Bab 15. Menemui Bima.

Beberapa hari kemudian, Alia akhirnya sudah benar-benar sembuh dan sudah boleh pulang.

Sumpah, capek banget ngurus orang sakit yang cengeng kayak dia.

Aku pun juga sudah tau dari siapa Nadia mendapatkan nomorku, ternyata dari Bima. Katanya mereka berteman, tapi kenapa aku tidak tau ya.

Aku akan bertanya secara langsung pada Bima, tak puas rasanya kalau menanyakan lewat pesan.

Kembali pada si jelek ini, kini kami sudah berada di rumah dan dia juga sudah melakukan aktivitas seperti biasanya di rumah.

Semenjak sakit dia sering diam dan juga menangis, mungkin hormon.

"Mas, adek boleh minta uang gak?" tanyanya saat aku tengah memakai baju. Aku akan keluar sebentar menemui Bima, kami sudah janjian.

"Buat apa?" tanyaku. Kalau dipikir-pikir, aku memang tak pernah menafkahinya karena dia tak meminta. Lagi pula aku memang berniat membuat dia pergi dengan alasan tak menafkahinya juga selain alasan yang lainnya.

"Adek mau beli buku sama cemilan," jawabannya mendekat ke arahku saat aku sudah memakai baju.

"Berapa?" tanyaku tak langsung memberikannya uang. Kita lihat seberapa sanggup ia mengemis meminta uang padaku.

"Seikhlasnya mas," jawabnya.

Aku pun mengambil dompetku lalu memberikan 5 lembar uang seratus ribu. Jangan banyak-banyak, nanti dia ngelunjak dan malah keenakan jadi Istriku.

"Lain kali sebutkan aja berapa, jangan pakai seikhlasnya. Nanti gue kasih seribu baru tau," ucapku ketus.

Dia pun mengangguk sembari berterimakasih.

Setelah itu aku langsung meninggalkannya dan pergi menemui Bima di salah satu cafe miliknya.

Sesampainya di cafe, Bima sudah ada di sana sembari memainkan ponselnya.

"Hai Bim, udah lama?" sapaku duduk di depannya.

"Baru nyampek kok, Za." Dia pun meletakkan ponselnya lalu mengangkat tangannya dan memesan makanan.

"Cafe lo makin ramai aja ya," ucapku berbasa-basi.

"Ya gitulah," sahutnya.

"Oh ya, Za. Lo ketemuan sama gue bukan karena lagi bosan kan? Pasti ada sesuatu," lanjutnya. Ya anak ini peka juga, aku memang belum mengatakan tujuan pertemuan ini.

"Iya, gue mau nanya, lo kenal Nadia?" tanyaku langsung ke intinya. Dia pun tersenyum saat makanan datang dan mempersilahkan aku untuk menyicipi menu terbaru di cafenya.

"Nadia yang mana? Yang namanya Nadia tuh banyak," tanyanya. Aku pun membuka profil Nadia dan memperlihatkan foto nya pada Bima.

"Oh, diakan cewek yang lo suka," lanjutnya saat sudah melihat foto Nadia.

Ya Bima tau kalau aku menyukai Nadia, tapi apa karena itu alasannya Bima memberikan nomorku pada wanita hamil itu?

"Jadi lo yang ngasih nomor gue ke dia?" tanya ku memastikan.

"Iya, kemarin gue ketemu sama dia di mall. Dia lagi jalan sendirian, mana perutnya udah besar lagi. Jadi, gue samperin, nah mumpung gue ingat lo suka sama dia gue kasih nomor lo ke dia," jelas Bima dengan santainya. Tak tau jika aku sudah kesal.

"Lo bilang apa ke dia waktu ngasih nomor gue? Lo gak bilang kalau gue suka sama dia kan?" tanyaku memastikan.

Awas aja kalau benar.

Hahahahaha

Bima tertawa membuat aku semakin jengkel.

"Gue juga laki-laki tau, gue tau itu memalukan jadi gak mungkin gue ngelakuin itu. Gue cuma ngajak dia ngobrol, nah pas itu layar ponsel gue juga lagi ada foto kita sama-sama. Nah, dia tanya tuh, gue kenal gak sama lo. Terus gue bilang kenal dan gue pun ngasih nomor lo ke dia karena dia kek penasaran banget sama lo," jelas Bima panjang lebar.

Sumpah, aku tak percaya dengan penjelasan nya itu. Dia memang tampak santai, tapi jari-jarinya tidak.

Jari-jarinya tak bisa diam mengetuk meja seperti orang gelisah.

Kenapa Lo mencurigakan Bima?

Tapi kalau dipikir-pikir, alasan apalagi yang membuat Bima memberikan nomorku selain ini.

"Za, lo tau gak kalau Nadia udah cerai?" tanyanya membuat aku menatap serius ke arahnya.

"Enggak," jawabku memang tak tau.

"Dia udah cerai sebelum ketahuan hamil, suaminya terlalu manja ke ibunya jadi semua harus minta saran ibunya. Ya tuh cewek gak tahan dan akhirnya gugat cerai suami manjanya itu," jelas Bima dengan serius.

Apa itu sebabnya Nadia sering pergi sendiri ke luar. Pertama ke pantai, lalu ke ind*****t, lalu ke mall. Ternyata dia sudah bercerai.

"Tapi walaupun mereka udah bercerai, tuh laki masih merasa berhak atas Nadia. Kalau lo liat wajah dia, Lo pasti iba. Dia sering di pukulin sama suaminya," lanjut Bima lagi.

Oh jadi itu penyebab luka di ujung matanya.

Cih, laki-laki apa itu yang berani memukul istri.

"Lo ceritain ini ke gue maksudnya apa?" tanyaku pada Bima. Dia seperti gencar membahas tentang Nadia.

"Kan lo suka sama dia, jadi itu sebuah peluang buat dapatin dia yang udah menjanda sekarang," jawab Bima santai.

"Hm, gue gak tertarik," ucapku memang kurang tertarik. Jujur, walau aku menyukainya, bukan berarti aku senang dia sudah bercerai.

Sepertinya rasa suka di hatiku hanya sekedar rasa penasaran dan juga iba padanya.

Awalnya aku memang senang bertemu dengannya setelah sekian lama, tapi lama-lama aku merasa biasa saja padanya.

Entah kenapa begitu.

"Za, lo kok ngelamun?" tanya Bima membuyarkan lamunanku.

"Hm."

"Za, karena gue udah bantuin Lo dekat dengan Nadia, Lo harus bantuin gue buat dapatin Alia," lanjutnya membuatku menatap tajam ke arahnya.

"Gue gak minta lo deketin gue sama Nadia, Bim. Lagi pula gue udah gak mengharapkan Nadia lagi," ucapku dengan nada kesal.

"Ya, walau lo gak suka lagi sama Nadia tapi gue udah bantuin lo kan. Ayolah Reza, bantuin gue," bujuk Bima.

Gila nih anak, masa dia nyuruh aku bantuin dia dekat dengan istriku sendiri.

"Gue gak kenal sama tuh cewek," ucapku memberikan alasan yang logis.

"Ck, gue gak mau tau pokoknya lo harus bantuin gue! Lo tau, gue udah dapat nomornya tapi sampai sekarang dia bahkan belum baca tuh pesan gue, online aja kagak." Bima tampak menggerutu kesal, laki-laki itu sepertinya sedang galau.

Dia gak tau aja kalau Alia sakit makanya gak pegang hp.

"Gue gak peduli," ucapku cuek.

"Ya udah deh kalau lo gak mau bantuin, biar gue berusaha sendiri aja."

Usaha sana! Lo pikir bakalan gampang dapatin istri gue. Ucapku dalam hati.

"Gue mau chat dia lagi ah, sampai di balas. Apa gue isi aja ya pulsa dia, mana tau dia gak ada pulsa lagi makanya gak online," ucap Bima fokus pada ponselnya.

Sialan nih anak.

"Gue balik dulu, Bim."

"Loh, kok buru-buru amat sih?" tanyanya.

"Gue ada urusan," jawabku langsung pergi meninggalkannya.

Aku mau pulang dan memblokir nomor buaya itu di ponsel Alia!

Awas aja kalau si jelek itu membalas pesan Bima, akan ku buat dia masuk rumah sakit lagi!

_

_

_

_

_

_

Eum, cemburu kan. Nah, udah cemburu masih aja bilang istrinya jelek.

Memang cinta itu datang tanpa kita sadari, ketika kita menyadari kita akan menyesal karena telah menyia-nyiakannya.

Jangan lupa like, komen dan juga votenya. Dukungan kalian sangatlah berharga ❤️

tbc.

Terpopuler

Comments

exol

exol

kapan sadar nya si za nanti di rebut Bima baru nyaho maneh 😠

2023-01-03

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kalu kamu g suka sama s jelek biarin s jelek itu sama bima

2022-10-17

0

Whila Abigail

Whila Abigail

hhh ya ampun Reza gtu amat Ama istrinya 🤭🤭

2022-07-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Permintaan orang tua.
2 Bab 2. Pernikahan.
3 Bab 3. Panggilan Mas.
4 Bab 4. Kembali ke rumah.
5 Bab 5. Kata-kata pedas.
6 Bab 6. Tidur seranjang.
7 Bab 7. Memang menyusahkan.
8 Bab 8. Panik.
9 Bab 9. Sedikit tergoda.
10 Bab 10. Berkuliah.
11 Bab 11. Kenapa aku marah?
12 Bab 12. Bima menyukai Alia?
13 Bab 13. Dia menangis?
14 Bab 14. Membawanya ke rumah sakit.
15 Bab 15. Menemui Bima.
16 Bab 16. Menemaninya.
17 Bab 17. Bima yang tak akan menyerah.
18 Bab 18. Marah dan merasa bersalah.
19 Bab 19. Bima masih penasaran.
20 Bab 20. Sedikit melunak.
21 Bab 21. Tiket bulan madu.
22 Bab 22. Bulan madu #Part 1.
23 Bab 23. Bulan madu #part 2
24 Bab 24. Bulan madu #part 3.
25 Bab 25. Bulan madu #part 4
26 Bab 26. Bulan madu #part 5.
27 Bab 27. Kembali memanas
28 Bab 28. Memaafkan lagi.
29 Bab 29. Ada teman-teman Reza.
30 Bab 30. Bulan madu #part 6
31 Bab 31. Menolak kehadirannya.
32 Bab 32. Salah paham terbesar.
33 Bab 33. Menjadi kacau.
34 Bab 34. Mengikatmu.
35 Bab 35. Mencoba mencari bukti
36 Bab 36. Carilah bukti!
37 Bab 37. Tak bisa seperti dulu.
38 Bab 38. Support dari ibu mertua.
39 Bab 39. Kejutan untuk Doni.
40 Bab 40. Mulai mencari pelaku.
41 Bab 41. Menjumpai Alia di kampus.
42 Bab 42. Memberitahu semua orang.
43 Bab 43. Membuat Bima panas.
44 Bab 44. Melawan fans fanatik Reza.
45 Bab 45. Bermanja-manja
46 Bab 46. Penghianatan seorang teman.
47 Bab 47. Luka tubuh dan hati
48 Bab 48. Membalas dengan brutal.
49 Bab 49. Menangkap Bima.
50 Bab 50. Jalan pintas yang salah.
51 Bab 51. Jatuh Cinta Pada Istriku Sendiri.
52 Bab 52. Berhenti membahas hal itu!
53 Bab 53. Camping #1
54 Bab 54. Camping #2
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Permintaan orang tua.
2
Bab 2. Pernikahan.
3
Bab 3. Panggilan Mas.
4
Bab 4. Kembali ke rumah.
5
Bab 5. Kata-kata pedas.
6
Bab 6. Tidur seranjang.
7
Bab 7. Memang menyusahkan.
8
Bab 8. Panik.
9
Bab 9. Sedikit tergoda.
10
Bab 10. Berkuliah.
11
Bab 11. Kenapa aku marah?
12
Bab 12. Bima menyukai Alia?
13
Bab 13. Dia menangis?
14
Bab 14. Membawanya ke rumah sakit.
15
Bab 15. Menemui Bima.
16
Bab 16. Menemaninya.
17
Bab 17. Bima yang tak akan menyerah.
18
Bab 18. Marah dan merasa bersalah.
19
Bab 19. Bima masih penasaran.
20
Bab 20. Sedikit melunak.
21
Bab 21. Tiket bulan madu.
22
Bab 22. Bulan madu #Part 1.
23
Bab 23. Bulan madu #part 2
24
Bab 24. Bulan madu #part 3.
25
Bab 25. Bulan madu #part 4
26
Bab 26. Bulan madu #part 5.
27
Bab 27. Kembali memanas
28
Bab 28. Memaafkan lagi.
29
Bab 29. Ada teman-teman Reza.
30
Bab 30. Bulan madu #part 6
31
Bab 31. Menolak kehadirannya.
32
Bab 32. Salah paham terbesar.
33
Bab 33. Menjadi kacau.
34
Bab 34. Mengikatmu.
35
Bab 35. Mencoba mencari bukti
36
Bab 36. Carilah bukti!
37
Bab 37. Tak bisa seperti dulu.
38
Bab 38. Support dari ibu mertua.
39
Bab 39. Kejutan untuk Doni.
40
Bab 40. Mulai mencari pelaku.
41
Bab 41. Menjumpai Alia di kampus.
42
Bab 42. Memberitahu semua orang.
43
Bab 43. Membuat Bima panas.
44
Bab 44. Melawan fans fanatik Reza.
45
Bab 45. Bermanja-manja
46
Bab 46. Penghianatan seorang teman.
47
Bab 47. Luka tubuh dan hati
48
Bab 48. Membalas dengan brutal.
49
Bab 49. Menangkap Bima.
50
Bab 50. Jalan pintas yang salah.
51
Bab 51. Jatuh Cinta Pada Istriku Sendiri.
52
Bab 52. Berhenti membahas hal itu!
53
Bab 53. Camping #1
54
Bab 54. Camping #2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!