"Sekarang aku akan menghabisi kalian!" Ucap Wisang
"A-apa?!" Ucap Kurai
.
Sebelumnya rencana yang disusun oleh Russel berhasil dilakukan dengan baik oleh Wisang, Mikael, dan Michael. Kini akan memasuki ke fase berikutnya, Teknik Demon Blood diaktifkan.
"Demon Blood. Aktif." Ucap Wisang
Seketika dari kepala Wisang muncul tanduk dan dirinya akan kebal segala serangan musuh selama beberapa saat.
"Jadi itukah teknik Demon Blood yang membunuh Jack?" Ucap Rafael
"Sepertinya begitu." Ucap Russel
.
"Apa-apaan bocah itu?!" Ucap Kurai
"Ke sini kau!!" Ucap Wisang
Wisang berlari dengan cepat menuju ke arah Kurai, tetapi dengan cepat Kirin menebasnya menggunakan serangan elemen petir yang diperkuat. Tetapi serangan itu tidak berpengaruh terhadap Wisang, karena dirinya akan kebal semua serangan selama beberapa saat dalam mode Demon Blood.
"Tidak berpengaruh?!" Ucap Kirin
"Ha, ketika menggunakan teknik ini aku mendapatkan kekebalan dari semua serangan selama beberapa saat!!" Ucap Wisang
Wisang mengabaikan Kirin yang baru saja menyerangnya, kemudian ia berlari dengan cepat menuju ke arah Kurai.
"A-apa?!" Ucap Kurai
"Terima ini!!" Ucap Wisang
Wisang menebas Kurai dengan Demon Clawnya, ditambah dengan peningkatan kekuatan dari mode Demon Blood. Hal itu menyebabkan Kurai terlempar cukup jauh.
"Akhhhh.." Ucap Kurai
"Kurai!! Beraninya kau." Ucap Kirin
"Itu akibatnya jika berani mengusik sekolah kami." Ucap Wisang
"Aku tidak menyangka akan sejauh ini. Karena Kurai terkena serangan tadi ia akan membutuhkan beberapa waktu untuk kembali pulih. Kalau sudah seperti ini, baiklah." Ucap Kirin
"Apa yang akan kau lakukan?" Ucap Wisang
"Lightning Technique: Storm Rage!!" Ucap Kirin.
Kirin menggunakan teknik lain yang ia miliki. Dengan teknik Storm Rage, pengguna dapat menciptakan aliran listrik yang kuat yang akan menyelimuti tubuh pengguna sebagai pertahanan diri, dan juga pengguna dapat mengaliri listrik ke senjata yang digunakan sehingga akan memberikan kerusakan tambahan pada serangan serangan yang dilancarkan.
"A-apa?!" Ucap Wisang
"Dia menjadi lebih kuat?" Ucap Rafael
"Tubuhnya diselimuti listrik. Itu sepertinya teknik pertahanan, sekaligus penyerangan, dia dapat mengaplikasikan listrik itu ke pedangnya sekaligus." Ucap Russel
"Tetapi, apa ini merupakan teknik terkuatnya?" Ucap Rafael
"Aku gak tau, yang jelas teknik gabungan dia dengan Kurai yang tadi bisa sampai menghancurkan satu gedung. " Ucap Russel
.
"Tenagaku sudah sangat terkuras. Teknik Demon Blood memang sangat mengerikan, bahkan bagi penggunanya sendiri. Aku akan menyerang sekali lagi, setelah itu aku harus menonaktifkan teknik ini, jika tidak akan sangat beresiko." Ucap Wisang
"Ke sini kau!!" Ucap Kirin yang langsung menyambar ke arah Wisang
"Ce-cepat sekali!!" Ucap Wisang
*TSKKKKKKK
Kirin menebas Wisang dengan sangat cepat. Wisang pun terkena serangan karena kemampuan kebal pada teknik Demon Blood Wisang hanya berlaku selama sekitar satu menit setelah menggunakan teknik ini.
"Ha? Kau sudah tidak kebal?! Kalau begitu. Terima ini!!!" Ucap Kirin
Kirin menebas Wisang berkali-kali, hingga pada akhirnya Wisang terjatuh dan perlahan mode Demon Blood menghilang dari tubuhnya.
"A-apa?! Wisang dikalahkan begitu saja?" Ucap Rafael
"Mik!! Michael!! Atasmu!!" Ucap Russel
"Ah?!" Ucap Mikael
Kirin mendadak muncul dari atas mereka berdua dan langsung menyambar Mikael.
"Sial!!" Ucap Mikael
Mikael tidak sempat untuk menangkis serangan Kirin, begitu juga dengan Michael. Mereka terkena sambaran Kirin dan tubuh mereka kaku seketika.
.
"Itulah akibatnya." Ucap Kirin
"Cih. Dia sangat kuat." Ucap Rafael
"Sekarang gimana cara kita melawan dia?" Ucap Ayaka
.
.
.
Keadaan yang berbalik cepat ketika Kirin menggunakan teknik yang sangat kuat. Wisang, Mikael, Michael tumbang seketika. Kini tersisa Russel, Rafael, dan Ayaka yang akan mencoba untuk menyerang balas Kirin.
"Serangan listrik hanya bisa dilumpuhkan dengan serangan listrik juga." Ucap Kirin
"Kita bertiga tidak ada yang menguasai teknik dengan elemen listrik?!" Ucap Rafael
"Maka dari itu, musnah lah kalian!!" Ucap Kirin yang berlari ke arah mereka
"Cepatnya!!" Ucap Ayaka
"Raf!!" Ucap Russel
"Dinding pelindung!!" Ucap Rafael
*BRAKKKKKKK
Kirin menebas dinding pelindung Rafael, dan seketika dinding tersebut langsung pecah berkeping-keping. Tak berhenti di situ, Kirin juga menusuk titik gerak Rafael dan mengalirinya dengan listrik, sehingga ia menjadi tidak dapat bergerak.
"Sial!! Aku gak bisa bergerak. Maafkan aku, Sel. Aku gak bisa nahan serangan dia." Ucap Rafael
"Kemana mereka?" Ucap Kirin
Russel dan Ayaka yang memanfaatkan situasi tadi langsung kabur dan berlindung di balik pohon.
"Ba-bagaimana sekarang?" Ucap Ayaka
"Kecepatannya sudah berkurang." Ucap Russel
"Apa?" Ucap Ayaka
"Kecepatan dia berkurang seiring waktu." Ucap Russel
"Ah?!" Ucap Ayaka
"Ketika ia menggunakan teknik itu pertama kali kecepatannya setara dengan kilat yang menyambar dari langit. Serangannya kepada Wisang, Mikael, dan Michael mustahil dapat dihindari karena kecepatannya." Ucap Russel
"Tapi kenapa tadi Rafael tidak menghindari serangannya?" Ucap Ayaka
"Rafael bukanlah tipe penyerang, Ia tidak dapat menghindari serangan Kirin begitu saja. Lagipula Rafael melindungi kita dengan secara terang-terangan menahan tebasan Kirin. Yah, walaupun dinding pelindungnya tetap saja pecah, setidaknya kita masih bisa kabur dan berlindung di sini." Ucap Russel
"Hmmm..." Ucap Ayaka
Ayaka mulai khawatir dengan kondisi mereka sekarang.
"Aku akan maju." Ucap Russel
"Eh? Apa?! Tunggu, tadi kamu kan terluka." Ucap Ayaka
"Tenang aja. Aku bukan tipe orang yang bakal nyerang tanpa strategi dan perhitungan." Ucap Russel
"Ehh?" Ucap Ayaka
"Aku masih mempunyai satu teknik." Ucap Russel
"Iyakah?!" Ucap Ayaka
"Ya, teknik ini belum pernah ku gunakan satu kali pun sejak pertama kali aku mendapatkan senjata ini. Namun sekarang, aku rasa sudah saatnya untuk menggunakan teknik ini. Kondisi kita sekarang sedang terdesak, dan jika kamu maju melawan Kirin... Aku gak mau kamu terluka." Ucap Russel
"T-tapi Aku bisa bantu.." Ucap Ayaka
"Gak usah, kali ini aku bakal berusaha sekuat tenaga, percayakan saja kepadaku (sambil tersenyum)." Ucap Russel
"Ba-baiklah." Ucap Ayaka
.
.
.
"Dimana anak itu?" Ucap Kirin
"Aku di sini." Ucap Russel
Ia keluar dari balik pohon, dan menunjukkan dirinya di hadapan Kirin.
"Oh, ternyata di sana rupanya. Apakah kau sudah siap untuk dimusnahkan? Seperti teman-temanmu yang lain? Berani sekali kau menunjukkan diri di hadapanku saat tubuhmu terluka begitu." Ucap Kirin
.
'Untuk menggunakan teknik ini pengguna memerlukan beberapa segel. Seperti ini, lalu ini. Dan terakhir ini dia. Oke, sudah siap. Ini dia. Secret Technique: Muteki.' Ucap Russel kepada Ayaka saat masih berlindung di balik pohon tadi.
.
"KE SINI KAU!!!" Ucap Kirin. Yang dengan cukup cepat berlari ke arah Russel.
"Kecepatanmu sudah berkurang. 'Bertahan'." Ucap Russel
"Apa? Berbicara sendiri? Kau sudah gila?!" Ucap Kirin
Russel sama sekali tidak terlihat berniat untuk menahan serangan dari Kirin. Ia seperti sudah pasrah dan membiarkan dirinya terkena serangan Kirin.
'Apa apaan anak ini? Sudah siap mati ya?!!" Ucap Kirin dalam hati
"RASAKAN INIIII!!!" Ucap Kirin yang akan segera menebas Russel.
"RUSSEL!!" Ucap Ayaka
*TAKKKKK
.
"A-APA?! Aku tidak dapat bergerak!" Ucap Kirin
"Kau telah terkena jebakanku, Kirin." Ucap Russel
"Apa yang kau bicarakan?!" Ucap Kirin
"Aku akan menjelaskannya sebentar lagi. Sekarang 'Weathering'!" Ucap Russel
Pedang yang dipegang Kirin pada tangan kanannya seketika hancur. Padahal sebelumnya Kirin tidak bersentuhan sama sekali dengan Sacred Black Staff milik Russel.
"A-apa?! Bagaimana bisa?! Aku tidak bersentuhan langsung dengan senjatamu?!" Ucap Kirin
"Sebelum ku jelaskan kepadamu... Ayaka." Ucap Russel
"Ehh.. ya?" Ucap Ayaka dari balik pohon
"Tolong bantu evakuasi teman teman yang lain. Aku akan mengurus dia." Ucap Russel
"Okee." Ucap Ayaka
.
.
.
"Bagaimana kau melakukan ini?! Aku tidak bisa bergerak!!" Ucap Kirin
"Sudah ku katakan sebelumnya. Aku masih mempunyai teknik lain, dan ini salah satunya. Muteki namanya. Kau tidak berhak mengetahui informasi dari teknik ini. Dan sekarang aku akan mengalahkanmu!!" Ucap Russel
Ia mengangkat Sacred Black Staff dan segera menebas Kirin.
"Cihhh..." Ucap Kirin
.
*BRUAKKKKK
"A-apa?!" Ucap Russel
Tanah disekitar mereka mendadak hancur dan menciptakan sebuah cekungan di dalamnya.
"Kurai?" Ucap Kirin
"Aku tidak bisa membiarkan saudaraku kalah di sini." Ucap Kurai
"Apa?" Ucap Russel yang jatuh terduduk
.
"Kami tidak punya waktu untuk menghadapi kalian sekarang. Sampai nanti." Ucap Kirin
"Kabur lagi?! Akh.." Ucap Russel yang mencoba berdiri, namun tidak bisa karena masih terluka.
.
.
.
"Sel?!" Ucap Mikael
"Kau gak apa?" Ucap Wisang
"Yah, Aku gak apa apa. Tapi mereka bisa melarikan diri." Ucap Russel
"Gak usah dipikirin, yang penting kita semua selamat. Sorry tadi aku kalah lawan Kirin." Ucap Wisang
"Tenang aja, sekarang kita udah aman." Ucap Michael
"Tapi gimana cara Russel bisa bikin mereka kabur?" Ucap Rafael
"Oh itu.. Russel punya teknik lain." Ucap Ayaka
"HAH?!!!" Ucap Mikael dan Rafael bersamaan.
"Teknik apa itu, Sel?" Ucap Wisang
"Oh iya, aku belum sempat jelasin. Jadi nama teknik ini adalah Muteki. Penggunaan teknik ini menggunakan beberapa segel." Ucap Russel
"Apakah ada resiko penggunaannya?" Ucap Wisang
"Ada. Ketika menggunakan teknik ini pengguna akan kehilangan 50 persen dari kekuatannya pada saat sebelum menggunakannya." Ucap Russel
"Bagaimana bisa?" Ucap Rafael
"Teknik ini memungkinkan penggunanya untuk menciptakan klona dirinya sendiri yang akan memiliki 50 persen dari kekuatan pengguna juga." Ucap Russel
"Klona? Aku gak lihat klona mu tadi?" Ucap Michael
"Bener. Itu kekuatan sebenarnya dari teknik ini. Klona yang tak terlihat." Ucap Russel
"Apa?!" Ucap Wisang
"Ya, Aku menciptakan klona yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Klona ini hanya bisa dilihat dengan menggunakan teknik tertentu, dan sangat sulit terdeteksi keberadaannya. Dengan menggunakan teknik ini Aku dapat membuat klona sebagai pertahanan ataupun serangan. Klona ku juga dapat menerapkan penggunaan teknik lain seperti Weathering, dan lainnya." Ucap Russel
"Woah, keren banget." Ucap Ayaka
"Biasa aja ah. Aku pun ada teknik lain." Ucap Rafael
"Eh, ada?" Ucap Russel
"Teknik apaan, Raf?" Ucap Wisang
"Ada deh.." Ucap Rafael
"Hmmm." Ucap Michael
"Parah banget emang Rafael." Ucap Mikael
"Kok jadi Aku?!" Ucap Rafael
"Ya, kamu gak mau ngasih tau." Ucap Mikael
"Emangnya kalian harus tau sekarang?!" Ucap Rafael
"Udahlah jangan berantem mulu." Ucap Wisang
"Duh, kok jadi berantem sih." Ucap Ayaka
"Ahahaha.. gak apa Ayaka, mereka emang gini. Sini kalian!" Ucap Michael
*BONK
Michael memukul kepala Rafael dan Mikael
"Sakit woi?!" Ucap Mikael
"Aduh!!" Ucap Rafael
"Makanya jangan berantem mulu." Ucap Michael
"Ya, begitulah Mikael sama Rafael gak bisa akur." Ucap Wisang
.
"Haii.." Ucap Miko yang muncul dari belakang mereka
"Eh? Miko? Kenapa kamu kesini?" Ucap Mikael
"Eh- a- ini. Aku bawain minuman buat kalian semua." Ucap Miko
"Makasih, Miko." Ucap Mikael
"Ini nih, baru." Ucap Rafael
"Thanks, Miko." Ucap Wisang
"Wah, makasih Miko." Ucap Russel
"Makasih ya." Ucap Ayaka
"Sama-sama." Ucap Miko
Kemudian tak lama setelah itu polisi pun datang ke sekolah dan segera melakukan investigasi dan olah tkp.
.
.
.
Pada akhirnya mereka berhasil memukul mundur Kirin dan Kurai dari sekolah untuk sementara waktu ini. Semua selamat, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa penyerangan sekolah ini. Yah, Russel dan teman temannya mendapat perawatan di rumah sakit. Terutama Russel, ia sampai harus dirawat selama 3 hari karena menderita luka yang cukup parah.
Selanjutnya di Another Place - 他の場所 (Hoka No Basho) Chapter 16: Setelah Tragedi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments