❤
❤
❤
❤
❤
Keesokan harinya...
"Mamiiiiii.....sepatu kate Gilsya yang warna putih mana!" teriak Gilsya.
Gibran, Livia, dan Libra yang sedang sarapan langsung menutup telinga masing-masing.
"Astaga Gilsya, kamu sudah kebiasaan deh kalau pagi-pagi selalu saja teriak-teriak. Memangnya tidak bisa ya dicari dulu kek," seru Gibran.
"Papiku yang tampannya mengalahkan Leonardo Dicaprio, Gilsya sudah mencarinya kemana-mana tapi Gilsya tidak menemukannya," sahut Gilsya.
Livia yang memang sudah tahu watak puterinya itu, tidak pernah banyak bicara dan langsung mencari sepatu yang Gilsya inginkan.
"Ini sepatu kamu sayang, kemarin Mami menyimpannya di rak sepatu karena sepatunya berserakan dimana-mana," seru Livia dengan membawakan sepatu kate kesayangan Gilsya.
"Ya ampun, Mami Gilsya yang cantik ini pokoknya paling the best deh."
Gilsya memeluk dan menciumi pipi Mami sambungnya itu.
"Kakak kebiasan pagi-pagi selalu saja berisik, untung gendang telinga Libra sudah kuat jadi bisa menerima teriakan yang kerasnya melebih toa mesjid itu," ledek Libra.
"Diam kamu bocah, ga usah ikut-ikutan ngomong."
Gilsya pun segera memakai sepatunya dan duduk bergabung dengan yang lainnya untuk sarapan.
"Gilsya, Libra, nanti malam Papi harus berangkat ke Amerika ada perjalanan bisnis bersama Daddy Alta, Om Rayyan, dan juga Om Seno, kalian jangan nakal jaga Mami jangan buat Mami kalian pusing," seru Gibran.
"Siap Papi," sahut Gilsya dan Libra bersamaan.
"Berapa lama Papi pergi?" tanya Libra.
"Kira-kira satu mingguanlah."
"Pi, pulangnya bawa oleh-oleh ya," seru Gilsya.
"Siap, kalian tuliskan saja apa saja yang kalian mau nanti Papi belikan."
"Asyik, Papi memang the best."
"Papi siapa dulu dong, Papi kita memang paling segala-galanya," sahut Libra.
Gibran dan Livia hanya tersenyum melihat anak-anak mereka.
Seperti biasa, Gilsya harus berangkat pagi-pagi karena harus mengantarkan adiknya terlebih dahulu ke sekolah.
Membutuhkan waktu empat puluh lima menit untuk sampai di sekolah Libra, akhirnya mobil Gilsya pun sampai di depan sekolah Libra dan tidak disangka bersamaan dengan mobilnya Arka.
Gilsya dan Arka keluar dari mobil mereka secara bersamaan.
"Nona Barbie."
"Mas Fatur, Mas tampan, kok kalian ada disini?" seru Gilsya senang.
"Kita mau mengantarkan Joya sekolah disini," sahut Fatur.
"Hah, sekolah disini? berarti Mas tampan pindah rumah kesini?" seru Gilsya.
"Iya, ini semua gara-gara orang tua kamu yang membuat perusahaan Ayah kita bang----"
Ucapan Joya terhenti karena Arka langsung membekap mulut Joya.
"Sudah, jangan membuat ulah lagi lebih baik sekarang kamu masuk," seru Arka.
Joya terlihat cemberut, hingga akhirnya Joya pun mengikuti apa yang perintahkan Kakaknya. Joya pun masuk ke dalam sekolah dengan sebelumnya melayangkan tatapan sinisnya kepada Gilsya.
"Busyet tuh mata kayanya minta di colok," batin Gilsya.
Setelah Joya masuk, Gilsya pun langsung menghampiri Arka dan merangkul lengan Arka dengan genitnya membuat Arka terkejut dan merasa risih. Libra tampak melambaikan tangannya ke arah Gilsya dan Gilsya pun membalasnya dengan kiss bye.
"Bukannya itu laki-laki yang kemarin aku lihat di jalan bersama Nona Barbie," seru Fatur.
"Lah, kemarin kalian lihat aku? dimana?" tanya Gilsya.
"Di depan toko buku kalau ga salah," sahut Fatur.
"Oh, tapi kenapa Mas tampan tidak memanggilku?"
"Idih, memangnya kamu siapanya aku?" ketus Arka.
"Calon pacar Mas tampan," sahut Gilsya dengan senyumannya.
Fatur hanya menahan senyumannya saat melihat tingkah laku Gilsya.
"Percaya diri sekali anda Nona, lagipula bukannya yang tadi itu pacar kamu ya? memangnya kamu ga malu pacaran sama anak SMA?" seru Arka datar.
"Pacar aku? siapa, si Libra?" tanya Gilsya.
"Lagipula mau-maunya kamu mengantarkan dia sekolah, hati-hati takutnya dia hanya memanfaatkanmu saja," seru Arka.
"Ya ampun, Mas tampan perhatian banget sama aku," seru Gilsya dengan centilnya.
"Astaga, aku bukannya perhatian sama kamu tapi aku takut dia hanya ingin memanfaatkanmu saja. Zaman sekarang kan apa sih yang tidak mungkin."
"Cie..cie..Mas tampan sepertinya cemburu ya sama aku," goda Gilsya dengan menunjuk wajah Arka.
Seketika wajah Arka memerah menahan malu, sedangkan Fatur sudah menutup mulutnya menahan tawanya melihat Arka sampai dibuat mati kutu oleh seorang Mahasiswa.
"Lepaskan!"
Arka menghempaskan tangan Gilsya yang dari tadi menempel di lengannya dan dengan cepat masuk ke dalam mobilnya.
"Fatur, buruan jalan!" teriak Arka salah tingkah.
"Siap, Nona Barbie kita pamit dulu. Oh iya, tolong sampaikan salam aku kepada Nona Bule ya," seru Fatur.
"Oke..."
Fatur pun dengan cepat masuk ke dalam mobil.
"Mas tampan, jangan salah paham ya yang tadi itu adik aku bukan pacar aku!" teriak Gilsya.
Arka dan Fatur saling pandang satu sama lain lewat spion.
"Ayo jalan Fatur."
"Ah, siap Bos."
Fatur pun segera melajukan mobilnya meninggalkan Gilsya, sementara itu secara diam-diam Arka terlihat menyunggingkan senyumannya. Entah kenapa Arka merasa lega ternyata laki-laki itu adiknya Gilsya bukan pacarnya.
Gilsya pun segera masuk ke dalam mobil, dan langsung melajukan mobilnya menuju kampus.
Sementara itu di sekolah, Joya dengan langkah sombongnya memasuki kelas dimana Libra pun berada di kelas itu. Semua orang tampak melihat ke arah Joya, hanya Libra yang sibuk dengan bukunya.
"Itu kan pacarnya si perempuan nyebelin itu, mana kursi kosong hanya di samping dia lagi," batin Joya.
Joya pun langsung duduk di samping Libra, Libra mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Joya.
"Kamu anak baru?" tanya Libra ramah.
"Ya ampun, kenapa laki-laki ini tampan sekali aku baru pertama kali bertemu dengan laki-laki tampan seperti ini, di desa ga ada yang kaya gini," batin Joya.
Libra melambaikan tangannya di depan wajah Joya, membuat Joya tersentak.
"Kamu kenapa, kok malah melamun?"
"Ah tidak apa-apa."
Joya langsung memalingkan wajahnya, sungguh Joya tidak kuat kalau harus bertatapan terlalu lama dengan Libra.
"Perempuan itu beruntung sekali punya pacar tampan seperti itu, tapi memang dasar perempuan itu tidak tahu diri masih saja sok kecantikan dan kecentilan di depan Kak Arka," batin Joya.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, sore ini sepulang kuliah Gilsya dan Hawa memilih nongkrong-nongkrong cantik di sebuah kafe.
"Wa, tadi pagi aku ketemu sama Mas tampan dan Mas Fatur," seru Gilsya.
"Hah...ketemu dimana?"
"Sekolahannya Libra."
"Lah, ngapain mereka disana? mau melamar jadi guru?"
"Bukan, mereka nganterin si petasan tahun baru sekolah disana," sahut Gilsya.
"What, si kaleng bekas sekolah di sekolahan yang sama dengan Libra?"
"Hooh, sepertinya mereka pindah kesini deh."
"Aku kan sudah bilang, yang aku tahu Om Gibra membuat perusahaan Pak Jonathan bangkrut."
"Papi memang keterlaluan, padahal kan Pak Jonathan dan Bu Kanaya baik banget tapi akibat ulah si petasan tahun baru, jadi orang tuanya yang harus menanggung semuanya. Kasihan mereka, kalau aku membujuk Papi untuk mengembalikan perusahan Pak Jonathan itu tidak mungkin, justru nanti malah aku yang bakalan kena semprot," seru Gilsya.
"Sudahlah biarkan saja, biar si kaleng bekas itu tahu rasa kalau dia itu sudah salah mencari lawan."
"Oh iya Wa, tadi Mas Fatur titipin salam buat kamu."
"Waalaikumsalam," sahut Hawa acuh.
"Dasar kamu ya," seru Gilsya.
Akhirnya kedua gadis cantik itu pun tertawa bersama.
❤
❤
❤
❤
❤
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Patrick Khan
.joya masih aja sok2 an..hadehhhh
2024-01-02
1
ghan sha
lnjut
2022-07-05
1
Aska
joya kapok mu kapan sih 🤨
2022-07-02
1