Cristin terlihat enggan karena hari ini dia harus bertemu dengan si pria satu juta dolar lagi. Semua ini gara-gara proposal, rasanya ingin menghubungi bosnya dan mencari tahu siapa yang membuat proposal itu karena dia ingin memaki orang yang membuatnya.
Apa proposal itu dibuat saat sedang mabuk? Dia yakin bukan bosnya yang membuat proposal itu karena bosnya sangat menginginkan kerja sama itu. Siapa pun yang membuatnya yang pasti saat ini dia yang harus memperbaikinya.
Jika tidak terlibat dengan pria si satu juta dolar maka dia tidak akan keberatan tapi sekarang, dia jadi harus bertemu dengan pria itu lagi dan lagi. Rasanya sangat menyebalkan, padahal dia sudah tidak mau bertemu dengan pria itu sejak malam panas mereka berakhir.
Cristin menghela napas, hal itu membuat ibunya heran. Putrinya sudah seperti itu sejak pagi, entah apa yang terjadi tapi dia seperti sedang stress.
"Ada apa denganmu, Sayang?" tanya ibunya.
"Tidak ada apa-apa, Mom," Cristin tersenyum tipis seraya memandangi ibunya yang duduk di sisinya.
"Tidak ada apa-apa, bagaimana? Kau sudah seperti ini sejak pagi. Katakan pada Mommy apa yang terjadi, Mommy ingin tahu. Dulu kau tidak pernah terbuka pada Mommy jadi sekarang, Mommy ingin kau terbuka sehingga Mommy tahu apa saja yang sedang kau alami dan siapa saja yang dekat denganmu," ucap ibunya.
Cristin belum menjawab, dulu dia memang tidak terbuka dengan ibunya. Ibunya bahkan tidak tahu saat dia sudah menjalin hubungan dengan Johan.
"Ayolah, anggap Mommy sebagai temanmu untuk berbagi," ucap ibunya lagi.
Cristin tersenyum, dia malu untuk berbagi karena dia sudah besar. Dia tidak mau dianggap seperti anak kecil lagi tapi sepertinya tidak ada salahnya berbagi dengan ibunya.
"Sebenarnya," Cristin menghentikan ucapannya.
"Ada apa?" ibunya semakin ingin tahu.
"Sebenarnya tidak penting, aku hanya kesal karena aku harus bertemu lagi dan lagi dengan orang yang tidak mau aku temui lagi," ucap Cristin.
"Wah, apa itu pria?" entah kenapa ibunya jadi antusias.
"Yeah, aku bertemu dengannya beberapa tahun yang lalu. Aku sangat tidak ingin bertemu dengannya lagi tapi tanpa aku inginkan aku harus bertemu dengannya lagi bahkan aku harus bertemu dengannya lagi dan lagi!" Cristin mengulangi ucapannya.
"Wah, bukankah itu yang dinamakan jodoh?"
"Ck, Mommy jangan sembarangan!" gerutu Cristin dengan nada tidak senang.
"Kenapa kau tidak suka bertemu dengannya, apa pria itu membuat kesalahan sehingga kau tidak suka dengannya?" tanya ibunya ingin tahu.
"Tidak juga," jawab Cristin. Dia hanya tidak ingin bertemu dengan pria yang pernah dia bayar.
"Lalu, kenapa kau tidak ingin bertemu dengannya?" ibunya jadi semakin ingin tahu.
"Entahlah, aku hanya tidak ingin bertemu saja tapi sekarang gara-gara proposal aku jadi harus bertemu dengannya untuk memperbaiki proposal itu."
"Sayang, jangan terlalu benci nanti bisa jadi cinta!" goda ibunya.
"Ck, apa sih yang Mommy katakan," Cristin tampak cemberut, sedangkan ibunya terkekeh.
"Bisa jadi itu jodohmu. Tidak ada yang tahu, bukan?"
"Mommy jangan asal bicara!"
"Baiklah, Mommy hanya menggodamu saja. Tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu, jika tujuanmu memang untuk pekerjaan sebaiknya kau fokus pada pekerjaan. Tidak perlu mempedulikan dirinya, kau cukup fokus pada pekerjaanmu saja."
Cristin tampak memikirkan perkataan ibunya, dia bisa melakukan hal itu tapi karena dia sudah melewatkan malam panas dengan pria itu, perasaannya tidak nyaman jika berada di dekatnya. Dia merasa aneh bahkan dia sangat tidak ingin dekat dengan Orland. Dia sendiri tidak tahu kenapa tapi yang pasti dia tidak mau terlalu dekat Orland Dmytry karena dia merasa pria itu berbahaya baginya.
"Entahlah, Mom. Sebaiknya aku pergi untuk memperbaiki proposal itu. Semakin cepat selesai, semakin baik."
"Berjuanglah Sayang, percaya dengan Mommy. Semakin kau tidak ingin bertemu dengannya`semakin sering kalian bertemu. Semakin kau membencinya, semakin kalian dekat. Sebaiknya kau bersikap biasanya saja, seorang pria akan penasaran jika kau menunjukkan ketidaksukaanmu padanya."
"Thanks atas nasehatnya, Mom. Setelah proposal itu selesai aku pasti tidak akan bertemu dengannya lagi," ucap Cristin karena dia yakin setelah pekerjaannya selesai dia tidak akan bertemu dengan Orland lagi.
Ibunya hanya tersenyum, entah siapa pria yang sedang dihindari oleh putrinya tapi sepertinya mereka memiliki hubungan yang tidak biasa.
Cristin pamit pergi, dia benar-benar ingin menyelesaikan pekerjaan itu. Semoga saja Orland Dmytry tidak mempersulit dirinya dan benar-benar ingin membantunya memperbaiki proposal itu.
Setelah Cristin pergi, tidak lama kemudian ayahnya keluar dari kamar dan mencari keberadaan putrinya.
"Mana Cristin?" ayahnya bertanya pada istrinya.
"Sudah pergi, kenapa?"
"Tidak apa-apa, nanti malam aku ingin mengajaknya pergi."
"Hubungi saja dia dan minta dia untuk segera kembali," ucap istrinya.
"Baiklah," ayah Cristin berlalu pergi, dia ingin mengajak putrinya pergi nanti malam untuk menghibur putrinya yang sedang sedih.
Saat itu Cristin berhenti sejenak di starbuck karena dia ingin membeli segelas kopi. Dia tidak menghubungi Weyland Corporation karena dia rasa tidak perlu apalagi Orland juga sudah tahu jika dia akan datang untuk memperbaiki proposal itu.
Cristin berada di Starbuck cukup lama, dia menikmati waktu kesendiriannya di sana sambil berkirim pesan dengan ayahnya. Entah ke mana perginya Johan, sungguh dia sudah sangat ingin memukul wajahnya. Apa dia harus mencari sahabat Johan satu persatu dan mencari tahu di mana pria itu berada? Sepertinya ini bukan ide yang buruk karena dia rasa mereka tahu di mana keberadaan Johan.
Mungkin dia harus melakukan hal itu, setidaknya dia tahu beberapa sahabat Johan. Sebaiknya dia mempertimbangkan hal ini, dia bisa mengajak ibunya untuk menemui mereka dan mencari keberadaan bajingan itu.
Setelah kopinya habis, Cristin beranjak. Sudah saatnya pergi ke Weyland Corporation untuk melakukan pekerjaan. Seperti yang ibunya katakan, sebaiknya dia bersikap biasa saja saat bertemu dengan Orland.
Seorang wanita menyambutnya karena Orland sudah memerintahkan karyawannya untuk menyambut kedatangan Cristin. Cristin dipersilahkan untuk naik ke atas, dia bahkan disambut dengan baik di tempat itu.
Jantung Cristin berdegup saat dia melangkah mendekati ruangan Orland. Tidak boleh, dia tidak boleh menunjukkan kegugupannya. Dia harus bersikap biasa saja, anggap saja tidak pernah terjadi apa pun di antara mereka berdua. Dia harus bersikap profesional dan segera memperbaiki proposal itu.
Cristin sudah berdiri di depan ruangan Orland, napas ditarik sejenak dan setelah itu Cristin mengetuk ruangan itu dengan perlahan.
"Masuk!!" terdengar suara Orland dari dalam sana.
Cristin membuka pintu tanpa ragu, dia masuk ke dalam sambil tersenyum. Orland melihatnya dengan tatapan heran. Mana wajah galak yang wanita itu tunjukkan semalam?
"Hai, maaf jika aku terlalu cepat datang," Cristin melangkah mendekatinya dan duduk di hadapannya tanpa ragu. Dia bahkan masih tersenyum, bagaimana? Apa pria itu masih ingin menggodanya?
"Tentu tidak, aku sudah menunggumu sejak tadi," Orland menumpu dagunya, matanya tidak lepas dari Cristin bahkan dia memandangi wanita itu sambil memperlihatkan senyum menawannya.
Cristin mengumpat, sial. Bisakah pria itu tidak melihatnya seperti itu? Jujur saja, dia jadi canggung karena tatapan mata Orland. Jangan sampai dia terpesona karena dia tidak mau.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
🍁K3yk3y🍁
benci jadi cinta
lagu lama
2023-03-05
0
Ney maniez
🤭🤭
2022-11-09
1
Q.M.19
bener sih maki benci malah akan makin cinta
2022-10-08
1