❤
❤
❤
❤
❤
Kanaya, Jonathan, serta ketiga teman Gilsya pun naik ke atas dari perkebunan.
"Astaga Arka, itu Gilsyanya jatuh bukannya ditolongin malah diketawain," seru Kanaya.
"Biarin aja Bunda."
Teman-teman Gilsya pun menolong Gilsya dan membersihkan rambut dan bajunya yang penuh dengan daun kering.
"Kamu kenapa sampai jatuh kesini segala?" tanya Faisal.
"Ini semua gara-gara orang itu," ketus Gilsya sembari menunjuk ke arah Arka.
"Hai, kamu duluan ya yang mulai," sahut Arka.
Gilsya baru saja membuka mulutnya untuk membalas ucapan Arka tapi teman-temannya menahan Gilsya.
"Sudah Sya, ayo kita pulang!" ajak Silvi.
Akhirnya Gilsya dan teman-temannya pun pergi setelah sebelumnya pamitan kepada Kanaya dan Jonathan.
Begitu pun dengan Arka yang langsung masuk ke dalam mobil Ayahnya itu.
"Arka kamu itu jangan seperti itu, masa sama perempuan saja kamu ga mau ngalah sih," seru Kanaya.
"Bukan masalah ga mau ngalah Bunda, tapi gadis itu sudah dua kali membuat Arka sial. Pertama dia buat pinggang Arka sakit dan tadi dia sudah membuat Arka jatuh dan wajah Arka tepat mengenai kotoran kerbau," sahut Arka.
"Apa? pantas saja dari tadi Ayah mencium bau-bau yang kurang sedap," ledek Jonathan.
"Nyebelin banget kan gadis itu," seru Arka.
"Jangan gitu Arka, biasanya benci sama cinta itu beda tipis jadi kamu jangan terlalu membenci sama wanita takutnya kejadian Ayah dulu kamu alami. Saking bencinya sama wanita, justru kamu akan balik mencintainya dan disaat kamu mencintai wanita itu dan ternyata wanita itu balik membencimu, Ayah tidak mau sampai itu terjadi karena Ayah sudah merasakannya dan itu sangat menyakitkan Arka," seru Jonathan dengan menggenggam tangan Kanaya.
"Apakah wanita itu Bunda?" tanya Arka.
"Cukup Ayah saja yang tahu," sahut Jonathan.
"Idih, Ayah ga asyik main rahasia-rahasiaan segala."
Kanaya dan Jonathan saling pandang satu sama lain, lalu kemudian tersenyum bersama. Sesampainya di rumah, Arka segera turun dari dalam mobil. Dia sudah tidak tahan ingin cepat-cepat mandi.
"Ih, kok pas Kakak masuk rumah ada bau-bau aneh sih?" seru Joya.
Arka tidak mendengarkan ocehan Joya, dia langsung naik menuju lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya untuk segera mandi.
Sementara itu...
"Sya, tadi Mas Arka ngapain kamu? sampai kamu nyungseb kaya gitu?" tanya Silvi.
"Tadi aku dikasih Katak."
"Kalian dari kemarin selalu saja berseteru, hati-hati loh Sya, jangan-jangan kalian berjodoh," seru Gaga.
"Amin," sahut Gilsya.
"Idih, itu mah maunya kamu," ledek Faisal.
Gilsya pun hanya cengengesan, sedangkan dilain tempat kebetulan sekali Joya dan teman-temannya saat ini sedang jalan-jalan dan tidak sengaja berpapasan dengan Gilsya.
"Eh teman-teman, tahu ga orang yang sudah membuat pinggang Kak Arka sakit itu adalah perempuan kota ini," sindir Joya dengan menunjuk wajah Gilysa.
Gilsya menepis tangan Joya. "Biasa aja kali, ga usah tunjuk-tunjuk," seru Gilsya.
"Ga sopan banget sih nih bocah, hai bocah bagaimana pun kamu itu usianya dibawah kita jadi seharusnya kamu itu lebih sopan dong kalau bicara sama yang lebih tua," seru Silvi.
"Idih ogah, memangnya kalian siapa? keluarga aku juga bukan, aku akan menghormati dan berkata sopan hanya kepada keluargaku saja," ketus Joya.
"Terserah, kita tidak peduli," seru Gilsya.
Gilsya pun hendak melangkahkan kakinya, tapi dengan cepat Joya menahan lengan Gilsya.
"Tunggu, aku hanya ingin bilang sama kamu jangan sok kecantikan jadi orang, aku tahu kamu lagi tebar pesona kan sama Kak Arka? asalkan kamu tahu, banyak wanita yang ingin jadi pacarnya Kak Arka tapi aku tidak akan membiarkan Kak Arka sampai tergoda oleh perempuan kota seperti kamu!" sentak Joya.
Gilsya menghempaskan tangan Joya dan berdiri tepat dihadapan Joya.
"Aku dari orok memang cantik jadi bagaimana dong? lagipula aku tidak perlu tebar pesona kepada siapa pun, pria yang tampan itu bukan hanya Kakakmu saja tapi banyak bahkan di kota pria tampan itu berserakan dimana-mana. Satu hal yang harus kamu tahu, tanpa menggoda pun para pria sudah tergoda denganku jadi itu mulut harap mingkem ya jangan banyak berkoar-koar, nanti aku masukin pupuk itu baru tahu rasa," seru Gilsya.
Gilsya pun melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu, disusul oleh ketiga temannya dengan melirik kesal terlebih dahulu kepada Joya.
Sesampainya di rumah, Gilsya segera menuju kamarnya untuk mandi.
***
Malam pun tiba...
Seperti biasa, kalau malam tiba Gilsya dan teman-temannya akan berkumpul di teras sembari bermain gitar dan nyanyi-nyayi bersama.
"Malam semuanya!" sapa Fatur.
"Malam."
"Boleh gabung?"
"Boleh, silakan Mas," sahut Winda.
"Bukanya kamu yang kemarin kesini dengan anaknya Bu Kanaya ya?" tanya Hawa.
"Iya Nona Bule, baru saja kemarin ketemu sudah lupa."
"Mau ngapain Mas kesini? Mas tidak datang bersama Mas tampan kan?" tanya Gilsya.
"Tidak, aku datang sendirian. Lagi borring aja di rumah."
"Oh iya Neng Barbie, tadi kata si Arka kalian bertemu lagi ya di perkebunan?" tanya Fatur.
"Iya, idih kaya cewek aja segala curhat."
"Si Arka memang suka cerita segala sesuatunya sama aku, dari dulu sampai sekarang kita berdua tidak pernah main rahasia-rahasiaan."
"Ganteng, kok main kesini? ga main sama pacarnya?" tanya Silvi dengan nada centilnya.
"Aku tidak punya cewek, justru aku datang kesini kali aja ada jodohku disini," sahut Fatur.
"Wah, mungkin aku jodohnya kamu ganteng," seru Rani.
"Bukan ih, jodohnya Mas Fatur itu aku," sahut Ria.
Para perempuan tidak bisa diam, mereka berebut ingin duduk dekat Fatur, kecuali Gilsya dan Hawa yang tampak cuek sembari menyesap susu hangat.
"Astaga, kalian itu kenapa sih duduknya ga bisa diem? kalian kremian ya?" ledek Hawa.
"Ishh si Hawa, jorok banget ngomongnya mana ada kita kremian," sahut Silvi.
"Iya, bukan kremian tapi cacingan," sambung Gaga.
Semuanya tampak tertawa, para laki-laki justru meledek kelakuan para perempuan ganjen itu.
Silvi mendekat ke arah Fatur, dan menempelkan tubuhnya ke Fatur membuat Fatur senyum-senyum.
"Mas ganteng, padahal aku kurang apa coba sudah cantik, semok, bahenol, tapi tetap saja ga ada yang mau dekat sama aku, coba Mas ganteng bisa jawab ga apa kekurangan Silvi?" seru Silvi dengan nada centilnya.
"Kurang waras," celetuk Gilsya.
"Buahahaha....."
"Ih Gilsya mah gitu deh," kesal Silvi.
Akhirnya semuanya pun tertawa bersama, bahkan Fatur pun ikut nimbrung bersama Gilsya dan yang lainnya tanpa sepengetahuan Arka.
❤
❤
❤
❤
❤
Hai guys, untuk 2-3 hari ke depan Arsya ga up dulu ya soalnya Authornya mau buat naskah buat event dulu nanti kalau sudah selesai, Author up lagi🙏🙏
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ririn Nursisminingsih
jadi rindu masa kuliah kkn semua asik2 aja
2024-06-09
1
£oN€LY
Tak bisikin ya Arka.. Iya wanita itu Bunda mu.. 🤭🤭😂😂😂
2022-08-09
2
☠ᵏᵋᶜᶟ Қiᷠnꙷaͣŋͥ❁︎⃞⃟ʂ⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔
gesek sama joya loh ih
2022-07-09
1