Mendadak Berciuman!

Tiga hari berlalu. Aku membuat janji dengan para preman itu untuk bertemu di tempat yang sama setelah aku pulang kerja nanti. Kalau kalian bertanya dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu? Ya, aku menerima uang Juragan Ali. Dan kalian ... pasti tahu konsekuensinya.

Sedih? Iya.

Marah? Tentu.

Bodoh? Sangat.

Aku sangat bodoh karena dengan mudahnya terjebak dalam masalah Risha yang ternyata begitu tega memanfaatkan aku. Dan lebih bodohnya, aku justru mau-maunya menanggung resiko yang telah Risha perbuat.

Aku tertawa miris menertawakan diriku yang gila ini. Sebentar lagi, tubuh ini akan menjadi milik kakek-kakek menjijikkan yang aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana nanti.

Kedua temanku--Rosa dan Mayang, mereka hendak meminjamkan aku uang, tapi aku menolak. Kenapa? Karena mereka memiliki kebutuhan sendiri-sendiri. Dan aku yakin, mereka pasti menolak saat aku mengembalikan uang mereka.

Dan di sinilah aku berada. Aku sedang membersihkan papan marmer yang berjejer rapi khusus di lantai dua. Aku sendirian sengaja, karena aku ingin merenungi nasibku yang malang ini. Lalu, bagaimana jika nanti ayah tahu nasibku?

Aku terisak sembari terus mengelap papan marmer dengan kain yang sudah disediakan. Hingga suara bariton seorang pria terdengar merdu berhasil mengagetkanku.

"Kau menangis?" tanya Tuan El kepadaku.

Ya, dia El Barrack Eclair. Sedikit cerita, dia ini putra tunggal Tuan Besar Orlando Eclair dan Nyonya Erlinda Guise Eclair. Kabarnya, dia berusia 25 tahun. Selisih 5 tahun denganku. Dia tampan, aku suka tatapan matanya. Dari rumor yang beredar, dia pemilik optik terbesar di negara kita. Namanya El Clear Optik. Saking besarnya, katanya sudah memiliki sekitar 500 cabang di seluruh Indonesia. Bahkan, aku dengar dia sampai memiliki pabrik lensa sendiri.

Kembali ke percakapanku dengan Tuan El.

Mendengar pertanyaan yang terlontar dari bibir Tuan El, aku merasa perutku tengah digelitiki kupu-kupu yang sangat indah. Aku merasa dia perhatian kepadaku. Katakan, apa aku boleh percaya diri?

"Tidak, Tuan. Saya sedang berlatih akting untuk membuat vlog bersama teman-temanku," jawabku gugup.

"Vlog? Kamu serius?" tanyanya ragu. Aku pun semakin salah tingkah dibuatnya.

"Aku tahu masalah hidupmu. Menurutku, kamu terlalu baik kepada semua orang sampai ada orang yang menyalahgunakan kebaikanmu," tuturnya serius. Aku masih mendengarnya dengan seksama. Aku berpikir, mungkin dia hanya sok tahu.

"Masa sih, Tuan? Sok tau ah," suasana hening seketika. Sejurus kemudian, aku langsung membekap mulutku.

"Maaf, Tuan. Saya lancang," ucapku semakin salah tingkah. Apalagi melihat ekspresinya yang sulit ku baca.

"Ali Suprapto. Dia adalah adik kandung almarhum kakekku, Beni Suprapto. Saat kamu menemui si Ali itu, aku juga ada di sana. Dan aku tahu semuanya," papar Tuan El enteng.

"Kok bisa? Anda tidak sedang mengikuti saya kan?" tanyaku tanpa sadar. Tuan El memicingkan matanya, entah apa yang ia pikirkan terhadapku.

"Aduh, maaf keceplosan lagi saya, Tuan." aku menepuk bibirku merutuki mulutku yang asal ceplos ini.

"Kamu jangan terlalu polos, Eca--"

"Saya Seika, Tuan. Bukan Eca. Atau jangan-jangan, Tuan tahunya saya Eca ya? Eca itu mantan terindahnya Tuan El?" tanyaku sembari memperlihatkan deretan gigiku.

"Memangnya kenapa kalau aku mau memanggilmu Eca. Mau saya panggil kamu Neca kek, Aca kek, rica-rica kek, atau bahkan Suwarti, itu terserah saya. Selain bodoh, ternyata kamu menjengkelkan juga," ucapnya mendengus sebal.

"Bukan begitu, Tuan. Maksud saya gini, saya kan Seika. Paling tidak, panggil saya Sei, Eik, atau Ika gitu lho. Lha ini, Anda asal sebut Eca gitu aja. Kadohan to, Tuan ..." ucapku kesal.

Kadohan : Kejauhan.

"Berisik kamu," ucapnya sepertinya juga ikutan kesal.

"Tuan, kasihan Bapak saya yang sudah susah-susah memikirkan nama saya. Coba kalau saya panggil Tuan dengan sebutan Rack atau Ec gitu. Rak yo wagu to, Tuan,"

Rak yo wagu : kan ya aneh, norak, nggak bagus, kaku.

Lalu setelah itu, aku dibuat membeku oleh serangan bibir yang secara tiba-tiba. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Tuan El?

Ia mencium bibirku, hanya mencium. Tak ada lum*tan atau his*pan. Tapi bagiku, ini sangat wow. Seorang putra pemilik Orland Mart mencium bibirku yang hanya seorang gadis kampungan, tak berkasta dan tak bertahta apalagi bermahkota. Harga lip care nya saja pasti lebih mahal dari harga rumahku di kampung.

Ciuman itu berlangsung selama beberapa detik. Hingga akhirnya, aku yang mengakhiri ciuman itu terlebih dahulu. Terus terang, aku tidak percaya diri. Aku takut nafasku bau, apalagi tadi pagi aku sarapan pake ikan asin sambal mentah. Kacau!

"Tuan, Anda mencuri ciuman pertama saya," sungutku kesal. Jujur aku tetap marah, meski aku mengidolakan Tuan El ini. Tapi aku ... ah aku merasa ternoda sebelum malam pertama.

"Maaf, aku hanya kesal melihat bibirmu yang tidak berhenti ngomel tanpa jeda. Cerewet sekali," ucapnya terlihat sama sekali tidak menyesali perbuatannya.

"Saya malu, Tuan," rengekku dan yang pastinya, wajahku pasti sudah merah semerah warna kulit orang masuk angin habis kerokan.

"Tapi ini manis, sungguh manis,"

Duarrrr!

Jantungku serasa sedang healing ke puncak Mahameru mendapat serangan bertubi-tubi dari Tuan El ini. Sejenak, aku merasa apakah ini mimpi? Seorang El Barrack yang terkenal akan keangkuhannya, kearoganannya, dan kedataran wajahnya tiba-tiba mencium bibirku. Bolehkah aku meminta kepada Tuhan untuk memberhentikan waktu sepuluh tahun saja? Supaya aku bisa puas menghayati mimpi ini.

Tapi aku berusaha untuk sadar diri dan membentengi hatiku agar tak kepincut oleh pesona Tuan El Barrack. Bahkan kalau perlu, aku akan memakai benteng Takeshi supaya lebih kuat.

"Aku akan melindungimu dan membantumu menyelesaikan masalahmu. Tapi kalau untuk menggagalkan pernikahanmu dengan kakek Ali, itu tidak mungkin," ucapnya tiba-tiba serius sambil menatapku lekat.

"Saya tahu, Tuan. Saya ikhlas jika nanti malam saya harus sudah menjadi istri sah Juragan Ali," lirihku menunduk tajam.

"Aku akan membantumu lepas dari genggaman kakek Ali nanti. Tapi tidak sekarang. Melawan kakek licik seperti Ali itu tidak mudah. Bahkan kakekku saja sampai meninggal karena ulahnya."

Aku tak menyangka bisa berbicara sedekat ini dengan Tuan El. Sepertinya dari seluruh penghuni Orland Mart ini, hanya aku yang bisa ngobrol dengannya sampai hampir dua jam lamanya. Mimpi apa aku semalam? Yang pasti, kehadirannya membuatku lupa akan bebanku walau hanya sekejap.

Tinggalkan like n komen ya man teman! 😊

Terpopuler

Comments

Vi

Vi

knp g lngsung lunasin aja smua utangnya jd biar g berlarut atau bahkan smpe d nikahi aki²

2022-10-02

4

Dinda Putri

Dinda Putri

lanjut thor semangat

2022-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 Teman dan Sahabat
2 Bertemu Preman
3 Bertemu Juragan Ali
4 Mendadak Berciuman!
5 Bertemu Preman Part 2
6 Menggoda Banci
7 Malam Pernikahan
8 Terluka di Malam Pertama
9 Misteri Mayang dan Risha
10 Menyusun Strategi
11 Dijemput Suami
12 Buaya Darat Tua
13 Mine!
14 Seika VS Ali
15 Pelindungku
16 Serangan Ali
17 Pertemuan
18 Mayang Pov
19 Mayang dan Para Preman
20 Mayang dan Kejadian Mengerikan
21 Kembali ke Rumah
22 Ancaman Kedua
23 Pillow Talk
24 Ternoda!
25 Maya yang Malang
26 Kedatangan El
27 Kekerasan Adalah Hobinya
28 Sindiran Pedas Seika
29 Prasangka Buruk
30 Takut
31 Gagal Bunuh Diri
32 Kamu Milikku
33 Terungkap
34 Siasat Ali
35 Serangan Kedua
36 Rindu Sahabatku
37 Rindu ...
38 Kenapa?
39 Perdebatan Konyol
40 Bertemu Masa Lalu
41 Masalah Baru
42 Benteng Yang Tinggi
43 Benteng Yang Roboh
44 Benteng Yang Roboh
45 Perjalanan Menuju?
46 Yah, Ketahuan!
47 Nina?
48 Fakta Tentang Nina
49 Keceplosan
50 Kecurigaan
51 Hancur Lebur
52 Perdebatan El dan Seika
53 Misi Baru
54 Ali Ngamuk!
55 Hilang Arah
56 Terungkap
57 Perkembangan Seika
58 Mayang vs Yunita
59 Penyesalan Orland
60 Tangisan Mayang
61 Ingin Menikah
62 Steve dan Risha
63 Buccin
64 Bertemu Calon Mertua
65 Pergilah!
66 Restui Kita
67 Morning Kiss
68 Empat Istri Malang
69 Pertemuan Dua Sahabat
70 Double Date
71 Diskon 70%
72 Gusar Karena Antena
73 Siapa?
74 Apa Yang Terjadi?
75 Dunia Yang Roboh
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Teman dan Sahabat
2
Bertemu Preman
3
Bertemu Juragan Ali
4
Mendadak Berciuman!
5
Bertemu Preman Part 2
6
Menggoda Banci
7
Malam Pernikahan
8
Terluka di Malam Pertama
9
Misteri Mayang dan Risha
10
Menyusun Strategi
11
Dijemput Suami
12
Buaya Darat Tua
13
Mine!
14
Seika VS Ali
15
Pelindungku
16
Serangan Ali
17
Pertemuan
18
Mayang Pov
19
Mayang dan Para Preman
20
Mayang dan Kejadian Mengerikan
21
Kembali ke Rumah
22
Ancaman Kedua
23
Pillow Talk
24
Ternoda!
25
Maya yang Malang
26
Kedatangan El
27
Kekerasan Adalah Hobinya
28
Sindiran Pedas Seika
29
Prasangka Buruk
30
Takut
31
Gagal Bunuh Diri
32
Kamu Milikku
33
Terungkap
34
Siasat Ali
35
Serangan Kedua
36
Rindu Sahabatku
37
Rindu ...
38
Kenapa?
39
Perdebatan Konyol
40
Bertemu Masa Lalu
41
Masalah Baru
42
Benteng Yang Tinggi
43
Benteng Yang Roboh
44
Benteng Yang Roboh
45
Perjalanan Menuju?
46
Yah, Ketahuan!
47
Nina?
48
Fakta Tentang Nina
49
Keceplosan
50
Kecurigaan
51
Hancur Lebur
52
Perdebatan El dan Seika
53
Misi Baru
54
Ali Ngamuk!
55
Hilang Arah
56
Terungkap
57
Perkembangan Seika
58
Mayang vs Yunita
59
Penyesalan Orland
60
Tangisan Mayang
61
Ingin Menikah
62
Steve dan Risha
63
Buccin
64
Bertemu Calon Mertua
65
Pergilah!
66
Restui Kita
67
Morning Kiss
68
Empat Istri Malang
69
Pertemuan Dua Sahabat
70
Double Date
71
Diskon 70%
72
Gusar Karena Antena
73
Siapa?
74
Apa Yang Terjadi?
75
Dunia Yang Roboh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!