Lama Naura tak menjawab, Wahyu pun menjatuhkan tubuhnya di samping Naura, kemudian meraih tubuh istrinya itu kedalam pelukannya.
"Ya sudah nanti saja dijawabnya, sekarang lebih baik kamu siapakan pakaian Mas saja, hari ini Mas akan ke kantor ada pekerjaan mendadak yang harus Mas kerjakan"
'Maaf, Maaf, Mas sudah membohongi kamu, Naura' Wahyu semakin mengeratkan pelukannya, dia tak sampai hati membohongi istrinya ini, Naura adalah gadis baik-baik, seharusnya dia mendapatkan laki-laki baik yang bisa selalu menjaga hati dan perasaannya.
"Ke Kantor?"
"Iya, Mas minta maaf ya, seharusnya Mas ambil cuti seminggu, tapi masalahnya ini penting banget" jawab Wahyu, dia memejamkan matanya. Untuk pertama kalinya dia berbohong, dan orang pertama yang dia bohongi adalah istrinya sendiri.
'Mas benar-benar minta maaf Naura, seharusnya kau tidak mendapatkan kebohongan ini' Dan itu hanya mampu Wahyu ucapkan dalam hati.
"Ya udah gak apa-apa. Mas gak perlu minta maaf, pekerjaan Mas lebih penting, sebenarnya aku juga hari ini mau ke kampus, boleh kan?"
"Ke kampus?" giliran Wahyu bertanya.
"Iya, boleh kan Mas, hari ini aku ke kampus?" Naura mendongakkan kepalanya menatap Wahyu.
"Em, ya udah deh, berhubung Mas juga harus ke kantor, kamu juga boleh pergi ngampus, tapi besok-besok kamu harus izin ya, Mas juga. Masa pengantin baru udah pada sibuk sendiri sendiri aja" Wahyu mengedipkan matanya menggoda Naura.
Naura mengangguk, dia menatap suaminya begitupun Wahyu, pandangan mereka bertemu. Perlahan Wahyu menarik tengkuk Naura mendekatkan ke wajahnya, saat Wahyu ingin mencium bibir Naura lagi, seketika mereka dikejutkan oleh suara pintu kamar mereka yang digedor dari luar dengan kencang disertai dengan teriakkan si gadis barbar.
Tok tok tok...
"Kak Wahyu... Kak Naura... Ayo keluar, udah pada di tungguin buat sarapan!" teriak Tasya, diluar dia berdecak kesal karena tidak bisa mengintip.
"Kak Wahyu ni niat banget ya, masa sampe-sampe lubang kunci di tutupin juga" Tasya berkacak pinggang didepan pintu kamar kakaknya.
Sementara didalam kamar, sepasang pengantin baru itu terlonjak kaget mendengar suara Tasya yang memanggil mereka untuk sarapan, Naura dan Wahyu serempak menatap jam dinding, kemudian saling tatap.
"Ya ampun, sudah jam 7" ucap Naura dan Wahyu serentak.
"Aduh Naura, kita belum ngapa ngapain aja udah telat begini, gimana kalau kita udah...
"Mas udah, sekarang ayo cepetan mandi, terus sarapan, gak enak yang lain udah nungguin kita" ucap Naura memotong ucapan suaminya yang Naura sudah tau apa yang akan dikatakan oleh suaminya itu.
"Kak Wahyu... Kak Naura... ayo cepetan keluar, sarapan, entar dimarahin mama loh!" teriak Tasya lagi. Di luar kamar mukanya sudah seperti kanebo kering menunggu kakak dan kakak iparnya yang tak kunjung keluar bahkan tak menjawab panggilan nya.
"Kak Wahyu... Kak Naura... Udah pada bangun belum sih!?" Kali ini Tasya menggedor pintu kamar kakaknya lebih kencang dari sebelumnya.
"Iya, kita udah bangun, bilang aja kita mau mandi dulu" akhirnya Wahyu menyahuti teriakan adik barbar nya itu"
"Apaan jam segini baru mau mandi, aku aja bentar lagi mau berangkat sekolah, huh dasar pengantin baru!" Gumam Tasya lalu pergi ke ruang makan.
"Mas, kenapa harus bilang gitu ke Tasya?"
"Lah emangnya salah, kita kan emang mau mandi, ya udah kamu duluan gih yang mandi" Wahyu membawa istrinya ke dalam kamar mandi, kemudian dia keluar.
Setelah terdengar suara guyuran air yang menandakan kalau Naura sedang mandi, Wahyu mengambil ponselnya lalu mengirim pesan singkat pada seseorang.
📩'Maaf Di, aku terlambat, tapi aku pasti akan datang, kamu tunggu aku ya'
Setelah mengirim pesan, Wahyu mengambil handuk didalam lemari pakaiannya dan bersiap-siap mandi. Wahyu menanggalkan semua pakaiannya lalu melilitkan handuk menutupi sebagian tubuhnya, kemudian berdiri didepan pintu kamar mandi, menunggu Naura selesai mandi.
.........
Setelah selesai sarapan, Wahyu dan Naura berpamitan pada semua keluarga, Wahyu akan mengantar Naura terlebih dahulu ke kampusnya baru dia akan menemui seseorang yang sudah menunggunya dengan membohongi istrinya jika dia akan ke kantor.
"Naura, kamu kuliah dimana?" tanya Wahyu, saat ini mereka berdua sudah diperjalanan.
Naura pun menyebutkan nama Universitas tempat nya kuliah, dan Wahyu sedikit terkejut mengetahui bahwa Naura ternyata kuliah di kampus itu.
"Mas, kenapa kok kayak kaget gitu?"
"Ah gak apa-apa kok" Wahyu berusaha menutupi keterkejutan nya.
Setelah 15 menit menempuh perjalanan, akhirnya mobil Wahyu sudah sampai dihadapan bangunan berlantai yang bertuliskan nama Universitas terpopuler di Kota itu.
Naura mencium punggung tangan suaminya, lalu hendak keluar dari mobil, tapi Wahyu malah menarik tangannya.
"Yang semangat yah belajar nya"
Cup... Satu kecupan mendarat dengan indah di kening Naura, bersamaan dengan kata motivasi yang meluncur dari bibir Wahyu untuk istrinya.
"Mas juga ya, yang semangat kerja nya, jangan lupa shalat dan jangn telat makan" pesan Naura, kemudian diapun keluar dari mobil Wahyu.
Naura melambaikan tangannya saat mobil Wahyu mulai meninggalkan pelataran kampusnya. Senyum manis terukir indah diwajahnya. Bahagia? sudah pasti. Bagaimana tidak, meski pernikahannya berawal dari perjodohan tapi Naura sangat bahagia, suaminya memperlakukan nya dengan sangat baik.
Sementara Wahyu, diapun telah sampai ditempat tujuan nya, tak butuh waktu lama, karena tempatnya janjiannya dengan seseorang tak jauh dari kampusnya Naura.
Baru saja Wahyu keluar dari mobilnya, seorang wanita langsung berhambur ke pelukannya. Wanita itu menangis, segala kalimat yang sudah ia pendam beberapa hari ini terlontar dari mulutnya.
"Kamu jahat Wahyu, kamu jahat!" wanita itu memukul-mukul dada Wahyu.
"Maaf," hanya itu yang mampu Wahyu ucapkan, hatinya juga sakit melihat wanita yang sudah bertahta di hatinya sejak masa SMA, menangis di pelukannya.
"Kamu bahkan sekarang sudah menikahi gadis pilihan orang tuamu, seandainya dari dulu kamu memperkenalkan aku dengan orang tuamu, ini semua tidak akan terjadi, Wahyu." Wanita itu semakin terisak dipelukan Wahyu.
"Maafkan aku Diandra, ini semua memang salahku, maaf karena aku tidak bisa menolak keinginan orang tuaku"
"Lalu, bagaimana sekarang dengan hubungan kita, Wahyu? apakah 7 tahun kebersamaan kita akan berakhir begitu saja"
"Tidak Diandra, hubungan kita akan tetap seperti ini, mana mungkin aku melupakan kamu begitu saja, kita sama-sama saling mencintai" Wahyu meyakinkan Diandra. Karena pada dasarnya dia memang sangat mencintai Diandra.
"Tapi sekarang kamu sudah menikah, Wahyu. Bagaimana dengan istrimu?"
"Kamu jangan khawatir, Diandra. Suatu saat nanti, tinggal menunggu waktu yang tepat aku akan mengatakan semuanya dengan istriku. Dia gadis yang baik, aku yakin dia akan mengerti dan menerima keadaan ini"
"Terima kasih Wahyu, aku sangat mencintaimu"
"Aku juga sangat mencintaimu, Diandra. Apa hari ini kamu ada kelas mengajar? kalau tidak ada aku akan menemanimu seharian kemanapun kamu ingin pergi" ucap Wahyu.
Diandra mengurai pelukannya, dia menatap Wahyu meminta penjelasan.
"Aku serius, Diandra. Sebagai permintaan Maafku, aku akan menemani mu kemanapun kamu ingin pergi hari ini."
Diandra tersenyum, tentu saja dia mau, karena sudah beberapa hari ini dia tidak bertemu dengan Wahyu. Diandra pun mengeluarkan ponselnya dari dalam tas nya, kemudian mengirim pesan pada Noval temannya sesama Dosen, memberitahu temannya itu kalau hari ini dia tidak bisa datang ke kampus karena ada keperluan.
"Ayo kita pergi...
.
.
.
SALAM BANGKA BELITUNG 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
bungsoe hairulia
g suka deh smo wahyu,klau naura cew baik2,pntas dpat yg lbih baik,,knapa dsosor2,se enk ny aja
2024-11-08
0
Misaza Sumiati
sok baik yah Wahyu kasian Naura gadis baik
2025-02-02
0
guntur 1609
wahyu bodat. dia gak mikir kalau keadaanya dibalik. bisa gak dia menerimanya
2024-04-04
0