APARTEMEN PRINCE.
Zara sedang membersihkan seluruh ruangan yang ada di apartemen Prince termasuk tempat tidurnya Prince.
Zara baru pertama kali masuk ke dalam kamar Prince untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada di dalam kamar Prince.
Kamar yang berukuran luas itu terlihat begitu nyaman dan megah.
"Wooowww... keren sekali kamarnya Kak Prince. Ternyata dia menyukai warna-warna yang romantis juga. Tapi sayang hatinya begitu beku hihihi,"
Batin Zara ketika dirinya sedang menyapu dan membersihkan kamar tidur Prince.
"Ternyata begini ya kalau Bi Asih sedang bekerja.. Rasanya begitu melelahkan..."
Zara dapat merasakan betapa capeknya ketika bekerja menjadi asisten rumah tangga.Apa lagi Zara belum pernah melakukan hal seperti ini karena Zara terbiasa di manja oleh orang tuanya.
Kedua mata Zara melihat-lihat seluruh isi kamar Prince termasuk lemari pakaian dan lemari tempat Prince mengkoleksi jam tangan dan sepatu branded nya.
"Pakaiannya keren-keren semua,harum lagi.. Seandainya saja gue bisa memeluk Kak Prince.. pasti bahagia sekali. Duuuhhh Zara,sadar dong. Jangan terlalu banyak menghayal deh,"
Batin Zara berbicara dengan segala hayalan-hayalnnya yang tinggi sambil Zara memegang dan mencium pakaian Prince yang tergantung di lemari.
Setelah semuanya telah selesai di bersihkan,zara merasakan tubuhnya begitu lemas.
"Huuuuhhhh.... akhirnya rapih juga kamar tidurnya Kak Prince,rasanya begitu melelahkan.. Sepertinya nyaman sekali ya kalau gue tidur di kasur ini. gue coba akh,"
Zara merebahkan tubuh indahnya di tempat tidur Prince dengan nyaman sambil membayangkan ada Prince di sampingnya.
Namun seketika Zara tersadar,zara takut kalau sampai Prince mengetahui tingkah lakunya di dalam kamar Prince.
"Gue tidak boleh tertidur di tempat tidurnya Kak Prince. Nanti dia akan marah besar. Sebaiknya gue ke luar saja dari dalam kamarnya,"
Zara pun bangun dari tempat tidurnya Prince dan merapihkannya kembali.Lalu Zara melihat-lihat apakah di kamar Prince terdapat cctv atau tidak, dan ternyata memang ada sebuah cctv yang terpasang di kamarnya Prince.
"Waduh,mampusss nih gue. Gimana kalau Kak Prince melihat cctv nya? Dia pasti akan marah besar kalau melihat gue rebahan di atas tempat tidurnya." Zara takut kalau sampai Prince mengecek cctv di kamarnya.
"Sudah pukul 7 malam, tapi kenapa Kak Prince belum pulang juga ya?" Zara bertanya-tanya dalam hatinya.
"Ddddrrrrrrrtttt.... drrrrrrtttt....,"
Panggilan telpon dari Vanya untuk Zara.
"Vanya.... ada apa ya?"
Batin Zara ketika melihat panggilan telpon dari sahabatnya yaitu Vanya.
"Iya, hallo vanya sayang," Sapa Zara pada Vanya di panggilan telpon.
"Hallo, zara... luh jangan lupa hadir ya ke acara ulang tahunnya Dewa. Acaranya jam 8 malam loh," ucap Vanya pada Zara.
Vanya mengingatkan Zara untuk hadir di acara ulang tahun Dewa karena Vanya tahu kalau Zara begitu malas untuk hadir.
"Jam 8 ya? kayanya gue gak bisa deh. Gue saja pulang dari apartemennya Kak Prince jam 8.Mau sampai jam berapa gue ke acarannya Dewa?".
Zara memberikan alasan agar dirinya tidak dapat hadir di acara ulang tahunnya Dewa.
"Zaraaa.. luh tuh ya selalu saja nyari-nyari alasan . Luh kan tinggal ganti gaun saja,paling juga cuma 20 menit Zara. Apartemen luh kan gak jauh dari apartemen Kak Prince.Pokoknya gue gak mau tahu,luh harus hadir,"
Vanya memaksa dan meminta agar Zara bisa hadir di acara ulang tahunnya Dewa apapun alasannya.
"Vanya sayang,kenapa sih luh sampe maksa banget kaya gini? Kemarin di sekolah kan gue sudah bilang kalau gue gak mau ngasih harapan palsu sama Dewa,ingat tidak?".
Zara merasa bingung kalau harus hadir ke acara ulang tahunnya Dewa.Zara takut kalau Dewa semakin berharap.
Padahal Zara sudah sering mengatakan pada Dewa agar Dewa jangan pernah berharap lebih dari Zara.
"Zara.. kalau luh gak mau ngasih harapan palsu sama Dewa,ya luh hadir saja sebagai teman.Apa susahnya sih? kasianlah Dewa,ini kan acara ulang tahunya dia. Padahal posisi luh sekarang sama saja kaya Dewa,berharap cinta dari orang yang salah," ucap Vanya pada Zara dengan sedikit keras.
Vanya hanya ingin agar Zara mengerti dan mengharhai Dewa sedikit saja sebagai teman.
Zara yang mendengar ucapan Vanya pun menyadari bahwa apa yang Vanya ucapkan itu ada benarnya juga.
Posisi Zara dan dan Dewa hampir sama,sama-sama mengharapkan cinta dari orang yang salah.
"Vanya benar,tapi perasaan tidak bisa di bohongi. Meskipun Kak Prince tidak tahu perasaan gue sama dia,gue yakin kok suatu saat nanti Kak Prince akan mengetahuinya," batin Zara berbicara.
"Vanya. Luh sendiri tahu kan kalau gue udah sering nolak cintanya Dewa.Gue bahkan sudah sering mengatakan kalau gue hanya ingin berteman saja.Tapi Dewa gak mau.Lalu salah gue dimana? Gue gak mungkin paksa perasaan gue,"
Dengan perasaan yang sedih Zara harus mengatakan lagi kejujurannya pada Vanya bahwa Zara benar-benar tidak menyukai Dewa.
Vanya pun sebenarnya mengerti bahwa perasaan itu tidak bisa di paksakan.Dan Vanya pun tahu bahwa Zara sudah sering kali menolak cintanya Dewa.
Namun Vanya baru tahu kalau ternyata Dewa tidak mau menjadi temannya Zara,melainkan hanya ingin menjadi kekasihnya Zara.
"Ya sudah,gue gak akan paksa luh buat hadir di acara ulang tahunnya Dewa. Gue tahu saat ini luh pasti bingung. Sekarang gue serahin sama diri luh saja,luh mau hadir atau tidak ke acara ulang tahunnya Dewa," ucap Vanya pada Zara.
"Oke,nanti gue kabarin kalau misal gue bisa hadir. karena Kak Prince juga belum pulang kerja,"
"Baiklah... daaah Zara." Vanya mematikan telponnya pada Zara.
Zara pun merasa bingung apakah dirinya akan hadir di acara ulang tahun Dewa atau tidak.
"Apa sebaiknya gue hadir saja ya di acara ulang tahunnya Dewa? Kasihan juga Dewa kalau sampai gue gak hadir,bisa-bisa acara ulang tahunnya di batalin lagi," dalam hati Zara merasa bingung.
Zara sudah beberapa kali melihat jam yang ada di handphone miliknya menunggu Prince untuk pulang.
Namun ketika waktu sudah menunjukan pukul 8 malam,prince belum juga pulang.
"Kak Prince kemana sih? ini kan sudah jam 8 malam. Mana gue gak punya nomor telponnya lagi. Gue harus ngabarin kalau gue mau pulang. Hmmm apa gue minta nomornya Kak Prince saja ya sama Angel,"
Zara memikirkan bagaimana caranya agar dirinya bisa menghubungi Prince.
Zara akhirnya meminta nomor telponnya Prince pada Angel agar dirinya bisa dapat menghubungi Prince.
Setelah Angel memberikan nomornya Prince pada Zara,dengan cepat Zara pun menghubungi Angel.
"Ayooo angkat telponnya dong Kak Prince. Huuuhhhh... jadi deg deg an gini ya jantung gue,"
Batin Zara merasa tidak karuan ketika dirinya menghubungi Prince.
"Hallo, "
Sapa Prince dari kejauhan pada Zara di sambungan telpon.
"Haa.. hallo Tuuu.. tuan... ini saya Zuminten." Sapa Zara alias Zuminten pada Prince gugup.
"Iya, ada apa?" tanya Prince kaku pada Zara alias Zuminten.
"Eeeuuu.. anu Tuan,ini sudah jam 8 malam,tuan Prince kenapa belum pulang?" tanya Zara alias Zuminten pada Prince.
"Aduuuhhh .. nanti Kak Prince nyangkanya gue kepo banget lagi,padahal kan gue nelpon juga karena gue udah waktunya buat pulang ke apartemen. Tapi gue juga khawatir sih sama Kak Prince,takut dia kenapa-kenapa," Isi hati Zara berbicara saat dirinya menghubungi Prince.
"Saya masih banyak pekerjaan, kamu pulang saja," titah Prince pada Zara.
"Eeuuu.. baiklah kalau begitu,saya pulang dulu ya Tuan Prince," pamit Zara kepada Prince.
"Kamu tahu dari mana nama saya?" tanya Prince pada Zara ketika Zara memanggilnya Tuan Prince.
"Ituuu... anuuu .. dari Angel tuan hehe," Zara merasa selalu panik dan gugup ketika Prince memberikan pertanyaan untuknya.
"Oh.. Oke... " Sahut Prince dari kejauhan dengan singkat.
Kemudian Zara mematikan sambungan telponnya dan memilih untuk segera pulang ke apartemen,karena waktu sudah menunjukan pukul 8 malam.
Sudah saatnya Zara untuk pulang dari apartemen Prince dan bersiap-siap untuk hadir di acara ulang tahunnya Dewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
LOVE
prince bkin penasaran
2022-06-17
3