Author Pov
Malam yang mendebarkan bagi seorang Seika Annahita. Setelah pertemuannya dengan para preman, Rosa mengantar gadis itu ke rumah calon suaminya yang ternyata sudah dihias sedemikan rupa. Ditambah dengan pernikahannya yang dirahasiakan dari keluarganya sendiri. Lengkap sudah rasa sesak di dada. Tapi tak ada yang bisa Seika lakukan selain pasrah. Karena itu yang El Barrack katakan sebelum mereka berpisah pagi tadi.
Sempat kecewa karena sang sahabat tak memberi ucapan terimakasih atau sekedar menyapa. Padahal, dia sampai rela mengorbankan masa depannya hanya demi menyelamatkan Risha dari para preman itu. Tapi kehadiran Rosa di sisinya mampu membuat rasa kecewa itu sedikit terobati.
Sesampainya di depan rumah mewah juragan Ali, Rosa tak mengantar Seika hingga ke dalam, karena Rosa juga harus menjemput Mayang untuk menghadiri pernikahan Seika.
Seika menyeret kakinya dengan langkah gontai dan gemetar memasuki rumah mewah sekaligus rumah yang akan menjadi saksi hancurnya masa depannya. Apalagi melihat ketiga istri juragan Ali yang menatapnya dengan tajam. Menambah kesan horor, padahal seharusnya hari ini menjadi hari paling bersejarah dalam hidupnya. Sayangnya, itu tidak berlaku untuk Seika. Selain menjadi calon istri orang yang seumuran dengan kakeknya, Seika juga harus menjadi istri kelima si kakek luknut itu.
Hingga akhirnya, seorang yang diduga MUA menghampiri Seika dan menuntunnya masuk ke ruang make up yang sudah disediakan oleh orang suruhan juragan Ali.
Tangis Seika semakin pecah kala mendengar vibrasi dari gawainya yang memperlihatkan nama sang ayah tertera di layar utama. Rindu tapi tertahan oleh keadaan, begitulah nasib Seika saat ini. Ia tak berani mengangkat panggilan telepon dari sang Ayah, karena ia tak kuat untuk berbohong.
"Sayang, jangan menangis terus dong. Make up aku kan jadi butek gini. Mbleber ke mana-mana. Kalau nggak mau nikah ya jangan dipaksakan to," sungut si perias sebal.
"Kamu nggak akan pernah tahu apa yang aku rasakan, Banci sialan!" sentak Seika semakin murka.
"Kamu pikir, siapa gadis seumuranku yang mau menikahi aki-aki tua seperti dia, hah?! Mereka nggak mau jadi janda muda, Mbak," isak Seika sembari menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya.
Mendengar penjelasan Seika, raut wajah si MUA berubah sendu.
"Maaf, aku nggak tahu kalau kamu bernasib tragis seperti ini. Aku kira, kamu menikah karena kekayaan agan Ali," tutur si MUA menyesali perkataannya yang menyinggung hati sang pengantin muda.
"Ngawur. Aku nikah karena hutang sahabatku, Mbak Banci. Kalaupun ada jalan lain, pasti aku nggak mau menikah dengan seorang kakek. Aku ingin menikah dengan laki-laki yang aku cintai. Nggak harus tampan, yang penting nggak tua. Tapi mau bagaimana lagi, Mbak?" isak Seika. Hingga saking tak tahannya menahan sesak di dada, Seika memeluk MUA yang bernama Mila itu dengan erat.
"Mau aku bantu kabur?" bisik Mila, sambil mengusap punggung Seika.
"Tidak. Aku takut nyawaku terancam. Aku ini orang miskin yang nggak bisa apa-apa. Uang tak punya, ilmu pun tak ada. Aku seperti tak guna hidup di dunia, Mbak," isak Seika hingga terdengar sesenggukan.
"Ya Tuhan ... kalau begitu, bertahanlah. Aku yakin, suatu saat nanti kamu pasti akan bebas dari genggaman kakek tua nackal itu. Percayalah, akan ada pelangi setelah hujan, oke," ucap Mila tersenyum ceria.
"Terimakasih dan maaf membuat bajumu kotor akibat ulahku,"
"No problem, Cantik. Kita make up ulang, ya?" Seika hanya mampu mengangguk pasrah menyetujui.
"Emmmm ... Nocan masih perawan?" tanya Mila di sela kegiatannya merias wajah Seika.
Nocan : Nona Cantik.
"Uhuk!" Seika sampai tersedak ludahnya sendiri mendengar pertanyaan Mila si Banci Gila itu.
"Ya jelas masih lah! Gila kamu!" seru Seika tak terima.
"Oke, biasa aja kali jawabnya. Tapi kalau boleh tahu, Nocan jijik nggak sih ngebayangin keperawanan Nocan bakal diambil kakek tua itu?"
"Uhuk!" lagi, Seika kesedak ludahnya yang kedua kali karena ucapan Mila yang asal ceplos.
"Bisa nggak sih nggak ngebahas hal sebar-bar itu, hah? Jangan-jangan, kamu banci berkontroversi ya?" sontak Mila melotot tajam dan dengan sengaja menambah tekanan dalam kegiatan menggambar alisnya.
"Awwwh, sakit ..." rintih Seika kesakitan.
"Makanya, jangan asal ngomong, Neng. Biar banci, aku masih asli bersegel dan udah bersertifikat BPOM," tutur Mila jengkel.
"Bersegel? Emang belum sunat?" goda Seika.
"Seika! Bisa diam nggak?!" seru Mila kesal.
"Kira-kira, pacar kamu cewek apa cowok? Kalau cowok, tutorial hiya-hiyanya gimana?" Seika semakin gencar menggoda Mila hingga terdengar suara tawa renyah keluar dari bibir mungilnya.
"Terserah kamu, sak bahagiamu. Ini rahasia negara, nggak boleh ada yang tahu," pungkas Mila enggan menanggapi ocehan Seika yang ternyata jahil juga.
"Aku kira, kamu kaya banci-banci di luar sana yang tiap kali promosi bilang gini. Bang, ayo mojok, Bang. Kena gigi uang kembali, gitu," goda Seika lagi. Ternyata, dengan menggoda Mila aja dirinya merasa terhibur.
"Oke-oke, aku diam sekarang." pungkas Seika mengunci bibirnya rapat karena mendapat tatapan nyalang dari Mila sembari menekan pensil alisnya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments