Mereka berdua masih berada di restoran. Cristin tampak menikmati makanannya, ternyata yang dikatakan oleh Orland benar, tempat itu tidak buruk. Makanannya juga enak, ini benar-benar hal baru baginya. Menikmati makanan laut sambil menikmati hembusan angin sejuk membuat perasaannya tenang.
Orland senang melihatnya, dia tidak menduga ternyata Cristin senang berada di tempat seperti itu. Dia memang sengaja mengajak Cristin ke tempat seperti itu karena dia ingin melihat reaksi Cristin. Dia sudah mencari tahu tentang Cristin, dia tahu kehidupan glamour yang selalu Cristin jalani dulu. Tidak heran Cristin mampu membayarnya satu juta dolar hanya untuk satu malam.
Cristin melotot, itu karena mata Orland tidak lepas darinya. Apa di wajahnya ada sesuatu? Atau dia terlihat rakus? Cristin mengambil selembar tisu untuk mengelap mulutnya, jangan sampai dia terlihat memalukan.
"Apa di wajahku ada sesuatu?" tanya Cristin.
"Tidak," jawab Orland sambil menggeleng.
"Lalu? Kenapa kau melihatku seperti itu?"
"Aku hanya tidak menyangka kau suka dengan makanan di tempat seperti ini."
"Apa itu aneh? Bukankah kau berkata aku harus mengganti suasana?"
"Kau benar, jadi kau suka tempat ini?" tanya Orland, dia sungguh tidak menduga.
"Ya, seperti yang kau katakan, tidak buruk."
"Aku senang mendengarnya, bagaimana jika kita menghabiskan waktu dengan berjalan di pinggir pantai?" ajak Orland.
Cristin tampak berpikir, sepertinya tidak buruk. Lagi pula dia tidak pernah melakukan hal seperti itu sebelumnya. Dia memang ingin menikmati hidupnya dan sedang mengubah gaya hidupnya yang glamour karena dia tidak mau seperti dulu lagi.
"Bagaimana, mau tidak?" tanya Orland.
"Baiklah, tapi jangan dekat-dekat!" ucap Cristin seraya memanggil seorang pelayan karena dia hendak membayar makanan itu.
Orland hanya tersenyum, dompet dikeluarkan karena dia hendak membayar tapi Cristin sudah memberikan kartunya terlebih dahulu.
"Apa yang kau lakukan?" tanyanya.
"Membayar makanan ini, apa lagi?" jawab Cristin sambil menatapnya heran.
"Ck, apa kau ingin mempermalukan aku?"
"Bu-Bukan begitu," Cristin jadi tidak enak hati, "Aku sudah terbiasa, jadi maaf," ucapnya lagi.
"Tidak apa-apa, apa kau selalu membayar saat bersama dengan suamimu dulu?" tanya Orland seraya memberikan kartunya pada pelayan.
Cristin tidak menjawab, memang selalu dia yang membayar. Setelah dia pikir baik-baik, betapa bodohnya dia yang dimanfaatkan oleh Johan. Sekarang dia menyadari kebodohan-kebodohan yang dia lakukan.
"Cristin?" Orland sangat heran karena Cristin tidak menjawab. Apa tebakannya tidak salah?
"Aku tidak mau membahasnya," Cristin beranjak dan melangkah menuju balkon. Orland semakin penasaran dibuatnya, sebenarnya apa yang terjadi dengan Cristin pada malam itu? Sungguh rasa penasaran itu semakin memenuhi hati.
Cristin menatap lautan luas, dulu dia begitu bodoh sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah. Sekarang dia tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi, dia tidak mau terjebak dengan pria mana pun dan dipermainkan seperti dulu.
Orland menghampirinya dan berdiri di sisi Cristin, wanita itu diam saja, Cristin bahkan tidak melihatnya sama sekali.
"Apa yang kau pikirkan, Cristin?"
"Kau selalu menanyakan hal ini padaku, Orland," jawab Cristin tapi matanya masih menatap laut.
"Bukankah sudah aku katakan, aku ingin mengenalmu lebih jauh."
"Terima kasih tapi sebaiknya tidak. Setelah aku menyelesaikan proposal itu maka kita tidak akan bertemu lagi!" setelah berkata demikian, Cristin melangkah pergi.
"Kenapa? Apa kau benci padaku?" Orland mengikuti langkahnya karena saat itu Cristin sudah berjalan keluar dari ruangan.
"Cristin, tunggu!" Orland mengejarnya, sedangkan Cristin melangkah dengan cepat.
"Cristin!" Orland menarik tangan Cristin hingga langkahnya terhenti.
"Lepaskan aku!" Cristin tampak kesal.
"Jangan marah, ayo kita jalan di pinggir pantai untuk menenangkan perasaanmu," Ucap Orland dengan lembut, dia tahu Cristin akan marah jika dia memaksa. Dia tahu tidak mudah mendekati Cristin tapi dia akan melakukannya dengan perlahan.
"Tidak, aku mau pulang," tolak Cristin.
"Ayolah, jangan pulang dengan suasana hati seperti itu. Jalan sebentar denganku," Orland meraih tangannya dan kembali berkata, "Aku minta maaf jika menyinggung perasaanmu. Aku benar-benar ingin tahu tentangmu tapi jika kau keberatan maka aku tidak akan memaksa."
"Baiklah, aku juga minta maaf karena sikapmu," ucap Cristin.
"Tidak apa-apa, ayo kita jalan sebentar," ajak Orland.
Cristin mengangguk, dia membiarkan Orland menggandeng tangannya. Mereka melangkah bersama menuju sisi pantai, karena high heels yang dia gunakan membuatnya sulit berjalan di pasir, Cristin menghentikan langkahnya beberapa kali.
"Kenapa?" Orland melihat Cristin sedang mengibaskan pasir yang masuk ke dalam high heels-nya.
"Tidak apa-apa," Cristin hendak membuka high heels yang dia pakai tapi tanpa dia duga Orland sudah berjongkok di bawah kakinya untuk membantunya.
"Orland, apa yang kau lakukan?" Cristin melihat sana sini, dia sungguh tidak enak hati.
"Melepaskan high heels-mu," jawab Orland dengan santai.
"Jangan, banyak yang melihat."
"Biarkan saja, jangan pedulikan!"
"Ta-Tapi bagaimana jika pacarmu melihat?"
Orland tersenyum, kenapa Cristin bertanya demikian?
"Tidak perlu dipikirkan," ucapnya lagi.
Cristin tidak bertanya lagi, dia memegang kedua bahu Orland saat Orland membuka high heels yang dia pakai dan setelah itu mereka berdua berjalan di sisi pantai.
"Bagaimana kehidupanmu setelah malam itu, Orland?" tanya Cristin.
"Seperti yang kau lihat, aku jadi seperti ini berkat kau, Terima kasih, Cristin. Jika kau tidak menyelamatkan aku malam itu aku pasti sudah mati sebagai pecundang," jawab Orland.
Cristin hanya tersenyum, dia tidak merasa melakukan hal besar. Dia hanya melakukan apa yang harus dia lakukan pada malam itu dan dia rasa, jika ada orang lain di stasiun itu, orang itu pasti akan menghentikan niat Orland seperti yang dia lakukan.
"Baguslah, setidaknya kau bisa bangkit lagi dan hidup lebih baik."
"Semua itu berkat uang yang kau berikan dan aku benar-benar berterima kasih padamu."
"Tidak," Cristin memandanginya dan tersenyum.
"Semua karena usahamu, Orland. Apa gunanya punya banyak uang jika tidak bisa kau gunakan dengan baik? Sekalipun aku memberimu sepuluh juta dolar tapi jika tidak kau gunakan dengan benar dan jika kau tidak mau berusaha bangkit maka kau akan tetap menjadi pecundang. Semua pencapaian yang kau dapatkan saat ini adalah berkat usahamu sendiri dan aku, hanya orang yang kebetulan lewat pada malam itu."
"Yang kau katakan sangat benar tapi bagiku, kau adalah Dewi Fortunaku."
Cristin kembali tersenyum, kakinya terus melangkah. Dia tidak menyangka pemuda yang hendak bunuh diri pada malam itu kini sudah menjadi pemimpin sebuah perusahaan besar. Itu bagus, berarti Orland benar-benar bangkit dengan uang yang dia berikan. Orland sudah memperbaiki hidupnya lalu bagaimana dengan dirinya?
"Cristin, malam itu?"
"Jangan bertanya!" Cristin menyela ucapan Orland karena dia tahu apa yang hendak Orland tanyakan.
"Kenapa? Aku hanya ingin tahu," ucap Orland.
"Tapi aku tidak mau siapa pun tahu!"
"Sekalipun itu aku?"
"Ya!" jawab Cristin seraya mempercepat langkahnya.
"Ayolah, anggap aku temanmu."
"Aku tidak suka berteman dengan pria!" tolak Cristin.
"Kenapa? Persahabatan pria dan wanita tidaklah buruk."
"Benar, tapi aku tidak suka!"
"Jangan semakin membuat aku penasaran, Cristin."
"Tidak baik terlalu penasaran, Tuan Dmytry. Hal itu tidak baik untuk kesehatanmu. Aku mau pulang, terima kasih untuk makan siangnya," ucap Cristin sambil melambaikan tangan.
Orland menatap kepergiannya sambil tersenyum, semakin dilarang semakin dia ingin tahu dan sekarang dia semakin penasaran. Tidak perlu buru-buru, dia masih punya banyak waktu untuk mendekati Cristin. Pelan tapi pasti dia pasti akan tahu lebih banyak tentang wanita itu.
Orland mengejar Cristin yang sudah lumayan jauh dari pantai karena dia akan mengantarnya dan tanpa mereka sadari, seseorang yang sedang menikmati waktunya di pantai itu melihat mereka dan mengambil foto mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Ney maniez
🤔🤔
2022-11-09
1
Q.M.19
johan kah??
2022-10-08
1
Ririn Satkwantono
sapose tuuuh
2022-09-28
0