Bertemu Preman Part 2

Sore telah tiba, langit senja berwarna jingga menambah keindahan sekaligus kekaguman kepada Sang Pencipta. Sayangnya, aku yang pecinta senja ini sedang kacau mengingat sebentar lagi tiba waktunya untukku memenuhi janjiku bertemu dengan para preman pemalak itu.

"Huh ..." aku menyentak nafasku kasar mengurai rasa sesak yang menekan dada.

"Aku mana tahu hukum-hukum pemalakan seperti itu. Aku mana berani pula lapor polisi. Kasus tuduhan apa coba? Iya kalau Risha nggak nyuri, lha kalau Risha beneran nyuri, bakalan ada pepatah sudah jatuh ketimpa duren dong? Apalagi, yang aku dengar dari para rumput bergoyang, katanya mau lapor polisi aja harus ada duit. Hah ... Indonesia mah, hukum bisa dibeli," gumamku sambil membereskan beberapa regulator kompor yang berserakan di lantai.

"Nggak usah bawa nama-nama Indonesia, Sei. Keselnya sama preman, ngomelnya sampai pemerintah segala dibawa. Nggak dapet BLT kayak Ibu Kos kita?" sahut Rosa yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangku.

"Kamu ini ngagetin aku aja. Aku cuma kesel, kenapa selalu rakyat kecil seperti aku yang ditindas. Sekali-kali tikus negara kek yang ditindas, kalau perlu kasih racun biar tau rasa,"

"Sssst ... kamu kenapa to, Sei? Kalau kamu takut ketemu preman itu, aku antar aja ya?" tawar Rosa sembari membantuku menata regulator ke tempat semula. Biasalah, para konsumen kebanyakan berpegang pada prinsip siap bongkar tidak menerima pasang.

"Nggak usah, aku nggak mau kamu terlibat dalam masalahku. Apalagi, aku juga sekalian mau bawa Risha biar jelas semuanya," tukasku.

"Nggak ada penolakan. Kamu harus sama aku, ntar kita sekalian cari makan, oke," ucap Rosa yang aku tahu pasti dia sedang memberiku semangat.

"Baiklah kalau kamu maksa," jawabku lesu.

"Uang udah kamu bawa?" tanya Rosa lembut.

"Udah, tadi sebelum berangkat kerja aku mampir ke gudang calsu-ku dulu ambil duit. Mintanya 20 juta malah dikasih 25 juta," aku terkekeh. Bukan senang, melainkan rasa perih yang tiba-tiba muncul di ulu hati setiap aku membahas tentang calon suami tuaku.

"Semoga kamu bahagia ya, Sei. Aku mendo'akan yang terbaik untukmu. Semoga Tuhan memberkatimu," pungkas Rosa, lalu dia memelukku, menyalurkan kehangatan dan dukungan layaknya seorang kakak yang mendukung adiknya.

"Aku menyayangimu, Rosa," isakku mempererat pelukanku.

"Aku lebih menyayangimu. Kamu adalah adikku, selamanya kamu tetap adikku. Jangan bersedih, ada Tuhan di hatimu. Dia pemilik segalanya yang ada di dunia ini," bisiknya sambil mengelus punggungku. Dan aku membalasnya dengan anggukan.

Tepat pukul lima sore, aku menyeret kakiku keluar dari Orland Mart. Dan di depanku sudah ada Rosa dengan motor maticnya siap menemaniku. Mayang, dia libur kerja hari ini karena sakit.

Beberapa saat kemudian, kami telah sampai di tempat tujuan. Di sana sudah ada Risha dan Cemeng yang menungguku. Karena selama dalam perjalanan, aku menghubungi Risha terlebih dahulu agar datang dan membawa teman.

"Eh, yang bocannya nambah lagi. Aduh, geulis ... boleh kenalan nggak sih? Kenalin, aku Nanang Suhendro, panggil saja Abang Hendro," ucap salah seorang preman berwajah paling tampan dibanding empat preman lainnya.

"Ogah gua kenalan ama lu, yang ada gua kena virus malaki duiti kek penyakit lu, bisa payah ntar. Nggak perlu basa basi dah, ini sahabat gue mau ngasih duit perjanjian kemarin. Mau nggak!" seru Rosa dengan tatapan matanya yang tajam. Dia benar-benar seperti seorang kakak bagiku karena dia berdiri di garda terdepan untuk melindungiku.

"Kirain nggak dapet duitnya. Ya sudah, mana?" tanya seorang preman gondrong mendekatiku. Tak perlu nunggu waktu lagi, aku pun mengeluarkan uang itu dan langsung ku serahkan untuknya. Risha dan Cemeng hanya diam menatapku. Dan tatapan itu, seperti tatapan marah dan benci. Tak ada belas kasih sedikitpun terhadapku yang sudah berjuang demi dirinya

"Oke, cukup. Kalau gitu, kalian boleh pergi. Kalian sudah bebas kasus dan untuk ponsel yang tak kembali, tak apalah. Merk Indomie doang," aku terbelalak kaget mendengarnya. Cuma sekelas indomie, 2 juta udah dapet baru. Ini dia minta 20 juta. Bener-bener gila emang si preman itu!

Terpopuler

Comments

Dinda Putri

Dinda Putri

lanjut KK sayang semangat

2022-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 Teman dan Sahabat
2 Bertemu Preman
3 Bertemu Juragan Ali
4 Mendadak Berciuman!
5 Bertemu Preman Part 2
6 Menggoda Banci
7 Malam Pernikahan
8 Terluka di Malam Pertama
9 Misteri Mayang dan Risha
10 Menyusun Strategi
11 Dijemput Suami
12 Buaya Darat Tua
13 Mine!
14 Seika VS Ali
15 Pelindungku
16 Serangan Ali
17 Pertemuan
18 Mayang Pov
19 Mayang dan Para Preman
20 Mayang dan Kejadian Mengerikan
21 Kembali ke Rumah
22 Ancaman Kedua
23 Pillow Talk
24 Ternoda!
25 Maya yang Malang
26 Kedatangan El
27 Kekerasan Adalah Hobinya
28 Sindiran Pedas Seika
29 Prasangka Buruk
30 Takut
31 Gagal Bunuh Diri
32 Kamu Milikku
33 Terungkap
34 Siasat Ali
35 Serangan Kedua
36 Rindu Sahabatku
37 Rindu ...
38 Kenapa?
39 Perdebatan Konyol
40 Bertemu Masa Lalu
41 Masalah Baru
42 Benteng Yang Tinggi
43 Benteng Yang Roboh
44 Benteng Yang Roboh
45 Perjalanan Menuju?
46 Yah, Ketahuan!
47 Nina?
48 Fakta Tentang Nina
49 Keceplosan
50 Kecurigaan
51 Hancur Lebur
52 Perdebatan El dan Seika
53 Misi Baru
54 Ali Ngamuk!
55 Hilang Arah
56 Terungkap
57 Perkembangan Seika
58 Mayang vs Yunita
59 Penyesalan Orland
60 Tangisan Mayang
61 Ingin Menikah
62 Steve dan Risha
63 Buccin
64 Bertemu Calon Mertua
65 Pergilah!
66 Restui Kita
67 Morning Kiss
68 Empat Istri Malang
69 Pertemuan Dua Sahabat
70 Double Date
71 Diskon 70%
72 Gusar Karena Antena
73 Siapa?
74 Apa Yang Terjadi?
75 Dunia Yang Roboh
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Teman dan Sahabat
2
Bertemu Preman
3
Bertemu Juragan Ali
4
Mendadak Berciuman!
5
Bertemu Preman Part 2
6
Menggoda Banci
7
Malam Pernikahan
8
Terluka di Malam Pertama
9
Misteri Mayang dan Risha
10
Menyusun Strategi
11
Dijemput Suami
12
Buaya Darat Tua
13
Mine!
14
Seika VS Ali
15
Pelindungku
16
Serangan Ali
17
Pertemuan
18
Mayang Pov
19
Mayang dan Para Preman
20
Mayang dan Kejadian Mengerikan
21
Kembali ke Rumah
22
Ancaman Kedua
23
Pillow Talk
24
Ternoda!
25
Maya yang Malang
26
Kedatangan El
27
Kekerasan Adalah Hobinya
28
Sindiran Pedas Seika
29
Prasangka Buruk
30
Takut
31
Gagal Bunuh Diri
32
Kamu Milikku
33
Terungkap
34
Siasat Ali
35
Serangan Kedua
36
Rindu Sahabatku
37
Rindu ...
38
Kenapa?
39
Perdebatan Konyol
40
Bertemu Masa Lalu
41
Masalah Baru
42
Benteng Yang Tinggi
43
Benteng Yang Roboh
44
Benteng Yang Roboh
45
Perjalanan Menuju?
46
Yah, Ketahuan!
47
Nina?
48
Fakta Tentang Nina
49
Keceplosan
50
Kecurigaan
51
Hancur Lebur
52
Perdebatan El dan Seika
53
Misi Baru
54
Ali Ngamuk!
55
Hilang Arah
56
Terungkap
57
Perkembangan Seika
58
Mayang vs Yunita
59
Penyesalan Orland
60
Tangisan Mayang
61
Ingin Menikah
62
Steve dan Risha
63
Buccin
64
Bertemu Calon Mertua
65
Pergilah!
66
Restui Kita
67
Morning Kiss
68
Empat Istri Malang
69
Pertemuan Dua Sahabat
70
Double Date
71
Diskon 70%
72
Gusar Karena Antena
73
Siapa?
74
Apa Yang Terjadi?
75
Dunia Yang Roboh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!