❤
❤
❤
❤
❤
Malam pun tiba...
Semua anak-anak sedang berkumpul di teras rumah.
"Eh ngomong-ngomong dua pria tadi tampan-tampan ya," seru Widia.
"Oh iya Sya, tadi pria yang pinggangnya sakit itu anaknya Bu Kanaya loh," seru Rani.
"Iyakah?"
"Tapi adiknya ga mirip banget sama emaknya ya, Bu Kanaya itu selain cantik juga baik beda sama anaknya asem banget melebihi mangga muda buat Ibu-ibu ngidam," seru Hawa.
"Hooh, sudah mahal senyum, teriak-teriak pula kerjaannya bikin kotoran di telingaku pada keluar," sahut Gilsya.
Mereka pun kembali mendiskusikan untuk kegiatan besok.
Sementara itu di rumah Arka....
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, Ayah kok sudah pulang? katanya lusa pulangnya?" seru Kanaya.
"Ayah khawatir mendengar kabar Arka makanya Ayah langsung pulang saja, bagaimana keadaannya? apa dia baik-baik saja?" tanya Jonathan khawatir.
"Arka baik-baik saja kok Yah, cuma keseleo saja," sahut Kanaya.
"Ayah temui Arka dulu."
Jonathan pun segera menaiki tangga menuju kamar Arka, Jonathan memang sosok Ayah yang sangat perhatian kepada anak-anaknya walaupun Arka bukan darah dagingnya tapi Jonathan sangat menyayangi Arka layaknya anak sendiri.
"Sayang, kamu tidak apa-apa kan?" seru Jonathan yang langsung masuk ke kamar Arka.
"Ayah, kok sudah pulang?"
"Ayah khawatir dengan keadaan kamu, kata Bunda kamu jatuh dan pinggang kamu keseleo jadi Ayah cepat-cepat pulang takut kamu kenapa-napa."
"Arka ga apa-apa kok Yah, tadi habis di urut sekarang sudah agak baikan jadi Ayah tidak usah khawatir."
"Syukurlah kalau begitu, tapi kenapa kamu bisa sampai jatuh segala sih?" tanya Jonathan.
"Salah paham aja sih Yah."
"Ya sudah, sekarang kamu istirahat saja jangan dulu ke kantor urusan pekerjaan biar si Fatur saja yang kerjakan."
"Iya Yah."
***
Keesokan harinya....
Arka hari ini tidak pergi ke kantor karena pinggangnya masih sedikit terasa sakit.
"Ayah sama Bunda mau kemana? pagi-pagi sudah rapi?" tanya Arka.
"Mau ke kebun, sudah lama Ayah tidak memantau perkebunan."
"Arka ikut ya."
"Kan kamu lagi sakit Arka."
"Tidak kok Yah, tinggal sedikit lagi. Lagipula Arka bosen diam saja di rumah, Arka ikut ya."
"Ya sudah terserah kamu saja."
"Kamu mau ikut, Joya?" tanya Kanaya.
"Tidak ah Bunda, males lagipula bakalan ada teman Joya yang datang ke rumah."
Akhirnya Arka pun pergi ke perkebunan ikut bersama Ayah dan Bundanya.
Sementara itu....
Di rumah yang ditinggali oleh para Mahasiswa, pagi ini sangatlah sibuk ada yang menyiapkan sarapan, membersihkan rumah, dan membersihkan halaman.
"Guys, sarapan sudah siap! ayo buruan sarapan dulu sebelum beraktivitas supaya kuat menghadapi pagi ini!" teriak Gilsya.
"Busyet dah, gacor bener tuh suara kaya burung yang baru dikasih makan jangkrik," seru Hawa.
"Hehehe...mumpung lagi semangat nih, pagi-pagi," sahut Gilsya.
Semuanya pun menghentikan kegiatannya dan menuju meja makan untuk sarapan bersama, setelah itu semuanya berangkat melakukan aktivitas masing-masing.
Gilsya segera berangkat menuju ke perkebunan, seperti biasa setelah beres sesi tanya jawab, Gilsya dan ketiga temannya membantu pekerjaan para karyawan perkebunan disana.
"Bu, kalau boleh tahu perkebunan ini milik siapa ya?" tanya Gilsya.
"Perkebunan ini awalnya milik juragan Wasta Neng, tapi setelah juragan Wasta meninggal oleh anak-anaknya dijual kepada Pak Jonathan."
"Pak Jonathan?"
"Iya, suaminya Bu Kanaya."
"Iyakah, ya ampun ternyata Bu Kanaya kaya juga ya," seru Gaga.
"Biasanya hari rabu seperti ini, Bu Kanaya dan Pak Jonathan akan datang ke perkebunan untuk memantau. Nah kalau anak muda yang tampan yang setiap hari kesini, itu namanya Den Arka anak sulung Bu Kanaya," sahut salah satu pekerja.
Gilsya dan ketiga temannya mengangguk tanda mengerti akan apa yang diucapkan oleh pekerja perkebunan itu.
Sementara itu, mobil milik Jonathan pun baru saja sampai di perkebunan.
"Ayah, Bunda, Arka disini saja ga ikut kalian le bawah," seru Arka.
"Ya sudah, Bunda sama Ayah turun ke perkebunan dulu ya."
Kanaya dan Jonathan pun akhirnya meninggalkan Arka sendirian, Kanaya dan Jonathan tampak mengembangkan senyumannya karena melihat anak-anak KKN sedang membantu pekerjaan di perkebunan itu.
"Aduh, ternyata kalian membantu juga di perkebunan," seru Kanaya.
"Eh Ibu Kanaya, iya Bu sekali-kali ikut membantu soalnya kalau di kota sudah ga ada yang seperti ini," sahut Gilsya.
"Iya Bu, seru juga ternyata," sambung Selvi.
"Oh iya, kenalkan ini suami saya," seru Kanaya.
"Apakabar Pak!"
Gilsya dan ketiga temannya itu menyalami Jonathan.
"Oh iya, sejak awal bertemu saya itu sudah suka loh sama kamu. Kamu anaknya ceria dan juga ramah, nama kamu siapa Nak?" tanya Kanaya.
"Nama saya Gilsya, Bu."
"Kamu cantik sekali sih."
Tiba-tiba ponsel Gilsya pun berbunyi, Gilsya segera mengambilnya dan tertera nama Papinya disana.
"Maaf, Pak, Bu, saya izin angkat telpon dulu soalnya Papi saya nelpon," seru Gilsya.
"Ah iya, silakan."
Gilsya pun segera naik dari perkebunan karena disana sama sekali tidak ada signal, membuat Gilsya harus berjalan kesana kemari untuk mencari signal.
"Astaga, panggilannya terputus signalnya ga ada," kesal Gilsya.
Gilsya pun terus mengangkat-ngangkat ponselnya mencari signal sembari berjalan mundur. Gilsya tidak tahu kalau di belakangnya ada Arka yang sedang berdiri dan juga sedang membelakangi Gilsya jadi posisi mereka saling membelakangi.
"Ah, segar sekali udara disini," gumam Arka.
Arka pun membuka tutup botol air mineral dan hendak meminumnya karena Arka merasa haus. Sementara itu Gilsya masih saja sibuk dengan signalnya, bahkan saat ini Gilsya terlihat melompat-lompat ga jelas.
Hingga akhirnya....
Bruuuukkkk...
Gilsya menambrak Arka yang sedang minum, hingga mereka berdua terjatuh dengan posisi Arka terngkurap dan Gilsya terlentang di atas punggung Arka.
"Woi, bangun woi badan kamu berat tahu!" teriak Arka.
"Allahuakbar...."
Gilsya segera bangun dari tubuh Arka...
"Maaf-maaf ga sengaja," seru Gilsya.
Arka tidak bisa bergerak sama sekali, selain pinggangnya kembali sakit, ternyata posisi wajah Arka itu tepat sekali jatuh di atas sebuah kotoran kerbau membuat wajahnya penuh dengan kotoran itu.
"Buahahaha....." Gilsya tertawa dengan kerasnya melihat keadaan Arka.
Arka sangat geram, perlahan Arka bangkit dan mengusap wajahnya yang penuh dengan kotoran itu.
"Iyuuuuhhhh...sangat menjijikan," ringis Gilsya dengan menutup hidungnya.
"Kamu lagi-kamu lagi, kenapa sih aku selalu sial kalau bertemu dengan kamu. Apa jangan-jangan kamu wanita pembawa sial lagi," kesal Arka.
"Enak saja, Masnya aja yang nasibnya selalu kurang beruntung," sahut Gilsya.
Arka pun segera berlari mencari sumber air yang memang mengalir secara alami dan segera mencuci wajahnya.
"Wanita itu kenapa selalu membuat aku sial," gerutu Arka.
Gilsya pun segera pergi dan melanjutkan pencarian signalnya, Gilsya pun naik ke atas batu dan setelah mendapat signal, Gilsya pun segera menghubungi balik Papinya.
Setelah selesai menghubungi Papinya, Gilsya pun duduk sebentar di atas batu itu.
"Pantesan aja Mas tampan itu betah diam di atas batu ini, ternyata dari sini memang indah pemandangannya," gumam Gilsya.
Arka yang sudah selesai membersihkan wajahnya, melihat Gilsya sedang duduk di atas batu termenung memiliki ide jahil untuk membalas perbuatan Gilsya.
Arka tampak celingukan, hingga akhirnya Arka menemukan anak katak dan dengan perlahan menangkap anak katak itu. Dengan langkah yang mengendap-ngendap, Arka melempar katak itu kepada Gilsya.
"Huwaaaaa....kataaakkkk!" teriak Gilsya.
Tanpa sadar kaki Gilsya terpeleset dan brrruuuukkkk....
Gilsya jatuh ke tumpukan daun kering sehingga rambut dan bajunya penuh dengan daun kering yang menempel.
"Buahahahaha.....rasain emang enak, satu sama," seru Arka dengan senangnya.
Gilsya hanya bisa cemberut tanpa bisa berkata apa-apa.
❤
❤
❤
❤
❤
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Aska
perdebatan ini akan berakhir menjadi jodoh mereka berdua 🥰
2022-07-02
1
ㅤㅤㅤㅤ 🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι
kasihan kamu arka kena kotoran kerbau 🤭🤭.dan gilsya malah ngetawain pula
arka balas dendam ngerjain gilsya ya
2022-06-21
1
ㅤㅤㅤㅤ 🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι
bener kata hawa tuh🤭🤭
2022-06-21
1