Seika telah berubah menjadi putri kerajaan meski hanya semalam. Ia mengenakan gaun tanpa lengan berwana merah tajam senada dengan mahkota berhias permata yang bertengger cantik di kepalanya. Rambutnya yang panjang dibuat bergelombang dan dibiarkan tergerai indah menutupi pundaknya yang mulus.
Seika sengaja memilih gaun warna merah dihari sakralnya, karena dia menganggap pernikahannya hanya sebuah bencana paling tragis dalam hidupnya. Sempat tak setuju akan pilihan calon istri mudanya. Tapi demi kesenangan Seika, juragan Ali menyetujui pilihan Seika.
"You are so beautiful, Seika!" pekik Mayang terlalu kagum akan kecantikan sahabatnya. Saat ini, Rosa dan Mayang tengah menemui Seika yang masih duduk di kamarnya.
"Sei, semoga bahagia ya. Gua nggak bisa berbuat lebih, cuma do'a yang bisa gua kasih ke elu. Elu cewek hebat dan kuat," Rosa dan Mayang memeluk Seika bersama.
Mila sangat kagum oleh persahabatan ketiga perempuan cantik di depannya. Tanpa sadar, dia memeluk juragan Ali yang berada di sampingnya.
"Lancang kamu! Berani-beraninya memeluk saya!" bukan Mila yang gemetar, melainkan Seika yang justru ketakutan. Sontak Mayang dan Rosa menggenggam erat kedua tangan Seika untuk menyalurkan kekuatan.
"Apaan sih, Gan? Aku kan cuma terharu melihat kedekatan ciwi-ciwi itu. Ih, mana sudi aku meluk aki-aki bangkotan mata keranjang kaya you," sembur Mila tak mau kalah.
"Apa kamu bilang?! Beraninya kamu mengatai saya bangkotan! Pokoknya, kamu nggak akan saya bayar kali ini," skak juragan Ali. Tapi bukan Mila kalau nggak berani jawab tantangan kakek tak tau diri itu.
"Oke! Aku santai kalau you nggak mau bayar. Ya ... hitung-hitung, aku nolongin calon pengantin mudanya yang sedang tersiksa batinnya. Kasihan, dapet suami kok bayar MUA aja nggak kuat. Udah tua, miskin lagi. Kalau aku nih ya, mending ngejomblo seumur hidup." telak Mila dan segera berlalu meninggalkan juragan Ali dan tak lupa, Mila dengan sengaja menyenggol pundak kakek mesum itu agak keras. Hingga si empunya terhuyung ke belakang.
"Kamu ya ..." nasib, mau melawan tapi si Mila udah lebih dulu kabur.
Ketiga perempuan yang menyaksikan adegan panas itu hanya bisa melongo melihat kelakuan dua insan berbeda dunia. Yang satu banci, yang satu aki-aki tak tau diri.
"Ehem ... Sayang, bersiaplah. Sebentar lagi, acara akan dimulai," lirih juragan Ali tersipu melihat kecantikan Seika. Lebih tepatnya, melihat dada Seika yang terekspos sebagian.
"Baiklah," jawab Seika sendu.
Seperginya juragan Ali, Seika kembali menumpahkan air matanya yang entah sudah keberapa kalinya.
"Sssst ... ada kami di sini. All will be fine, oke," bisik Mayang menenangkan sahabatnya. Meski dirinya pun tak kuasa menahan tangisnya.
"Aku takut sekali, May ..." isak Seika. Sungguh sangat tragis nasibnya.
"Kamu berurusan denganku, Risha! Kamu nggak akan bisa tertawa bebas setelah ini!" pekik Mayang dalam hati.
"Kami tahu apa yang lu rasain. Tapi setidaknya, jangan buat diri lu malu di hadapan para tamu dengan wajah lu yang berantakan ini," bisik Rosa sambil mengusap pipi Seika yang basah.
Setelah berhasil menenangkan Seika, Rosa dan Mayang pamit keluar sebentar untuk mengambil sesuatu.
Seperginya Rosa dan Mayang, lagi-lagi Seika menatap jendela kamar itu dengan tatapan kosong dan hampa.
Hingga sebuah tangan besar melingkar sempurna di perutnya yang rata, berhasil membuat Seika terkejut dan langsung membalikkan tubuhnya.
"T-Tuan-" ucapan Seika terpotong kala bibir El Barrack dengan cepat ******* bibir Seika dengan sentuhan lembut.
Dada Seika bergemuruh hebat kala tangan El mulai merabai apa saja yang ada di tubuh Seika. Tak bisa diam saja membiarkan perlakuan El Barrack terhadapnya, Seika berusaha melawan gairah El Barrack dengan sekuat tenaga. Seika memukul bahkan menjambak rambut El, hingga upaya tersebut berhasil membuat El Barrack menghentikan aksinya.
"Sei, rasanya aku tak rela jika bibir ini akan disentuh oleh orang yang sepantasnya menjadi kakekmu," lirih El menatap Seika sendu.
"Tapi Anda kurang ajar sekali dengan mencium saya seenaknya. Anda pikir, saya barang yang bisa disentuh sana-sini? Sekalipun calon suami saya tua, setidaknya dia lebih pantas menyentuh saya dibandingkan dengan Anda yang bukan siapa-siapa," skak Seika dengan tatapan nyalang.
"Karena aku ... aku ... sepertinya ada rasa sama kamu, Seika,"
Deg.
Jantung Seika serasa ingin copot dari singgasananya. Ucapan El Barrack bagaikan bumerang yang menghantam tubuhnya hingga terpental jauh menembus langit.
"Anda bercanda. Kita bahkan baru beberapa kali bertemu, Tuan," kekeh Seika menutupi rasa gugupnya.
"Sungguh-"
Tok tok tok.
Ucapan El Barrack terhenti kala mendengar suara ketukan pintu.
"Nocan! Waktunya kita keluar!" seru Mila di luar pintu.
"Baik, Mila!" seru Seika setengah hati. Hatinya begitu ragu untuk melakukan pernikahan ini. Tapi mau bagaimana lagi? Mau kabur pun susah karena rumah itu dijaga ketat oleh para bodyguard juragan Ali yang sudah terlatih.
"Keluarlah. Katakan pada Ali, jika kamu sedang datang bulan malam ini. Agar kamu selamat dari malam pertama mautmu." pungkas El, dan setelah itu dia keluar melalui jendela kamar.
"Apa-apaan dia ini? Tadi dia bilang, dia ada rasa sama aku, benarkah?" pipi Seika merona seketika apalagi mengingat ciuman yang terjadi beberapa menit yang lalu.
"Nocan!" seru Mila lagi membuat Seika terburu-buru membuka pintunya.
"Lama sekali," gerutu Mila kesal.
"Maaf, habis pipis," ucap Seika tanpa rasa menyesal.
Mila menuntun Seika berjalan menuju panggung pelaminan yang berada di belakang rumah juragan Ali. Meskipun belakang rumah, tapi tidak dapat mengurangi kemewahan pesta pernikahan malam ini. Selain luas, juga terdapat kolam renang yang bertaburkan kelopak bunga mawar berbentuk hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Dinda Putri
lanjut cemangat KK otor sayang
2022-06-14
2