Chapter 4: Ancaman Baru

Setelah Creator mengembalikan keberadaan Russel dan teman temannya kembali ke bukit belakang sekolah, ternyata saat itu sudah banyak guru dan beberapa orang yang mencari cari mereka di belakang bukit.

"Dimana anak anak itu? Kotak makannya ada di atas, apa mereka jatuh ke bawah sana." Ucap Salah satu guru

"Tetapi di bawah bukit juga mereka tidak ditemukan, apa sebaiknya kita lapor polisi saja, Pak?" Ucap Guru lain

Selama Russel dan teman temannya berada di dimensi lain dan bertemu dengan Creator, waktu di dunia nyata tetap berjalan semestinya sehingga ketika Creator mengembalikan mereka ke dunia nyata, pada saat itu sekolah sudah hampir selesai sedangkan Russel dan teman temannya menghilang entah kemana. Salah satu teman mereka ada yang melaporkan kepada guru bahwa Russel dan teman temannya pergi ke belakang bukit untuk makan bersama, sehingga sekarang sedang dilakukan pencarian di belakang bukit oleh para guru, dibantu dengan osis dan beberapa siswa lain.

"Wah, akhirnya kita balik ke dunia nyata." Ucap Mikael

"Betul itu Mik, untungnya kita bisa balik. Ku kira bakal kejebak di dimensi tadi selamanya." Ucap Wisang

"Lohh.. disini ternyata mereka. Astaga kemana saja kalian ini, kalian tahu gak sekarang ini jam berapa!? Habis istirahat bukannya kembali ke kelas malah ada disini rame rame?! Kalian ini ngapain disini?" Ucap Guru BK

"Ehh.. kami tadi.. itu Bu" Ucap Rafael

"Ah iya maaf Bu, kami tadi ketiduran, hehe.." Ucap Russel

"Ketiduran? Di bawah bukit gini? Kalian ini bolos pelajaran ya, malah tidur tiduran di sini. Sekarang ikut saya ke ruang BK, saya tunggu penjelasan lengkapnya disana." Ucap Guru BK

"Waduh, gimana ini." Ucap Mikael pelan

"Udah kita ikutin aja dulu." Ucap Russel

Pada akhirnya Russel dan teman temannya pergi ke ruang BK dan disana mereka disidang dan diberi hukuman.

"Karena perbuatan kalian, sekarang kalian ga boleh pulang dulu, kalian bersih bersih sekolah sampai bersih intinya." Ucap Guru BK

"Baik, Bu." Ucap Russel, Mikael, Wisang, Michael, dan Rafael

Mereka pun keluar dari ruang BK.

"Hahhh.. baru aja mau nyelametin dunia malah dapet masalah." Ucap Mikael

"Emangnya jadi pahlawan kayak gini ya?" Ucap Wisang

"Ya gak tau Aku, mungkin ada kali pahlawan yang di hukum bersih bersih sekolah." Ucap Russel

"Iya kita pahlawannya." Ucap Rafael

"Bisa aja kamu Raf." Ucap Michael

"Udah, sekarang ayo kita bersih bersih, biar cepet selesai hukumannya, terus bisa pulang." Ucap Russel

"Oke, ayoo." Ucap Mikael

"Lets goo." Ucap Wisang

Mereka melakukan bersih bersih mulai dari jam 1 siang hingga 3 sore. Mulai dari ruang kelas, toilet, aula sekolah, perpustakaan, lapangan, hingga ruang guru, mereka bersihkan dengan bersemangat.

"Hahhh.. capek banget." Ucap Mikael

"Baru kali ini Aku dapet hukuman bersih bersih satu sekolah." Ucap Russel

"Untung aja berlima kita, kalo sendiri gawat juga." Ucap Rafael

"Bener sih, berlima aja udah ngos ngos an gini." Ucap Michael

"Ngomong ngomong udah jam 3 sore nih, mau pada pulang kah." Ucap Wisang

"Yaa, satu sekolah juga udah kita bersihin sih. Yaudah kita simpen peralatan ini dulu, terus kita pulang." Ucap Russel

"Oke deh." Ucap Wisang

Mereka menyimpan peralatan bersih bersih di ruangannya, kemudian mereka pergi pulang bersama.

"Buset padahal baru jam 3 tapi dah sepi banget sekolah ya?" Ucap Mikael

"Iya juga sih, biasanya kan banyak yang masih di sekolah buat ngerjain tugas, kok kali ini sepi ya." Ucap Russel

"Apa mungkin karena kita di hukum? Yang lain disuruh pulang supaya kita bisa bersih bersih." Ucap Michael

"Masuk akal juga sih." Ucap Rafael

"Hmm mungkin bisa jadi juga sih siswa lain disuruh pulang lebih awal." Ucap Wisang

Baru saja mereka berlima berjalan tak jauh dari gerbang sekolah, tiba tiba ada sekelompok orang yang muncul dan menghadang mereka.

"Eh siapa mereka?" Ucap Russel

"Kamu kenal mereka?" Ucap Mikael

"Engga lah, kayaknya mereka bukan orang sini." Ucap Wisang

"Aduh, apalagi ini. Aku capek abis bersih bersih, tolong lah." Ucap Rafael

"Coba kita tanya baik baik ke mereka." Ucap Michael

"Oke." Ucap Russel

"Oi, siapa kalian? Ada perlu apa kesini?" Ucap Rafael

"Sopan dikit napa Raf." Ucap Wisang

"Yaudah sih gak apa, supaya mereka denger." Ucap Rafael

"Hmmm." Ucap Wisang

Tiba tiba salah satu dari sekelompok orang itu berbicara kepada mereka.

"Kalian gak perlu tahu siapa kami, sekarang serahkan semua senjata senjata kalian itu kepada kami, atau hal buruk akan terjadi kepada kalian." Ucap Salah satu dari sekelompok orang itu.

"Apa yang kalian maksud?" Ucap Mikael

"Gimana mereka bisa tau kita punya senjata legendaris." Ucap Michael

"Mau dilihat gimanapun juga sekarang kita kalah jumlah, mereka 10 orang, kita 5 orang. Kita kabur dulu?" Ucap Russel

"Aku rasa juga gitu, kita harus kabur." Ucap Wisang

"Halah buat apa kabur, kita lawan lah lagian liat tuh mereka gak bawa senjata apapun, kan kita juga punya senjata legendaris sekarang." Ucap Rafael

"Tapi itu terlalu bahaya Raf." Ucap Russel

"Perhatikan sekelilingmu." Ucap salah satu orang itu, ia tiba tiba melompat ke arah mereka dan memukul Russel hingga terpental.

"Akhhh.." Ucap Russel

"Sellll!!! Kau gak apa apa?" Ucap Mikael

"Raf, buat dinding pelindung sekarang." Ucap Michael

"Hmm, aku paham. Energy Wall activated." Ucap Rafael. Ia menggunakan senjata legendarisnya dan membuat sebuah dinding energi.

Sementara itu Mikael dan Wisang membantu Russel berdiri.

"Dia kuat banget. Kalau begini kita gak bisa nyerang mereka. Kita harus kabur." Ucap Russel

"Sepertinya memang begitu, ayo kita kabur." Ucap Rafael

Pada akhirnya mereka pergi ke arah sekolah lagi, tetapi Russel khawatir sekelompok orang itu akan dapat mengejar mereka dan pertarungan terpaksa dilakukan di area sekolah yang terntunya akan membahayakan gedung sekolah.

"Kita gak bisa kabur ke arah sekolah. Kita harus ke tempat lain." Ucap Russel

"Oke kalo gitu kita ke kanan, ikuti Aku." Ucap Mikael

"Ke kanan itu ke arah mana?" Ucap Russel

"Kita puterin ke bukit belakang sekolah." Ucap Mikael

"Oke, ayo kita kesana." Ucap Russel

Mereka berlari sambil di kejar sekelompok orang orang itu, namun dari yang awalnya 10 orang tiba tiba menghilang dan tinggal tersisa 2 orang saja. Mereka akhirnya sampai di bukit belakang sekolah dan langsung mengajak bicara 2 orang yang tersisa.

"Loh? Tinggal dua orang? Bukannya tadi ada sepuluh?" Ucap Mikael

"Hmm benar juga, kemana sisanya? Tetap waspada.." Ucap Russel

"Apa mau kalian." Ucap Rafael

"Serahkan senjata legendaris kalian." Ucap orang itu

"Tidak akan!" Ucap Wisang. Ia langsung berlari dan berusaha menebas dengan menggunakan Demon Claw. Tetapi serangannya dapat ditangkis dengan menggunakan senjata orang itu.

"Apaa?! Orang itu juga memiliki senjata?" Ucap Russel

"Wis!! Atas mu!!" Ucap Mikael

"Apa?! Akhhhhhh..." Ucap Wisang

Wisang tidak mengawasi arah atas, tanpa disadari orang itu langsung muncul di udara dan langsung menebas ke arah Wisang. Alhasil Wisang langsung tak sadarkan diri.

"Raf, kau lindungi Wisang. Aku akan mengurus dia." Ucap Russel

"Jangan sendirian Sel, aku akan bantu." Ucap Mikael

"Aku juga, jangan sampai kamu gak sadarkan diri kayak Wisang nanti." Ucap Michael

Rafael langsung berlari ke arah Wisang dan membuat dinding pelindung, sedangkan Russel, Mikael, dan Michael berusaha untuk melawan orang itu.

"Siapa kau sebenarnya, beritahukan identitas mu kepada kami?" Ucap Russel

"Kau tidak perlu tahu siapa aku." Ucap Orang itu.

"Baiklah kalau begitu, ayo Sel kita serang." Ucap Michael

"Oke Ayooo!!" Ucap Russel

Michael melompat, sambil mengayunkan War Axe kearah orang itu, tetapi serangan Michael dapat ditangkis olehnya. Mikael pun demikian, Mikael berlari dan berusaha menebas menggunakan Katananya namun hasilnya tetap tidak tersentuh. Hal itu membuat Michael dan Mikael kelelahan.

"Hahh.. gila, serangan ku gak ada yang kena sama sekali." Ucap Michael

"Hahhh.. Aku juga, ini malah menghabiskan energi kita sendiri." Ucap Mikael

"Hmm dia menggunakan senjata Scythe, senjata itu punya jangkauan area yang luas, gak bisa diremehkan. Dan juga lihat itu temannya yang dari tadi hanya diam menonton kita bertarung, aku jadi takut dengan seberapa besar kekuatan mereka sebenarnya." Ucap Russel

"Menurutmu apa mereka orang suruhan Shadow?" Ucap Mikael

"Yah, itu mungkin saja. Tapi sekarang kita harus bisa kabur dulu, bahkan Wisang sekarang masih belum sadar." Ucap Michael

"Jadi gimana cara kita lawan dia sekarang, dia bener bener gak tersentuh." Ucap Mikael

"Aku punya rencana. Dari yang aku amati dari pertarungan kalian tadi, memang dia dapat menghindari tebasan katana mu Mik, tetapi dia tetap harus menangkis lompatan Michael yang tadi, Aku yakin itu karena jika dia terkena serangan yang besar itu akan sangat fatal, jadi kita dapat menyerangnya secara bersama sama, dan dari belakang aku akan menggunakan teknik Weathering dan mungkin saja itu akan dapat menghilangkan Scythe nya, karena terbuat dari material yang dapat lapuk/korosi." Ucap Russel

"Analisis yang bagus Sel, ayo kita serang dia." Ucap Mikael

"Yosh. Sekarang kita lihat apakah dia dapat menandingi serangan combo kita." Ucap Michael

Serangan gabungan dimulai. Michael dan Mikael berlari ke arah depan, sedangakan Russel dibelakangnya diam diam mengeluarkan Sacred Black Staff, saat sudah mendekat Michael menyerang dari arah kanan, dan Mikael menyerang dari arah kiri. Dan ternyata serangan serangan Michael dan Mikael masih dapat ditangkis olehnya. Sampai suatu momen yang tepat, Russel langsung melompat sembari menggunakan Teknik Weathering pada Sacred Black Staff nya. Seketika orang itu mau tidak mau harus menangkis serangan dari Russel yang mengakibatkan Scythe miliknya bersentuhan dengan Sacred Black Staff milik Russel. Dan akhirnya Scythe itu hancur dalam hitungan detik. Orang itu tidak mempunyai pilihan lain dan mundur bersama temannya. Pada akhirnya Rafael membopong Wisang yang sudah siuman menghampiri Russel, Mikael, dan Michael.

"Hahh kita berhasil. Senjata dia jadi abu." Ucap Mikael

"Itulah macam macam dengan kita." Ucap Michael

"Aku akan mengembalikan bentuk Scythe ini lagi seperti semula." Ucap Russel

"Eh, apa bisa begitu?" Ucap Mikael

"Bisa kok." Ucap Russel

Russel mengembalikan abu dari senjata itu kembali ke bentuk Scythe utuh.

"Nah, untuk kedepannya senjata ini akan aku simpan dulu." Ucap Russel

"Maaf semuanya, aku malah merepotkan tadi." Ucap Wisang

"Kalem aja Wis, kita kan teman harus saling melindungi." Ucap Mikael

"Bener banget itu." Ucap Rafael

"Oke, sekarang ngapain?" Ucap Michael

"Ya pulang lah." Ucap Russel

"Yehh, yaudah yok pulang yok." Ucap Mikael

"Akhirnya pulang, capek banget dah." Ucap Michael

"Masih sakit Wis? Bisa jalan sendiri." Ucap Rafael

"Masih sakit sih, tapi aku bisa jalan sendiri." Ucap Wisang

"Oke, Ayo pulang." Ucap Rafael

Pada akhirnya mereka berhasil untuk memukul mundur orang orang yang tidak dikenal itu, mereka tiba tiba datang dan meminta senjata legendaris milik Russel dan teman temannya yang tentunya tidak akan diserahkan begitu saja. Dan mereka juga berhasil untuk menyelesaikan hukuman bersih bersih sekolah, yahh memang hari yang melelahkan.

Selanjutnya di Another Place - 他の場所 (Hoka No Basho) Chapter 5: Identitas

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

creator.. russel..

2022-07-23

4

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Permulaan Segalanya
2 Chapter 2: Awal Yang Sebenarnya
3 Chapter 3: Ke Lima Senjata Legendaris
4 Chapter 4: Ancaman Baru
5 Chapter 5: Identitas
6 Chapter 6: Teman Baru
7 Chapter 7: Situasi Darurat
8 Chapter 8: Situasi Darurat (2)
9 Chapter 9: Duka
10 Chapter 10: Balas Dendam
11 Chapter 11: Daun Yang Gugur
12 Chapter 12: Piknik
13 Chapter 13: Teror Saudara
14 Chapter 14: Teror Saudara (2)
15 Chapter 15: Teknik Rahasia
16 Chapter 16: Setelah Tragedi
17 Chapter 17: Arti Persaudaraan
18 Chapter 18: Arti Persaudaraan (2)
19 Chapter 19: Evaluasi
20 Chapter 20: Di Atas Rooftop Sekolah
21 Chapter 21: Rencana Berlibur
22 Chapter 22: Tokyo (Hari Ke-1)
23 Chapter 23: Tokyo (Hari Ke-2)
24 Chapter 24: Tokyo (Hari Ke-3)
25 Chapter 25: Ousama (The King Game)
26 Chapter 26: Tokyo (Hari Ke-4)
27 Chapter 27: Tokyo (END)
28 Chapter 28: Masalah Baru
29 Chapter 29: Masalah Baru (2)
30 Chapter 30: Sepadan
31 Chapter 31: Sepadan (2)
32 Chapter 32: Sepadan (3)
33 Chapter 33: Sepadan (4)
34 Chapter 34: Sepadan (5)
35 Chapter 35: Putus Asa
36 Chapter 36: Kesalahan
37 Chapter 37: Persiapan Festival Olahraga
38 Chapter 38: Festival Olahraga (1)
39 Chapter 39: Festival Olahraga (2)
40 Chapter 40: Festival Olahraga (3)
41 Chapter 41: Festival Olahraga (4)
42 Chapter 42: Festival Olahraga (5)
43 Chapter 43: Festival Olahraga (6)
44 Chapter 44: Festival Olahraga (END)
45 Chapter 45: Persiapan Liburan Musim Panas
46 Chapter 46: Liburan Musim Panas (1)
47 Chapter 47: Liburan Musim Panas (2)
48 Chapter 48: Camping (Hari Ke-1)
49 Chapter 49: Camping (Hari Ke-2)
50 Chapter 50: Camping (Hari Ke-3)
51 Chapter 51: Festival Kembang Api
52 Chapter 52: Festival Kembang Api (END)
53 Chapter 53: Persiapan Festival Budaya
54 Chapter 54: Festival Budaya Hari Ke-1
55 Chapter 55: Festival Budaya Hari Ke-1 (2)
56 Chapter 56: Festival Budaya Hari Ke-2
57 Chapter 57: Festival Budaya Hari Ke 2 (2)
58 Chapter 58: Festival Budaya Hari Ke-3
59 Chapter 59: Festival Budaya Hari Ke-3 (END)
60 Chapter 60: Persiapan Pesta Tahun Baru
61 Chapter 61: Christmas Party
62 Chapter 62: Pesta Akhir Tahun
63 Chapter 63: Hatsumode Dan Awal Tahun
64 Chapter 64: Ujian Akhir Semester
65 Chapter 65: Kelas Baru dan Teman Baru
66 Chapter 66: Study Tour Ke Kyoto
67 Chapter 67: Kyoto: Fushimi Inari (Hari Ke-1)
68 Chapter 68: Kyoto: Arashiyama (Hari Ke-2)
69 Chapter 69: Kyoto-Arashiyama (Onsen)
70 Chapter 70: Kyoto (Hari Ke-3)
71 Chapter 71: Kyoto (Hari Ke-4)
72 Chapter 72: Kyoto (END)
73 Chapter 73: Pertemuan Dimensi Lain
74 Chapter 74: Misi Desa Kabut
75 Chapter 75: Misi Desa Kabut (2)
76 Chapter 76: Misi Desa Kabut (3)
77 Chapter 77: Misi Desa Kabut (4)
78 Chapter 78: Misi Desa Kabut (END)
79 Chapter 79: Kejadian Misterius
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Chapter 1: Permulaan Segalanya
2
Chapter 2: Awal Yang Sebenarnya
3
Chapter 3: Ke Lima Senjata Legendaris
4
Chapter 4: Ancaman Baru
5
Chapter 5: Identitas
6
Chapter 6: Teman Baru
7
Chapter 7: Situasi Darurat
8
Chapter 8: Situasi Darurat (2)
9
Chapter 9: Duka
10
Chapter 10: Balas Dendam
11
Chapter 11: Daun Yang Gugur
12
Chapter 12: Piknik
13
Chapter 13: Teror Saudara
14
Chapter 14: Teror Saudara (2)
15
Chapter 15: Teknik Rahasia
16
Chapter 16: Setelah Tragedi
17
Chapter 17: Arti Persaudaraan
18
Chapter 18: Arti Persaudaraan (2)
19
Chapter 19: Evaluasi
20
Chapter 20: Di Atas Rooftop Sekolah
21
Chapter 21: Rencana Berlibur
22
Chapter 22: Tokyo (Hari Ke-1)
23
Chapter 23: Tokyo (Hari Ke-2)
24
Chapter 24: Tokyo (Hari Ke-3)
25
Chapter 25: Ousama (The King Game)
26
Chapter 26: Tokyo (Hari Ke-4)
27
Chapter 27: Tokyo (END)
28
Chapter 28: Masalah Baru
29
Chapter 29: Masalah Baru (2)
30
Chapter 30: Sepadan
31
Chapter 31: Sepadan (2)
32
Chapter 32: Sepadan (3)
33
Chapter 33: Sepadan (4)
34
Chapter 34: Sepadan (5)
35
Chapter 35: Putus Asa
36
Chapter 36: Kesalahan
37
Chapter 37: Persiapan Festival Olahraga
38
Chapter 38: Festival Olahraga (1)
39
Chapter 39: Festival Olahraga (2)
40
Chapter 40: Festival Olahraga (3)
41
Chapter 41: Festival Olahraga (4)
42
Chapter 42: Festival Olahraga (5)
43
Chapter 43: Festival Olahraga (6)
44
Chapter 44: Festival Olahraga (END)
45
Chapter 45: Persiapan Liburan Musim Panas
46
Chapter 46: Liburan Musim Panas (1)
47
Chapter 47: Liburan Musim Panas (2)
48
Chapter 48: Camping (Hari Ke-1)
49
Chapter 49: Camping (Hari Ke-2)
50
Chapter 50: Camping (Hari Ke-3)
51
Chapter 51: Festival Kembang Api
52
Chapter 52: Festival Kembang Api (END)
53
Chapter 53: Persiapan Festival Budaya
54
Chapter 54: Festival Budaya Hari Ke-1
55
Chapter 55: Festival Budaya Hari Ke-1 (2)
56
Chapter 56: Festival Budaya Hari Ke-2
57
Chapter 57: Festival Budaya Hari Ke 2 (2)
58
Chapter 58: Festival Budaya Hari Ke-3
59
Chapter 59: Festival Budaya Hari Ke-3 (END)
60
Chapter 60: Persiapan Pesta Tahun Baru
61
Chapter 61: Christmas Party
62
Chapter 62: Pesta Akhir Tahun
63
Chapter 63: Hatsumode Dan Awal Tahun
64
Chapter 64: Ujian Akhir Semester
65
Chapter 65: Kelas Baru dan Teman Baru
66
Chapter 66: Study Tour Ke Kyoto
67
Chapter 67: Kyoto: Fushimi Inari (Hari Ke-1)
68
Chapter 68: Kyoto: Arashiyama (Hari Ke-2)
69
Chapter 69: Kyoto-Arashiyama (Onsen)
70
Chapter 70: Kyoto (Hari Ke-3)
71
Chapter 71: Kyoto (Hari Ke-4)
72
Chapter 72: Kyoto (END)
73
Chapter 73: Pertemuan Dimensi Lain
74
Chapter 74: Misi Desa Kabut
75
Chapter 75: Misi Desa Kabut (2)
76
Chapter 76: Misi Desa Kabut (3)
77
Chapter 77: Misi Desa Kabut (4)
78
Chapter 78: Misi Desa Kabut (END)
79
Chapter 79: Kejadian Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!