Semuanya Asli

Sania yang sedang perawatan di salon mendapatkan panggilan telepon di ponselnya.

"Halo"

"Halo Bos, saya tadi melihat Tuan Kevin sedang menemui Nania di depan kantor tempat wanita itu bekerja, Bos." Lapor pria suruhannya Sania.

"Apa?!! Lalu kemana mereka?" Tanya Sania yang sudah geram.

Pelayan yang bekerja di salon spa itu sampai berhenti memijat badan Sania akibat terkejut. Lalu ia tetap melanjutkan lagi tugasnya memijat Sania.

"Wanita itu pergi dengan mobil lain, Nyonya. Bukan pergi dengan Tuan Kevin." Lapornya lagi.

"Ya sudah, terus awasi mereka."

Tut..

Panggilan itu di akhiri Sania, ia begitu kesal mendapatkan laporan dari anak buahnya.

"Kurang ajar kamu Nania. Lihat saja nanti!!" Sania berbicara dengan tatapan yang memburu dan nafas yang menderu.

Sedangkan Nania masih memohon dengan Radit. "Tuan saya mohon, tolong bawa saya pergi. Hiks.. Hiks.." Ia menangis lagi, tidak mampu untuk menahan sakit di hatinya. Kenapa luka yang ingin ia sembuhkan harus terbuka lagi.

Baru saja ia berusaha ingin menyelesaikan masalahnya pada Sania, dengan membayar uang itu dan ia akan segera lepas dari masalah yang ada. Tetapi Kevin malah memperumit semuanya.

"Ck, hentikan tangisanmu." Radit mendecak, sejujurnya ia tidak tega mendengar wanita menangis.

Tapi Radit juga tidak ingin terjebak lagi dalam permasalahan yang ada pada Nania. Sudah cukup ia menolongnya kali itu saat terjun ke jurang untuk menolong Nania.

"Aku akan antar ke rumahmu." Ucap Radit mengalah lagi kali ini.

"Jangan Tuan, saya tidak ingin pulang ke rumah. Saya takut nanti dia akan menemui saya lagi dirumah." Dengan cepat Nania menjawab dengan suara seraknya akibat menangis.

"Terus mau kemana, kamu mau ikut saya pulang gitu? Iya? Ck, jangan-jangan kamu itu lagi menggodaku ya, hmm?"

Tangan Radit menyentuh dagu Nania dan mengangkatnya, lalu manik mata mereka beradu pandang. Mata Nania yang sendu, dan manik mata Radit yang sangat indah saling bertatap.

"Ti-tidak Tuan, saya tidak mungkin menggoda Tuan." Dengan cepat Nania menggelengkan kepalanya.

"Tidak usah bohong, kalau iya kita bisa saja... Hm, disini sangat sepi." Ledek Radit menggoda balik Nania dan melihat ke kanan dan kirinya yang sudah mulai gelap, karena langit mulai berganti menjadi malam.

'Apa-apaan kamu, Dit. Bisa-bisanya kamu ngomong gitu sama dia. Jangan sampai kamu benar ingin menggodanya. Kamu cuma ingin biar dia mengaku saja.' Batin Radit menguatkan pikirannya agar tetap jernih.

Memang tidak bisa di bohongi, wajah Nania begitu cantik dan tubuhnya pun sangat seksi.

"Tu-tuan.. Saya.."

Kepala Nania memundur ke belakang perlahan, karena Radit sudah membuka seatbelt nya dengan satu tangan, lalu memajukan badannya mendekati Nania.

Membuat gadis itu terjembab ke pintu mobil, manik mata mereka masih saling menatap. Lidah Nania rasanya sudah tidak mampu berkata lagi.

Entah angin apa yang lewat, Radit tadinya hanya ingin mengetes Nania. Tapi kini ia sendiri yang terjebak dengan rasa penasarannya.

Bibir kemerahan Nania begitu menantang. Radit terus mengikis jarak seolah menginginkan Nania. Gadis itu menutup matanya, deru nafas mereka saling terdengar. Bahkan terpaan nafas Radit terasa sekali di kulit wajah Nania.

Jari telunjuk Radit menyentuh kening gadis itu hingga turun ke hidung, dan bibir manis milik Nania.

"Hidungmu.. Bibirmu.. Semuanya asli, tidak ada yang di rubah. Wajahmu cantik, tapi sayang aku tidak tergoda pada wanita sepertimu."

Mata Nania terbuka, ia melihat Radit menyunggingkan senyum smirk di hadapannya.

"Kamu menutup mata, berharap aku menciummu? Cih." Radit kemudian menjauh dan membenarkan posisi duduknya.

Radit sangat tahu mana wanita yang mengubah bagian wajahnya, dimulai dengan hidung agar lebih mancung, atau bibirnya yang di operasi agar lebih seksi. Ia bisa memebedakan semuanya mana yang asli dan mana yang hasil operasi.

Nania tidak ingin berdebat dengan pria yang ada di sampingnya. Ia lebih baik mengalah, terserah saja Tuannya itu mau mengatakan dia wanita yang seperti apa. Saat ini Nania hanya butuh ketenangan.

"Tuan bisa tolong antarkan saya ke halte bus saja? Sa-saya akan pulang naik bus ke rumah teman saya." Pinta Nania dengan lembut dan sedikit takut memohon pada Radit.

"Hmm."

Hanya itu yang keluar dari mulut Radit, ia mengantarkan Nania sampai di halte bus. Gadis itu pun turun dan mengucapkan terima kasih pada Radit karena sudah menolong dirinya lagi. Mungkin kalau ia tidak naik ke mobilnya, Kevin akan membawa pergi Nania.

Nania memilih pergi ke rumah Delisha, ia akan menginap di rumah sahabatnya sampai beberapa hari dulu. Gadis itu masih takut kalau Kevin akan mencarinya lagi ke rumah atau pun ke kantornya lagi.

"Delisha, maaf ya. Aku merepotkanmu lagi, a-aku takut Kevin akan datang ke rumah." Ucap Nania yang duduk di ranjang kamar Delisha.

"Sudahlah Nan, kamu kayak sama siapa saja. Mau kamu tinggal disini bersamaku juga tidak masalah. Ibuku malah senang kamu disini." Jawab Delisha yang selalu mengerti keadaan Nania.

"Makasih ya Del, kamu memang sahabatku yang baik." Ia melukis senyum kelegaan di wajahnya.

"Nan, terus kamu yakin akan bayar uang 300 Juta itu ke istrinya, Kevin?" Tanya Delisha sangat serius.

Nania mengangguk, "Iya Del, aku akan bayar uang itu." Pasrah sekali menjawabnya.

"Tapi itu semua bukan salah kamu, Nan. Kamu tidak perlu bayar uangnya." Delisha berbicara soal realita. Uang yang diminta Sania bukanlah sedikit.

"Aku tidak mau menambah masalahnya lagi Del, dia bilang kalau aku bisa bayar uang itu. Dia tidak akan mengganggu aku lagi." Jawab Nania sambil membuka tasnya.

"Aku tidak percaya Nan sama wanita itu. Memangnya kamu sudah punya uangnya? Nan, uang itu jumlahnya sangat banyak loh.." Delisha benar-benar tidak habis pikir. Ia sampai memijat kepalanya karena pusing memikirkan masalah Nania.

"Aku juga masih bingung darimana aku bisa mendapatkan uang itu." Kini tatapan Nania menjadi kosong. "Biar itu menjadi urusanku, Del. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku."

Nania tidak ingin sahabatnya ikut terseret dalam masalahnya. Ia memeluk Delisha yang sedari tadi sudah memasang wajah gelisah padanya.

Radit merebahkan tubuhnya di ranjang King Size miliknya di kamar, kamar itu penuh nuansa abu-abu berpadu dengan warna putih di bagian pelafonnya.

Interior yang di pakai Radit memiliki nuansa yang elegan namun memberi ketenangan setiap ada di kamarnya. Ia mencoba memejamkan matanya. Namun bayangan wanita yang baru saja semobil dengannya merasuki pikiran Radit.

Ia mengingat wajah Nania yang di tatap dari dekat. Bibirnya yang seksi dan juga wajahnya yang cantik benar-benar menggoda iman.

"Aarrrhh... Sh**it!!" Radit mengusap wajahnya dengan kasar.

"Dua kali dia masuk ke dalam bayanganku. Dasar wanita penggoda!" Kesalnya lalu merubah posisi tidurnya ke samping dan menepis bayangan Nania.

Sania sedang menunggu Kevin di kamarnya. Tetapi suaminya itu tidak kunjung masuk ke dalam. Sania turun dari ranjangnya dan keluar dari kamar untuk mencari Kevin.

Ternyata Kevin sedang berada di ruang tv, ia sedang duduk di sofa sambil menenggak minuman berbau alkohol itu. Sania yang melihatnya langsung mengepalkan tangannya.

"Ini pasti gara-gara wanita murah**an itu!!!" Lalu ia menghampiri Kevin.

"Kevin, kenapa kamu belum tidur juga? Terus kenapa kamu minum ini?!" Tanya Sania menyadarkan Kevin yang sudah setengah mabuk.

Kevin yang frustasi kehilangan Nania pun terkekeh di depan Sania, ia merasa dirinya gagal untuk mendapatkan Nania kembali.

Pranggg!!!!

Gelas yang di genggam Kevin jatuh ke lantai di dekat kaki Sania, ia membantingnya dengan kesal. Istrinya pun terkejut dan geram menghadapi sikap Kevin.

"Kevin!! Apa-apaan kamu?" Cetus Sania.

"Kamu yang apa-apaan!!!" Bentak Kevin sambil berusaha bangun dari duduknya.

"Kamu urus diri kamu sendiri, JANGAN PERNAH KAMU IKUT CAMPUR SAMA URUSANKU!!" Kevin mengatakannya tepat di telinga Sania. Pria itu menekan kata-katanya memperingati Sania.

Lalu Kevin pergi meninggalkan Sania yang masih geram di tempatnya. "Kevin!!" Teriak Sania yang tidak di gubris oleh suaminya.

"Breng**sek kamu, Kevin." Sania mengumpat pria yang masih menyandang status sebagai suaminya. Beraninya dia telah membela wanita lain dan selalu mendambakan Nania di depannya.

Tentu saja hati Sania sangat tercabik, ia harus bisa mempertahankan pernikahannya, ia tidak ingin apa yang sudah ia miliki sekarang akan sirna begitu saja, sampai kapan pun Sania tidak akan rela.

Episodes
1 Kali Pertama
2 Bertahan Hidup
3 Mobil Impian
4 Rahasia Yang Tidak Ia Ketahui
5 Lorong Putih
6 Nania dan Radit
7 Diamond Glow Cosmetics
8 Mari Kita Akhiri Hubungan Ini
9 Tidak Akan Pernah Melepaskanmu
10 Mendapatkan Info
11 Interview
12 Menyadarkan Nania
13 Kamu Tidak Ingat?
14 300 Juta
15 Satu Bulan
16 Rujak Buah
17 Sebening Kristal
18 Aksi Kejar-kejaran
19 Semuanya Asli
20 Jangan Menggodaku
21 Ini Semua Karenamu
22 Selalu Merepotkan
23 Akan Membuatmu Bertanggung Jawab
24 Kamu Pikir, Kamu Itu Siapa
25 Jengah Dengan Masalah Nania
26 Coklat Muda
27 Terlambat Tiga Menit
28 Menjelaskan Kisahnya
29 Ini Perintah Bukan Untuk Di Bantah
30 Aroma Melati
31 Selidiki Latar Belakang Nania
32 Nania Hilang
33 Penerbangan Pribadi
34 Waktunya Bermain
35 Dear Readers
36 Bonus Dadakan
37 Harus Berhati-hati
38 Serangkaian Skincare
39 Sangat Manis
40 Tiga Juta Untuk Yang Satu Ini
41 Masuk Angin
42 Dokter Tirta
43 Mengantarkan Pulang Delisha
44 Berubah Jadi Ala Western
45 Protes Radit dan Nania
46 Keluarga Lan
47 Penyelamat Tampan
48 Gula dan Garam
49 Tidak Usah Memasak
50 Ruang Laboratorium
51 Tidak Mungkin Bisa Menahan Diri
52 Sudah Berani Bohong
53 Sudah Hentikan!
54 Kehabisan Bensin
55 Terjebak Di Dalam Lift
56 Mi Pedas Viral
57 Disita Selama Satu Minggu
58 Pulang Bersama
59 Sakit Maag
60 Xiaoran dan Teh Kombucha
61 Dia Ikut Pindah
62 Orang Pertama Yang Mengkhawatirkan
63 Xiaoran Yang Mencurigakan
64 Di Luar Batas
65 Radit Mengatakan Perasaannya
66 Memori Lama
67 Presentasi Pertama Nania
68 Menciptakan Inovasi
69 Double Date Secara Mendadak
70 Saling Mengetahui
71 Pengumuman
72 Suster Wati
73 Makanan Kesukaan
74 Langit Yang Indah
75 Aku Pernah Melihatnya
76 Dinan dan Fiona
77 Kegelisahan Radit
78 Cemburu Buta
79 Di Balik Pintu CEO
80 Will You Marry Me
81 Di Sidang
82 Merestui
83 Nania Kecelakaan
84 President Suite Room
85 Sudah Tua dan Gila Bekerja
86 Dugaan Selama Ini
87 Wanita Bermuka Dua
88 Reyhan Curiga
89 Suruh Cepat Menikahi
90 Surat Peringatan dari Diamond Glow
91 Kunci Pintu Sebelum Tidur
92 Tiba-tiba Pingsan
93 Tuan Lan Pulang
94 Nania Koma
95 Membawa Nania Ke Korea
96 Negeri Gingseng
97 Reyhan Marah Sekali
98 Nania Memberikan Respon
99 Ingin Cepat Halalin Kamu
100 Nania Mulai Merespon
101 Rahasia Yang Terungkap
102 Ujian Dalam Hubungan
103 Tiba-tiba Terus
104 Cerita Bohong
105 Perintah Lan
106 Tiba Di Indonesia
107 Kata Yang Selalu Di Rindukan Radit
108 Tak Lepas Dari Tatapan Radit
109 Harus Di Beri Tahu!
110 Pengumuman
111 Peliharaanku
112 Tidak Ada Pertemanan Antara Wanita dan Pria
113 Serra dan Reyhan
114 Malah Jadi Aku Yang Kena Hukum
115 Pulang Ke Rumah
116 Resmi Bercerai
117 Bintang Yang Paling Terang
118 Terungkap
119 Wati Bersama Yanti
120 Sebentar Lagi
121 Surat Pembatalan Kerja Sama
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Kali Pertama
2
Bertahan Hidup
3
Mobil Impian
4
Rahasia Yang Tidak Ia Ketahui
5
Lorong Putih
6
Nania dan Radit
7
Diamond Glow Cosmetics
8
Mari Kita Akhiri Hubungan Ini
9
Tidak Akan Pernah Melepaskanmu
10
Mendapatkan Info
11
Interview
12
Menyadarkan Nania
13
Kamu Tidak Ingat?
14
300 Juta
15
Satu Bulan
16
Rujak Buah
17
Sebening Kristal
18
Aksi Kejar-kejaran
19
Semuanya Asli
20
Jangan Menggodaku
21
Ini Semua Karenamu
22
Selalu Merepotkan
23
Akan Membuatmu Bertanggung Jawab
24
Kamu Pikir, Kamu Itu Siapa
25
Jengah Dengan Masalah Nania
26
Coklat Muda
27
Terlambat Tiga Menit
28
Menjelaskan Kisahnya
29
Ini Perintah Bukan Untuk Di Bantah
30
Aroma Melati
31
Selidiki Latar Belakang Nania
32
Nania Hilang
33
Penerbangan Pribadi
34
Waktunya Bermain
35
Dear Readers
36
Bonus Dadakan
37
Harus Berhati-hati
38
Serangkaian Skincare
39
Sangat Manis
40
Tiga Juta Untuk Yang Satu Ini
41
Masuk Angin
42
Dokter Tirta
43
Mengantarkan Pulang Delisha
44
Berubah Jadi Ala Western
45
Protes Radit dan Nania
46
Keluarga Lan
47
Penyelamat Tampan
48
Gula dan Garam
49
Tidak Usah Memasak
50
Ruang Laboratorium
51
Tidak Mungkin Bisa Menahan Diri
52
Sudah Berani Bohong
53
Sudah Hentikan!
54
Kehabisan Bensin
55
Terjebak Di Dalam Lift
56
Mi Pedas Viral
57
Disita Selama Satu Minggu
58
Pulang Bersama
59
Sakit Maag
60
Xiaoran dan Teh Kombucha
61
Dia Ikut Pindah
62
Orang Pertama Yang Mengkhawatirkan
63
Xiaoran Yang Mencurigakan
64
Di Luar Batas
65
Radit Mengatakan Perasaannya
66
Memori Lama
67
Presentasi Pertama Nania
68
Menciptakan Inovasi
69
Double Date Secara Mendadak
70
Saling Mengetahui
71
Pengumuman
72
Suster Wati
73
Makanan Kesukaan
74
Langit Yang Indah
75
Aku Pernah Melihatnya
76
Dinan dan Fiona
77
Kegelisahan Radit
78
Cemburu Buta
79
Di Balik Pintu CEO
80
Will You Marry Me
81
Di Sidang
82
Merestui
83
Nania Kecelakaan
84
President Suite Room
85
Sudah Tua dan Gila Bekerja
86
Dugaan Selama Ini
87
Wanita Bermuka Dua
88
Reyhan Curiga
89
Suruh Cepat Menikahi
90
Surat Peringatan dari Diamond Glow
91
Kunci Pintu Sebelum Tidur
92
Tiba-tiba Pingsan
93
Tuan Lan Pulang
94
Nania Koma
95
Membawa Nania Ke Korea
96
Negeri Gingseng
97
Reyhan Marah Sekali
98
Nania Memberikan Respon
99
Ingin Cepat Halalin Kamu
100
Nania Mulai Merespon
101
Rahasia Yang Terungkap
102
Ujian Dalam Hubungan
103
Tiba-tiba Terus
104
Cerita Bohong
105
Perintah Lan
106
Tiba Di Indonesia
107
Kata Yang Selalu Di Rindukan Radit
108
Tak Lepas Dari Tatapan Radit
109
Harus Di Beri Tahu!
110
Pengumuman
111
Peliharaanku
112
Tidak Ada Pertemanan Antara Wanita dan Pria
113
Serra dan Reyhan
114
Malah Jadi Aku Yang Kena Hukum
115
Pulang Ke Rumah
116
Resmi Bercerai
117
Bintang Yang Paling Terang
118
Terungkap
119
Wati Bersama Yanti
120
Sebentar Lagi
121
Surat Pembatalan Kerja Sama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!