Wahyu menatap nanar pada layar ponselnya, kekasihnya disana memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Diandra saat ini pasti sedang sedih, mungkin juga terluka mengetahui dirinya saat ini sedang bersama istrinya. Biarlah nanti Wahyu akan membuat kekasihnya itu mengerti tentang statusnya, dan bersabar hingga menunggu waktu yang tepat untuk kejelasan hubungan mereka.
Yang Wahyu lakukan saat ini adalah memberikan kenyamanan pada istrinya, agar saat nanti dia memberitahu tentang dirinya bersama Diandra, Naura akan mengerti dan dengan lapang dada menerima keadaannya.
Wahyu membawa langkah kakinya dengan pelan, kembali ke tempat dimana istrinya berada.
Dari kejauhan, Wahyu melihat istrinya sedang berbicara dengan dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan. Mungkin saja itu adalah teman-teman Naura yang kebetulan juga berada di cafe itu, pikir Wahyu.
Wahyu pun menghampiri istrinya itu. "Sayang maaf ya Mas lama, tadi ada telepon dari teman kantor...
Deg... Seketika ucapan Wahyu melayang melihat siapa wanita yang saat ini duduk berhadapan dengan istrinya.
Sementara Wanita itu tak kalah terkejut nya, saat seorang pria menghampiri meja mahasiswi nya dan mengatakan sayang pada Naura.
'Diandra'
'Wahyu'
Jadi, saat Diandra menelpon Wahyu, Diandra memang sudah berada di depan cafe berniat untuk mengajak Wahyu bertemu dan makan bersama di cafe itu.
Namun, saat Wahyu mengatakan sedang bersama istrinya, selera makan Diandra jadi hilang. Diandra pun hendak pergi dari cafe itu, tapi baru beberapa langkah dia melihat Noval juga datang ke cafe itu. Singkat cerita akhirnya Diandra menerima ajakan Noval untuk makan bersama di cafe itu, dan saat mereka masuk, ternyata disana juga ada Naura, akhirnya mereka pun bergabung di mejanya Naura.
Sejenak suasana menjadi hening, Naura menatap suaminya bergantian dengan Diandra yang saling menatap.
"Mas, kenalin ini Bu Diandra, dan ini Noval kakak sepupu aku yang aku ceritain ke Mas tadi pagi" ucap Naura, menunjuk Diandra dan Noval mengenalkan nya pada Wahyu.
"Bu Diandra dan Kak Noval ini adalah dosen di kampus ku" ucap Naura lagi.
"Hai, aku Noval, kakak sepupunya Naura" ujar Noval mengulurkan tangannya pada Wahyu.
"Wahyu" ucap Wahyu menjabat tangan Noval.
"Maaf ya, aku tidak hadir di acara perjodohan dan pernikahan kalian, tapi aku do'akan semoga rumah tangga kalian sakinah mawaddah warahmah" kata Noval, mendoakan Naura dan Wahyu.
"Tidak apa-apa, Naura sudah cerita kalau kamu sedang sibuk, dan terima kasih atas do'a nya" ujar Wahyu.
"Eh Diandra, kamu gak mau kenalan sama suaminya mahasiswi kamu" senggol Noval di lengan Diandra.
"Em, Noval sorry ya, aku lupa kalau aku ada janjian sama temen, aku pergi dulu ya, bye" Diandra beranjak dari tempat duduknya hendak pergi, tapi Noval menarik tangannya, dan Wahyu yang melihat tangan Diandra dipegang oleh Noval merasa tak suka dan cemburu.
"Loh kok pergi sih? kita baru aja duduk loh, kita belum pesan makanan juga, kamu juga belum kenalan sama suaminya Naura"
Sebelah tangan Diandra tergerak melepaskan tangan Noval yang memegang pergelangan tangannya. "Lain kali aja ya Noval, makan bareng nya, aku harus pergi sekarang" setelah tangan Noval terlepas dari pergelangan tangannya, Diandra menatap Wahyu sebentar kemudian pergi dari tempat itu.
Noval, Wahyu, dan Naura menatap langkah Diandra yang mulai menjauh dengan isi hati mereka masing-masing.
'Diandra kenapa sih, perasaan tadi oke oke aja, sekarang kok gitu sih' (Noval)
'Bu Diandra kenapa ya, kok liatin Mas Wahyu kayak gak suka gitu. Ah, cuma perasaan aku aja kali, mana mungkin, mereka kan gak kenal' (Naura)
'Maafkan aku, Diandra. Kamu pasti sakit melihat aku bersama Naura. Aku juga sakit Diandra, aku juga tidak ingin seperti ini' (Wahyu)
"Kak Noval disini aja makan bareng kita. Bolehkah Mas?" Naura menatap suaminya meminta persetujuan.
"Boleh dong, dia kan kakak mu, mana mungkin Mas berani mengusirnya, hehehe" Wahyu terkekeh, dia pun mulai memakan makanannya.
"Wah wah, Naura kayaknya suami kamu ini boleh juga ya, boleh diajakin berantem, hahaha" Noval juga tertawa.
"Kayaknya hari ini isi dompet aku bakalan diam ditempat, disini banyak makanan, jadi aku gak perlu pesanan makanan lagi, aku makan yang ini aja deh" Noval menarik sepiring spaghetti yang belum tersentuh.
"Kalian cuma berdua, kok pesan makanan banyak gini?" tanya Noval disela-sela menguyah makanan nya.
"Gak apa-apa, anggap saja ini rejekinya Kak Noval" Naura terkekeh.
Di luar cafe, Diandra mendudukkan tubuhnya di kursi panjang yang tersedia disana. Matanya mulai berembun, rasanya sangat sakit melihat orang yang dicintainya bersama wanita lain, meskipun wanita lain itu adalah istri dari kekasihnya.
"Kenapa harus dia? dari sekian banyaknya wanlitam, kenapa harus Naura yang menjadi istriu, Wahyu? kenapa!" tubuhnya bergetar menahan tangisnya. Bagaimanat Diandra berusaha menahan air matanya agar tak terjatuh, namun dia tetaplah wanita dengan hati yang rapuh, dan pada akhirnya air mata itu luruh juga membanjiri kedua pipinya.
"Bagaimana aku harus menyikapi nya nanti, Wahyu? istrimu adalah mahasiswi ku, sementara dia adalah gadis yang sudah merebut posisi ku yang seharusnya"
Saat ini Diandra berada dalam dilema yang sulit dia atasi. Kalau saja bisa memilih, lebih baik dia tidak pernah tau siapa wanita yang telah menjadi istri dari kekasihnya. Naura adalah mahasiswi yang selalu membuat Diandra bangga, keterampilan dan kecerdasan Naura membuat Diandra bangga sekaligus kagum pada sosok Naura.
Namun, jika keadaannya sudah seperti ini, Diandra sendiri tidak tau bagaimana nanti dia bisa berhadapan dengan Naura. Bahkan, mungkin nanti akan sulit hanya sekedar berbicara mengenai pelajaran dengannya, hatinya akan semakin sakit bila terus bertemu dengan wanita yang telah menjadi istri kekasihnya itu.
.......
"Alhamdulillah kenyang. Btw terima kasih ya makanan gratis nya, kalau gitu aku pamit pulang dulu" ucap Noval, kemudian beranjak dari tempat duduknya.
"Oh ya Naura, nanti kirim alamat rumah kamu ke kakak ya, kakak mau kirim kado pernikahan ke kamu" ucap Noval sebelum dia melangkahkan kakinya.
Disaat Noval sudah pergi. Ponsel Wahyu berdering, dan Wahyu langsung mengangkat nya tanpa pergi menjauh dari Naura seperti menerima telepon sebelumnya. Dan Naura menatap heran suaminya yang masih duduknya di tempatnya menerima telepon, tidak seperti saat hari pernikahannya dan tadi, suaminya itu pergi menjauh darinya hanya untuk menjawab telepon.
"...." Wahyu tampak senang, dia tersenyum mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan seseorang di seberang sana, dan Naura semakin heran melihat suaminya itu.
"Terima kasih banyak, Pak" sambungan telepon pun terputus.
"Naura, tadi yang menelpon, Bos diperusahaan tempat Mas bekerja. Beliau memberikan Mas perpanjangan cuti kerja karena beliau suka dengan cara kinerja Mas selama bekerja di perusahaan. Beliau juga memberikan kita tiket liburan ke Bangka Belitung"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
aneh kadang kadang pemikiran budosen.... kan dah di khianati ama tuh laki tetep aja masih diperjuangin knp ngk tinggalin sih cari yg single....
2023-06-06
0
Hanipah Fitri
Weh mantab athor orang Babel promosi kan daerah nya ❤️
2022-12-02
1
Satriawanty Meitridwi Irwansyah
aku suka ceritanya sdh ku kasih setangkai🌹ya.
2022-07-12
2