Setelah selesai makan malam, aku memilih langsung ke kamar. Aku tak mau lagi mendengar penjelasan Papa yang terlalu memuji-muji anak sahabatnya itu. Sebenarnya, anaknya itu siapa sih? Aku atau perempuan itu? Apa kami tertukar.
Ck, perasaan ku sangat tak enak sekarang, kacau. Aku tak mau menikah, aku tak mau menambah beban hidupku. Apa aku harus memberontak? Tapi, aku takut itu akan menyakiti orang tua ku. Aku tak mau mereka tersakiti karena ku.
Tapi, bukan berarti aku sayang pada mereka, mereka bisa memanfaatkan itu dengan memintaku menikah. Aku tak ingin jadi anak durhaka, tapi kalau terus begini nanti aku bisa khilaf.
Tok
Tok
Tok
"Mama masuk ya." Aku melihat ke arah Mama, pasti akan ada bujuk rayu level yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Reza udah gede Ma, kenapa Reza harus dijodohkan? Reza bisa memilih wanita yang baik kok," ucap ku kesal. Barang kali melihat tampang menyedihkan ku Mama jadi iba.
Kembali Mama mengelus kepalaku, tapi kali ini aku sedikit was-was, takutnya Mama membaca mantra yang membuatku luluh.
"Alia itu gadis baik kok, dia juga Sholehah, pintar masak, berpendidikan juga. Dia cantik, murah senyum, kurang apalagi coba? Kalau kamu udah jumpa sama dia, pasti kamu bakalan klepek-klepek," terang Mama masih terus mengelus kepalaku.
Oh, namanya Alia yah. Sialan kamu Alia! Awas saja jika kita menikah nanti!
"Ma, meskipun dia sempurna seperti kata Mama, tapi cinta itu gak bisa dipaksakan. Reza pengen nikah dengan wanita yang Reza cintai, Ma." Aku terus saja berdalih, aku harus berjuang menolak perjodohan ini.
"Cinta bisa datang seiring waktu, nak. Mama mohon kamu setuju ya," pinta Mama dengan wajah memohon. Kalau sudah seperti ini akan sulit untuk aku menolak. Aku tak ingin ada satu tetes air mata yang jatuh dari kedua orang tua ku. Tapi, aku juga tak mau menikah.
"Mama yakin kamu bisa." Setelah mengatakan itu, Mama pergi meninggalkan ku sendiri di kamar. Aku menatap kepergian Mama dengan perasaan campur aduk.
Prang!
Aku melempar gelas yang ada di nakas ke sembarang arah untuk melampiaskan kekesalanku.
Mereka yang memilih gadis itu untukku, tapi jangan salahkan aku jika gadis itu akan menangis setiap hari.
*******
2 Minggu Kemudian.
Di sinilah aku sedang duduk sembari meratapi nasib, besok aku akan menikah tapi aku bahkan belum melihat wajah gadis itu.
Aku bahkan tidak diberikan CV layaknya pasangan ta'aruf. Kata Mama, cukup mereka saja yang memastikan karena mereka yakin pilihan mereka sangatlah baik.
Pernikahan ini diadakan di desa gadis itu yang namanya Alia Mayasyifa. Jelas aku tau namanya karena itulah yang akan ku ucapkan di ijab qobul nanti, tidak mungkin nama tetangganya yang ku sebut.
Akhh! Ingin rasanya aku kabur saja. Mana jantung ku tak hentinya berdebar, padahal aku sedang panik bukan jatuh cinta.
Untungnya tak ada teman-teman ku yang tau aku menikah. Aku menyetujui pernikahan ini dengan syarat pernikahan ini harus dirahasiakan karena aku tak mau malu.
Punya istri dari desa, ih malu.
Keesokan harinya.
Aku sudah duduk di depan penghulu dengan jantung yang berdetak kencang. Meski aku tak menginginkan pernikahan ini, tetap saja aku panik. Jangan sampai aku mempermalukan diriku sendiri.
Aku melirik dua biang kerok yang ku sayangi, mereka tersenyum penuh haru melihat ku akan menikah dengan gadis yang bahkan tak ku ketahui rupanya.
Ijab qobul pun dimulai, aku sangat gugup tapi, untungnya aku bisa melakukan nya dengan baik.
Kini aku resmi menjadi seorang suami.
Setelah ijab qobul selesai, barulah gadis itu datang. Saat aku melihatnya, wow, biasa aja. Gak ada cantik-cantik nya, palingan juga kebantu make up makanya nampak sedikit cantik. Tapi, dia masih di bawa rata-rata untuk di pasangkan dengan lelaki tampan seperti ku.
Akhh! Kenapa dia tidak kecelakaan saja terus meninggal. Eh, tapi kalau dia meninggal aku jadi duda. Tapi, tak apa toh duda di zaman sekarang semakin di depan, apalagi dudanya seperti aku, laris manis.
"Reza, tangannya." Mama berbisik membuat ku geli, ternyata semua orang menunggu aku mengulurkan tangan pada gadis ini.
Aku pun membiarkan dia mencium tangan ku yang tentunya wangi karena memakai handbody mahal, beda dengan tangannya. Pasti dia pakai handbody abal-abal.
Acara pun berlangsung hingga sore, aku sangat lelah rasanya.
Malam ini, aku harus memberikan pelajaran pada gadis itu, bisa-bisanya dia tak menolak perjodohan ini.
*******
Malam hari.
Aku duduk di tepi ranjang sembari memainkan ponselku membalas pesan dari teman-teman ku.
Terdengar suara pintu kamar mandi di buka, dia keluar dari kamar mandi dengan baju tidur bermotif kan kucing. Untung dia tak keluar dengan pakaian seksi, bisa ilfil aku melihat tubuh kurapan nya itu.
"Lo mau kemana, ha?" tanyaku saat ia berjalan mendekati ranjang.
"Tidur," jawabnya lembut. Cih, sok-sokan melembutkan suara, palingan juga suara aslinya jelek.
"No, no, no! Lo gak boleh tidur di sini!" tekan ku membuat ia terdiam sembari melirik sekelilingnya.
"Terus tidur dimana?" tanya nya.
"Terserah lo deh, mau di lantai, di sofa, di lemari, di kamar mandi. Yang penting jangan tidur di sini dan jangan tidur keluar kamar!" jawabku dengan angkuh. Untuk apa berbaik hati pada gadis perusak masa depan ini.
Dia pun tidak bertanya atau bicara lagi, dengan segera dia mengeluarkan selimut dari lemari lalu tidur di sofa. Hm, penurut juga tuh anak. Dengan begini, aku bisa lebih mudah menyiksanya agar dia tak betah menikah denganku.
"Mas," panggilnya membuat mataku melotot.
Melihat itu, ia seperti tak jadi bicara dan memilih untuk diam. Pasti dia mau minta jatah malam pertama dengan ku, secara kan aku ini tampan dan juga badanku yang bagus. Ih, mana mau aku malam pertama dengannya. Membayangkan nya saja aku sudah bergidik ngeri.
Terus, apa tadi? Dia memanggilku mas? Bisa-bisanya dia memanggilku mas, memang aku ini siapanya ha? Eh, tapikan aku suaminya. Tapi, tetap saja dia harus meminta persetujuanku terlebih dahulu kalau mau memanggilku menggunakan embel-embel.
Cih, mengganggu saja nih perempuan.
"Kalau sudah selesai kerjanya, saklar lampu ada di samping tempat tidur yah," ucapnya kembali bersuara. Aku pun menatap saklar lampu itu, aku juga tidak buta sampai dia harus memberitahukan dimana letak saklar lampu.
Dasar nyari-nyari perhatian, pecicilan!
_
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa like komen dan juga vote nya kalau suka❤️
terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Min sua
hati-hati loh
awalnya benci jadi cinta
2022-12-04
0
Eman Sulaeman
biasa pertama sombong
2022-10-17
0
Nur Waidah
songong banget jadi laki,belum tentu dia juga cinta sama lu
2022-10-02
1