Piknik yang menyenangkan telah usai, sekarang keseharian Russel dan teman-temannya pun kembali seperti hari hari biasa. Dipagi hari, Russel bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Tidak ada yang tahu apa yang akan menjadi tantangan mereka hari ini. Semua berjalan normal dimulai dari Russel yang berjalan untuk berangkat ke sekolah.
.
"Hmm semoga hari ini gak ada sesuatu yang buruk terjadi. Yah, walaupun aku teringat dengan ucapan Wisang kemarin pas piknik." Ucap Russel
"Yo, Sel." Ucap Wisang
"Loh Wisang, tumben kita ketemu di jalan." Ucap Russel
"Betul juga, tapi ngomong ngomong kenapa kamu murung?" Ucap Wisang
"Aku tadi teringat kata-kata mu kemaren pas piknik." Ucap Russel
"Ehh.. yang mana?" Ucap Wisang
"Yang tentang kamu khawatir soal musuh yang bakalan mengincar orang-orang di sekitar kita juga." Ucap Russel
"Aku juga gitu. Tapi kan kata kamu sendiri, Sel. Kita juga harus berkembang dan tambah kuat." Ucap Wisang
"Hmm, kamu bener." Ucap Russel
"Yaudah, udah sampe sekolah juga. Aku langsung ke kelasku ya." Ucap Wisang
"Oh, oke." Ucap Russel
.
Kemudian Russel pun tiba dan masuk ke dalam kelas.
"Hai, Sel." Ucap Mikael
"Eh, halo Mik." Ucap Russel
"Jadi gimana piknik kemaren. Seru kan?" Ucap Mikael
"Ya, lumayan lah." Ucap Russel
"Apa aku bilang juga. Piknik tuh seru, sekali sekali kita juga butuh liburan." Ucap Mikael
"Yaa, nanti kita piknik lagi deh kapan kapan." Ucap Russel
"Gampang lah itu nanti tinggal atur waktunya." Ucap Mikael
"Yaudah aku ke kursi ku dulu." Ucap Russel
"Oke." Ucap Mikael
"Hai, Sel." Ucap Ayaka
"Hai juga." Ucap Russel
"Kamu kenapa murung? Masih ngantuk kah?" Ucap Ayaka
"Eh enggak kok, cuman firasatku agak ga enak hari ini." Ucap Russel
"Emm.. kalo gitu jangan terlalu dipikirin, nanti bisa ganggu pas pelajaran loh." Ucap Ayaka
"Yah kamu bener. Aku juga lagi coba supaya ga terlalu mikirin itu." Ucap Russel
Setelah itu bel berbunyi, dan mereka mengikuti pelajaran seperti biasa. Tetapi hal yang sedang mengancam mereka telah menunggu di depan gerbang sekolah.
.
"Jadi ini sekolah mereka?" Ucap Kurai
"Ya, kau benar. Ini sekolah yang dikatakan Akane." Ucap Kirin
"Haha, kalau begini akan mudah sepertinya." Ucap Kurai
"Jangan terlalu meremehkan mereka. Buktinya Jack dapat dikalahkan salah satu bocah dari mereka." Ucap Kirin
"Yah, kau benar. Jadi apa yang akan kita lakukan sekarang?" Ucap Kurai
"Kita akan lakukan sesuai rencana." Ucap Kirin
"Baiklah, kita tidak boleh mengecewakan tuan Kuro." Ucap Kurai
"Ayo kita masuk." Ucap Kirin
.
Kedua orang itu mulai mendekati gerbang sekolah. Awalnya mereka meminta penjaga sekolah untuk membukakan gerbang, tetapi tidak dihiraukan karena mereka terlihat mencurigakan.
"Sialan! Dia tidak mau membukakan gerbang ini. Apakah aku harus menggunakan kekuatanku?" Ucap Kurai
"Tidak usah, biar aku saja." Ucap Kirin
Ia mengangkat pedangnya, dan mengacungkannya ke penjaga sekolah yang nampak kebingungan sekaligus ketakutan. Seketika dari ujung pedang keluar petir yang langsung menyambar ke tubuh penjaga sekolah, dan seketika ia langsung pingsan.
"Ha. Mudah sekali." Ucap Kurai
"Ini bukanlah apa-apa. Sekarang ayo kita masuk." Ucap Kirin
"Baiklah." Ucap Kurai
.
Saat Russel dan teman-temannya sedang belajar dengan tenang di dalam kelas. Dari arah lapangan utama sekolah terdengar kegaduhan. Kirin dan Kurai yang tiba tiba masuk ke lapangan membuat takut siswa yang sedang berolahraga sehingga mereka berlari meninggalkan lapangan.
"Haha, mereka takut dengan kita ya." Ucap Kurai
"Tetap fokus, Kurai. Misi kita di sini bukan itu." Ucap Kirin
"Kau benar. Misi kita di sini mendapatkan senjata legendaris bukan?" Ucap Kurai
"Ya, dan untuk memancing bocah-bocah itu keluar, kita memerlukan sesuatu yang besar." Ucap Kirin
"Apakah ini saatnya?" Ucap Kurai
"Ini saatnya." Ucap Kirin.
"Baiklah." Ucap Kurai
Kirin menancapkan pedang yang ia pegang di tangan kiri nya ke dalam tanah di tengah lapangan. Sedangkan Kurai menutup mata dan memfokuskan dirinya untuk bersiap siap melakukan serangan yang besar.
.
Sementara itu di dalam kelas.
"Kegaduhan apa itu?" Ucap Russel
"Asalnya dari lapangan?" Ucap Ayaka
"Sepertinya iya." Ucap Russel
.
"Apakah sudah siap, Kurai?" Ucap Kirin
"Hmm, baiklah aku sudah siap." Ucap Kurai
Kirin mengangkat pedang yang dipegang di tangan kanan nya ke arah langit. Kemudian setelah itu langit mendadak mendung dan mulai berawan. Cahaya matahari tidak dapat menembus awan yang sangat tebal sehingga mulai gelap. Russel yang berada di dalam kelas mulai tidak tenang.
"Persiapanku sudah selesai, Kurai." Ucap Kirin
"Baiklah sekarang giliranku." Ucap Kurai
Kurai yang tadi sedang memfokuskan kekuatannya sekarang membuka matanya. Pupil matanya berubah warna menjadi putih. Dan Ia mulai melayang, sekitar 1 meter dari permukaan tanah.
"Gravity Technique: Pelepasan 5. Buka." Ucap Kurai
Seketika tanah di bawah mereka mulai bergetar dan muncul retakan retakan yang mulai menyebar ke seluruh gedung sekolah. Hal itu menyebabkan para siswa menjadi panik. Dengan instruksi para guru, siswa yang sedang mengikuti pembelajaran di gedung barat mulai melakukan evakuasi dari gedung tersebut, dikarenakan getaran pada gedung barat paling kuat, dibandingkan dengan gedung lainnya dan seperti akan runtuh.
"HIAAAAAA!!!..." Ucap Kurai
"Baiklah. Sekarang giliranku, Lightning Technique: Kaminari." Ucap Kirin
Ia menurunkan pedang yang di acungkan ke langit, dan kemudian dengan cepat Ia menghempas pedang di tangan kanannya ke pedang yang ditancapkannya tadi ke dalam tanah.
Seketika petir besar menyambar ke lokasi itu, petir-petir itu mengalir melalui celah celah retakan tanah yang dimunculkan oleh serangan Kurai tadi. Setelah itu tanpa disangka sangka petir yang sangat besar muncul kembali dan menyambar gedung barat.
*DUARRRR
Seketika gedung tersebut langsung runtuh dan hancur. Tetapi untungnya berkat koordinasi yang baik, seluruh siswa yang berada di gedung tersebut telah di evakuasi menuju ke gedung utara.
.
Akibat serangan Kirin tadi, lampu di seluruh sekolah mendadak padam, seluruh saluran listrik mengalami konsleting. Hal itu membuat seluruh siswa panik dan mulai ketakutan. Dan tak lama setelah nya hujan pun turun.
.
Sementara itu di kelas Russel, mereka mendapatkan perintah untuk berdiam diri di bawah meja. Namun Russel memikirkan sesuatu.
'Aku yakin ini bukan gempa bumi biasa. Pasti ada maksud dibalik semua ini. Tidak mungkin siswa yang sedang olahraga berteriak dan berlarian meninggalkan lapangan. Aku harus mengeceknya." Ucap Russel dalam hati.
"Ayaka!" Ucap Russel
"Ya?" Ucap Ayaka yang sedang ketakutan.
"Aku akan mengecek kebawah. Kamu evakuasi semua keluar dari kelas ini." Ucap Russel
"Tunggu dulu. Apa gak terlalu berbahaya?" Ucap Ayaka
"Gak apa. Aku harus segera ke lapangan." Ucap Russel
"T-tapi." Ucap Ayaka
Russel langsung keluar dari bawah meja, dan berlari keluar dari pintu kelasnya. Di luar kelas ia langsung memunculkan Sacred Black Staff. Kemudian ia berlari menuju lapangan melalui tangga karena kelasnya yang berada di lantai dua.
.
Sesampainya di lapangan, Ia melihat keberadaan Kirin dan Kurai yang telah menunggu di sana.
"Haha, coba lihat siapa yang datang ke sini." Ucap Kurai
"Aku sudah menduganya. Kau pasti datang ke sini, bocah." Ucap Kirin
"Siapa kalian?!" Ucap Russel
"Dimana bocah yang membunuh Jack?" Ucap Kurai
"Cih." Ucap Russel
"Tenang dulu, Kurai." Ucap Kirin
"Apa yang kalian lakukan kesini?! Menghancurkan gedung sekolah?!" Ucap Russel
"Sebelumnya, aku akan menjawab pertanyaanmu tadi. Namaku Kirin, dan dia adikku, Kurai." Ucap Kirin
"Siapa kalian? Dari mana kalian berasal?" Ucap Russel
"Aku dan Kurai mendapatkan perintah dari tuan Kuro untuk meneruskan misi yang sebelumnya gagal dilakukan oleh Jack dan Akane." Ucap Kirin
"Mengapa kalian melakukan ini?" Ucap Russel
"Kau tidak perlu tahu itu. Sekarang serahkan senjata legendarismu!" Ucap Kurai
"Tidak akan!!" Ucap Russel
"Ohh, berani juga kau bocah." Ucap Kurai
.
Pada kondisi ini Wisang, Michael, dan Rafael masih berada di dalam kelas. Sedangkan Ayaka sekarang sedang mengevakuasi seluruh siswa. Ia berlari menuju satu kelas ke kelas lainnya untuk menyuruh siswa lain segera keluar dari kelas. Dan Russel sendirian menghadapi Kirin dan Kurai.
"Kau tidak akan bisa melawan kami berdua. Jadi serahkan senjata legendarismu, dan persoalan ini akan cepat." Ucap Kirin
"Aku tidak akan menyerahkannya kepada kalian dengan semudah itu." Ucap Russel
"Dia keras kepala juga. Jadi kita serang dia?" Ucap Kurai
"Baiklah. Aku akan maju." Ucap Kirin
Kirin mencabut pedang sebelah kirinya dari tanah dan memegangnya di tangan kanannya, lalu mengalirkan listrik di kedua pedangnya. Kemudian, ia berlari dengan sangat cepat menuju ke arah Russel.
"Ce-cepat sekali?!" Ucap Russel
Russel yang tidak siap langsung terkena tebasan Kirin yang diperkuat dengan listrik.
"Akhhh.. ini tidak boleh terjadi." Ucap Russel
"Menyerah saja bocah." Ucap Kurai
"Kalau begitu aku akan menggunakan teknik Weathering dan menghancurkan salah satu dari pedang miliknya. Dan untuk orang satu lagi akan ku urus nanti." Ucap Russel
Russel menggunakan teknik Weathering dan bersiap untuk menyerang Kirin.
Kirin yang telah mengetahui teknik tersebut dari informasi yang disampaikan oleh Akane sebelumnya telah mempersiapkannya dengan sangat matang.
Ketika Sacred Black Staff milik Russel hampir bersentuhan dengan pedang milik Kirin. Kurai langsung menggunakan tekniknya dan membuat tubuh Russel seketika melayang. Itu mengakibatkan Russel kehilangan keseimbangan dirinya dan tidak memiliki kesiapan untuk menangkis serangan dari Kirin.
Seketika Kirin menebas Russel untuk yang kedua kalinya. Dan dengan serangan kedua kalinya ini Russel pun terjatuh.
"A-aku gak bisa lawan mereka berdua sekaligus." Ucap Russel yang mencoba untuk bangkit
.
Tiba tiba serangan dadakan datang ke arah Kurai. Dua Shuriken dengan cepat menuju ke arahnya.
"Shuriken?!" Ucap Kurai
"Hati-hati!!" Ucap Kirin yang langsung menyambar kedua shuriken itu, dan menyelamatkan Kurai.
"Terimakasih, Kirin." Ucap Kurai
"Seperti biasa, reflekmu tidak terlalu baik." Ucap Kirin
.
Serangan Shuriken, siapa yang melakukannya tak lain lagi. Itu merupakan teknik milik Ayaka. Ia langsung menolong Russel yang terduduk di tanah.
"Kamu gak apa apa, Sel?" Ucap Ayaka
"Akh.. Aku gak apa. Semua siswa udah kamu evakuasi?" Ucap Russel
"Ma-maaf aku terlalu lama. Tapi yang lain juga nanti ke sini." Ucap Ayaka
"Gak apa. Jangan nyalahin diri kamu sendiri." Ucap Russel
.
Saat Ayaka sedang membantu Russel. Dari kejauhan Kirin dan Kurai masih menunggu teman-teman Russel datang semuanya.
"Satu temannya telah datang kesini juga." Ucap Kirin
"Sisa empat bocah lagi." Ucap Kurai
"Kita tunggu mereka." Ucap Kirin
"Haha. Baiklah." Ucap Kurai
.
Dari kejauhan terdengar suara.
"Sorry agak lama, Sel!!" Ucap Wisang
"Ohh.." Ucap Kurai
.
.
.
Teror yang dilakukan dua saudara, Kirin dan Kurai membuat kegaduhan di satu sekolah. Gedung sebelah barat sekolah sampai runtuh karena tidak kuat menahan serangan gabungan Kirin dan Kurai yang sangat kuat. Untung, semua siswa telah dievakuasi dari sana.
Untuk mengecek, Russel pun turun dan pergi ke lapangan dan langsung menghadapi Kirin dan Kurai sendirian. Tentunya perbedaan jumlah dan kekuatan membuatnya terjatuh. Dan tanpa diduga Ayaka datang untuk membantu Russel. Tak lama, bantuan lain juga akan segera datang.
Selanjutnya di Another Place - 他の場所 (Hoka No Basho) Chapter 14: Teror Saudara (2)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments