Bab 4. Kembali ke rumah.

Malam masih terus berlanjut, aku yang sudah sangat mengantuk pun memilih untuk menutup laptop ku dan pergi ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan wajah dan juga gosok gigi, aku pun berjalan ke arah ranjang. Namun, ada dorongan dari dalam sana untuk aku melihat gadis itu tertidur.

Aku pun berjalan mengendap-endap seperti ingin mencuri. Aku melihatnya yang tertidur pulas dengan wajah yang tenang. Dia tak mendengkur dan juga tak ileran, tidurnya juga manis sekali seperti....seperti kerbau! Dia jelek sekali saat tidur.

Aku pun kembali melangkah ke arah tempat tidur dengan langkah kaki yang pelan.

Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan ini? Mengapa aku menjadi seperti seorang pencuri?

Aku pun segera berbaring dan menarik selimut sembari membayangkan besok aku akan pulang dan akan kembali bersenang-senang.

*****

Keesokan harinya.

Setelah selesai sarapan, barang-barang pun diangkut ke dalam mobil. Aku pun menyalami kedua mertuaku serta saudara-saudara lainnya, begitu juga dengan Alia. Mereka menangis tersedu-sedu melepaskan putri mereka, begitu juga dengan gadis itu yang tampak menangis.

Padahal kan masih bisa berkunjung, tapi sudah sedramatis ini. Yah, aku maklumi, namanya juga orang tua. Mama juga dulu seperti itu ketika aku pergi kuliah, karena kebetulan kami beda kota.

"Nak Reza, tolong jaga baik-baik putri kami ya. Kami berharap nak Reza bisa membimbing putri kami lebih baik lagi, jika Alia melakukan kesalahan, maka tegurlah ia. Kami percayakan putri kami pada nak Reza," ucap ayah mertuaku sembari mengelus tangan ku.

Aku pun tersenyum sembari mengangguk layaknya menantu idaman.

Setelah acara perpisahan, aku, Alia dan juga kedua orang tuaku pun meninggalkan desa dengan menggunakan satu mobil. Sedangkan saudara yang lain menggunakan mobil yang lain.

Aku duduk di kursi belakang bersama istri udik ku ini, sedangkan papa mengambil alih kemudi dan mama duduk di sampingnya.

Katanya pengantin baru tak boleh capek-capek, jadi papa lah yang mengemudi.

Tak terasa sudah satu jam kami diperjalanan, ku lihat si gembel ini tampak mengantuk. Kepalanya tampak oleng sana sini. Aku pun menjauh darinya merapatkan tubuh ke pintu mobil agar ia tak bersandar padaku.

"Itu Alia ngantuk, Za. Dipangku dong kepalanya," ucap mama menoleh kebelakang. Sontak kedua bola mataku ini melotot.

"Loh, kok melotot sih."

"Eh, bukan melotot mah, ini hanya reflek aja kok biar gak masuk debu," kilahku menetralkan kembali kedua mataku.

Mama pun mengkode lagi agar aku memangku kepala Alia. Cih, dasar gadis merepotkan. Kenapa tidak di buang kedalam sawah saja sih.

Aku pun memegang kepala Alia lalu menarik paksa agar tidur dipangkuan ku. Gadis itu tampak terkejut dan sempat melakukan perlawanan, namun aku tetap memaksa kepalanya untuk berada di pahaku.

"Kenapa Mas?" tanyanya linglung.

"Loh gimana sih, Za? Kok Alia nya kebangun sih? Kamu gak kasar kan?" tanya mama kembali menoleh kebelakang.

"Enggak ma, mungkin memang masih setengah sadar." Aku pun memaksakan senyum ketika mama tersenyum ke arah kami. Sesekali aku melirik ke arah Alia yang matanya masih terbuka dan menatap ku.

Nih cewek benar-benar menguji kesabaran deh.

"Tidur lagi dek," ucapku kesal lalu menatap keluar. Ia pun tampak menggeliat membenarkan posisinya lalu kembali memejamkan matanya.

Cih, enak yah tidur di pahaku. Dasar gadis menyusahkan.

"Nah gitu dong, Za. Jadi suami itu harus perhatian dengan istrinya," ucap papa yang sedari tadi diam.

Aku pun hanya diam tak mau menanggapi, bisa panjang jika aku tanggapi nantinya.

*******

Setelah menempuh perjalanan yang melelahkan, akhirnya sampai juga di rumah tercinta. Sengaja aku meminta langsung ke rumah pribadi ku karena aku ingin langsung kuliah dan tak mau cuti. Jika aku di rumah papa dan mama, bisa di minta cuti satu Minggu nanti, kan gawat.

Setelah mobil masuk ke parkiran, papa dan Mama pun langsung turun dari mobil. Ini adalah sebuah kesempatan yang bagus untuk aku balas dendam.

"He, bangun." Aku pun langsung mengangkat kepala Alia dan mendorongnya untuk duduk. Dia yang belum terlalu sadar pun terkejut dan linglung.

"Kenapa mas?" tanyanya bingung.

"Kenapa-kenapa, lo gak lihat kaki gue sakit? Enak ya tidur di pangkuan gue," jawabku kesal.

"Tapikan mas sendiri yang nyuruh adek tidur di situ," ucapnya pelan sembari mengucek mata. Gemas juga yah, eh...apaan sih.

"Ih, lama-lama gue jitak juga tuh kepala yah. Mau gue jitak?"

Tok..Tok..Tok..

"Reza, cepat turun!" Mama mengetuk kaca mobil menyuruhku untuk turun. Aku menatap kesal gadis kampret itu lalu turun dari mobil.

"Cepat bawa Alia masuk, dia pasti capek." Hah, hanya gadis itu yang diperhatikan, sedangkan aku tidak! Padahal aku juga lelah karena memangkunya berjam-jam.

Aku pun masuk sembari mengkode istriku itu untuk ikut masuk juga.

"Sebaiknya kalian istirahat saja dulu, nanti kalau sudah hilang capeknya baru kita kumpul yah," ucap papa. Aku pun mengangguk lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar ku.

"Loh, Reza! Istri kamu gak diajak ke kamar?" tanya papa dengan penuh penekanan dan juga tatapan sengit.

"Lupa," jawabku cengengesan lalu menarik tangan Alia untuk segera masuk ke kamar.

"Jangan kasar-kasar sama istri sendiri!" tekan papa saat kami masih menaiki tangga.

Sesampainya di kamar, aku langsung membaringkan tubuhku yang lelah, sedangkan dia? Dia memilih untuk duduk di sofa.

"Kamar mas luas banget ya," ucapnya kagum. Yah pastinya dia kagum, secara kamarnya tak seluas ini dan tak semewah ini. Dasar kampungan!

Tak ku tanggapi ucapannya tadi dan aku pun memilih untuk tidur sebentar. Biarlah dia mengagumi kemewahan istana ku ini.

"Mas," panggilnya tak ku hiraukan.

"Mas," ia masih tak menyerah memanggilku. Lama-lama aku risih juga dan akhirnya menatap ia yang duduk di sofa.

"Gak ganti baju dulu baru tidur?" tanya nya.

"Bodo amat!" ketus ku.

"Apa mau adek gantiin bajunya?" tanyanya berdiri dan berjalan mendekat.

"Mau ngapain lo, ha?" tanyaku waspada saat ia mendekat. Kenapa jantung ini deg-degan sih.

"Sini adek bantu gantiin bajunya," ucapnya tersenyum manis.

Aku pun langsung bangkit dan berdiri menjauh darinya.

"Lo jangan lancang ya! Gue gak suka tubuh gue di sentuh sama cewek kayak lo! Gue jijik!" tekan ku marah. Aku sangat tak suka sikap perhatiannya itu, bikin jantung deg-degan aja. Maksudnya, karena aku geli dengannya.

"Ya udah, kalau mas gak mau adek bantuin, langsung ganti bajunya ya. Nanti iritasi loh karena kena keringat," ucapnya tersenyum manis lalu kembali duduk di sofa.

Aku pun memegang dada ku, mengapa jantung ini berdetak dengan cepat. Mana kedengaran pula di telingaku, dan apalagi ini? Pipi ku menghangat, sepertinya aku akan demam deh.

_

_

_

_

_

_

_

Untuk part selanjutnya jangan lupa tinggalkan komen yah agar author semakin semangat 💪

tbc.

Terpopuler

Comments

Anfit Annisa Fitri Tangka

Anfit Annisa Fitri Tangka

Lnjtt

2023-07-29

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

masih menyimak autho

2022-10-17

0

lovely

lovely

yg ceweknya terlalu lu di katain kasar diam² wae🥴

2022-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Permintaan orang tua.
2 Bab 2. Pernikahan.
3 Bab 3. Panggilan Mas.
4 Bab 4. Kembali ke rumah.
5 Bab 5. Kata-kata pedas.
6 Bab 6. Tidur seranjang.
7 Bab 7. Memang menyusahkan.
8 Bab 8. Panik.
9 Bab 9. Sedikit tergoda.
10 Bab 10. Berkuliah.
11 Bab 11. Kenapa aku marah?
12 Bab 12. Bima menyukai Alia?
13 Bab 13. Dia menangis?
14 Bab 14. Membawanya ke rumah sakit.
15 Bab 15. Menemui Bima.
16 Bab 16. Menemaninya.
17 Bab 17. Bima yang tak akan menyerah.
18 Bab 18. Marah dan merasa bersalah.
19 Bab 19. Bima masih penasaran.
20 Bab 20. Sedikit melunak.
21 Bab 21. Tiket bulan madu.
22 Bab 22. Bulan madu #Part 1.
23 Bab 23. Bulan madu #part 2
24 Bab 24. Bulan madu #part 3.
25 Bab 25. Bulan madu #part 4
26 Bab 26. Bulan madu #part 5.
27 Bab 27. Kembali memanas
28 Bab 28. Memaafkan lagi.
29 Bab 29. Ada teman-teman Reza.
30 Bab 30. Bulan madu #part 6
31 Bab 31. Menolak kehadirannya.
32 Bab 32. Salah paham terbesar.
33 Bab 33. Menjadi kacau.
34 Bab 34. Mengikatmu.
35 Bab 35. Mencoba mencari bukti
36 Bab 36. Carilah bukti!
37 Bab 37. Tak bisa seperti dulu.
38 Bab 38. Support dari ibu mertua.
39 Bab 39. Kejutan untuk Doni.
40 Bab 40. Mulai mencari pelaku.
41 Bab 41. Menjumpai Alia di kampus.
42 Bab 42. Memberitahu semua orang.
43 Bab 43. Membuat Bima panas.
44 Bab 44. Melawan fans fanatik Reza.
45 Bab 45. Bermanja-manja
46 Bab 46. Penghianatan seorang teman.
47 Bab 47. Luka tubuh dan hati
48 Bab 48. Membalas dengan brutal.
49 Bab 49. Menangkap Bima.
50 Bab 50. Jalan pintas yang salah.
51 Bab 51. Jatuh Cinta Pada Istriku Sendiri.
52 Bab 52. Berhenti membahas hal itu!
53 Bab 53. Camping #1
54 Bab 54. Camping #2
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Bab 1. Permintaan orang tua.
2
Bab 2. Pernikahan.
3
Bab 3. Panggilan Mas.
4
Bab 4. Kembali ke rumah.
5
Bab 5. Kata-kata pedas.
6
Bab 6. Tidur seranjang.
7
Bab 7. Memang menyusahkan.
8
Bab 8. Panik.
9
Bab 9. Sedikit tergoda.
10
Bab 10. Berkuliah.
11
Bab 11. Kenapa aku marah?
12
Bab 12. Bima menyukai Alia?
13
Bab 13. Dia menangis?
14
Bab 14. Membawanya ke rumah sakit.
15
Bab 15. Menemui Bima.
16
Bab 16. Menemaninya.
17
Bab 17. Bima yang tak akan menyerah.
18
Bab 18. Marah dan merasa bersalah.
19
Bab 19. Bima masih penasaran.
20
Bab 20. Sedikit melunak.
21
Bab 21. Tiket bulan madu.
22
Bab 22. Bulan madu #Part 1.
23
Bab 23. Bulan madu #part 2
24
Bab 24. Bulan madu #part 3.
25
Bab 25. Bulan madu #part 4
26
Bab 26. Bulan madu #part 5.
27
Bab 27. Kembali memanas
28
Bab 28. Memaafkan lagi.
29
Bab 29. Ada teman-teman Reza.
30
Bab 30. Bulan madu #part 6
31
Bab 31. Menolak kehadirannya.
32
Bab 32. Salah paham terbesar.
33
Bab 33. Menjadi kacau.
34
Bab 34. Mengikatmu.
35
Bab 35. Mencoba mencari bukti
36
Bab 36. Carilah bukti!
37
Bab 37. Tak bisa seperti dulu.
38
Bab 38. Support dari ibu mertua.
39
Bab 39. Kejutan untuk Doni.
40
Bab 40. Mulai mencari pelaku.
41
Bab 41. Menjumpai Alia di kampus.
42
Bab 42. Memberitahu semua orang.
43
Bab 43. Membuat Bima panas.
44
Bab 44. Melawan fans fanatik Reza.
45
Bab 45. Bermanja-manja
46
Bab 46. Penghianatan seorang teman.
47
Bab 47. Luka tubuh dan hati
48
Bab 48. Membalas dengan brutal.
49
Bab 49. Menangkap Bima.
50
Bab 50. Jalan pintas yang salah.
51
Bab 51. Jatuh Cinta Pada Istriku Sendiri.
52
Bab 52. Berhenti membahas hal itu!
53
Bab 53. Camping #1
54
Bab 54. Camping #2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!