Orland sedang sibuk saat asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan sambil membawa beberapa berkas dan juga sebuah map. Di dalam map itu berisi segala informasi yang Orland inginkan. Berkas diletakkan begitu juga dengan map yang dia bawa.
"Ini yang kau inginkan, Sir," ucap si asisten.
"Kau sudah mendapatkannya?" tanya Orland tapi dia masih serius memeriksa pekerjaannya.
"Ya, Nyonya itu berkata dia membeli rumah itu dari seorang pria yang bernama Johan."
Orland menghentikan pekerjaannya sejenak, Johan? Oh, dia ingat sekarang. Malam itu Cristin memang memanggil suaminya dengan nama itu. Karena tidak penting jadi dia tidak mengingatnya.
"Lalu?" Orland kembali sibuk.
"Wanita itu bernama Cristin Bailey, dia putri dari Grifin Bailey."
"What?" Orland terkejut.
Grifin Bailey? Siapa yang tidak kenal dengan pria pemilik hotel mewah yang hampir ada di setiap kota? Oh, sekarang dia jadi tahu kenapa Cristin punya begitu banyak uang untuk membayarnya malam itu. Ternyata dia bukan putri orang biasa. Dia sungguh tidak menyangka, sekarang dia jadi ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Cristin dan suaminya pada malam itu.
"Baiklah, kau boleh keluar," ucap Orland karena dia ingin lihat sendiri laporan yang didapatkan oleh asistennya.
Sang asisten mengangguk dan keluar dari ruangan bosnya. Orland menghentikan pekerjaannya, map yang ada di atas meja diambil. Sekarang dia jadi begitu penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Cristin dan tentunya dia penasaran dengan kejadian malam itu di mana Cristin membayarnya dengan mahal.
Map sudah terbuka, isi juga dikeluarkan. Kinerja asistennya selalu memuaskan, beberapa foto Cristin juga dia dapatkan. Orland mengambil foto Cristin dan melihatnya, cantik seperti dulu tapi Cristin terlihat semakin cantik saja.
Setelah melihat foto Cristin, Orland melihat informasi mengenai Cristin. Ternyata Cristin berada di Italia, pantas saja dia tidak bisa menemukan keberadaannya di New York. Tidak ada yang dia lewatkan, semua informasi mengenai wanita itu dia baca dengan teliti sampai selesai.
Orland memainkan jarinya di dagu, dia tampak berpikir sejenak. Dia sudah tahu keadaan Cristin, seharusnya itu sudah cukup tapi jujur saja, dia sangat ingin bertemu dengan Cristin untuk berterima kasih dan membalas budi karena berkat dialah, dia tidak jadi mati dan bisa jadi seperti saat ini.
Sepertinya dia harus membuat sebuah rencana jika dia benar-benar ingin bertemu lagi dengan Cristin. Orland kembali melihat informasi mengenai Cristin, sebuah nama perusahaan tertera di sana di mana Cristin bekerja saat ini., Sangat aneh, untuk seorang putri orang kaya bekerja di perusahaan yang tidak begitu besar, apa yang sebenarnya terjadi?
Agar tidak mengulangi kesalahan yang pernah dia alami, Cristin memang lebih memilih bekerja di perusahaan kecil. Dia tidak mau dimanfaatkan oleh orang lain lagi. Dia menolak bekerja di perusahaan milik kakaknya. Dia bahkan menyewa sebuah rumah kecil untuk dia tinggali.
Hidup seperti orang biasa ternyata menyenangkan, selama ini dia selalu hidup dalam kemewahan. Apa yang dia inginkan selalu dia dapatkan bahkan dia tidak pernah kekurangan uang tapi status Nona muda itu dia tinggalkan. Dia benar-benar memulai dari awal dan berjuang, dia juga merasakan kerasnya hidup di kota besar.
Kedua orangtuanya tidak melarang, kakaknya juga tidak. Mereka membiarkan Cristin hidup mandiri, yang penting dia menikmati hidupnya. Cristin sibuk seperti biasa, menghabiskan waktu dengan teman-teman baru yang dia dapat selama dia tinggal di Italia. Pakaian yang dia kenakan biasa saja, tas yang biasa bermerk mahal sudah tidak ada lagi. Bahkan dia suka berburu barang diskon dengan teman-temannya karena menyenangkan. Kebersamaan dengan para sahabatnya membuatnya tidak malu dan ragu mendapatkan barang diskon, dia tidak peduli apa kata orang, yang penting dia tidak mencuri.
Hari itu, seperti biasa. Cristin sedang sibuk bekerja. Cristin sedang sibuk di depan mesin foto copy dengan setumpuk kertas di tangan. Gaji di sana memang tidak seberapa, tapi cukup untuk dia gunakan sendiri. Cristin terlihat termenung, sudah beberapa tahun dia di Italia, entah kapan dia akan kembali dan mengakhiri hubungannya dengan Johan.
Sesungguhnya dia enggan bertemu dengan Johan lagi tapi bagaimanapun dia harus mengakhiri hubungan mereka. Saat ini statusnya tidak jelas, istri Johan tapi dia tidak seperti istri Johan, janda juga bukan karena mereka belum berpisah. Sebaiknya dia mencari kesempatan untuk kembali dan menyelesaikan semuanya.
Cristin kembali ke mejanya setelah selesai, ponsel adalah benda yang dia ambil. Dia ingin menghubungi kakaknya, entah kenapa tiba-tiba saja dia ingin bertemu dengan kakaknya karena dia ingin membahas hal ini.
"Kak, apa kau sibuk?" tanya Cristin setelah sang kakak menjawab telepon darinya.
"Tidak, kenapa?"
"Aku ingin ke rumahmu setelah pulang bekerja," jawab Cristin.
"Pulanglah, si kecil merindukan dirimu," ucap kakaknya.
"Aku juga merindukannya, aku akan ke sana setelah aku pulang bekerja."
"Kami tunggu," ucap kakaknya.
Cristin tersenyum, ponsel diletakkan karena dia harus kembali bekerja tapi tiba-tiba saja kedua temannya datang menghampirinya dan terlihat begitu heboh.
"Cristin, oh my God. Ayo cepat kemari!" ajak mereka seraya menarik tangan Cristin.
"Ada apa?" tanya Cristin heran.
"Tidak perlu banyak bertanya, cepat ikut dengan kami!" kedua sahabatnya sudah menarik Cristin dan membawanya menuju di mana seorang pemuda sedang berdiri membelakangi seperti ingin memberikan kejutan. Cristin mengernyitkan dahi, sedangkan kedua sahabatnya masih saja menarik bahkan mendorongnya agar Cristin mendekati pemuda itu.
"Cepat, jangan buat dia kecewa," ucap salah satu sahabatnya.
Cristin semakin heran, apa maksudnya?
"Hm, apa kau mencariku?" tanya Cristin, matanya tidak lepas dari pemuda yang masih membelakanginya.
Begitu mendengar suara Cristin, pemuda itu tersenyum. Seikat cokelat yang berbentuk bunga sudah berada di tangan. Pemuda itu juga terlihat tampan, tidak hanya itu, sebuah kotak juga berada di tangannya.
"Beni?" Cristin terkejut melihat penampilan teman sekantornya yang ternyata sudah menyukainya secara diam-diam sejak lama.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau berpenampilan seperti ini?" tanya Cristin tidak mengerti.
"Aku ingin melamarmu, Cristin," Beni memberikan coklat yang dia bawa untuk Cristin.
"What?" Cristin terkejut sambil memegangi coklat yang sudah berada di tangannya.
Kedua temannya bahkan para karyawan yang lain terlihat antusias melihat lamaran itu. Beni berjongkok sambil membuka kotak cincin dan menyodorkannya ke arah Cristin.
"Cristin, aku sudah menyukaimu sejak lama. Maukah kau menikah denganku?" tanya Beni tanpa ragu.
Cristin memijit pelipis sedangkan kedua temannya dan penonton lain menunggu jawaban darinya.
"Ben, jangan lakukan hal ini," Pinta Cristin karena dia tidak mau mempermalukan Beni.
"Kenapa Cristin, aku sangat ingin menikahimu!" ucap Beni.
"Bangunlah," Cristin meraih tangan Beni dan membantunya untuk berdiri.
"Kenapa? Jangan katakan kau menolak," Beni terlihat kecewa.
"Maaf, Beni. Aku tidak bisa menikah denganmu," ucap Cristin.
"Kenapa?" Beni ingin tahu.
"Because i'm married," jawab Cristin dengan pelan agar tidak ada yang mendengar. Dia melakukan hal itu agar Beni tidak malu.
"What?" Beni terkejut, kenapa dia tidak pernah mendengar hal ini?
"Aku tidak mau mempermalukan dirimu jadi aku akan mengambil coklat ini. Terima kasih," ucap Cristin seraya melangkah pergi.
Beni terlihat shock, sedangkan kedua sahabatnya terlihat penasaran. Apa Cristin menolak lamaran itu? Karena mereka ingin tahu, mereka melangkah mendekati Beni.
"Bagaimana, Ben? Apa dia menolak?" salah satu dari mereka bertanya.
"Ya, dia bilang dia tidak suka dengan laki-laki!" jawab Beni asal karena dia tidak mau malu karena dia sudah di tolak Cristin.
"What?" kedua sahabat Cristin terkejut. Mereka terlihat tidak percaya, mereka berdua saling pandang bahkan setelah Beni melangkah pergi dengan perasaan kecewa.
Cristin kembali ke mejanya sambil tersenyum, dia sudah bertekad untuk tidak menjalin hubungan dengan pria lagi dan dia juga tidak mau terikat dengan tali pernikahan lagi jadi dia akan terus menolak setiap pria yang jatuh cinta padanya bahkan, dia menutup hatinya rapat-rapat agar tidak ada satu orang pria pun yang bisa masuk sehingga membuatnya jatuh cinta karena dia sudah tidak mau jatuh cinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Tia Solihati
tunggu sampai ketemu orland, apakah kmu masih akan menolak pesonanya 🤭
2023-01-17
2
Ney maniez
😲🤔
2022-11-09
1
Borneo Lady
wkwkwkkw dasar beniii beenn beeeenn....
2022-10-27
1