Kevin begitu tenang membuatkan susu untuk Azzam. Wajahnya tak terlihat begitu panik dengan apa yang terjadi kepada anaknya. Ya kejadian tersebut sudah berulangkali dialami anaknya, setiap hujan Azzam pasti akan menangis histeris dan begitu ketakutan. Mungkin itu salah satu trauma yang dialami anaknya.
Kehadiran Megan menjadi ibu sambung anaknya membuat rasa takut yang dialami anaknya sedikit mereda. Mungkin dekapan hangat dan kasih sayang yang diberikan Megan begitu tulus kepada anaknya. Hingga perasaan takut dari dalam diri Azzam perlahan runtuh.
Kevin segera melangkah mendekati tempat tidur miliknya. Dimana Megan berusaha menidurkan kembali Azzam.
"Aku sudah selesai membuatkan susu untuk boy" ucap Kevin sambil menyodorkan dot bayi ke arah Megan.
"Berikan padaku" ucap Megan sambil mengulurkan tangannya mengambil dot bayi tersebut, sedang tangan satunya mengelus punggung Azzam dengan lembut.
Kevin bernafas lega mendapati Azzam berhenti menangis. Hanya tatapan kosong dari bola mata anak menggemaskan itu menatap langit kamar.
Megan kembali membantu Azzam minum susu dan Azzam begitu lahapnya meminum susunya, bahkan tangan Azzam ikut memegangi dot nya sendiri. Megan tersenyum lalu membiarkan Azzam memegangi dot nya sendiri.
Kevin duduk di pinggir tempat tidur di samping Megan dan ikut membantu Megan menidurkan Azzam. Kevin mengusap rambut anaknya dengan penuh kasih sayang. Sementara hujan belum juga berhenti masih saja turun dengan derasnya.
"Boy, jangan takut sayang. Ada Daddy dan mommy" ucap Kevin menarik perhatian anaknya.
Azzam meliriknya sekilas dan kembali asyik meminum susunya.
"Sayang, hujan sama sekali tak menyakiti kita. Hujan cuman air dan tak memiliki kekuatan untuk melawan kita. Misal, Azzam sering mandi pakai air bukan, bahkan hobi bermain air. Eemm..Mommy mau tanya, apakah air yang sering Azzam gunakan mandi atau main menyakiti Azzam?" tanya Megan yang sedang berusaha mengajak Azzam bercerita.
Azzam menatapnya dengan tatapan bingung yang mencoba berpikir, hingga anak menggemaskan itu menggeleng cepat.
"Nah, begitu juga dengan hujan. Sekarang Azzam tak boleh lagi takut dengan hujan. Karena Hujan turun karena rahmat Tuhan, agar seluruh penghuni di muka bumi tak kekurangan air. Dengan turunnya hujan, tumbuh-tumbuhan akan tumbuh subur dan hewan tidak kesulitan lagi mencari air untuk minum" ucap Megan mencoba memberikan penjelasan, agar Azzam tidak takut lagi dengan hujan.
"Ooh begitu Mommy, kalau begitu Azzam tidak tatut lagi dengan hujan" ucap Azzam antusias.
Azzam tersenyum lalu memeluk Megan. Kevin dan Megan saling pandang lalu melempar senyuman. Suara petir kembali menggelegar dengan cepat, Azzam terlonjat kaget dan segera menyembunyikan wajahnya di dada Megan.
Megan segera mendekapnya dengan hangat dan penuh kasih sayang.
"Daddy, mommy, tidul" teriak Azzam yang meminta mereka tidur.
Megan segera mengangkat tangannya meminta Kevin tidur. Kevin terlebih dahulu menyelimuti tubuh mereka. Lalu dengan terpaksa Kevin membaringkan tubuhnya tepat di samping Megan, karena posisi tidur Azzam berada di sisi kiri pinggir tempat tidur dan mentok di dinding sedangkan Megan berada di tengah-tengah.
Kevin memilih bersandar di kepala tempat tidur sambil memperhatikan Megan yang masih berusaha menidurkan Azzam.
Berulang kali Azzam mengubah posisinya, bolak-balik dengan lusuhnya hingga sayup-sayup matanya mulai terpejam dan dot bayi yang dipeganginya ikut terjatuh, untungnya Megan segera mengambilnya dan kembali meminta Kevin menyimpannya.
Tanpa membantah Kevin segera melakukan perintahnya. Setelah itu, Kevin kembali berbaring di samping Megan. Dengkuran halus mulai terdengar keduanya. Kevin tersenyum melihat mereka dan kembali menyelimuti tubuh mereka.
Kevin sedikit membungkukkan badannya untuk mencium kening anaknya. Entah mengapa Kevin belum juga bergeming di posisinya. Matanya kembali menatap wajah cantik Megan yang sudah tertidur pulas. Hingga senyuman usil terpancar di wajah Kevin. Kemudian Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah Megan hingga....
Cup
Kevin berhasil mencium kening Megan cukup lama dan begitu hangat mengeluarkan perasaan haru yang dimilikinya untuk wanita mafia itu.
"Terima kasih, kamu sudah bekerja keras untuk anakku" gumam Kevin tersenyum. Mengingat sikap tulus Megan kepada anaknya.
Kevin membaringkan tubuhnya terlentang lalu kembali mengubah posisinya menghadap kearah Megan. Sungguh dia merasa kedinginan dan butuh kehangatan seseorang, apalagi udara dingin di malam hari yang begitu menusuk permukaan kulitnya.
"Sepertinya kamu juga butuh kehangatan" gumam Kevin tersenyum.
Lalu Kevin memeluk pinggang Megan untuk memberikan kehangatan untuknya. Sedangkan Megan mendekap hangat anaknya. Tidur bersama dan memberikan kehangatan satu sama lain di atas tempat tidur.
🍁🍁🍁🍁🍁
Sementara di tempat lain....
Sosok lelaki paruh baya duduk di kursi kebesarannya sambil menghisap sebatang rokok dan dengan nikmatnya mengepulkan asap rokoknya tepat di depan wajah kedua anak buahnya.
“Kamu yakin dia wanita yang bersama Kevin?” tanya lelaki paruh baya tersebut dengan penuh selidik sambil melemparkan selembar foto tepat di wajah anak buahnya.
“Aku sangat yakin tuan, wanita yang bersama tuan Kevin adalah si nona mafia” jawab lelaki bertubuh kekar dan berambut sebahu yang sudah memegang lembaran foto tersebut.
"Betul tuan, kami yakin seratus persen" timpal lelaki berkepala plontos.
“ Sial! Berani-beraninya wanita itu mengkhianati ku. Dia bahkan belum menuntaskan misinya melenyapkan anak Amar. Dan sekarang wanita itu lebih berpaling kepada Kevin, ini tak bisa dibiarkan! Bonar, Gading, kumpulkan orang terlatih kita untuk menghancurkan markasnya. Dia belum tahu siapa aku sebenarnya, orang yang mengkhianati ku sudah menjadi musuhku” ucap Lelaki paruh baya tersebut yang tidak lain adalah Robert, paman Kevin.
“Baik bos” ucapnya patuh, kemudian undur diri dari hadapan bos nya.
Robert meremas foto Megan dengan kesalnya, dia tak menyangka Megan bisa mengkhianatinya dan lebih berpaling bersekutu dengan ponakannya. Lalu Robert menghubungi mata-matanya yang bekerja di kediaman Kevin.
“Bagaimana lokasi di sana, cepat laporkan” ucap Robert sambil bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati foto keluarga yang terpajang di dinding ruang kerjanya.
“Tuan Kevin sedang melakukan perjalanan bisnis dan membawa serta anak dan pengasuhnya tuan” ucap seorang wanita di ujung telepon.
“Ooh tak ada kapoknya dia, aku sangat tahu negara mana yang dia tuju. Terus awasi di sana, dan jalankan tugasmu dengan baik” ucap Robert menyeringai lalu menutup sambungan teleponnya.
“Ini berita yang menggembirakan, bersiaplah kalian, karena aku akan menyusulmu” gumam Robert dengan seringai licik diwajahnya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Sementara di kediaman Tuan Anderson...
Tampak tuan Anderson begitu kesal masuk ke dalam rumah. Beberapa menit yang lalu dia tiba di kediamannya, namun memilih terlebih dahulu menghubungi mata-matanya untuk mencari keberadaan putri semata wayangnya.
Raut wajah tuan Anderson masih saja memancarkan amarah. Tuan Anderson rela mendatangi kediaman putrinya guna untuk berbicara empat mata. Namun dia tak mendapati Megan berada di rumah sehingga membuatnya semakin kesal saja.
"Kamu baru pulang mas?" tanya nyonya Ana tersenyum yang baru saja dari dapur.
"Ya, aku tak mendapati Megan di rumahnya. Anak itu seperti sengaja menghindari ku" ucapnya kesal sambil memijit pangkal hidungnya.
"Jangan terlalu keras kepadanya mas, dari dulu kita terus mengekangnya" ucap nyonya Ana lalu menuntunnya duduk di sofa.
"Hutangku sudah menggunung, perusahaanku sudah di ujung kebangkrutan. Hanya Megan yang bisa menyelamatkannya dengan cara menikah dengan Bara" ucap tuan Anderson lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Semua pasti ada jalan keluarnya mas. Aku melihat nak Bara menyukai Megan dan pastinya akan melakukan segala cara untuk membantu perusahaan mas. Tapi untuk Megan, jangan terus bersikap kasar kepadanya mas, kasihan dia" ucap nyonya Ana panjang lebar.
"Sudahlah, lagian dia sudah dewasa, aku tidak suka memanjakannya, dan sedari dulu mendidiknya dengan keras" ucap tuan Anderson dengan entengnya lalu bangkit dari duduknya.
Kemudian melenggang pergi meninggalkan istrinya.
Nyonya Ana hanya mampu menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Walaupun kamu bersikap keras kepada putrimu, tapi tetap saja kamu menyayanginya" gumam nyonya Ana.
Bersambung.....
Jangan lupa, like, love komen dan vote ya teman-teman 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Angraini Devina Devina
tumben baik kemarin kemana aja buk🙄🙄🙄🙄
2023-10-20
0
。.。:∞♡*♥
ibu tiriNya lebih baik daripada ayah kandungnya 😑😐
2022-06-21
0
Kiky
pokoknya kevin megan harus jatuh cinta 🤩👍
2022-06-20
1