Cristin melangkah dengan cepat keluar dari perusahaan Weyland Corporation. Ini di luar dugaan, dia tidak menyangka akan bertemu dengan pria satu juta dolar yang dia bayar dulu.
Ini gawat, entah kenapa dia merasa demikian. Sebaiknya dia segera menjauh dari pria yang bernama Orland itu. Sungguh lucu, mereka sudah melakukan hal demikian tapi dia baru tahu nama pria yang sudah memberikan kenikmatan untuknya dalam satu malam.
Seharusnya mereka tidak bertemu lagi karena dia memang tidak berharap berjumpa dengan si pria satu juta dolar. Melihat pria tadi entah kenapa dia merasa tidak nyaman. Pria itu tidak berniat untuk dekat dengannya, bukan?
"Cepatlah, Cristin. Kau harus pergi dari sini," ucapnya dalam hati.
Semoga saja proposal yang sudah dia serahkan tidak memiliki masalah sehingga dia tidak perlu bertemu dengan pria itu lagi tapi tanpa dia ketahui, Orland menghubungi atasannya dan mengatakan kekecewaannya atas proposal yang perusahaan itu ajukan.
Proposal tidak menarik sama sekali, banyak kekurangan terdapat di proposal itu dan Orland meminta mereka untuk memperbaiki proposal itu sehingga mau tidak mau, Cristin mendapatkan telepon dari atasannya.
Cristin baru saja keluar dari lobi saat ponselnya berbunyi. Dia sangat senang ketika melihat bosnya menghubungi. Dia senang karena dia pikir kerja sama sudah disetujui dan pekerjaan terakhirnya selesai tapi ternyata semua dugaannya salah.
"Cristin, aku rasa aku benar-benar harus mengandalkanmu sekarang," ucap bosnya.
"Apa maksudmu, Mam?" tanya Cristin tidak mengerti.
"Tuan Dmytry menolak proposal yang aku ajukan," jawab bosnya.
"Benarkah?" Cristin sangat heran, apa pria itu sudah selesai mengecek proposal yang dia berikan? Kenapa begitu cepat? Entah kenapa dia jadi curiga jika sebenarnya pria itu tidak serius ingin menjalin kerja sama dengan bosnya.
"Benar, Tuan Dmytry berkata jika proposal itu tidak menarik sama sekali dan masih banyak kesalahan yang terdapat di dalam proposal itu," bosnya terdengar kecewa.
"Lalu, apa yang bisa aku lakukan?" tanya Cristin.
"Pertanyaan bagus. Tuan Dmytry memberi kita kesempatan untuk memperbaiki proposal itu dan Karena kau yang mewakili perusahaan jadi aku meminta kau memperbaiki proposal itu sehingga sesuai dengan yang Tuan Dmytry inginkan."
"Bagaimana aku bisa tahu seperti apa yang dia inginkan, Mam?" tanya Cristin. Dia jadi curiga jika itu hanya jebakan saja agar dia kembali ke kantor itu lagi.
"Hubungi dia, Sayang. Tuan Dmytry berkata dia bersedia membimbingmu secara langsung untuk memperbaiki proposal itu."
"What?" Cristin terkejut. Bimbingan secara langsung? Rasa curiga semakin memenuhi hati, ini pasti jebakan dari Orland saja. Apa yang sebenarnya pria itu inginkan?
"Tapi, Mam?" Cristin sangat ingin menolaknya karena dia tidak mau bertemu apalagi dekat dengan pria itu.
''Please, Cristin. Hanya kau yang bisa aku andalkan sekarang. Tuan Dmytry menawarkan diri untuk membantumu memperbaiki proposal itu dan ini adalah kesempatan yang tidak boleh kita lewatkan. Aku sangat mengharapkan kerja sama ini sebab itu aku berharap kau tidak menolak permintaanku," ucap bosnya.
Cristin menghela napas, dia tidak bisa menolak permintaan bosnya apalagi dia sudah berjanji untuk mendapatkan kerja sama itu. Apa pun yang direncanakan Orland, sepertinya mau tidak mau dia harus terlibat dengan pria itu tentunya dalam pekerjaan saja karena dia tidak mau terlibat dengan hal lainnya.
"Cristin, please. Aku menaruh harapan besar padamu," ucap bosnya lagi.
"Baiklah, aku sudah berjanji maka aku akan melakukan pekerjaan ini sampai aku mendapatkan kerja sama ini," ucap Cristin. Sepertinya dia tidak punya pilihan untuk kembali dan bertemu dengan Orland.
"Aku senang mendengarnya, aku akan memberikan bonus besar untukmu setelah pekerjaanmu selesai," ucap si bos.
"Terima kasih, Mam. Aku akan kembali untuk berbicara dengannya," ucap Cristin. Kakinya sudah melangkah masuk ke dalam Weyland Corporation.
Beruntungnya dia belum pergi sehingga dia bisa kembali untuk membahas hal itu dengan Orland. Peduli dengan malam panas yang sudah mereka lewatkan, peduli dengan pria satu juta dolar itu yang pasti dia harus menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
Cristin menuju ruangan Orland tanpa di antar oleh siapa pun. Dia berusaha tenang, kejadian tadi tidak boleh terulang. Dia tidak boleh panik, Cristin Bailey pasti bisa menghadapi pria itu.
Orland masih memeriksa proposal yang diberikan oleh Cristin, beberapa coteran bahkan dia buat karena proposal itu benar-benar tidak menarik. Suara ketukan pintu terdengar ketika dia membuat sebuah coretan lagi di proposal itu.
"Masuk saja!" perintah Orland.
Pintu ruangan terbuka, Cristin masuk ke dalam sambil mengangkat dagu. Dia tidak boleh gugup seperti tadi, dia harus terlihat berwibawa seperti Cristin Bailey yang biasanya.
Orland meletakkan proposal sambil tersenyum, dia tidak menyangka Cristin begitu cepat kembali.
"Maaf mengganggu, Tuan Dmytry," ucap Cristin.
"Tidak apa-apa, sepertinya kau sudah tahu apa yang telah terjadi," ucap Orland.
"Ya, bosku baru saja menghubungiku."
"Bagus, silahkan duduk. Kita bahas hal ini bersama."
Cristin mendekati Orland dan duduk di hadapannya. Mata Orland tidak lepas darinya, senyum juga masih mengembang di wajahnya. Cristin menatapnya dengan tatapan galak, kenapa pria itu melihatnya seperti itu?
"Hm, Sir!!" Cristin berdehem untuk mengalihkan perhatian pria itu.
"Oh, maaf. Ini karena aku senang melihatmu," goda Orland.
"Tolong jangan menggodaku, aku tidak suka!" ucap Cristin.
"Oh, ya?" tanya Orland.
"Ya, jangan lakukan hal sia-sia karena aku sudah tidak mudah tergoda!"
"Wow, aku jadi ingin mencobanya."
"Tolong jangan lakukan dan sebaiknya kita bahas pekerjaan!"
Orland hanya tersenyum, sepertinya Cristin jadi seperti itu karena hubungannya dengan suaminya. Dia sangat ingin tahu bagaimana hubungan mereka tapi sebaiknya tidak sekarang, dia tahu Cristin akan marah.
"Seperti yang sudah kau tahu, proposal ini tidak menarik dan banyak kekurangannya!" ucap Orland.
Cristin menatapnya tajam dan setelah itu dia mengambil proposal yang diberikan oleh Orland. Cristin sibuk melihat proposal itu di mana sudah terdapat coretan yang dibuat oleh Orland.
Seperti yang pria itu ucapkan, ternyata proposal itu memiliki banyak kesalahan. Entah siapa yang membuat proposal itu, sepertinya orang yang membuatnya ingin bercanda. Cristin bahkan menganga dan membolak balikkan proposal dengan ekspresi tidak percaya,
"Bagaimana?" Tanya Orland, "Sudah aku katakan, bukan? Sepertinya Leonard Company ingin bercanda denganku," ucap Orland.
"Aku minta maaf mewakili Leonard Company, Sir. Aku juga tidak tahu mengenai isi proposal ini karena aku hanya mendapat tugas memberikannya padamu dan mendapatkan kerja samanya," ucap Cristin. Ini benar-benar memalukan, entah siapa yang diperintahkan oleh bosnya untuk membuat proposal itu.
"Tenang saja, aku akan membantumu memperbaiki proposal itu jika kau bersedia dan aku melakukan hal ini hanya untukmu saja," ucap Orland sambil tersenyum lebar.
Cristin menatap Orland tajam, jika punya pilihan dia tidak mau tapi dia harus melakukan pekerjaan itu.
"Baiklah," Cristin menyetujuinya sambil menghela napas.
"Aku senang mendengarnya. Apa kau mau mulai sekarang?" Orland terlihat bersemangat dan tentunya dia senang karena dia bisa dekat dengan Cristin dengan cara ini.
"Bisakah kita memulainya besok? Aku harus pergi ke suatu tempat setelah ini," ucap Cristin.
"Tentu, pintu terbuka lebar untukmu."
Cristin beranjak sambil tersenyum, sebaiknya tidak banyak berpikir dan fokus pada pekerjaan. Lagi pula Orland tahu jika dia sudah menikah dan dia yakin pria itu tidak memiliki maksud apa pun.
Cristin pamit pergi, dia ingin pergi beli baju. Orland melompat girang setelah Cristin pergi, dia akan memanfaatkan hal itu dengan baik sampai Cristin tidak berpura-pura lagi dan mengingat apa yang telah mereka lewati dan setelah itu dia akan berterima kasih pada dewi Fortunanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
🍁K3yk3y🍁
cieeeee hhhh
2023-03-05
0
Sri Ka
lanjuttttt
2022-12-12
0
Ney maniez
💪💪
2022-11-09
0