❤
❤
❤
❤
❤
Keesokan harinya....
Semuanya sarapan bersama...
"Kak, mulai sekarang Kakak jadi pengangguran itu artinya Kakak bisa antar jemput Libra sekolah dong," seru Libra.
"Idih ogah, memangnya kamu pikir Kakak ini sopir kamu apa," sahut Gilsya.
"Terus Kakak mau tega apa lihat Libra naik taksi sendirian?"
"Kenapa enggak, tuh minta aja sama Papi seorang sopir biar ada yang anterin kamu kemana pun karena mulai sekarang Kakak ga bisa harus antar jemput kamu lagi."
"Kenapa?"
"Ga bisa aja sibuk."
"Papi, Mami, lihat deh Kak Gilsya jahat banget sama Libra," rengek Libra.
"Libra, Kakakmu benar Kakakmu tidak akan bisa terus-terusan antar jemput kamu apalagi sekarang sudah lulus kuliah, Kakakmu sudah harus belajar masuk perusahaan. Lagipula kamu kan laki-laki Libra, harus mandiri jangan bergantung sama Kakakmu terus. Laki-laki itu harus kuat dan jangan penakut biar biasa jagain Kakak dan Mamimu," seru Gibran.
Libra hanya bisa terdiam...
"Dengar tuh ucapan Papi, kamu itu sudah dewasa. Mobil diluar banyak, kamu tinggal pilih mau pakai yang mana," sambung Livia.
"Iya Mi."
"Gilsya, apa saat ini kamu sudah siap masuk perusahaan Papi?" tanya Gibran.
"Pi, sebenarnya tadi malam Gilsya sudah menemukan sebuah pabrik dan kebetulan pabrik itu sedang membutuhkan karyawan."
"Pabrik apa?"
"PT.KRIS SENTOSA."
"Gilsya, itu pabrik kecil lagipula masa iya puteri Gibran Tabuwijaya Gilbert bekerja di pabrik sekecil itu. Percuma dong lulusan sarjana managemen bisnis kalau ujung-ujungnya masuk sebuah pabrik."
"Papiku sayang, orang sukses itu berawal dari yang kecil dulu. Gilsya hanya ingin merasakan bagaimana menjadi karyawan yang sebenarnya kalau Gilsya bekerja di perusahaan Papi, pasti Papi akan memanjakan Gilsya dengan semua fasilitas yang ada."
"Mami setuju dengan pemikiran Gilsya, tidak ada yang instan di dunia ini biarkan Gilsya belajar dulu bagaimana rasanya menjadi karyawan kecil yang harus bekerja keras untuk mendapatkan uang, kalau Gilsya langsung masuk perusahaan kamu sudah jelas ga ada pengorbananya sama sekali karena pasti kamu akan menempatkan Gilsya di tempat yang nyaman," seru Livia.
Gilya tampak tersenyum dan mengacungkan jempol ke arah Maminya itu dan Gibran tidak bisa berkata apa-apa lagi kalau Ibu Suri yang sudah berbicara.
"Ya sudahlah terserah kamu saja, tapi kalau kamu nantinya merasa capek jangan dipaksakan."
"Siap Papi."
Setelah sarapan selesai, Gibran pun segera pergi ke kantor begitu pun dengan Libra yang berangkat ke sekolah. Gilsya kembali ke kamarnya dan mengotak-ngatik laptopnya.
Gilsya melihat-lihat informasi tentang pabrik itu, Gilsya tidak tahu kalau pabrik itu milik Arka karena foto Bos yang dipajang masih foto Tuan Krismawan.
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, dari tadi Gilsya hanya berdiam diri di kamar nonton tv dan rebahan.
"Ah bosan sekali rasanya diam terus di kamar," gumam Gilsya.
Tiba-tiba ponsel Gilsya berbunyi dan tertera nama Adam disana.
📞"Hallo Bang!"
📞"Cepat turun, Abang sudah menunggumu di bawah."
📞"Hah...oke Gilsya segera turun."
Gilsya pun menutup ponselnya dan segera berlari menuruni anak tangga.
"Ya ampun sayang, ngapain lari-lari begitu bagaimana kalau jatuh!" teriak Livia.
Gilsya hanya cengengesan dan langsung keluar dari rumah, terlihat pria bule itu berdiri di depan mobilnya sembari memainkan kunci mobilnya.
"Bang Adam, ada apa? tumben kesini?"
"Lagi borring nih, temenin Abang jalan-jalan yuk! Hawa ga bisa temenin karena lagi sibuk ngurusin melamar pekerjaan."
"Asyik, kebetulan sekali Gilsya juga lagi borring. Tunggu dulu sebentar ya Bang, Gilsya mau ganti baju dulu."
"Oke, jangan lama-lama."
Gilsya pun kembali berlari ke dalam rumah untuk berganti baju, tidak membutuhkan waktu lama, Gilsya pun sudah siap.
"Mami, Gilsya pergi dulu ya!"
"Mau kemana sayang?"
"Mau jalan-jalan dulu sama Bang Adam."
"Ya sudah hati-hati."
"Siap."
Gilsya pun segera keluar dan masuk ke dalam mobil Adam, Adam pun mulai melajukan mobilnya.
"Bang Adam memangnya tidak bekerja?"
"Lagi nyantai, makanya Abang ajak kamu jalan-jalan daripada diam di kantor."
Mobil sport milik Adam pun melesat menuju Mall terbesar di kota itu. Adam dan Gilsya pun segera turun dari dalam mobil, Gilsya langsung merangkul lengan Adam dengan manjanya sehingga membuat orang-orang yang melihat menganggap mereka seperti sepasang kekasih.
"Kalau kamu merangkul lengan Abang seperti ini, mana ada wanita yang akan mendekati Abang," seru Adam.
Gilsya hanya cengengesan membuat Adam mengacak-ngacak rambut Gilsya dengan gemasnya.
Sementara itu di tempat lain, lagi-lagi secara kebetulan Arka dan Sania sedang jalan-jalan di Mall itu. Sania memaksa Arka untuk menemaninya jalan-jalan.
"Arka kok kamu cemberut sih?" tanya Sania dengan manjanya sembari bergelayut menja di bahu Arka.
"Aku sedang banyak pekerjaan Sania, kasihan Fatur harus bekerja sendirian," sahut Arka.
"Kamu kan Bosnya Arka, jadi wajarlah kalau Fatur bekerja sendirian itu kan memang tugasnya."
"Tapi aku tidak terbiasa seperti itu Sania, aku dan Fatur selalu mengerjakan pekerjaan bareng-bareng dan antara aku dan Fatur tidak ada yang namanya Bos dan Asisten, kita sama-sama bekerja dan saling bantu."
Sania hanya memutar bola matanya malas. "Ini yang menjadi alasan kita hilang kontak karena kamu terlalu sibuk, diantara kita belum ada kata putus Arka jadi aku ingin kita menjalani hubungan lagi seperti dulu."
Arka hanya diam saja, dia tidak tahu harus berkata apa. Jujur, di dalam hati kecil Arka memang merasa senang bisa kembali bertemu dengan pacar pertamanya tapi itu disaat sebelum Arka bertemu dengan Gilsya.
Sekarang setelah Arka bertemu dengan Gilsya, justru perasaannya condong kepada Gilsya. Entah kenapa perempuan dengan tingkahnya yang selalu konyol itu selalu saja berhasil membuat hatinya ketar-ketir.
"Arka, aku lapar kita makan dulu ya."
Tanpa menunggu jawaban dari Arka, Sania langsung menarik lengan Arka masuk ke sebuah makanan cepat saji.
Lagi-lagi, entah ini semua kebetulan atau memang sudah rencana Allah, Arka selalu saja bertemu dengan Gilsya.
"Gilsya," batin Arka.
Gilsya tidak tahu kedatangan Arka karena posisinya membelakangi pintu masuk tapi anehnya Arka bisa mengenali sosok Gilsya.
Sania memilih meja yang berdekatan dengan meja yang di tempati Gilsya dan Adam, jadi posisinya sekarang, Gilsya dan Sania saling membelakangi hanya jarang setengah meter yang membatasi mereka.
Sedangkan Arka bisa melihat Gilsya dengan jelas.
"Pelan-pelan makannya, dari dulu kebiasaan kalau makannya blepotan," seru Adam dengan mengusap kotoran yang ada di ujung bibir Gilsya.
Gilsya hanya nyengir, sedangkan Arka tanpa sadar mulai mengepalkan tangannya.
"Siapa lagi pria itu? itu pria berbeda dengan pria yang ikut Gilsya ke sekolahan waktu itu, hanya wajahnya saja yang terlihat polos tapi kenyataannya dia mengumbar cintanya kemana-mana," batin Arka.
Sania menggenggam tangan Arka sehingga Arka merasa tersentak dari lamunannya.
"Arka, mau kan kita jalani hubungan kita seperti dulu lagi? sekarang kan kamu sudah pindah kesini jadi kita tidak akan berjauhan lagi," seru Sania.
Arka terkejut, dia tidak tahu harus berkata apa tapi setelah Arka melihat Gilsya yang selalu gonta-ganti pria membuat Arka merasa kesal dan akhirnya menganggukan kepalanya.
"Terima kasih ya Arka, jadi mulai sekarang kita pacaran lagi ya."
Arka menyunggingkan senyumannya walaupun terlihat sangat terpaksa. Telinga Arka sangat panas saat mendengar kata-kata manja yang diucapkan oleh Gilsya kepada pria bule itu.
❤
❤
❤
❤
❤
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nur Kotimah
silahkan bercemburu ria boss ..
2023-10-17
1
Bunda Elsha
Arka ngapain sih balikan lg sama Sania
2022-07-09
1
Aska
libra jadi cowok kok lemah banget sih 🤦
2022-07-02
1