"Apa dia terbangun?" tanya Megan yang berdiri di belakang tubuh Kevin.
"Hanya ngingau" jawab Kevin sambil menatap anaknya yang tertidur pulas.
"Ooh, kasihan baby Azz, pasti dia sangat lelah melakukan perjalanan jauh" ucap Megan tersenyum yang juga menatap wajah teduh Azzam.
"Baby Azz! tak usah kamu memberikan embel-embel nama untuk anakku, dia bukan lagi seorang bayi" ucap Kevin sambil melirik tajam Megan.
"Aku begitu gemes jika memanggilnya baby Azz" ucap Megan tersenyum sambil merapikan selimut Azzam.
"Tapi aku tak setuju, dia sudah besar. Panggil saja sebutan lain" tegas Kevin.
"Ya...ya aku akan kembali memikirkan panggilan yang cocok untuknya. Kurasa Azz juga sangat cocok untuk memanggilnya" ucap Megan sambil melipat tangannya.
Terdengar suara ponsel berbunyi, Kevin segera melirik ke rak buku di sudut ruangan, lalu mengambilnya. Kevin mengerutkan keningnya sambil menggenggam ponsel tersebut.
"Nih ponselmu" ucap Kevin sambil menyodorkan ke Megan.
Megan segera mengambilnya. "Wah sayangku yang menghubungiku" ucap Megan yang sengaja meninggikan suaranya.
Megan segera berjalan menjauh dari Kevin untuk mengangkat panggilan masuk tersebut.
"Halo, ada apa menghubungiku" ucap Megan sambil mengusap dinding kaca, karena diluar sedang terjadi gerimis.
"Miss, itu...itu tuan besar mencari anda di..." ucap seseorang di ujung telepon yang tidak lain adalah Arin.
"Katakan padanya aku sedang liburan. Pasti dia ingin menagih janji"ucap Megan cepat.
Megan jelas tahu, sudah seminggu lebih dia belum juga membawa laki-laki pilihannya di hadapan ayahnya. Mengingat tak ada waktu luang dia dan Kevin selama seminggu ini.
"Miss, cepatlah pulang menyelesaikan masalahmu, aku tidak bisa terus menghadapi tuan besar" ucap Arin gugup.
Dikarenakan tuan Anderson terus saja berteriak memanggil nama Megan.
"Hemm"gumam Megan yang mampu mendengar teriakan ayahnya yang terus memangilnya. Tanpa basa-basi Megan mematikan sambungannya secara sepihak.
Sementara Kevin sudah berdiri di belakangnya dan langsung merampas paksa ponselnya.
"Apa-apaan kamu" ucap Megan marah.
"Ternyata aku melalaikan hal kecil ini. Mulai sekarang aku menyita ponselmu. Aku tidak ingin kamu melakukan tindak transaksi kejahatan lewat ponselmu" ucap Kevin menyeringai.
"Hei berikan padaku, ini tak adil" kesal Megan dan berusaha merebut kembali ponselnya.
"Aku akan menyimpannya selama masa kontrak kita berakhir" ucap Kevin santai.
Megan berdengus kesal sambil mengepalkan tangannya.
"Baiklah, aku akan membeli ponsel baru. Hitung-hitung aku sudah mendapatkan uang di muka 50% dan hutangmu masih tersisa 50 % lagi " ucap Megan menyeringai.
"Aku tidak membayarmu full, karena aku khawatir jika kamu tidak menyelesaikan pekerjaanmu. Bisa saja kamu kabur membawa seluruh uangku" ucap Kevin sambil bersikadap.
Megan berbalik badan lalu berjalan menjauhi Kevin. Megan tak ingin emosinya meluap-luap, karena Kevin selalu saja membuatnya kesal. Kevin melangkah mengikutinya lalu duduk di sofa yang diduduki Megan.
"Ambil ini, aku menukar ponselmu dengan ponsel pengeluaran terbaru. Nomorku sudah tersimpan di ponsel ini" ucap Kevin dan kembali menyodorkan ponsel baru untuk Megan.
Kevin membeli ponsel tersebut beberapa hari yang lalu, hanya saja dia selalu lupa memberikan pada Megan.
Megan segera mengulurkan tangannya dan mengambil cepat ponsel tersebut. Daripada dirinya tak punya ponsel sama sekali.
"Kamu memiliki dua ponsel?" tanya Megan sambil membuka ponsel tersebut untuk dimainkannya.
"Hemm, mulai sekarang aku hanya mengawasimu lewat ponsel" jawab Kevin sambil bersandar di sofa.
"Kamu sangat posesif, padahal kita hanya nikah kontrak" ucap Megan dengan ketusnya.
Kevin segera menutup mulut Megan menggunakan telapak tangannya. Dia tak ingin ucapan Megan terdengar di luar.
Megan segera menggigit jemari tangannya, sehingga dengan cepat Kevin melepaskan tangannya.
"Jangan pernah ucapkan hal itu, bisa-bisa Oma membunuhku karena mempermainkan yang namanya pernikahan" bentak Kevin dengan sorot mata tajam.
Andai saja aku tahu sikapnya seperti ini, aku tak mungkin menyetujui kontraknya. Batin Megan.
"Iya...., aku tak akan mengulanginya" ucap Megan sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Hemm...bagus" ucap Kevin sambil mengusap rambut Megan.
Megan segera mendongakkan kepalanya menatap tingkah Kevin yang begitu santainya mengusap rambut panjangnya. Sedangkan Kevin mengerti arti tatapan Megan, dia pun kembali tertantang menatap Megan, sehingga kembali aksi saling tatap-tatapan.
Tok
Tok
Tok
Seketika mereka tersadar dari aksi saling tatap-tatapan. Kevin segera bangkit dari duduknya dan bergegas membuka pintu kamarnya.
Dua pelayan wanita berdiri di depan pintu kamarnya dengan pandangan tertunduk.
"Makan malam sudah siap tuan" ucapnya dengan sopan.
"Hemm" ucap Kevin lalu mengibaskan tangannya menyuruh mereka pergi.
Megan yang sibuk memainkan ponselnya terkejut dengan ulah Kevin yang kembali merebut ponselnya.
"Ayo, kita tak boleh telat makan malam bersama Oma" ucap Kevin lalu menyimpan ponsel Megan di atas meja.
Megan segera bangkit lalu berjalan mendahului Kevin. Dengan cepat Kevin menyusulnya lalu menggandeng tangannya.
"Bersikaplah seperti pasangan suami istri sungguhan" peringat Kevin.
"Iya bawel" kesal Megan yang sedari tadi mendengar ocehan Kevin.
Kevin langsung memindahkan tangannya di pinggang ramping Megan dan merangkulnya dengan erat. Membuat Megan menjadi risih dan lebih parah lagi tak mampu berbuat apa-apa, karena Oma Kevin sudah memergokinya.
"Kalian sangat cocok, Oma jadi ingat masa muda" ucap Oma Qinan dengan senyuman bahagia.
Megan berusaha tersenyum manis sambil menepuk keras pundak Kevin sebagai balasan untuknya.
Mereka berjalan bersama-sama menuju ruang makan untuk makan malam bersama. Berbagai aneka makanan lezat tersaji di atas meja dan pastinya mengunggah selera.
Tak ada obrolan di meja makan, mereka begitu menikmati makanannya dengan tenang dan penuh khidmat. Selesai makan malam bersama. Kevin dan Megan kembali undur diri ke kamarnya dan Oma Qinan jelas mengizinkannya karena dia ingin kembali mendapatkan cicit dari pasangan pengantin baru.
Kevin mulai terbiasa mengandeng tangan Megan dan Megan sendiri tak pernah menolak. Mereka masuk ke dalam kamar, lalu bergantian masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum tidur.
"Aku tidur di mana?" tanya Megan berpura-pura bertanya.
"Maunya kamu tidur di mana?" tanya balik Kevin yang sudah membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Ya di tempat tidur, tapi aku tak mau tidur bersamamu. Aku sudah terbiasa tidur bersama anakmu sambil memeluknya, tapi sekarang?" jawab Megan menggantung ucapannya.
"Kamu bisa tidur di sofa atau dilantai, tak masalahkan" ucap Kevin ketusnya.
"Enak saja, tidak bisa, aku akan tidur di tempat tidur ini" ucap Megan dan segera merebahkan tubuhnya tepat di samping Kevin.
Kevin segera mengubah posisinya menghadap ke arah Megan yang tengah terlentang.
"Jangan menghadap ke sini!, awas saja jika kamu macam-macam kepadaku, milikmu ku cincang habis" ancam Megan lalu mengubah posisinya membelakangi Kevin.
Kevin tersenyum tipis mendengar ucapan Megan, dia pun ikut mengubah posisinya membelakangi Megan dan tak ingin lagi berdebat atau berurusan dengan wanita mafia tersebut. Hingga keduanya mulai tertidur pulas.
Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Hujan deras kembali mengguyur kota, kilatan petir terus saja beradu hingga membangunkan anak kecil yang menggemaskan yang tidak lain adalah Azzam.
Azzam mulai menangis histeris mencari Daddy dan Mommynya di tempat tidurnya yang memiliki pegangan disetiap sisi.
"Huaaaaa..... hiks... hiks.... Daddy.... mommy" tangisnya semakin histeris dan sangat ketakutan mendengar suara hujan dan petir.
Untungnya Megan terbangun akibat mendengar suara petir yang menyambar-yambar. Megan segera berlari turun dari tempat tidur mendengar suara tangis Azzam.
"Tenang sayang ada Mommy" ucap Megan dan langsung menggendong Azzam untuk menenangkannya.
Tangis Azzam masih saja histeris yang memeluk erat leher Megan. Sungguh anak kecil yang menggemaskan itu begitu takut dengan hujan.
Megan terus saja menggendong Azzam mondar-mandir dalam kamar tersebut. Sungguh dia ikut khawatir, karena pertama kalinya melihat Azzam ketakutan.
Kevin ikut terbangun dari tidurnya dan juga terkejut mendengar suara tangis anaknya. Kevin segera menghampiri mereka dan ikut membantu Megan menenangkan Azzam.
Sementara Azzam maunya terus digendongan Megan. Dengan sedikit kesusahan, Megan membuatkan susu formula untuk Azzam, lalu dengan penuh kasih sayang membantu Azzam minum susu. Setiap kali mendengar petir, Azzam semakin kuat meminum susunya hingga menghabiskan satu dot bayi yang berukuran besar secepat kilat.
"Buatkan kembali susu untuknya, aku akan mencoba menidurkannya" perintah Megan kepada Kevin.
Kevin mengangguk dan segera membuatkan susu untuk anaknya. Kevin begitu kagum kepada Megan yang tak kenal lelah menenangkan anaknya.
Aku tidak salah memilihmu. Batin Kevin.
Bersambung......
Jangan lupa, like, love, komen dan vote ya teman-teman 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Angraini Devina Devina
cinta bersemi di usia dah matang
2023-10-20
0
。.。:∞♡*♥
bener2 ngga salah 🤭🙂🙂❤❤❤
2022-06-21
0
Fatma
lanjut dong thor 😊
2022-06-19
0