❤
❤
❤
❤
❤
Tok..tok..tok..
"Masuk."
"Bos, saatnya kita ke perkebunan," seru Fatur.
"Oke, lima menit lagi kamu tunggu saja di mobil."
"Siap Bos."
Arka pun mulai bersiap-siap dan membereskan meja kerjanya, setelah itu Arka pun berangkat menuju perkebunan.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mobil yang dikendarai Fatur pun sampai di perkebunan. Arka segera melepaskan jasnya, kemudian melonggarkan dasinya, setelah itu Arka menggulung lengan kemejanya sampai siku, sungguh Arka merasa penat dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya.
Setelah keluar dari dalam mobil, Arka pun segera merentangkan kedua tangannya di pinggir jalan dan Arka naik ke atas batu besar.
"Ah...segar sekali udara disini," gumam Arka.
Arka kembali merentangkan kedua tangannya sembari memejamkan matanya. Sementara itu dari kejauhan Gilsya dan ketiga temannya baru saja selesai membantu pekerjaan para pegawai perkebunan dan sekarang mereka memutuskan untuk pulang.
"Eh, tunggu guys! itu orang kenapa? apa dia mau bunuh diri?" seru Gilsya.
"Mana kita tahu."
"Wah bahaya, aku harus menghentikannya," seru Gilsya.
Gilsya pun segera berlari menghampiri Arka.
"Mas, tunggu Mas jangan bunuh diri disitu!" teriak Gilsya.
Fatur yang sedang memejamkan matanya di dalam mobil seketika membuka matanya saat mendengar teriakan seorang wanita.
Gilsya pun berlari dengan kencang dan setelah dekat, Gilsya pun menarik tangan Arka sehingga Arka tersungkur ke tanah akibat tarikan Gilsya itu. Sedangkan Fatur terkejut dan langsung turun dari dalam mobilnya.
"Ada apa ini?" tanya Fatur.
"Astaga ternyata di dalam mobil ini ada orangnya, Mas itu temannya mau bunuh diri kenapa Masnya diam saja," seru Gilsya.
"Bunuh diri?"
"Iya, itu teman Mas kan?" tunjuk Gilsya.
Fatur menoleh dan Arka masih tersungkur di rerumputan.
"Astaga Arka."
Fatur segera menghampiri Arka. "Arka, kamu ga apa-apa?" tanya Fatur.
"Pinggang aku Tur, rasanya mau copot," ringis Arka.
Fatur pun perlahan membantu Arka bangun..
"Mas makanya kalau punya masalah itu sebaiknya diselesaikan secara baik-baik bukanya malah ingin bunuh diri," cerocos Gilsya.
Arka dan Fatur saling pandang satu sama lain. Arka baru saja ingin membuka mulutnya tapi Gilsya langsung mengangkat tangannya.
"Tunggu Mas, aku belum selesai bicara. Mas, aku cuma mau ngasih tahu bunuh diri itu dosa kalau Mas punya masalah coba cerita kepada teman, jangan langsung memutuskan bunuh diri kasihan loh orang tua Mas," seru Gilsya.
"Hai Nona, siapa juga yang mau bunuh diri?" seru Arka.
"Loh, tadi buktinya Mas naik ke atas batu ini lagipula penampilan Mas sudah seperti orang yang putus asa, kalau ga mau bunuh diri memangnya Mas mau ngapain pakai naik-naik kesana segala?" sahut Gilsya.
"Maaf ya Nona, aku memang biasa berdiri di batu itu selain aku bisa melihat seluruh perkebunan disini, aku juga suka saja menghirup udara disini," sahut Arka.
"Hah...jadi Mas tidak mau melakukan bunuh diri?" seru Gilsya.
"Ya ampun Nona, makanya jangan suka menyimpulkan sesuatu. Lihat nih, pinggang Bos aku jadi sakit kan? bagaimana kalau tulang pinggang Bos aku patah, memangnya Nona mau bertanggung jawab apa?" kesal Fatur.
Arka reflek menoyor kepala Fatur. "Amit-amit, kamu mendo'akan pinggang aku patah?" kesal Arka.
"Eh maksudnya bukan begitu Bos."
"Maafkan aku Mas, tadi aku pikir Mas ingin bunuh diri," seru Gilsya dengan menundukan kepalanya.
Gilsya tampak menundukan kepalanya, wajah Gilsya seketika memerah karena menahan malu.
"Bodoh, bodoh, kamu memang bodoh Gilsya," batin Gilsya merutuki dirinya sendiri.
Fatur pun memapah Arka untuk masuk ke dalam mobilnya.
“Tunggu Mas, kalau mau aku bisa kok pijitin pinggang Mas soalnya Papi bilang pijatan aku itu enak, Mas mau aku pijitin?” seru Gilsya.
“Ga usah,” sahut Arka.
“Tapi Mas, takutnya akibat jatuh tadi pinggang Mas keseleo bagaimana kalau aku pijitin ya biar agak enakan, anggap saja sebagai permintaan maaf aku,” seru Gilsya.
Gilsya memegang pinggang Arka membuat Arka berteriak.
“Aaaaaaa...”
“Kenapa Mas? Aku belum melakukan apa-apa, baru saja menyentuhnya.”
“Jangan sentuh pinggang aku, sudah kamu dan teman-teman kamu pergi saja,” sahut Arka.
“Tapi Mas, aku jago mijit loh seharusnya Mas nyobain dulu pijatan aku pasti Mas akan ketagihan,” keukeuh Gilsya.
“Apa kalian mahasiswa yang lagi KKN?” tanya Fatur.
“Iya betul.”
“Kebetulan sekali kami mau ke rumah, Bu Bos menitipkan sesuatu untuk kalian.”
“Bu Bos?” tanya Gilsya bingung.
“Iya, Bu Kanaya pemilik rumah yang kalian tempatin.”
“Oh...”
“Ya sudah, kalian masuk saja ke mobil biar aku antarkan kalian pulang.”
“Wah, terima kasih Mas.”
Gilsya dan teman-temannya pun tampak bahagia, mereka pun akhirnya masuk ke dalam mobil Arka.
“Mas, nanti di rumah aku pijitin ya,” seru Gilsya.
“Astaga, kamu maksa banget sih jadi orang,” sahut Arka.
“Ya soalnya aku merasa bersalah, jadi supaya aku tidak terus-terusan dihantui perasaan bersalah, izinkan aku mengobati pinggang Mas.”
“Sudahlah Ar, iyakan saja biar ga berisik,” seru Fatur.
Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mobil Arka pun melaju menuju rumah yang ditempati mahasiswa KKN itu.
Sesampainya disana, anak-anak yang lainnya ternyata sudah pulang. Fatur memapah Arka untuk masuk, Gilsya pun ingin membantu Arka tapi Arka menolaknya.
"Gilsya."
"Hawa, tolong bantuin bawa bahan makanan ini katanya ini dari Bu Kanaya untuk kita," seru Gilsya.
"Wah, Bu Kanaya baik banget ya."
Fatur yang melihat teman-teman Gilsya yang cantik-cantik, langsung caper dia melepaskan pegangan tangannya kepada Arka untuk mengambil sisi di saku celananya.
Bruuukkkk...
Arka terjauh membuat semuanya terkejut...
"Astaga Fatur, pinggang aku sakit jadi semakin sakit ini!" teriak Arka.
"Allahuakbar, aku lupa. Maaf-maaf, habisnya cewek-ceweknya cantik-cantik."
Bimbim dan yang lainnya pun membantu Arka masuk dan merebahkan tubuh Arka di atas sofa.
"Coba Mas tengkurap," seru Gilsya.
"Kamu mau ngapain?" tanya Arka was-was.
"Aku kan mau mijitin Masnya."
"Serius kamu bisa mijit?" tanya Arka masih tidak percaya.
"Yaelah Mas, percaya deh sama aku."
Akhirnya perlahan Arka pun tengkurap, Gilsya sudah siap-siap akan memijit Arka sedangkan Fatur malah asyik kenalan dengan para cewek disana.
"Aaaaaaaaa....."
Arka berteriak sekuat tenaga, ternyata Gilsya memijatnya tanpa perasaan. Bukanya sembuh, pinggang Arka malah akan semakin sakit.
"Stop...stop...sakit!" teriak Arka.
"Sebentar Mas, belum selesai."
"Astaga, sakit!"
Semua orang yang melihat tampak meringis, Gilsya memang sangat keras memijat Arka.
"Ya ampun Kak Arka!"
Semua orang langsung menoleh ke arah sumber suara dan Gilsya pun menghentikan pijatannya.
❤
❤
❤
❤
❤
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
£oN€LY
Lhadalah Fatur 🤦♀️ itu bos kamu jatuhin begitu saja 😢 ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula 🙈🤣🤣🤣🤣🤣
2022-08-09
1
A'is Royhan Rasyid
ya Allah, Fatur" hem la kok bisa bisanya mentingin capeknya dr pada bos nya, tuk gilsya bener" deh mijet apa mijet kok tambah bikin arka bertriak hebat hem pasti yg berucap tu si adknya yaitu si joya
2022-07-04
1
Aska
joya pasti mencak mencak sama Gi liat kakaknya sakit
2022-07-02
1