miliknya yang di berikan oleh Kevin. Yang ada Ibu-ibu tetangganya membicarakan dirinya yang tidak-tidak.
"Iya Ibu-ibu terima kasih." Bibir Nania mengembang sempurna. Setelah menghadapi tetangganya yang repot. Nania pun melajukan mobilnya menuju cafe.
"Delishaaa..." Nania melambaikan tangannya ketika sudah masuk ke dalam cafe.
"Nania.. Sini.." Delisha berdiri dari bangkunya dan ikut melambaikan tangannya.
Nania pun menghampiri Delisha, mereka berpelukan sesaat lalu duduk bersamaan. "Haduh, aku kangen banget nih sama kamu Nan. Sudah dua minggu kita tidak bertemu, hehe." Ocehan Delisha terus keluar dari mulutnya.
"Haha kamu bisa saja Del, iya tapi aku juga rindu padamu." Kekeh Nania. Lalu mereka memesan minuman dan makanan seperti biasa saat mereka hangout.
Mereka akan menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan berdua, bertukar cerita, dan makan-makanan yang mereka sukai. Itu semua mereka lakukan untuk melepaskan sejenak rasa stress nya saat bekerja full selama satu pekan.
"Habis ini kita mau kemana nih Nan?" Tanya Delisha yang telah selesai menyantap makanannya.
"Gimana kalau kita ke Mal? Aku ingin membeli buku Novel untuk dibaca kalau aku sedang bosan dan tidak bisa tidur." Ajak Nania
"Ah kamu nih nggak modern. Jaman sekarang tuh ya, baca Novel sudah bisa lewat ponsel. Tinggal kamu download saja aplikasinya."Jelas Delisha yang selalu cerewet pada Nania. Tapi itulah yang Nania suka dari sisi sahabatnya.
"Tapi tetap saja enakan memegang sebuah buku di bandingkan harus memegang ponsel dan menatap layar terus." Ucapnya tidak mau kalah.
"Ya deh terserah kamu saja. Ya sudah ayo kita berangkat. Aku juga ingin membeli burger disana."
"Delisha.. Pikiranmu hanya ada makanan saja."
Nania menggeleng-gelengkan kepalanya. Delisha si tukang makan, tetapi mempunyai faktor tubuh yang tidak bisa gemuk. Sungguh itu membuat kaum hawa lainnya akan selalu iri pada Delisha.
Ketika mereka sampai diluar Nania pun memencet remot kunci mobilnya, hingga bunyi beep dua kali. Membuat Delisha terkejut dan menganga.
"Waawww... Nania mobil siapa ini?" Tanyanya.
"Ini mobilku Del, ayo masuk. Kita berangkat sekarang."
Mereka masuk ke dalam mobil, Jangan tanyakan Delisha yang masuk ke dalam mobilnya masih dengan ekspresi yang tidak percaya. "Nan, sejak kapan kamu membeli mobil ini? Aku hampir pingsan melihat kamu mempunyai ini." Ledeknya pada Nania yang masih fokus menyetir.
"Ini hadiah dari Kevin untukku. Mana mungkin aku bisa membeli mobil ini, sedangkan Ibuku selalu meminta uang dan menghabiskan gajiku setiap bulannya." Jelas Nania.
Memang hanya Delisha yang mengetahui semua tentang kehidupan Nania. Dari ia mulai menginjakkan kakinya di Kota Jakarta hingga detik ini. Hanya Delisha saksi kehidupan Nania, begitupun sebaliknya.
"Wah.. Beruntungnya kamu memiliki Kevin yang sayang padamu Nania."
"Hmm, aku merasa beruntung dan sangat menyayanginya."
Tiba di toko buku, Nania berpisah dengan Delisha. Ia berkeliling mencari Novel yang menarik untuk di beli. Sedangkan Delisha melihat-lihat rak buku yang berisi buku cerita dan dongeng untuk anak-anak. Delisha akan membelikan untuk adiknya yang masih kecil.
"Sepertinya ini menarik." Nania mengambil satu buku Novel yang berjudul Terpaksa Menikahi Tuan Muda.
Beres dari memilih buku dan membelinya. Mereka berdua berjalan menuju food hall. Tetapi manik mata Nania menangkap seseorang yang tak asing untuknya dari kejauhan.
'Apa itu Kevin? Sepertinya itu Kevin, dia sedang bersama siapa? '
Sebelum Nania bertemu dengan Delisha, Kevin bilang padanya akan berkunjung kerumah Kakek nya yang berada di daerah puncak. Apa mungkin yang ia lihat barusan bukanlah Kevin.
Seorang pria tengah berjalan dengan tiga anak kecil. Dua anak kecil laki-laki yang ia gandeng, dan juga seorang wanita yang terlihat seusia Kevin menggendong anak kecil perempuan yang masih bayi. Sosok pria itu sangat mirip dengan Kevin, kekasihnya.
"Nania, kamu lihat apa sih?" Tanya Delisha yang heran karena tiba-tiba Nania menghentikan langkahnya.
"Nania..." Ucap Delisha sekali lagi.
"A-apa?" Nania berusaha membuang pikirannya yang tidak karuan.
"Kamu sedang lihat apa kesana? Kok kamu kayak melihat sesuatu?" Delisha mengikuti arah mata Nania memandang.
"Tidak ada, ayo kita pergi membeli burger." Ajaknnya dengan hati yang sedikit bergetar tidak jelas.
Nania takut jika memang benar yang ia lihat barusan adalah Kevin, apa benar selama ini Kevin mempunyai rahasia yang ia tidak ketahui. Di sepanjang antrian makanan. Nania terus memikirkan hal-hal yang mengganjal di hatinya.
'Tidak mungkin itu Kevin, tapi jika benar itu Kevin. Apa anak-anak dan juga wanita yang di sampingnya adalah keluarganya? '
Ia ingin sekali mencoba menghubungi Kevin sekarang juga. Tapi Nania tidak mau bertindak gegabah. Ia ingin memastikan sendiri dengan caranya.
"Totalnya 79.800,- kak, silahkan ini burgernya." Ucap kasir membuyarkan lamunan Nania.
"Ah iya, ini uangnya. Terima kasih." Nania memberikan selembar uang berwarna merah pada kasir wanita itu dan menerima sekantong burger di tangannya.
"Ini kembaliannya kak, terima kasih selamat datang kembali." Ucap sang kasir, dan Nania tersenyum.
Setelah menghabiskan hari pekannya bersama Delisha. Nania mengantarkan sahabatnya itu pulang dan ia juga kembali ke rumahnya. Saat berada di kamar dan hari sudah malam. Nania memegang ponsel nya menampilkan nama Kevin di layar ponselnya.
Ia ingin sekali menekan tombol telepon berwarna hijau, namun ia urungkan niatnya. Karena seharian ini Kevin juga tumben tidak menghubunginya seperti biasa.
"Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan, Kevin?"
...----------------...
Hari telah berganti menjadi Senin, banyak orang yang bekerja membenci hari ini. Karena semua akan terlihat memusingkan dengan pekerjaannya yang sempat terhenti karena adanya hari Minggu. Itu artinya akan ada banyak pekerjaan dan tugas menanti.
Nania memakai setelan kemeja berwarna biru laut dan juga celana bahan kantor berwarna hitam. Ia sudah berkutat di mejanya dengan berbagai jenis laporan. Tapi ada sesekali di benak Nania memikirkan kejadian kemarin. Benarkah itu bukan Kevin, atau malah benar itu kekasihnya.
"Selamat pagi, Nania." Sapa Kevin yang tak lama datang melewati Nania.
"Selamat pagi, Pak Kevin." Balas sapa Nania seraya berdiri di tempatnya.
Kevin masuk ke dalam ruangannya, Nania mengernyitkan dahinya. Seperti ada yang aneh, itulah yang mengganjal di hatinya. Selang beberapa menit Kevin kembali keluar dari ruangannya.
"Nania, bisakah saya minta tolong untuk membatalkan meeting saya hari ini. Sepertinya saya sedang tidak enak badan." Ucapnya meminta pada Nania.
"Baik Pak Kevin, apa anda memerlukan sesuatu?" Tanyanya sedikit panik karena mendengar dirinya tidak enak badan.
"Tidak ada sayang, aku hanya perlu istirahat di dalam. Terima kasih Nania." Kevin memberikan senyum manisnya pada sekertarisnya itu.
Tapi lain dengan Nania yang celingak-celinguk takut ada yang mendengar perkataan bosnya. "Pak Kevin." Nania menekankan panggilannya karena panik. Namun Kevin hanya terkekeh dan masuk ke dalam ruangannya lagi.
Disela Nania mengerjakan tugasnya setelah membatalkan meeting. Ia kembali teringat jika Kevin sedang tidak enak badan. Tidak biasanya di hari Senin seperti ini Kevin membatalkan semua meetingnya. Hatinya merasa khawatir dan sedikit gelisah. Haruskah ia masuk ke dalam dan menanyakan kabarnya lagi?.
"Apa aku buatkan saja ya teh hangat dan membawakan kue untuknya?"
Ide itu langsung membuat Nania ke pantry khusus yang letaknya tak jauh dari ruangan Kevin untuk membuatkan minuman dan juga membawa beberapa camilan kue untuk kekasihnya.
Tok... Tok...
Nania pun masuk ke dalam membawa nampan berisi teh dan kuenya. Namun ia mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan itu. Ia tidak menemukan sosok atasannya di dalam.
"Dimana dia berada, Kenapa tidak ada di tempatnya?" Nania terus melangkahkan kakinya menuju meja Kevin. Ia meletakan nampannya di atas meja.
"Apa dia ada di kamar mandi?" Nania menghampiri kamar mandi yang ada di dalam ruangan itu.
Tidak ada juga suara gemercik air yang menandakan Kevin ada di dalam. Takut terjadi suatu hal. Nania mencoba mengetuk pintu kamar mandi itu.
Tok.. Tok..
"Pak Kevin, apa anda di dalam?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Yesi Triyanto
waduh kevin dah nikah dah punya anak tiga waw.... benar2 nih si kevin
2022-09-10
1