Semenjak kejadian tadi malam, Naura tampak malu-malu hanya sekedar bertatap muka dengan suaminya. Bayangan pergulatan panas antara dia dan suaminya seperti reka adegan sebuah film yang terus menari-nari di ingatan nya.
Naura sedang menyiapkan pakaian untuk suaminya, sementara Wahyu masih berada di dalam kamar mandi, dan Naura sendiri sudah mandi terlebih dahulu.
Naura menatap pakaian untuk Wahyu yang dia letakan di atas ranjang, kedua sudut bibinya tertarik membentuk sebuah senyuman, dia membayangkan betapa gagah suaminya itu saat mengenakan pakaian yang sudah dia siapkan ini.
Hingga, tanpa Naura sadari, ternyata orang yang membuatnya hatinya berbunga-bunga, sudah berada dibelakang nya.
Wahyu memperhatikan Naura yang terus menatap pakaiannya di atas ranjang, Wahyu menarik senyum simpul ketika dia juga mengingat perbuatannya tadi malam bersama Naura, sangat memabukkan. Tapi setelah mengingat seseorang, Wahyu segera menepis pemikiran nya itu. Menurutnya, apa yang dia lakukan bersama Naura tadi malam, itu hanyalah kewajiban antara suami dan istri, tak lebih. Egois memang.
"Kok pakaian Mas terus sih yang dilihatin, Mas juga mau dong ditatap gitu, sini...
Naura memekik kaget saat Wahyu menarik pinggangnya, dan kini posisinya berhadapan dengan Wahyu, tatapan mereka bertemu, dan Naura langsung memutuskan kontak itu dengan memalingkan wajahnya, rasanya begitu malu menatap wajah laki-laki yang semalam menjamah tubuhnya hingga kelelahan.
"Naura, kok gitu sih, tatap Mas dong" Wahyu menarik dagu Naura, dan kini keduanya saling menatap lagi.
Beberapa detik bertatapan, tiba-tiba Wahyu teringat sesuatu, yang dibeli nya kemarin sore saat diperjalanan pulang.
"Naura, jas yang Mas pakai kemaren dimana?"
"Aku masukin ke keranjang pakaian kotor, kenapa Mas?" ucap Naura, sembari menujuk keranjang pakaian kotor yang berada di samping lemari pakaian.
Tanpa menjawab pertanyaan istrinya, Wahyu langsung menuang semua isi keranjang pakaian kotor itu di lantai, kemudian mencari jas nya.
"Nah, ketemu... " Dengan tersenyum, Wahyu merogoh saku jas nya, dan mengeluarkan setangkai bunga yang dia beli kemaren.
"Yah, bunga nya udah layu" Wahyu sedikit kecewa pada dirinya sendiri, kenapa bisa sampai lupa kalau dia membeli bunga untuk Naura. "Padahal, Mas kemarin mau kasih bunga ini sama kamu" Wahyu menatap istrinya dengan tatapan sendu. "Aku juga sih, kenapa pake lupa segala"
Naura terkekek, dia mendekat ke arah suaminya, kemudian mengambil setangkai bunga yang sudah layu itu dari tangan suaminya.
"Gak apa-apa kok, Mas. Bunga ini bisa layu, tapi aku berharap pernikahan kita tidak akan pernah layu walaupun kita berdua hanya dijodohkan." Dan kini Naura memberanikan diri memeluk suaminya.
"Aku akan berusaha menjadi istri yang baik untuk, Mas. Dan... menjadi ibu dari anak-anak kita nanti" ucap Naura.
Deg... Jantung Wahyu berdetak dengan kencang, ucapan istrinya barusan membuatnya terenyuh, namun dia tidak tahu harus menanggapinya bagaimana? haruskah Wahyu mengatakan tidak, haruskah dia mengatakan tidak mencintai istrinya ini dan dia sudah memiliki seseorang yang sangat dicintainya.
Seandainya Wahyu tidak sedang menjaga hati seseorang, pasti dengan senang hati dia akan menyambut perasaan istrinya ini. Namun sayangnya, Wahyu menerima perjodohan nya, tapi dia juga bertekat mempertahankan hubungan nya dengan kekasihnya.
Dan ucapan Naura barusan, membuat Wahyu merasa bersalah. Bagaimana jika istrinya ini mencintai dirinya, sementara dia sendiri mencintai wanita lain. Sudah pasti akan mematahkan hati Naura bukan?
"Hari ini kamu gak ke kampus kan? Mas rencananya mau ajak kamu jalan-jalan hari ini"
"Mas gak ke kantor?" Naura menatap suaminya.
Wahyu menggeleng, dan sudah seperti sebuah magnet saat berdekatan dengan Naura, Wahyu selalu tersenyum.
"Mas, udah ambil cuti kemaren" ucap Wahyu. Padahal, kenyataannya adalah, dia sudah mengambil cuti sebelum hari pernikahannya, dan kemaren dia berbohong pergi ke kantor demi bertemu dengan kekasihnya.
'Maaf Naura, lagi-lagi Mas berdusta'
"Oh gitu, ya udah, kalau gitu aku telepon Kak Noval dulu" Naura hendak berbalik, untuk mengambil ponselnya, tapi Wahyu menahan lengan nya.
"Siapa Noval?" tanya Wahyu, entah kenapa dia merasa tak suka, Naura menyebut nama seorang laki-laki.
Naura tersenyum, dia pun membalikkan badannya lagi menghadap suaminya untuk menjelaskan siapa Noval itu.
"Kak Noval itu, sepupu aku, kebetulan Kak Noval itu juga dosen aku" jawab Naura.
"Apakah dia hadir saat pernikahan kita?"
"Enggak, hari itu Kak Noval baru pulang sore nya dari luar kota sehabis mengadakan seminar, dan saat acara perjodohan juga Kak Noval gak sempat datang karena lagi sibuk"
Wahyu mengangguk-anggukan kepalanya, pantas saja dia asing dengan nama itu, hampir saja dia menginterogasi istrinya.
Naura pun menelpon kakak sepupu nya itu yang tak lain juga adalah dosennya, Naura memberitahu kalau dia hari ini akan pergi jalan-jalan bersama suaminya, dan Noval sangat menyayangkan karena hari ini dia berencana untuk berkunjung sekalian memberikan kado pernikahan pada Naura, namun sayangnya harus tertunda dan Noval akan memberikannya di lain waktu.
Dan tak lupa juga Naura menghubungi temannya, Lusi.
"Kenapa tuh muka, kusut banget?" Diandra yang baru datang, langsung duduk di samping Noval.
Noval menatap Diandra sebentar, kemudian menujuk paper bag yang isinya kado pernikahan untuk Naura dan suaminya, Wahyu.
"Loh, kok ini masih disini, belum kamu kasih ke adik sepupu kamu?"
Novel menggeleng. "Rencananya hari ini, tapi dia barusan telepon kalau dia mau pergi jalan-jalan sama suaminya, yah jadi nya ketunda deh aku kasih kado pernikahan nya"
Diandra mengangguk anggukan kepalanya, Diandra belum mengetahui kalau adik sepupu yang dimaksud oleh Noval adalah Naura, mahasiswi nya.
"Noval, aku duluan ya, udah waktunya masuk mengajar" Diandra melihat jam tangannya, kemudian beranjak dari tempat duduknya menuju kelas dimana para mahasiswanya sudah menunggu.
"Selamat pagi semuanya" sapa Diandra, saat baru masuk kelas.
"Selamat pagi Bu Diandra" balas sapa para mahasiswanya.
Diandra mengedarkan pandangannya melihat semua mahasiswanya, dan dia mendapati ada satu orang yang tidak masuk hari ini.
"Ada yang tau, kenapa Naura tidak masuk hari ini?"
Lusi mengangkat sebelah tangannya, sebagai tanda dia tau.
"Ya Lusi, kamu tau kenapa Naura tidak masuk?"
"Tadi Naura telepon, katanya mau jalan-jalan sama suaminya, Naura udah bilang kok sama Pak Noval.
Diandra mengerutkan keningnya, sepertinya dia ketinggalan berita, ternyata salah satu mahasiswinya sudah menikah dan dia tidak mengetahuinya.
" Suami...?
"Iya Bu, Naura udah nikah 2 hari yang lalu dan kita semua gak ada yang di undang kecuali Lusi" sahut salah satu mahasiswa.
"Oh ya sudah, sekarang kita mulai saja pelajaran nya"
'Apa Bu Diandra gak tau ya, kalau laki-laki yang bersamanya kemarin di Mall itu adalah suaminya Naura'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
࿅xena_wild ˡⁱᵒⁿあᬊ𝄞༗
aq g tau mo komen apalagi, aq sdh sgt muak sm wahyu smp blank otak aq
2022-07-21
3
Muhammad Jaya Qusairi
kasihan naura
2022-07-09
1
Anita Giu
pen kasih kopi, tapi poin ku ngenes 🤣🤣
2022-06-11
4