Pesawat yang ditumpangi oleh Wahyu dan Naura tujuan Bangka Belitung, mulai melakukan pendaratan di Bandara Depati Amir. Bandar Udara Depati Amir dikenal juga Bandar Udara Pangkalpinang, adalah bandar udara yang terletak di Kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Nama Bandara Depati Amir, diambil dari salah satu nama pahlawan yang berjasa di Indonesia.
Depati Amir merupakan putra sulung dari Depati Bahrin, dan Depati Amir memiliki adik bernama Hamzah. Depati Bahrin merupakan pemimpin dari gerakan perlawanan rakyat Bangka terhadap penjajahan Belanda. Amir dan Hamzah pun juga ikut dalam pergerakan itu.
Karena jasa Amir dan Hamzah yang sangat dihargai oleh masyarakat Bangka Belitung, nama Amir digunakan menjadi nama bandara di Pangkal Pinang, yaitu Bandar Udara Depati Amir. Nama Hamzah juga digunakan sebagai nama jalan didekat Bandara Depati Amir.
Di luar bandara, sebuah mobil Pajero sport sudah menunggu mereka, untuk mengantarkan ke hotel tempat Naura dan Wahyu akan menginap selama berada di kota Bangka tersebut.
Hanya dalam 15 menit berkendara, mobil Pajero sport tersebut sudah terparkir rapi di pelataran Novotel Bangka Hotel & Convention Centre yang bergaya menawarkan masa menginap yang sungguh nyaman dan modern. Yang terletak di jln. Soekarno Hatta KM 5, Pangkalpinang, kepulauan Bangka Belitung.
Hari ini, Wahyu dan Naura akan istirahat seharian full di hotel, dan berencana untuk menjelajahi kota tersebut pada tanggal esok hari.
Sesampainya dikamar hotel Superior dengan 1 ranjang berukuran King Zise , Naura langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang, kemudian disusul oleh Wahyu yang juga menjatuhkan tubuhnya disamping Naura.
"Uhh... Akhirnya bisa rebahan juga, lega banget" Naura memejamkan matanya menikmati keempukan ranjang berukuran besar itu.
"Iya, ranjang ini nyaman banget, sayang sekali kalau tidak dipergunakan dengan baik" Sahut Wahyu, yang juga memejamkan matanya.
"Maksud, Mas... " Naura membuka matanya, dia menoleh menatap suaminya yang masih memejamkan matanya.
"Anggap saja kita sedang berbulan madu sekarang, dan kamu tau sendiri kan? apa yang dilakukan sepasang pengantin baru bila berada di kamar hotel mewah dengan ranjang berukuran besar seperti ini" ucap Wahyu, dia tersenyum, namun matanya masih terpejam.
"Huh, aku ngantuk banget, Mas. Aku tidur dulu ya" Naura membenarkan posisi tubuhnya di atas ranjang, kemudian mengambil guling untuk dia peluk, dan kembali memejamkan matanya lalu membelakangi suaminya.
"Naura...Kok tidur sih? kita coba dulu ranjangnya" rengek Wahyu, dia bangkit dari posisi sebelumnya, kemudian berbaring disamping Naura dengan memeluk istrinya itu.
"Mas aku tidur dulu ya, sebentar aja" ucap Naura, dia memang ngantuk sekali, matanya pun rasanya enggan untuk terbuka.
"Ya udah deh, tapi janji ya nanti malam, pokoknya harus!"
"Hem" Naura hanya menjawab dengan deheman, rasanya dia ngantuk sekali.
Tak berapa lama, terdengar suara dengkuran halus yang menandakan kalau Naura benar-benar sudah tidur. Wahyu menatap wajah lelap istrinya itu dengan tersenyum, Wahyu juga bingung, niatnya hanya untuk memberi kenyamanan pada Naura sebelum dia mengatakan kebenaran tentang hubungannya dengan Diandra. Tapi, entah kenapa malah dia sendiri yang merasa nyaman berada di dekat istrinya itu.
"Mas harap, semoga suatu hari nanti kamu akan bahagia dengan kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan bahagia dengan kebahagiaan yang sebenarnya adalah dusta"
"Maafkan, Mas Naura. Mungkin kamu berpikir, perlakuan dan perhatian yang Mas berikan beberapa hari ini adalah bentuk cinta seorang suami pada istrinya. Andai kamu tau, itu semua hanyalah cover yang Mas gunakan untuk menutupi hubungan Mas dengan Diandra, wanita yang sangat Mas cintai, dan dia adalah dosen mu sendiri, Naura"
"Mas harap, saat Mas memberitahukan kebenarannya nanti padamu, kamu bisa menerima semuanya dengan ikhlas, dan mengakhiri hubungan ini dengan berlapang dada. Mas harap, kamu tidak akan membenci Mas, kita bisa berteman setelah itu"
Beberapa saat terus memandangi wajah lelap istrinya, Wahyu pun beranjak turun dari ranjang, dia memutuskan untuk mandi karena badannya sudah terasa lengket.
Ponsel Wahyu berdering, bertepatan dengan Wahyu yang baru saja selesai mandi. Wahyu pun meraih ponselnya yang berada di atas nakas, dan ternyata yang menelponnya adalah Diandra.
"Halo Diandra" ucap Wahyu, saat menjawab telepon dari Diandra.
"Kenapa kamu pergi tidak memberitahu ku?"
"Maaf Diandra, ini bukan rencanaku. Liburan ini adalah hadiah pernikahan dari perusahaan" Jawab Wahyu sendu. Dia tahu, disana Diandra pasti sedang menangis, terdengar jelas dari suaranya yang terisak.
"Jangan menangis, Diandra. Aku mohon!"
"Kamu pasti sangat menikmati liburan itu, iya kan?"
"Diandra, aku mohon bersabarlah sampai waktunya nanti aku akan mengatakan semuanya pada Naura. Dia gadis yang baik, aku yakin Naura pasti akan bisa menerima semua keadaan ini" ucap Wahyu, sekali lagi dia meyakinkan kekasihnya itu.
"Bahkan kamu sudah 2 kali memuji istrimu, ini yang aku takutkan Wahyu. Aku takut istrimu akan merebut posisi ku di hatimu, setelah dia merebut posisi ku yang seharusnya menjadi istrimu"
"Diandra, aku mohon percayalah padaku, itu semua tidak akan terjadi. Hanya kamu satu-satunya wanita yang aku cintai dari dulu hingga sekarang, siapapun tidak akan bisa menggantikan kamu, termasuk Naura istriku"
"Aku pegang kata-kata mu, Wahyu"
"Aku harap kamu bisa bersabar menungguku, Diandra. Setelah aku mengatakan semuanya pada Naura, kita akan bersama, aku janji"
Sambungan telepon pun terputus, Wahyu meletakkan kembali ponselnya di atas nakas, kemudian membuka kopernya lalu mengambil setelan Jeans dan kaos oblong untuk dia pakai.
Melihat jam yang menunjukkan sudah hampir pukul 12 siang, Wahyu pun menghubungi pihak hotel untuk memesan makanan.
Makanan sudah datang, tapi Naura belum juga bangun dari tidurnya. Karena tak ingin mengganggu istrinya, Wahyu pun memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di area hotel.
Tak lama setelah Wahyu keluar dari kamar, Naura pun bangun, dia melihat ada banyak makanan yang sudah tertata rapi di atas meja yang sudah tersedia khusus untuk makan.
Naura mengedarkan pandangannya mencari keberadaan suaminya, namun dia tidak menemukan suaminya didalam kamar itu. Naura memeriksa kamar mandi, dan ternyata suaminya juga tidak ada, Naura pun menelpon nomor Wahyu tapi sayang ternyata Wahyu tidak membawa ponselnya.
Sembari menunggu suaminya, Naura pun memutuskan untuk mandi juga, karena merasakan badannya yang yang terasa lengket.
Tak lama setelah Naura selesai mandi, Wahyu pun kembali ke kamar, dan dia tersenyum mendapati istrinya yang tengah duduk dikursi meja rias dengan hanya menggunakan Bathrobe.
Tanpa aba-aba Wahyu langsung menggendong istrinya, kemudian meletakkan di atas ranjang, lalu dengan cepat dia menindih tubuh istrinya itu.
Dan akhirnya, terjadilah pertempuran panas di atas ranjang king Zise di tengah siang bolong.
.
.
.
Salam_Bangka_Belitung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
bungsoe hairulia
sdah kau ambil perawan ny,seenk ny kau mau ninggalin naura,,kurang ajar bnget kau wahyu
2024-11-09
0
bungsoe hairulia
cowok munafik,,benci aq
2024-11-09
0
Mirna Loden Mirna Mirna
dasar laki2 buaya buntung gk cinta tpi trus melakukan tempur trus,klu gk cinta gk boleh merusak masa depan naura wahyu gila
2023-11-08
2