Setelah 1 jam bergelut dengan pelajaran yang cukup menguras otak, akhirnya mata kuliah pun selesai. Satu persatu para mahasiswa meninggal kelas, beserta Noval, dosen yang menggantikan Diandra yang beralasan sedang ada keperluan penting.
Kini tinggal menyisakan Naura dan Lusi yang masih duduk melamun di kursinya. Naura mengambil ponselnya dari dalam tas, dia ingin mengirim pesan pada suaminya.
📨 'Mas udah makan belum?' Pesan terkirim.
Tak berapa lama, Wahyu membalas pesan istrinya.
📩 'Ini Mas lagi makan bareng teman kantor, istrinya Mas udah makan belum😍
Naura tersenyum membaca pesan balasan dari suaminya, apalagi dengan emoticon yang membuat Naura merasa berbunga-bunga. Naura pun membalas pesan suaminya lagi.
📨 'Mata kuliah baru aja selesai, bentar lagi ke kantin, makan. Mas jangan lupa shalat ya, bentar lagi masuk waktu Dzuhur loh. Paling jam 2 nanti aku sudah pulang, Mas mau dimasakin apa? ' Pesan terkirim.
Tak berapa lama, pesan balasan dari Wahyu pun masuk lagi, Naura berbalas pesan sama suaminya, dengan raut wajah yang bahagia. Menurutnya ini ajaib sekali, baru kemarin dia menikah dengan Wahyu, dan belum lama juga dia kenal dengan suaminya itu sebelum menikah, tapi dia dan Wahyu sudah sangat akrab tanpa ada rasa canggung lagi di antara mereka berdua.
📩 '*Siap istriku sayang 😘 Mas gak akan lupa shalat kok, jadi udah gak sabar pengen shalat bareng kamu.🤗 Apapun yang kamu masak, Mas pasti makan, masakan kamu pasti enak.🥰 Oh ya pulang nya nanti hati-hati ya, Mas pulang mungkin jam 5, maaf ya Mas gak bisa jemput'
📨 'Iya Mas, gak apa-apa, nanti aku pulang nya naik Taksi aja'
📩 'Kalo bisa pilih Taksi yang supirnya kakek-kakek atau perempuan, jangan naik Taksi yang supir nya cowok yang masih muda apalagi ganteng, nanti Mas cemburu loh 🙄
Naura tertawa membaca pesan balasan dari suaminya, tapi dia senang, suaminya itu mulai posesif dengannya yang artinya Wahyu mulai perhatian padanya. Naura menekan profil suaminya dan menampilkan foto Wahyu yang terlihat sangat tampan dengan balutan kemeja putih serta jas hitam.
"Kamu benar-benar tipe suami idaman, Mas" tanpa sadar, Naura memuji suaminya itu. Senyumnya sedari tadi tak pernah pudar, dia benar-benar bahagia saat ini. Dalam sehari, Wahyu mampu mengobrak-abrik hatinya.
Apakah saat ini dia sedang jatuh cinta dengan suaminya? Entahlah, Naura sama sekali belum pernah jatuh cinta kepada lelaki mana pun selain ayahnya. Jadi dia sendiri tidak tahu apa yang sedang dirasakannya saat ini, cinta atau bukan yang dia tahu dia sangat bahagia saat ini, dalam sehari Wahyu mampu memberi kenyamanan padanya.
Setelah selesai berbalas pesan dengan Wahyu. Naura memasukkan ponselnya ke dalam tas dan bersiap untuk ke kantin, perutnya sudah sangat keroncongan, cacing cacing didalam perutnya sudah konser meminta diisi makanan.
Saat Naura juga akan keluar dari kelas, dia melihat Lusi yang masih tampak melamun di kursi nya. Naura pun menghampiri temannya itu.
"Lusi, kenapa sih? dari tadi aku perhatiin kamu melamun terus"
Lusi yang tekejut karena Naura menepuk bahunya, seketika gelagapan dan membuat beberapa bukunya yang masih terletak di atas meja, jatuh ke lantai.
"Lusi, kamu kenapa sih, kok hari ini aku perhatikan kamu aneh banget, kamu sakit?"
'Ya ampun, aku ini kenapa sih? ini masalah rumah tangga nya Naura kok malah aku yang jadi kepikiran gini ya'
"Eh, gak apa-apa kok, Naura. Kita ke kantin yuk, aku udah laparr banget nih" kata Lusi, dia berusaha menghindari pertanyaan Naura yang bisa saja membuatnya kelepasan bicara, alias keceplosan.
..._____________...
"Wahyu, lagi chat-an sama siapa sih? Kayaknya seru banget, sampai kamu senyum-senyum gitu?" Tanya Diandra, dia sedari tadi memperhatikan Wahyu yang sibuk dengan ponselnya, sementara makanan yang sudah di pesan belum Wahyu sentuh sedikitpun.
"Eh iya, oh ini lagi bales chat dari temen-temen Kantor yang pada ucapin selamat atas pernikahan aku" Jawab Wahyu, lalu kembali fokus pada ponselnya.
"Oh, kirain chat sama istri kamu sampai senyum-senyum gitu, aku cemburu loh" Ujar Diandra, dia berhenti makan kemudian mengelap bibirnya dari sisa-sisa makanan yang menempel, menggunakan tisu.
"Kamu dari tadi belum nyentuh makanan kamu loh, Wahyu. Makan dulu gih, chat teman-teman kamu biar aku yang balas" Diandra Hendak mengambil ponsel Wahyu, tapi Wahyu segera memasukkan ponselnya ke dalam saku jas nya.
"Eh gak usah, aku udah selesai kok Chat nya, sekarang ayo lanjut makan" Kilah Wahyu, dia tidak ingin Diandra tahu kalau sebenarnya dari tadi dia chatan bersama Naura, karena Diandra pasti akan salah paham padanya.
'Maaf Diandra, lebih baik kamu tidak usah tahu bagaimana hubungan ku dengan Naura, kamu akan sakit hati kalau tahu aku memperlakukan Naura dengan sangat baik. Dan untuk kamu Naura, Mas sangat minta maaf karena perlakuan Mas ke kamu itu tidak seindah yang kamu bayangkan. Mas sedang menjaga hati seseorang yang Mas cintai, dan tentunya Mas juga akan menjaga perasaan kamu sebagai istrinya Mas. Sekali lagi maaf'
"Ya udah kamu makan ya, dari tadi kamu belum makan loh, aku suapin ya" Baru saja satu suapan yang masuk ke mulut Wahyu, terdengar suara Azan, Wahyu bergegas minum kemudian mengelap bibirnya dengan tisu.
"Diandra, kamu tunggu disini aja ya, aku mau shalat dulu sebentar" Diandra pun mengangguk, kemudian Wahyu beranjak dari tempat duduknya lalu pergi ke ruangan yang sudah disediakan untuk shalat didalam Mall tersebut.
Setelah selesai shalat Wahyu masih duduk bersimpuh di atas sajadah nya. Dia memohon ampun pada yang maha Esa karena sudah mempermainkan hati seorang gadis sebaik Naura.
Sebenarnya dia tidak ingin seperti ini, namun apa boleh buat, dari awal dia tidak berani menolak perjodohan nya karena itu pasti akan menyakiti hati kedua orangtuanya sementara Wahyu tidak ingin sampai melukai perasaan dua paruh baya yang sudah dengan bersusah payah membesarkan nya.
Tapi, disisi lain Wahyu sangat mencintai Diandra, kekasih nya sejak masa SMA. Pernikahannya dengan Naura, itu tidak bisa membuatnya melupakan begitu saja waktu 7 tahun kebersamaannya dengan Diandra hingga sekarang.
...______________...
Naura telah sampai dirumah, lebih tepatnya dirumah suaminya. Dirumah ini dia akan memulai kehidupan baru dengan gelar baru sebagai seorang istri.
Saat memasuki rumah, Naura disambut dengan hangat oleh keluarga suaminya, tak bisa dipungkiri Naura sangat bahagia memiliki keluarga baru yang menerimanya dengan sangat baik. Namun, saat melihat kedua orangtua nya yang bersiap-siap akan pulang, seketika cairan bening itu lolos begitu saja mengalir di pipinya.
Walaupun tinggal di satu kota, tapi tetap saja Naura bersedih karena tidak bisa tinggal serumah lagi dengan kedua orangtuanya.
Bu Winda yang mengerti dengan perasaan menantunya, dia pun mendekati menantunya itu kemudian memeluknya. Sebagai seorang wanita dan seorang istri, tentu bu Winda tahu apa yang dirasakan oleh Naura saat ini, karena dulu Bu Winda juga pernah merasakannya sebagai seorang menantu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Ⓤ︎Ⓝ︎Ⓨ︎Ⓘ︎Ⓛ︎
itu bukan menjaga perasaan wahyuu....
malah nyakitin dua duanya begitu lama.....
ibarat org jatuh itu berulang2 jd trauma...
klo jatuh sekali kan besok2 bisa lebih hati2..
jadi ambil sikap tegas dong Yuh wahyu
2023-10-03
0
fitriani
wahyu aneh rajin shalat tapi kelakuannya gitu😏😏😏😏
2022-12-12
1
Nurlinda
maaf kak, ini gak sempat periksa, nanti aku revisi
2022-10-01
0