Sekitar satu minggu setelah tragedi invasi yang dilakukan Kirin dan Kurai di sekolah. Mikael, Wisang, Michael, dan Rafael menderita beberapa luka kecil yang mengharuskan mereka dirawat di rumah sakit selama sekitar semalam. Sedangkan untuk Russel, karena luka yang ia derita cukup parah, sehingga membutuhkan waktu sekitar sepuluh hari sampai ia boleh benar benar keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumahnya.
Pada hari-hari selama dirawat di rumah sakit, Russel dijenguk oleh beberapa orang, hingga pada saat ini, sudah memasuki hari ke sepuluh. Yang berarti esok hari Russel sudah boleh pulang ke rumahnya. Sekitar jam tiga sore dari luar ruang rawat, Russel terdengar suara ketukan pintu, yang ternyata berasal Mikael, Rafael, dan Michael datang ke ruang Russel untuk menjenguknya.
"Hai Sel, bagaimana keadaannya?" Ucap Mikael
"Haloo." Ucap Michael
"Kirain tidur ternyata bangun." Ucap Rafael
"Udah baikan lah, besok juga aku udah boleh pulang kan." Ucap Russel
"Baguslah, kalo gitu ini ada sedikit bingkisan." Ucap Mikael
Ia kemudian menyerahkan bingkisan tersebut kepada Russel.
"Wah, apa nih?" Ucap Russel
"Yaa, sedikit bingkisan lah. Supaya cepet pulih." Ucap Michael
"Makasih ya." Ucap Russel
"Bukan masalah." Ucap Rafael
"Kalo gitu kami pulang dulu." Ucap Mikael
"Cepet amat?" Ucap Russel
"Sabar dulu lah, Mik. Kita bisa ngobrol-ngobrol dulu." Ucap Michael
"Betul itu, gimana sih, Mik." Ucap Rafael
"Yaudah, mau ngobrolin apa?" Ucap Mikael
"Wisang sama Ayaka mana?" Ucap Russel
"Ohh, kalo Wisang katanya dia lagi ada urusan sekarang, mungkin nanti malem dia bakal ke sini." Ucap Mikael
"Kalo Ayaka?" Ucap Russel
"Nah itu, aku juga gak tau." Ucap Mikael
"Lah ga di ajak?" Ucap Russel
"Gak, aku kan ga terlalu deket sama Ayaka. Jadi ya, begitulah." Ucap Mikael
"Aku gak punya nomornya malah, jadi gak bisa ajak dia." Ucap Rafael
"Hmm.." Ucap Michael
"Yeh." Ucap Russel
"Ya gimana, kan gak sekelas." Ucap Rafael
"Gak salah sih." Ucap Mikael
"Makanya itu." Ucap Rafael
"Oh, aku baru ingat." Ucap Michael
"Apa?" Ucap Mikael
"Aku mau bahas tentang pertarungan kita kemaren." Ucap Michael
"Ada info yang kamu dapat kah?" Ucap Russel
"Yah, gak juga sih. Ini mungkin cuma petunjuk kecil." Ucap Mikael
"Petunjuk apa? Buat kita lawan Kirin sama Kurai?" Ucap Mikael
"Iya. Kamu tau kan Kurai merupakan pengguna elemen tanah / gravitasi." Ucap Michael
"Tau, tunggu- kamu kan pengguna elemen tanah juga?" Ucap Rafael
"Aku bukan pengguna elemen tanah, cuma karena hentakan dari senjataku pas pake teknik Blazing Strike tanah di sekitar langsung retak, jadi seolah olah aku pengguna elemen tanah, padahal itu cuma efek dari teknikku." Ucap Michael
"Jadi sebenernya apa info yang kamu dapat dari Kurai?" Ucap Russel
"Kurai mempunyai teknik skala besar dengan syarat penggunaan interval yang lama." Ucap Michael
"Apa?!" Ucap Mikael
"Teknik apa?" Ucap Russel
"Pada saat hari terjadinya invasi ke sekolah, saat itu aku duduk di deket jendela. Jadi aku bisa lihat dengan jelas ada Kirin dan Kurai di lapangan." Ucap Michael
"Ah iya, kursi Michael di deket jendela." Ucap Rafael
"Jadi teknik apa yang Kurai gunakan?" Ucap Russel
"Ia menggunakan teknik dengan sistem pelepasan." Ucap Michael
"Teknik pelepasan?" Ucap Mikael
"Teknik ini memungkinkan penggunanya untuk menyesuaikan tingkat pelepasan tekniknya, yang digambarkan dengan satuan angka." Ucap Michael
"Semakin besar angkanya, maka akan semakin kuat efek tekniknya?" Ucap Russel
"Betul. Kurai dapat menggunakan teknik berbasis elemen tanah dengan sistem pelepasan. Kalau gak salah kemarin saat invasi, Kurai menggunakan pelepasan 5." Ucap Michael
"Apa pelepasan 5 itu tingkat terkuatnya?" Ucap Russel
"Aku gak tau tentang itu." Ucap Michael
"Hmm, jadi gimana cara kita lawan mereka?" Ucap Mikael
"Dua-dua nya merupakan pengguna elemen. Petir dan tanah." Ucap Rafael
"Tenang aja, nanti aku bakal pikirin strateginya." Ucap Russel
"Oke deh kalo gitu." Ucap Michael
.
Setelah mengobrol tentang hal lain cukup lama, akhirnya Mikael, Michael, dan Rafael pun pamit untuk pulang ke rumah masing-masing, kemudian sekitar satu jam setelah mereka pulang, saat itu waktu menunjukkan pukul 7 malam dan dari pintu terdengar suara ketukan lagi.
.
*TOK TOK TOK
"Eh? Siapa?" Ucap Russel
"Halo, Sel." Ucap Wisang
"Ohh, Wisang. Udah selesai kah urusannya?" Ucap Russel
"Udah, makanya aku bisa dateng ke sini." Ucap Wisang
"Ohh gitu." Ucap Russel
.
.
.
"Eh, Sel." Ucap Wisang
"Apa?" Ucap Russel
"Kamu tau hubungan antar elemen?" Ucap Wisang
"Hubungan? Kayak kelemahan?" Ucap Russel
"Iya, bisa dibilang gitu." Ucap Wisang
"Kalo gak salah elemen api lemah terhadap elemen air. Elemen air lemah terhadap elemen tanah. Elemen tanah lemah terhadap elemen petir. Elemen petir lemah terhadap elemen angin. Dan, elemen angin lemah terhadap elemen petir." Ucap Russel
"Ya, kurang lebih kayak gitu." Ucap Wisang
"Sama satu lagi, Kirin bilang waktu pertarungan terakhir kita bahwa elemen petir bisa dihentikan dengan elemen petir juga." Ucap Russel
"Yah, jadi kamu udah punya strategi kah?" Ucap Wisang
"Strategi? Belum sih." Ucap Russel
"Kita gak ada yang nguasain ke salah satu dari kelima elemen itu." Ucap Wisang
"Hmmm..." Ucap Russel
"Hmm, apa bikin jebakan aja ya." Ucap Wisang
"Jebakan?" Ucap Russel
"Kita jebak Kirin dengan air." Ucap Wisang
"Kayaknya gak efektif Wis, Kurai pengguna elemen gravitasi, dan memiliki hubungan dengan tanah juga. Itu bakal mudah diatasi sama mereka." Ucap Russel
"Jadi gimana dong?" Ucap Wisang
"Sejauh ini strategi yang terpikirkan olehku adalah kita harus memaksa salah satu dari mereka, entah Kirin atau Kurai untuk membuat mereka menggunakan tekniknya." Ucap Russel
"Ehh?" Ucap Wisang
"Mereka berdua merupakan lawan yang sangat bergantung dengan teknik berbasis elemen." Ucap Russel
"Jadi kita harus memancing agar mereka menggunakan tekniknya terlebih dahulu?" Ucap Wisang
"Ya, jika salah satu dari mereka telah menggunakan teknik yang kuat, akan ada waktu interval yang membuat kita bisa mengalahkan salah satu dari mereka." Ucap Russel
"Bagaimana jika mereka dapat saling cover dengan baik? Kayak Kirin yang langsung cover Kurai." Ucap Wisang
"Strategi kali ini harus disusun dengan matang. Kemarin kita kalah karena serangan Kirin langsung tertuju ke kamu begitu kamu langsung mengincar Kurai." Ucap Russel
"Jadi kita akan menggunakan strategi pengalihan?" Ucap Wisang
"Bener, karena Kirin dan Kurai bukanlah tipe petarung yang bisa dipisahkan dengan mudah kayak Jack dan Akane." Ucap Russel
.
.
.
"Hmmm, menarik. Yah, berhubung dah jam segini aku pulang dulu deh." Ucap Wisang
"Oh oke, hati-hati, Wis." Ucap Russel
Setelah berdiskusi dan saling bertukar pendapat mengenai strategi selanjutnya, sekitar jam 8 malam, Wisang pulang ke rumahnya. Dan Russel kembali sendirian lagi di ruangannya.
.
.
.
"Udah jam 8 malam? Hmm.. aku kayaknya mau tidur aja deh." Ucap Russel
.
*TOK TOK TOK TOK TOK
"Siapa lagi?! Baru aja mau tidur." Ucap Russel
"Ha-halo Russel." Ucap Ayaka
"Eh? Ayaka?" Ucap Russel
"Maaf aku telat.." Ucap Ayaka
"Eh, gak apa-apa kok. Aku baru aja tadi mau tidur." Ucap Russel
"Kamu udah makan malam?" Ucap Ayaka
"Eh... belum sih." Ucap Russel
"Aku tadi buat ini (mengeluarkan bento)." Ucap Ayaka
"Wahh bento?... padahal kamu gak usah repot-repot." Ucap Russel
"Gak apa apa kok, ini.. (Sambil menyerahkan bento nya)." Ucap Ayaka
"Makasih ya." Ucap Russel
"Sama sama." Ucap Ayaka
.
Russel membuka bento dan memakannya.
"Gi-gimana rasanya?" Ucap Ayaka
"Wah enak juga." Ucap Russel
"Emm.." Ucap Ayaka
"Kenapa?" Ucap Russel
"Ah-, gak ada. A-aku pulang dulu ya." Ucap Ayaka
Ayaka yang gugup langsung berdiri dan berbalik menuju pintu, tetapi ia malah membuka pintu toilet di ruangan itu.
"Loh? Pintu keluarnya di sana Ayaka." Ucap Russel
"Ah- eh- i-iya maaf." Ucap Ayaka
*BRUKK.. (Pintu di tutup)
"Hmm.. mungkin dia ada urusan lain.. ini tempuranya enak juga. Makan dulu deh, abis itu tidur." Ucap Russel
.
.
.
Hari ini, Russel dijenguk teman-temannya di rumah sakit, mereka banyak mengobrol dan berbincang mengenai strategi yang akan mereka gunakan dalam pertarungan melawan Kirin dan Kurai mendatang, kemudian malam telah tiba dan Russel pun segera menghabiskan bento yang diberikan Ayaka kepadanya dan setelah itu ia tidur, esok hari Russel sudah dapat keluar dari rumah sakit. Tetapi ancaman baru akan segera menghampiri mereka..
Selanjutnya di Another Place - 他の場所 (Hoka No Basho) Chapter 17: Arti Persaudaraan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments