Johan benar-benar marah, matanya melihat sana sini mencari pria yang menghabiskan malam panas dengan istrinya. Tidak akan dia lepaskan pria itu karena telah mendahuluinya tapi tidak ada siapa pun di sana selain Cristin.
Mata Cristin tidak lepas darinya, Johan pasti mencari pria yang dia bayar. Dia tidak akan menemukan pria itu, untungnya dia sudah meminta pria itu untuk pergi.
"Apa yang kau cari?" tanya Cristin dengan nada sinis.
"Mana baji*ngan yang tidur denganmu semalam? Aku akan memberikan pelajaran untuknya!" ucap Johan.
"Untuk apa kau mencarinya? Aku bahkan tidak mencari jal*ng yang tidur denganmu!" sindir Cristin seraya meneguk minumannya, matanya tidak lepas dari Johan. Entah kenapa dia muak dengan pria itu. Cinta yang ada di hatinya benar-benar berubah menjadi kebencian. Sebelum dia tahu kebusukan Johan, dia memang sangat mencintainya tapi sekarang? Dia benar-benar muak.
Johan tidak tahu harus berkata apa, dia tidak menyangka Cristin memergoki perbuatannya. Seharusnya dia tidak bercinta dengan kekasihnya dan memintanya untuk pergi malam itu tapi dia harus melakukan hal itu agar kekasihnya percaya jika dia mencintainya.
"Pergi, Johan. Kita akhiri hubungan kita!" ucap Cristin.
"Tidak!" teriak Johan lantang. Sebelum dia mendapatkan uang Cristin dia tidak akan menceraikan Cristin sampai kapan pun juga.
"Kenapa? Bukankah kau tidak mencintai aku? Untuk apa kita mempertahankan pernikahan kita? Kau bisa kembali pada kekasihmu jadi ceraikan aku!"
"Tidak akan pernah!" teriak Johan lagi.
"Kenapa? Apa kau belum mendapatkan uangku?" tanya Cristin tanpa basa basi.
Johan menatapnya tajam, ternyata Cristin sudah tahu semuanya. Jika begitu dia sudah tidak perlu basa basi lagi karena memang itulah tujuannya. Salahkan Cristin yang memiliki banyak uang, sebab itu dia menipunya dan memberikan cinta palsu untuknya.
"Karena kau sudah tahu jadi berikan uangnya padaku!" ucap Johan tanpa ragu.
"Ha ... Ha ... Ha ...!" Cristin tertawa terbahak. Sungguh pria yang memalukan, dia tidak menyangka Johan begitu memalukan. Perasaan muak dan jijik terhadap pria yang baru dia nikahi satu hari lalu semakin tumbuh subur di hati.
"Berhenti tertawa, Cristin!" ucap Johan kesal.
"Kau benar-benar mempermalukan kaum lelaki, Johan! Tapi beruntungnya tidak semua lelaki seperti dirimu dan sialnya, aku begitu buta sehingga aku mengenal dirimu dan terjebak oleh cinta palsu yang kau berikan padaku selama ini!"
"Itu karena kau yang begitu bodoh bisa begitu mudahnya tertipu olehku!" ucap Johan dengan bangga.
"Kau benar," Cristin menggoyang anggur merah yang ada di gelas dan meneguknya sampai habis.
"Aku benar-benar bodoh sehingga dapat kau tipu dengan mudah. Aku sangat mencintaimu karena kebodohanku bahkan aku sudah mempersiapkan sebuah hadiah istimewa untukmu sebagai wujud cintaku padamu tapi sekarang, kau tidak akan mendapatkan hadiah ini," Cristin memperlihatkan kunci mobil sport mahal yang dia ambil di atas meja. Johan menelan ludah, bukankah itu kunci mobil yang sangat dia inginkan sejak lama? Dia benar-benar tidak menyangka Cristin membelikan mobil itu untuknya.
Senyum Cristin semakin lebar saat melihat ekspresi wajah Johan, dia pasti tidak menduga jika hadiah yang sudah dia siapkan adalah mobil sport yang sangat dia inginkan.
"Kau sudah kehilangan hadiah ini, Johan. Kau juga tidak akan mendapatkan sepeser pun uang yang aku miliki!" ucap Cristin lagi.
"Apa maksudmu, Cristin?" Johan tampak tidak terima.
"Uang itu sudah tidak ada, Johan," jawab Cristin dengan santai.
"Jangan bercanda, Cristin. Aku tahu kau memiliki banyak uang!"
"Hng, banyak uang? Uangku sudah habis untuk pesta pernikahan kita, untuk membeli rumah ini juga mobil ini!" ucap Cristin.
"Tidak perlu menipu, rumah ini kita beli bersama begitu juga untuk pesta pernikahan, biayanya kita keluarkan bersama-sama. Uangmu tidak mungkin habis hanya karena membeli rumah kecil ini dan juga mobil itu!" ucap Johan tidak percaya. Dia tahu Cristin banyak uang sebab Cristin berasal dari keluarga berada, uangnya tidak mungkin habis hanya karena hal itu.
"Ck .. ck, kau benar-benar hanya mengincar uangku saja!" Cristin beranjak, hatinya semakin terasa sakit.
"Sebab itu berikan aku uangmu!"
"Sudah tidak ada," jawab Cristin dengan santai.
"Jangan main-main, Cristin. Cepat berikan!" teriak Johan penuh emosi.
"Sudah aku katakan padamu tidak ada, apa kau tuli?!" Cristin juga berteriak.
"Aku tidak percaya, berikan mobil itu padaku!" Johan mendekati Cristin, dia juga sudah keluar uang banyak untuk biaya pernikahan mereka jadi dia tidak mau kehilangan semuanya.
"Dasar b*nci, kau tidak akan mendapatkan apa pun dariku!" Cristin melangkah cepat, sedangkan Johan mulai mengejarnya.
"Jangan main-main, akan aku bunuh kau!" teriak Johan.
Cristin berlari menuju kamar, jangan sampai tertangkap oleh baj*ngan itu. Johan benar-benar marah, larinya semakin cepat. Dia akan menangkap Cristin dan meminta uang yang dia inginkan jika tidak akan dia paksa sampai Cristin memberikannya.
"Jangan lari, Cristin!" teriak Johan penuh emosi.
"Kau tidak akan mendapatkan apa pun, Johan! Aku sudah tidak punya uang jadi ceraikan aku!" teriak Cristin seraya masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu dengan rapat.
"Cristin, buka pintu ini!" Johan berusaha mengedor pintu agar terbuka.
"Tidak akan!" Cristin mengambil tas dan semua yang dia perlukan karena dia berencana melarikan diri dari jendela.
"Jangan bercanda denganku, cepat buka!" Johan berusaha mendobrak pintu.
Cristin menulis sesuatu dengan cepat, sudah cukup. Dia juga sudah puas melihat wajah pecundang itu yang tidak mendapatkan apa pun. Urusan cerai bisa dia usahakan nanti, yang terpenting sekarang adalah pergi dulu dari tempat itu dan menjauh dari suami baji*ngannya.
"Cristin, jangan sampai aku menangkapmu!" teriak Johan.
"Ceraikan aku maka kau akan mendapatkan uangnya!" teriak Cristin yang sedang mengeluarkan kopernya dari jendela.
"Tidak, sebelum kau memberikan aku uangnya maka aku tidak akan menceraikan dirimu!" teriak Johan.
Cristin tersenyum dengan sinis, sudah dia duga. Johan tidak akan mau menceraikan dirinya sebelum uang itu dia dapatkan tapi sayangnya, uang itu sudah dia berikan pada pria asing yang sudah membantunya balas dendam. Setidaknya uang itu berguna baginya agar tidak bunuh diri dari pada jatuh ke tangan Johan yang akan menggunakan uang itu untuk bersenang-senang.
"Cristin!" Johan kembali berteriak, pintu kembali dia dobrak dengan keras sampai akhirnya terbuka.
Kemarahan semakin menjadi saat dia tidak mendapati Cristin di dalam kamar karena Cristin baru saja lari keluar lewat jendela. Emosi memuncak saat melihat tulisan 'F*ck you!' tertempel di depan pintu lemari pakaian.
Johan melihat sekeliling dan mendapati jendela yang terbuka. Johan berlari ke sana dan melihat Cristin sedang berlari sambil menarik kopernya.
"Cristin, kembali kau!" teriak Johan.
Cristin berbalik dan menunjukkan jari tengahnya. Dia benar-benar puas Johan tidak mendapatkan apa pun.
"Sialan kau!" Johan juga keluar dari jendela, lari Cristin semakin cepat. Dia bahkan menyetop sebuah taksi dengan cepat sebab mobilnya tidak ada di sana.
"Cristin!" Johan kembali berteriak saat melihat Cristin sudah masuk ke dalam taksi. Dia tidak menyangka Cristin tahu semuanya dan mencampakkan dirinya seperti ini. Rasanya harga diri yang dia miliki jadi terhina.
Cristin tampak lega, dia meminta supir taksi untuk pergi. Cristin bahkan menoleh untuk melihat ke belakang, dia terlihat puas melihat Johan yang berdiri di sisi jalan sambil melihat kepergiannya.
"Hng, pecundang menyedihkan" ucap Cristin. Lebih baik dia pulang dan mengatakan semua ini pada keluarganya sebelum dia pergi yang jauh dari tempat itu.
Kedua tangan Johan mengepal erat dengan emosi tertahan. Dia tidak terima dan dia tidak akan pernah menceraikan Cristin. Wanita itu tidak akan bisa pergi darinya, tidak akan bisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
de~javu. {° ~ °}
kok aku jadi greten sendiri ya
2023-09-14
1
Lilis Ilham
dasar ular kobra
2023-08-26
1
🍁K3yk3y🍁
lelaki tak tau diri
2023-03-03
1