Seorang pria sedang berjalan tanpa tujuan dan putus asa pada malam itu. Botol minuman berada di tangan dan sudah terlihat kosong. Pria itu benar-benar sudah putus asa, bahkan dia merasa kematian lebih baik saat ini. Pria itu adalah Orland Dmytry, dia baru berusia dua puluh tujuh tahun. Usia muda membuatnya mengambil langkah yang salah sehingga membuatnya terjebak oleh permainan sang paman.
Tanpa tahu apa yang sedang direncanakan oleh pamannya, Orland mempertaruhkan semuanya dalam permainan yang dimainkan oleh sang paman. Dia mempertaruhkan perusahaan milik mendiang ayahnya, rumah, mobil dan karena kebodohannya itulah, Orland harus kehilangan semuanya.
Semua itu terjadi karena dia begitu naif dengan ego yang tinggi. Kini dia sudah tidak memiliki apa pun lagi. Itu yang membuat Orland putus asa, dia berjalan tanpa tujuan arah. Rumah, mobil semua yang dia punya sudah menjadi milik pamannya. Hanya sebuah ponsel dan baju yang melekat di tubuhnya saat ini yang dia punya. Semua sahabatnya bahkan tidak mempedulikan dirinya setelah tahu kehancurannya.
Sekarang dia jadi tahu, ternyata dia tidak memiliki satu orang pun sahabat sejati, sungguh menyedihkan. Orland terus melangkah, dengan perasaan yang putus asa. Tidak ada jalan baginya untuk kembali bangkit, dia bahkan menangisi kebodohannya. Kata maaf pun terucap di hati untuk kedua orangtuanya, dia sudah menghancurkan segalanya.
Rasanya tidak ada alasan lagi untuk hidup. Kematian lebih pantas untuknya. Dia tidak akan sanggup saat orang yang dia kenal melihat dirinya menjadi gelandangan, penyesalan pun tiada berguna. Orland menegak botol minuman yang sudah kosong dan setelah itu dia tertawa dan kembali melangkah dengan harapan yang sudah tidak ada. Stasiun kereta menjadi tujuan, dia akan mengakhiri hidupnya yang menyedihkan bagaikan pecundang di sana.
Tidak jauh darinya, seorang wanita yang putus asa juga berjalan sambil menangis. Dia adalah Cristin Bailey. Perselingkuhan yang dilakukan oleh pria yang baru dia nikahi benar-benar menghancurkan hatinya di tambah alasan Johan mau menikah dengannya. Dia sungguh tidak menyangka Johan menikahinya karena uang. Padahal selama ini dia mencintai Johan dengan tulus. Rasa sakit hati yang dia rasakan akan dia balas, Johan tidak akan mendapatkan uang yang dia inginkan tapi bagaimana caranya dia membalas perbuatan suaminya?
Cristin menghapus air matanya dengan kasar, dia tidak menyangka Johan begitu keji. Cristin berjalan dengan pandangan buram, entah ke mana dia akan pergi dia tidak tahu. Dia hanya mengikuti ke mana kakinya melangkah. Di tengah rasa putus asa dan rasa sakit yang dia rasakan, Cristin terkejut ketika melihat seorang pria hendak menabrakkan diri pada kereta yang sedang melaju dengan cepat saat itu.
Tidak ada orang lain di stasiun itu selain mereka berdua karena hari yang sudah malam. Pria itu tidak bergeming padahal kereta sudah semakin dekat. Cristin berteriak, dia berlari ke arah pria itu dan menarik tangannya. Mereka berdua terjatuh di sisi rel kereta dan hampir saja tubuh pria itu disambar oleh kereta yang sedang melaju dengan cepat.
"Apa kau sudah gila?!" teriak Cristin marah.
"Untuk apa kau menolongku, lepaskan aku dan biarkan aku mati!" teriak Orland karena dia benar-benar sudah ingin mati. Hanya itu jalan satu-satunya yang dia miliki. Pecundang seperti dirinya memang lebih pantas mati dari pada hidup.
"Apa kau pikir kematian bisa menyelesaikan segalanya?!" Cristin berusaha menahan pria itu yang dipenuhi oleh bau alkohol. Entah kenapa dia jadi iba dengan pria itu.
"Diam, kau tidak tahu apa pun. Kau tidak tahu apa yang aku alami!"
"Aku tahu!" Cristin berteriak dan masih memeluk Orland agar pria itu tidak melakukan hal bodoh yang namanya bunuh diri.
"Kita tidak jauh berbeda, aku juga sedang putus asa tapi kematian tidak menyelesaikan segalanya. Kau hanya akan dianggap pecundang yang tidak bisa menghadapi kenyataan, kau akan di cap sebagai pecundang sejati dan sekalipun kau mati, kau akan tetap menjadi bahan cibiran dan bahan tertawaan."
"Tapi aku tidak akan mendengarkan tawa dan cibiran mereka dan aku tidak akan membuat kedua orangtuaku semakin kecewa padaku!" ucap Orland.
"Apa kau yakin? Apa kau yakin kedua orangtuamu tidak akan kecewa padamu karena kau lebih memilih bunuh diri?"
Ucapan yang di lontarkan Cristin bagaikan tamparan keras bagi Orland. Benar yang wanita itu katakan, orang-orang akan semakin mencibir dirinya dan dia akan semakin mempermalukan kedua orangtuanya.
Cristin ingin melepaskan pria itu tapi tanpa dia duga, Orland memeluknya. Tubuhnya bahkan bergetar, seperti sedang menangis.
Tubuh Cristin membeku, tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Apa ini namanya orang yang sedang putus asa menghibur orang putus asa lainnya? Padahal dia keluar untuk menenangkan pikiran dan mencari cara untuk membalas perbuatan Johan. Tapi kenapa dia harus bertemu dengan pria yang tak kalah putus asa dari pada dirinya?
Tanpa Cristin sadari, tangannya sudah terangkat, membelai rambut Orland. Ternyata selain dirinya, ada orang yang lebih putus asa darinya. Walau dia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan pria itu. Orland masih menangisi kebodohannya, dia tidak peduli lagi karena dia benar-benar sudah hancur.
Setelah beberapa saat, Orlan melepaskan Cristin. Dia tampak tidak enak hati saat melihat wanita cantik bermata hijau menatapnya dengan lekat. Mata Cristin tidak lepas dari Orland, seorang pria tampan bak titisan dewa Yunani sedang duduk di hadapannya saat ini. Matanya coklat tua, rambutnya hitam legam. Rasanya ingin menyisir rambut hitamnya menggunakan jari. Alis tebal dan hidung mancungnya semakin membuat pria itu terlihat sempurna tapi apa yang telah terjadi pada pria setampan itu? Oh, rupa pria itu jauh lebih baik dari pada Johan dan entah kenapa dia jadi memiliki sebuah ide gila untuk membalas perbuatan Johan.
"Maaf," ucap Orland. Malam ini dia benar-benar merasa kacau dan keadaannya semakin memburuk akibat alkohol.
"Apa kau sedang dalam masalah?" tanya Cristin ingin tahu.
"Kau bisa melihatnya sendiri," jawab Orland.
Cristin memandangi Orland dengan lekat, dia semakin yakin pria itu sedang dalam masalah berat. Semua itu bisa dia lihat dari wajahnya dan juga botol alkohol kosong yang sudah terlempar di sisi rel kereta. Sepertinya dia bisa mengajak pria itu bekerja sama.
"Aku memiliki sebuah tawaran menarik untukmu, apa kau mau?" tanya Cristin tanpa basa basi.
Orland menatap Cristin dengan lekat, apa maksud ucapan wanita itu?
"Tawaran apa yang kau punya?"
"Jadilah pemuas nafsuku untuk malam ini," pinta Cristin tanpa ragu.
Orland terkejut, matanya menatap Cristin dengan tajam. Apa wanita itu tidak sedang bercanda?
"Jangan asal bicara, Nona. Kita tidak saling mengenal!" Orland tampak tidak senang.
"Sebab itu aku menawarkan hal ini padamu karena kita tidak saling mengenal. Lewatkan satu malam panas denganku dan setelah itu kau bisa pergi. Aku akan membayarmu dengan harga tinggi jika kau mau."
"Jangan bercanda, aku bukan gigo*lo!" Orland masih menolak.
"Sebab itu jadilah gig*olo satu malam untukku. Aku akan memberimu satu juta dolar!" ucap Cristin. Johan menikahinya karena uang maka dia akan kehilangan uang itu.
"Apa?" Orland terkejut. Satu juga dolar? Apa wanita itu tidak sedang bercanda?
"Bagaimana, semua uang itu akan aku berikan padamu asal kau mau bercinta denganku di hadapan suamiku. Kau juga tidak rugi apa pun, aku tidak akan menuntut pertanggung jawaban darimu. Setelah selesai kau boleh pergi!"
Orland terdiam, memikirkan tawaran Cristin. Uang satu juta dolar begitu menggiurkan dan dia bisa bangkit lagi menggunakan uang itu. Bahkan dia bisa membalas perbuatan pamannya tapi apa wanita itu tidak sedang menipu dirinya?
"Jangan menipu aku dengan uang, Nona!"
"Untuk apa aku menipu? Kau mau atau tidak, segera putuskan! Waktuku tidak banyak karena baji*ngan itu akan segera selesai bercinta dengan kekasihnya!" ucap Cristin.
"Apa kau memanfaatkan diriku?"
"Anggap saja demikian, tapi aku hanya ingin membalas rasa sakit hatiku pada suamiku jadi kau mau atau tidak?!" Cristin kembali bertanya.
"Baiklah, satu juta dolar. Aku bersedia menjadi pemuas nafsumu tapi ingat, setelah ini kita tidak saling mengenal!" Orland menyetujui karena dia sedang putus asa.
"Jika begitu ikut aku!" Cristin membawa Orland kembali ke rumahnya tanpa sepengetahuan Johan karena pria itu baru saja selesai bercinta dengan kekasihnya.
"Setelah mendapatkan uang itu kau harus segera menceraikan Cristin, Johan!" minta kekasih Johan.
"Tidak perlu khawatir, aku pasti akan segera menceraikannya setelah mendapatkan uangnya. Aku akan membawamu pergi jalan-jalan menikmati uang yang kita dapat."
"Apa kau berjanji?" sang kekasih terlihat senang.
"Tentu, segera pakai bajumu dan pergi. Jangan sampai Cristin tahu apa yang sedang kita lakukan!" ucap Johan tapi sayangnya, Cristin sudah tahu semuanya dan akan membalas sakit hatinya.
"Aku tunggu kabar baik darimu," sang kekasih pergi lewat jendela di mana dia masuk tadi karena mereka tidak mau Cristin memergoki kedatangannya. Setelah kekasihnya pergi, Johan memakai bajunya dengan cepat. Sekarang waktunya berperan menjadi suami Cristin dan melewatkan malam panas dengannya tapi sayangnya saat itu, Cristin sedang melewatkan malam pernikahannya yang panas dengan pria yang baru dia temui di jalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
mrsdohkyungsoo
jodohh kah?
2024-04-30
0
Nagisa
seru nih TKP nya luar negri
2023-05-21
3
Rina_Ibnu_Hajar
lanjut thor, jangan lupa mampir di novel saya.
"Gadis Pejuang Bisnis Kecantikan Oriflame"
2023-03-24
1