Orland sudah tidak sabar, dia bahkan datang ke perusahaannya lebih pagi dari pada biasanya. Walau dia tahu Cristin akan datang nanti siang tapi dia benar-benar sudah tidak sabar untuk bertemu dengan orang yang sudah menolongnya.
Jika mengingat tindakan yang dia lakukan malam itu, dia merasa malu dan konyol. Apa Cristin akan menertawakan dirinya saat bertemu dengannya nanti? Jika Cristin tertawa maka itu hal wajar karena apa yang akan dia lakukan pada malam itu memang tindakan paling bodoh.
Yeah, dia sudah terlewat frustasi sehingga melakukan hal itu. Orland sudah berada di dalam ruangannya saat itu, dia terlihat berdiri di depan jendela. Matanya melihat ke bawah sana, melihat mobil dan orang-orang yang berlalu lalang di bawah sana.
Pikirannya melayang jauh, dia teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu di mana dia ditipu oleh pamannya. Saat itu, ayahnya baru saja meninggal akibat penyakit yang ayahnya derita. Ibu Orland sudah tiada saat Orland berusia lima belas tahun. Dia yang masih muda dan naif sangat terpukul karena kematian ayahnya dan dia tidak menyangka jika pamannya memanfaatkan hal itu dengan baik untuk merebut perusahaan ayahnya.
Orland yang saat itu masih belum memiliki pengalaman apa pun dalam dunia bisnis sehingga dia bisa tertipu dengan mudahnya. Louis Dmytry memanfaatkan kebodohan Orland dan mengajaknya melakukan sebuah bisnis yang akan memberinya keuntungan berlipat ganda. Tentu itu hanya tipuannya semata untuk mengambil semua yang Orland miliki.
Karena tidak curiga sama sekali apalagi hubungan mereka sangat baik selama ini dan sang paman juga sosok yang dia kagumi, jadi Orland setuju bahkan dia setuju mempertaruhkan semua yang dia miliki demi bergabung dengan bisnis rekayasa yang di tawarkan oleh pamannya. Dia juga tidak curiga karena yang bergabung dalam bisnis itu tidak dirinya saja. Tentu semua itu sudah disiapkan oleh pamannya untuk menjebaknya.
Setelah dia mempertaruhkan semuanya, tidak butuh lama dia mulai curiga dan benar saja, karena kebodohannya mengikuti bisnis itu, hanya dalam satu malam dia kehilangan semua yang dia miliki. Dia diusir dari rumah, semua yang dia punya di sita.
Orland tidak tahu apa yang terjadi tapi ketika dia bertemu dengan pamannya yang telah mengambil semua yang dia miliki, dia shock luar biasa. Rasa marah dan kecewa menjadi satu tapi apa daya, semua karena kebodohannya yang terlalu percaya dengan sang paman.
Dia benar-benar tidak terima, dia pasti mengambil kembali perusahaan ayahnya. Perusahaan saat ini dia dirikan menggunakan nama kakek dari ibunya sehingga sang paman tidak tahu perusahaan yang dia bangun. Dia ingin sang paman masih menganggap dirinya sebagai Orland yang bodoh seperti dulu sehingga sang paman tidak tahu apa yang akan dia lakukan untuk membalas perbuatannya dan mengambil kembali perusahaan milik ayahnya.
Jika mengingat semua perlakukan licik sang paman, dia juga tidak lupa kejadian pada malam itu. Malam di mana dia benar-benar hancur tapi berkat seorang wanita, dia bisa kembali bangkit dan sekarang, dia sangat menantikan kedatangan penolongnya. Entah datang dari mana, entah itu hanya kebetulan semata atau apa tapi baginya, Cristin adalah dewi Fortuna yang sudah menyelamatkannya dari lubang yang gelap.
Orland melihat jam yang melingkar di tangan, rasanya ingin memutar waktu karena dia sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Cristin Bailey. Tangannya bahkan sudah terasa gatal, rasanya ingin menghubungi Cristin dan memintanya untuk segera datang, setidaknya dia sudah mendapatkan nomor ponsel wanita itu dari asisten pribadinya tapi sebaiknya tidak dia lakukan.
Tinggal menunggu sebentar lagi, dia akan bertemu dengan Dewi Fortuna yang sudah menyelamatkan dirinya dan memang saat itu, Cristin masih berada di rumah. Sebelum pergi ke Weyland Corporation, Cristin menyingkirkan semua barang-barang kenangannya bersama dengan Johan. Pakaian, foto-foto kebersamaan mereka dan juga foto-foto pernikahan mereka.
Dia tidak mau ada satu barang pun kebersamaannya dengan Johan berada di dalam kamarnya. Dia ingin menyingkirkan pria itu dalam hidupnya dan yeah, membuka lembaran baru walau dia tidak tahu apakah dia akan jatuh cinta lagi atau tidak karena sampai sekarang dia masih trauma untuk mencintai seorang pria lagi.
Di bantu oleh ibunya, barang-barang itu sudah berada di dalam kotak. Foto-Fotonya dengan Johan akan dia bakar, sedangkan pakaian yang di belikan oleh Johan akan dia berikan pada yang membutuhkan karena semua pakaian itu masih layak digunakan.
"Apa masih ada?" tanya ibunya.
"Sepertinya," jawab Cristin seraya membuka lemari untuk mencari barang lainnya.
"Jika sudah selesai Mommy akan meminta tukang kebun untuk membereskan semua ini," ucap sang ibu.
"Sebentar lagi, Mom. Mungkin ada yang lainnya," Cristin membuka laci lemari di mana sebuah kotak cincin berada.
Kotak itu diambil dan dibuka, di dalam kotak itu tersimpan cincin pernikahannya. Sejak mengetahui kebusukan Johan, dia sangat ingin melemparkan cincin itu ke wajah Johan tapi lupa dia lakukan. Akan dia simpan cincin itu dengan baik, karena saat mereka sudah bercerai, akan dia lempar cincin itu di wajah Johan seperti yang ingin dia lakukan agar dia puas.
"Sepertinya sudah tidak ada lagi, hanya ini saja," Cristin memperlihatkan cincin pernikahannya pada ibunya, "Hanya ini saja yang akan aku simpan sampai pada saat aku membuangnya tiba," ucapnya lagi.
"Baiklah, sekarang Mommy akan meminta tukang kebun dan pelayan membereskan semua ini. Segeralah bersiap-siap, bukankah kau akan pergi ke Weyland Corporation?"
"Oh, God. Aku hampir lupa!" Cristin melempar kotak cincin kembali ke dalam laci dan setelah itu dia berlari ke kamar mandi dengan terburu-buru. Sebaiknya dia bergegas dan tidak terlambat sehingga tidak menimbulkan kesan buruk pada pemilik perusahaan Weyland Corporation. Bagaimanapun dia harus segera mendapatkan kerja sama yang diinginkan oleh bosnya.
Tidak butuh lama, Cristin sudah terlihat rapi. Proposal juga sudah berada di tangan, dia sudah siap berangkat tentunya setelah makan siang. Cristin melangkah keluar dari rumah sambil memutar kunci mobil di tangan, langkahnya terhenti sejenak saat melihat tukang kebun sedang membakar foto-foto kebersamaannya dengan Johan. Seperti foto-foto itu yang hangus terbakar dan menjadi debu, demikian juga hubungannya dengan Johan dan dia harap baj*ngan itu segera ditemukan oleh ayahnya sehingga dia bisa mengakhiri hubungan mereka.
Cristin segera berangkat menuju Weyland Corporation. Dia sudah mencari sedikit informasi mengenai perusahaan itu, dia juga mencari alamatnya agar dia bisa pergi ke sana tanpa kendala. Dia pergi sendiri tanpa seorang supir karena setelah ini dia ingin jalan-jalan untuk menikmati waktunya dan dia juga ingin membeli beberapa baju.
Setelah memakan waktu kurang lebih satu jam perjalanan, Cristin sudah tiba. Entah kenapa dia jadi gugup, dia harap bisa secepatnya menyelesaikan pekerjaan terakhirnya sehingga pengunduran dirinya diterima oleh atasannya. Cristin bahkan semakin gugup saat seorang wanita menyambutnya padahal ini bukan pertama kali baginya melakukan hal seperti ini. Semoga saja dia tidak membuat kesalahan.
Langkahnya terhenti saat berada di depan sebuah ruangan, wanita yang mengantarnya mengetuk pintu ruangan yang terbuat dari kayu mahal itu dengan pelan.
"Masuk!" terdengar suara seorang pria dari dalam sana.
Crtistin berusaha tersenyum saat pintu ruangan terbuka, dia mengikuti langkah wanita yang mengantarnya masuk ke dalam. Cristin masih tersenyum tapi tidak lama kemudian senyumannya hilang, tubuhnya membeku ketika melihat pria yang ada di dalam sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
🍁K3yk3y🍁
mantap
2023-03-05
0
Ney maniez
😱😲😲
2022-11-09
1
Alexandra Juliana
Si Pria satu juta dolar ada dihadapannya...
2022-10-22
2