HDMM 4

Kevin memijit keningnya melihat perkelahian yang terjadi di halaman perusahaannya melalui layar monitornya. Lagi-lagi permasalahan yang begitu rumit selalu dia hadapi dengan sang paman yang serakah.

"Mengapa semua ini terus terjadi. Aku sudah bosan menghadapinya"gumam Kevin sambil mengusap wajahnya.

Tak ada yang bisa dilakukan Kevin selain berdiam diri di ruangannya. Sementara para anak buahnya mulai bertarung sengit di bawah sana.

Kevin mengerutkan keningnya melihat tangkapan cctv dimana seorang wanita begitu santainya masuk ke dalam lift khusus untuk CEO perusahaan. Tampak wanita tersebut sedang mengisi senjatanya dengan peluru. Tak sengaja pandangan wanita tertuju pada sebuah cctv di dalam lift, dengan cepat wanita tersebut menembak cctv pengintai. Kevin mengepalkan tangannya melihat perbuatan wanita asing yang menghancurkan cctv liftnya.

“Sial, Gerald!, kemari” teriaknya kesal dengan rahang mengeras disertai kepalan tangan yang siap menghajar siapapun.

Gerald yang mendengar teriakan tuannya segera menghampirinya. Tak disangka wajah tuannya sudah memerah yang sedang diselimuti amarah. Gerald berdiri tegak sambil menundukkan pandangannya di hadapan tuannya.

“Aku melihat wanita asing sudah bergerak naik ke ruanganku, cepat cegat wanita itu. Jangan sampai dia lolos masuk ke ruanganku” ucap Kevin geram yang melihat aksi nekat wanita asing yang baru saja masuk ke dalam liftnya.

“Baik tuan” ucapnya patuh kemudian segera menjalankan perintah tuannya.

Singkat cerita, Gerald, Tio dan kelima bodyguard terbaik Kevin sudah menghadang wanita asing yang tidak lain adalah Megan di lantai tertinggi perusahaan KBS Group. Tampak Megan baru saja keluar dari lift, senyuman langsung merekah dibibirnya melihat beberapa orang yang siap melawannya.

Megan mengidihkan bahunya melihat mereka. Ingin rasanya dia tergelak tawa melihat salah satu anak remaja terlihat geram menatapnya.

“Huff, kurang menantang. Emmm aku lebih tertarik kepada anak remaja yang cukup keren” ucap Megan sambil menunjuk Gerald menggunakan senjatanya.

Tak ingin menunggu lama, Gerald segera melayangkan pukulannya ke wajah Megan. Dengan lihainya Megan menghindari pukulan telak Gerald.

“Wow lumayan juga teknik beladirimu anak kecil” ucap Megan tersenyum sinis yang sedikit terpukau dengan teknik beladiri Gerald.

Megan menjatuhkan senapan panjangnya kemudian memilih meregangkan otot-ototnya, dia perlu memberikan bogem panas untuk anak remaja tersebut.

Gerald begitu fokus melihat gerak gerik Megan. Hingga akhirnya mereka saling serang. Pukulan terus saja melayang diudara yang belum juga mengenai salah satu dari mereka. Tio bersama bodyguard atasannya hanya menjadi penonton hingga mereka pun turun tangan saat melihat kedatangan Robert bersama ketiga anak buahnya. Mereka segera menghentikan Robert hingga terjadi aksi perkelahian di lantai tertinggi perusahaan.

Kevin tak bisa terus berdiam diri di dalam ruangannya, dia pun mengambil pistolnya di dalam laci kemudian menyelipkannya di saku jasnya. Kevin segera bertindak memakaikan pakaian anti peluru untuk anaknya.

“Daddy boy cudah pacai baju, untukk apa baju panac ini?” ucap anak menggemaskan dengan penuh tanda tanya.

“Untuk melindungi kamu boy, Daddy akan membawamu pergi ke tempat aman” ucap Kevin sambil mensejajarkan tubuhnya dihadapan anaknya.

“Can macih ada Cimmy lindungi boy Daddy” ucapnya kembali sambil menyentuh wajah ayahnya.

“Dengarkan Daddy, boy ingin ketemu mommy kan? Makanya Daddy akan membawa boy untuk menemui mommy” ucap Kevin dengan bujukan mautnya yang selalu saja menyangkutpautkan kata-kata Mommy untuk anaknya.

“Yeah mommy, oce Daddy, ayo temui mommy” ucap Azzam dengan antusiasnya sambil melompat-lompat.

Kevin langsung menggendong anaknya untuk segera membawanya pergi dari perusahaannya. Kevin sudah menyiapkan segalanya jika sewaktu-waktu dalam keadaan darurat, dia akan membawa anaknya pergi menggunakan lift rahasia yang di rancang khusus di dalam ruangannya.

Kevin begitu kesal membuka pintu lift rahasia yang sepertinya terkunci, pasalnya dia lupa kode password yang digunakan untuk membuka pintu lift rahasia tersebut. Dengan terpaksa Kevin memilih mendudukan terlebih dahulu anaknya di sofa.

Kevin terlihat frustasi yang tak kunjung mengingat kode password-nya, dia pun memilih menggebrak pintu lift rahasia tersebut.

Belum juga pergi dari ruangannya, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka lebar. Sosok wanita cantik berdiri di ambang pintu ruangannya sambil memegang senapan panjang di tangan kirinya. Wanita cantik tersebut berjalan dengan santainya masuk ke dalam ruangannya hingga pintu ruangannya kembali tertutup rapat.

Wanita cantik tersebut tidak lain adalah Megan. Pandangan Megan mulai menyapu seluruh ruangan tersebut mencari sosok mangsanya. Hingga pandangan Megan tertuju pada anak laki-laki yang tengah duduk tenang di sofa. Kevin sama sekali tak menyadari kehadiran Megan di dalam ruangannya, dia begitu sibuk membuka pintu liftnya.

Megan melangkah pelan mendekati anak laki-laki yang terbengong-bengong menatapnya. Megan tersenyum melihat tingkah anak laki-laki yang sangat menggemaskan itu sampai-sampai tak berkedip menatapnya. Sungguh pesona Megan membuat siapa saja akan terpesona dengan kecantikan wanita 23 tahun tersebut, bahkan anak kecil bernama Azzam ikut hanyut dalam pesonanya.

Megan meletakkan senjatanya di atas meja, kemudian memilih membungkukkan badannya untuk menatap lebih jelas anak menggemaskan yang menjadi mangsanya kali ini.

“Hai anak tampan!” ucap Megan sambil mengusap kepala Azzam dengan lembut.

Azzam tersenyum bahagia dengan raut wajah ceriahnya menatap Megan. Terlihat dengan jelas bola mata anak balita itu berbinar memancarkan kebahagiaan. Sungguh keinginannya memiliki mommy terwujud sudah.

Waktuku tinggal sedikit, aku harus melenyapkan anak menggemaskan ini. Batin Megan.

Megan harus menuntaskan pekerjaannya sekarang juga. Diam-diam Megan mengeluarkan pistolnya dari saku jaketnya. Dia tak jadi menggunakan senapan panjangnya untuk menghabisi nyawa anak kecil itu. Pertama-tama yang dia lakukan membekap mulut anak kecil itu, kemudian menembaknya. Sementara Azzam terus saja memancarkan senyuman bahagianya.

“Mommy” ucap Azzam dengan entengnya dan langsung berhambur memeluk Megan. Sedangkan Megan tersentak kaget dan memilih menghentikan aksinya. Megan begitu terheran-heran dengan sikap anak mengemaskan tersebut yang tanpa kenal takut memeluknya bahkan memanggilnya dengan sebutan mommy. Padahal dirinya sama sekali tak mengenal anak tersebut, dia hanya dikenal sebagai seorang mafia kejam dan tak kenal ampun yang sebentar lagi akan membunuh anak itu.

“Mommy, boy lindu mommy” ucap Azzam dengan mata berbinar yang sedang memeluk erat Megan yang dianggap sebagai Mommynya.

Megan membulatkan matanya mendengar setiap ucapan anak yang menjadi mangsanya. Mengapa anak kecil itu memanggilnya sebagai mommy, apakah dirinya mirip dengan ibu dari anak tersebut, pikirnya.

Kevin sudah lelah yang tak kunjung membuka pintu lift rahasianya. Kevin menghela napas panjang sambil mengalihkan pandangannya karena tak sengaja mendengar ucapan anaknya yang terus menyebut mommy. Kevin terlonjat kaget melihat wanita asing memeluk anaknya.

“Jangan menyentuh anakku!” teriak Kevin dengan amarah menggebu-gebu sambil mengepalkan tangannya.

Megan segera melepas pelukan Azzam, anak menggemaskan yang menjadi mangsanya. Azzam terlihat tak ingin melepaskan pelukannya bahkan melompat ingin digendong.

“Mommy caaantiiikkk, boleee pelucc ya” ucap Azzam yang masih saja melingkarkan tangannya di tubuh Megan. Dengan terpaksa Megan menggendongnya.

Azzam begitu bahagia digendong oleh wanita yang dia anggap sebagai mommynya. Azzam mulai bermanja-manja digendongan Megan, mencium kedua pipi Megan lalu kembali memeluknya dengan eratnya yang tak ingin lagi melepaskan mommynya. Megan tergelak tawa melihat tingkah lucu dan menggemaskan anak yang akan dia lenyapkan, dia bahkan terbuai dengan tingkah Azzam dan seolah melupakan misi nya sendiri. Mereka pun tertawa bersama yang terlihat seperti ibu dan anak sesungguhnya.

Kevin begitu murka dan langsung mengambil alih anaknya dari gendongan Megan.

“Tak seorangpun yang boleh menyentuh anakku, termasuk dirimu!” tegas Kevin dengan sorot mata tajam.

Megan hanya tersenyum mendengar ucapan Kevin.

“Daddy mommy, boy lindu mommy” ucap Azzam antusias sambil mengulurkan tangannya kearah Megan yang masih ingin berada dalam gendongan Megan yang diklaim sebagai mommynya.

Kevin tak mendengarkan ucapan anaknya, dia begitu waspada terhadap wanita asing di hadapannya sambil memegangi pistolnya. Sementara Megan juga terlihat waspada di sekelilingnya, dia pun berjalan mundur kemudian kembali mengambil senapan panjangnya. Mereka bergerak cepat untuk saling menodongkan pistol masing-masing.

Bersambung.....

Jangan lupa, like, love, komen dan vote ya teman-teman 🙏🙏🤗

terima kasih 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ujung Harapan

Ujung Harapan

punya Lif rahasia tpi lupa kodenya sama aja harus diam ditempat menerima takdir

2023-08-24

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

serem...todong2 an

2022-11-01

1

Fatma

Fatma

double up😫😫😫

2022-06-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!