Setelah berpamitan kepada kakaknya, Cristin kembali ke New York tanpa membuang waktu. Dia benar-benar sudah tidak sabar mengakhiri hubungannya dengan Johan walau dia belum tahu mau mencari baj*ngan itu di mana dan sesungguhnya dia juga enggan bertemu dengan Johan tapi demi mengakhiri hubungan mereka, mau tidak mau dia harus bertemu dengannya.
Kedua orangtuanya sudah menunggu di bandara, mereka sangat senang mendengar putri kesayangan mereka akan pulang. Sudah beberapa tahun tentu membuat mereka sangat merindukan putri mereka yang telah pergi. Semoga setelah ini Cristin akan menetap di New York seperti dulu dan tidak pergi ke Italia lagi.
Cristin melangkah keluar dari bandara sambil menarik sebuah koper. Barangnya memang tidak banyak walau dia sudah tinggal lama di Italia. Selama mencari uang sendiri tanpa mengandalkan uang kedua orangtuanya, dia memang merasakan kesulitan keuangan tapi dia terus berusaha untuk hidup mandiri. Sebab itu dia tidak memiliki banyak barang dan juga tidak memiliki barang bermerk seperti yang dia kenakan dulu.
Cristin melambai saat melihat kedua orangtuanya yang sudah menunggu, dia bahkan berlari untuk menghampiri mereka. Ayah dan ibunya begitu senang, mereka memeluk putri mereka dengan erat untuk mengobati rasa rindu yang sudah mereka rasakan begitu lama.
"Mommy sangat senang melihatmu baik-baik saja, Sayang," ucap ibunya.
"Aku juga senang," Cristin juga memeluk kedua orangtuanya dengan erat karena dia juga sangat merindukan kedua orangtuanya.
"Apa kau akan kembali ke Italia lagi, Cristin?" tanya ayahnya.
"Tidak, Dad. Aku akan menetap di sini dan akan mencari pekerjaan setelah aku menyelesaikan tugas terakhir yang diberikan oleh atasanku."
"Daddy senang mendengarnya, Daddy harap kau mau mulai mengelola hotel. Bagaimanapun semua itu akan menjadi milikmu nanti," ucap ayahnya.
"Akan aku pikiran setelah aku menyelesaikan pekerjaan terakhirku tapi sekarang, aku ingin pulang untuk mandi, makan dan tidur," ucap Cristin.
"Jika begitu ayo kita pulang," ajak kedua orangtuanya.
Cristin berjalan di sisi kedua orangtuanya dengan perasaan bahagia, dia ingin beristirahat terlebih dahulu sebelum melakukan tugasnya tapi sebelum itu dia akan menghubungi perusahaan Weyland untuk membuat janji. Perusahaan itu adalah perusahaan yang harus dia temui dan dia harap dia bisa mendapatkan kerja sama itu dengan mudah agar bosnya tidak kecewa.
"Dad, apa kau sudah menemukan bukti perselingkuhan Johan?" tanya Cristin saat mereka sedang dalam perjalanan pulang. Jika mereka punya bukti, maka dia akan segera mengajukan perceraian dan Johan tidak akan bisa mempersulit proses perceraian mereka nanti karena dia punya bukti perselingkuhan yang Johan lakukan.
"Kami mendapatkan beberapa tapi setahun yang lalu, dia hilang entah ke mana," jawab ayahnya.
"Hilang? Maksud Daddy?" tanya Cristin heran.
"Entahlah, tiba-tiba dia pergi entah ke mana. Dia bahkan tidak terlihat lagi di New York."
"Apa dia sudah mati?" tanya Cristin karena dia berharap demikian. Jika Johan mati dia tidak akan bertemu lagi dengan baj*ngan itu. Entah kenapa dia benar-benar berharap Johan mati, dengan begitu dia akan tertawa bahagia. Anggap dia jahat tapi dia berharap demikian setelah semua pengkhianatan yang telah dia dapatkan.
"Jangan berkata seperti itu, tidak baik," ucap ibunya.
"Aku berharap dia mati, Mom. Dengan begitu hubungan kami berakhir tanpa perlu melewati proses yang sulit."
"Ayolah, jangan berkata seperti itu. Kau pasti bisa bercerai dengannya apalagi kalian tidak pernah tinggal bersama setelah menikah. Daddy sudah menyiapkan seorang pengacara terbaik untukmu tapi kita tidak tahu di mana dia berada saat ini," ucap ayahnya.
"Yang Daddy katakan benar, Sayang. Kami tahu kau kecewa dan benci dengannya tapi percayalah, kau pasti bisa lepas darinya," ucap ibunya.
"Baiklah, entah ke mana baj*ngan itu pergi, aku harap kita bisa menemukannya agar aku bisa mengajukan perceraian secepatnya," ucap Cristin. Hilangnya keberadaan Johan bisa membuat proses perceraian mereka menjadi lama. Walau dia tidak peduli Johan ada di mana tapi dia harap ayahnya bisa segera menemukan pria itu.
Selama di perjalanan, banyak yang mereka bicarakan. Cristin jadi teringat dengan perusahaan Weyland yang akan dia datangi nanti. Mungkin ayahnya tahu akan perusahaan itu, tidak ada salahnya dia bertanya untuk mencari tahu sebelum dia pergi ke perusahaan itu untuk bertemu dengan pemiliknya. Satu kesalahan yang dia lakukan bisa membuatnya gagal mendapatkan kerja sama yang diinginkan oleh bosnya jadi dia tidak boleh melakukan kesalahan.
"Dad, apa kau tahu Weyland Corporation?" tanya Crisitin.
"Weyland, perusahaan baru yang sedang meroket tinggi itu?" tanya ayahnya.
"Yes, apa Daddy tahu?"
"Tentu, kabarnya perusahaan itu didirikan oleh seorang pemuda. Ada apa, apa kau kenal dengan pemiliknya?" goda sang ayah.
"Tidak, aku mana kenal. Aku harus bertemu dengannya untuk menjalin kerja sama oh, aku harus menghubungi perusahaan itu untuk membuat janji," ucap Cristin, hampir saja dia melupakan hal ini.
Cristin mengambil ponselnya, dia juga meminta kedua orangtuanya untuk tidak bersuara. Sebuah kartu nama yang diberikan oleh bosnya sebelum dia pergi diambil. Itu kartu nama Weyland Corporation, bosnya memberikan kartu nama itu agar dia bisa membuat janji temu dengan perusahaan itu kapan saja. Tanpa membuang waktu, Cristin menghubungi perusahaan itu.
"Hallo, Weyland Corporation?" ucap Cristin saat seseorang sudah menjawab telepon darinya.
"Ya, dengan siapa aku bicara?" tanya seorang pria yang berbicara dengannya saat ini.
"Aku Cristin Bailey yang diutus dari Leonard Company yang hendak mengajukan kerja sama dengan Weyland Corporation," ucap Cristin.
"Oh, ternyata Nona Bailey. Kami sudah menunggu anda menghubungi kami," ucap pria yang berbicara dengannya.
"Maaf terlambat karena aku baru tiba. Jadi kapan aku bisa bertemu dengan atasan anda untuk membahas kerja sama yang hendak perusahaan kami ajukan?" tanya Cristin.
"Kapan Nona Bailey bisa? Aku akan mengatur waktu sehingga Nona bisa bertemu dengan atasanku," ucap pria itu.
"Terima kasih, bagaimana jika besok siang? Aku akan datang ke sana setelah jam makan siang untuk menemui atasan anda."
"Tentu saja bisa, Nona. Aku akan mengatur jadwalnya, kami tunggu kedatangan Nona besok siang."
"Terima kasih, Sir. Aku akan datang besok," ucap Cristin seraya mengakhiri pembicaraan itu.
Cristin tersenyum saat ibunya memandanginya. Mendengar ucapan dari pria itu, dia sangat yakin jika dia tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan kerja sama dari perusahaan itu. Tinggal menemui pemimpin perusahaan itu dan memberikan proposal kerja sama yang telah diberikan oleh bosnya. Dia yakin dia tidak akan mendapat kendala apa pun tapi dia tidak tahu siapa yang akan dia temui nanti dan tentunya, pria yang akan dia temui nanti sudah mendapat laporan dari si asisten jika Cristin akan datang besok.
Pria itu tersenyum lebar, inilah yang dia tunggu. Dia bahkan sudah tidak sabar. Dia sangat ingin tahu bagaimana reaksi Cristin bertemu dengannya nanti. Apa wanita itu masih ingat dengannya? Atau justru lupa dengan dirinya? Dia harap Cristin masih ingat dengannya, sungguh dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Cristin. Jika bisa sudah dia putar waktu agar esok cepat datang sehingga mereka bisa segera bertemu.
Dia bahkan meminta asisten pribadinya untuk mengosongkan semua jadwal dan menunda pekerjaannya besok karena dia tidak mau melakukan apa pun sampai Cristin Bailey datang untuk menemuinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
🍁K3yk3y🍁
cieeeeee dag dig dug
2023-03-04
0
Finanda Putri
calon2 bucin ini
2022-11-30
0
Ney maniez
🤭🤭
2022-11-09
1