Chapter 7: Situasi Darurat

Hari berikutnya, Russel bangun di pagi hari, dan seperti biasanya Ia sarapan dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Kemudian setelah semua sudah siap Ia pun berjalan kaki untuk pergi ke sekolah, di tengah perjalanan Ia bergumam.

"Hmm apa yang akan terjadi hari ini ya. Kemaren Ayaka gabung ke misi ini, Aku harap tidak ada yang membahayakan terjadi hari ini." Ucap Russel

.

Setelah sampai di sekolah Russel langsung masuk ke kelas dan bertemu dengan Mikael dan Ayaka. Karena mereka telah bersekolah selama kurang lebih 1 bulan sejak tahun ajaran baru dimulai, sekarang mereka sudah lebih mengenal satu sama lain.

"Halo Mik. Tumben kita ga ketemu lagi di jalan kayak kemaren kemaren." Ucap Russel

"Lagian kamu datengnya siang banget, Aku sih udah berangkat dari pagi tadi." Ucap Mikael

"Hmm perasaan Aku berangkat di jam yang sama tiap hari. Ada apa ini kayak ada sesuatu yang aneh." Ucap Russel

Russel tidak terlalu memedulikan hal itu dan langsung duduk di kursinya, kebetulan karena kursi Ayaka tepat berada di sebelahnya, Ia pun sekalian menyapa Ayaka.

"Hai, Ayaka." Ucap Russel

"Hai, tumben ga dateng bareng Mikael." Ucap Ayaka

"Gak tau tuh, Aku sih emang selalu dateng jam segini, Mikael nya aja yang dateng kepagian." Ucap Russel

"Hmm bener juga." Ucap Ayaka

"Oh iya, ngomong-ngomong gimana kabar temen mu si Miko?" Ucap Russel

"Ehh, Aku juga gak tau. Akhir akhir ini Aku gak ketemu dia." Ucap Ayaka

"Hmmm.." Ucap Russel

"Kenapa?" Ucap Ayaka

"Enggak kok, Aku kayak ngerasa ada yang aneh aja gitu." Ucap Russel

"Apa itu?" Ucap Ayaka

"Aku juga gak tau." Ucap Russel

Tak lama setelah itu bel tanda dimulainya jam pelajaran berbunyi, Russel pun mengikuti kegiatan pembelajaran. Sampai akhirnya sekitar 5 menit lagi jam istirahat akan tiba dan seluruh siswa keluar meninggalkan kelas untuk istirahat. Namun di depan gerbang sekolah tampak dua orang yang mendekati sekolah.

"Jadi ini sekolah mereka?" Ucap salah seorang

"Betul, ini akan mudah karena tidak ada penjaga yang berjaga di sini." Ucap seorang yang lain

"Mereka memang lemah, ayo kita masuk." Ucap seorang lagi

.

Tidak ada yang menyangka dua orang itu masuk ke kelas 1-3 dan langsung membuat kegaduhan. Beberapa siswa ada yang dilukai, tetapi yang mereka incar ternyata Miko. Mereka menculik Miko dan membawanya pergi begitu saja. Russel yang berada di kelas rupanya mendengar kegaduhan itu, tak lama berselang alarm sekolah berbunyi yang menandakan keadaan darurat. Guru yang sedang mengajar di dalam kelas 1-2 meminta semua siswa untuk tenang. Tetapi Russel penasaran apa yang sebenarnya terjadi, sampai tiba tiba kaca ruangan kelas mereka ditebas oleh sebuah benda hingga pecah. Para siswa di dalam kelas ketakutan, dan akhirnya muncul pelaku dibalik kejadian ini semua.

"Kalian?! Jack dan Akane!!" Ucap Russel

"Jack dan Akane?!" Ucap Mikael

"Jadi mereka yang pernah kamu bicarakan itu." Ucap Ayaka

"Apa yang kalian lakukan ke sini?!" Ucap Russel

"Haha, jadi kau sudah tau identitas kami ya. Kau lihat ini?" Ucap Jack yang menggendong Miko di bahu nya

"Apa?! Miko?!" Ucap Mikael

"Oi, Apa yang kau lakukan dengan dia?! Cepat turunkan dia!" Ucap Russel

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Ucap Ayaka

"Jika kau ingin dia selamat, ayo bertarung. Haha." Ucap Jack

"Cih, gak bisa dibiarin. Ayo Sel, kita lawan dia." Ucap Mikael

"Hmm kamu benar Mik, kalau kita diem aja sekolah ini bisa terancam. Kita harus lawan dia." Ucap Russel

"Aku gimana?" Ucap Ayaka

"Kamu di sini aja, jaga siswa lain." Ucap Russel

"Oke." Ucap Ayaka

"Ayo Sel!!" Ucap Mikael, Ia langsung mengeluarkan katananya dan melompat ke arah Jack, tetapi Jack dan Akane berhasil lari menjauh dari Mikael dan lari menuju ke arah gerbang sekolah."

"Tunggu Mik!!" Ucap Russel yang langsung mengikuti Mikael yang sudah lebih dahulu mengejar Jack.

"Oi Sel, tunggu kami." Ucap Wisang. Ternyata Wisang, Michael, dan Rafael juga mendengar kegaduhan tersebut dan mereka meminta izin kepada guru yang sedang mengajar untuk membantu Russel dan Mikael.

"Bagus, sekarang kita berlima. Ayo susul Mikael." Ucap Russel

"Ya, Aku tau. Ayo." Ucap Michael

Jack dan Akane membawa Mikael ke lahan rumput kosong yang di sebelahnya terdapat kawasan hutan. Tak lama Russel, Wisang, Michael, dan Rafael datang ke tempat itu juga.

"Kamu gak apa Mik?" Ucap Russel

"Ya, Aku gak apa apa. Jadi sekarang kita serang mereka?" Ucap Mikael

"Aku sudah siap." Ucap Wisang yang langsung mengeluarkan Demon Claw nya.

"Baiklah." Ucap Michael, Ia mengeluarkan Blazing War Axe miliknya.

"Aku akan melindungi kalian." Ucap Rafael, sambil membuat dinding pelindung menggunakan Galactic Energy Ring.

"Sudah siap untuk kalah?" Ucap Mikael

"Sombong sekali, padahal kalian masih belum tau kekuatan ku sebenarnya." Ucap Akane

"Apa kau akan menunjukannya sekarang?" Ucap Jack kepada Akane

"Tentu saja, kalau bukan sekarang kapan lagi kita akan mendapatkan kesempatan bertarung dengan mereka." Ucap Akane

"Baiklah, selama kau bersiap Aku akan menahan mereka." Ucap Jack

.

"Apa yang mereka bicarakan disana?" Ucap Mikael

"Aku gak tau, mungkin strategi?" Ucap Russel

"Jangan lengah!!" Ucap Rafael, Ia melihat Jack yang berlari dari arah kanan.

"Cepat sekali!!" Ucap Wisang

"Aku akan menahannya!!" Ucap Rafael. Ia menahan serangan Jack menggunakan dinding pelindungnya. Tetapi yang mengejutkan Jack dapat menghancurkan dinding pelindung Rafael dalam sekali tebasan.

"Apa?! Bagaimana dia bisa melakukan itu?" Ucap Rafael

"Raf, atasmu!!!" Ucap Wisang yang melihat Jack ingin menusuk Rafael dari atas.

"Tidak akan ku biarkan!!" Ucap Mikael, Ia langsung berlari ke arah Rafael dan menangkis senjata Jack sehingga tidak mengenai Rafael.

Karena hal itu, Jack pun mundur ke arah Akane kembali. Sedangkan Miko yang mereka culik diikat dan matanya ditutup serta mereka dudukkan di tanah.

"Apa?! Bagaimana Jack bisa punya senjata baru?" Ucap Mikael

"Senjata itu kuat banget, dinding pelindung ku bisa hancur dengan sekali tebasan

"Aku rasa dia mempunyai banyak senjata, ketika Scythe nya kemarin sudah berhasil Aku hancurkan, mungkin ini senjata kedua nya. Dari yang Aku amati senjata ini lebih ringan namun daya rusaknya lebih besar daripada Scythe miliknya." Ucap Russel

"Bagaimana bisa? Tombak itu daya rusaknya bisa lebih besar daripada Scythe yang sudah jelas jauh lebih besar ukurannya dari tombak itu?" Ucap Wisang

"Ini bukan masalah ukuran, tetapi material pembuatnya. Jika kalian lihat, tombak itu bukan terbuat dari material logam biasa. Jika dilihat baik baik, dari warna nya, kemudian daya rusaknya yang sangat kuat. Bisa dipastikan bahwa material pembuat senjata itu bukanlah sembarang logam biasa. Aku rasa tombak itu terbuat dari material yang sama dengan material pembuat Sacred Black Staff milikku." Ucap Russel

"Apa?! Jika begitu ini gak akan mudah, kamu gak akan bisa pake teknik weathering mu ke senjata Jack sekarang, Sel." Ucap Wisang

"Ya, justru itu yang membuat pertarungan sekarang akan lebih merepotkan. Tetapi tujuan kita tetap untuk menyelamatkan Miko." Ucap Russel

"Jadi apa strategi yang akan kita gunakan?" Ucap Mikael

Belum sempat mereka menyusun strategi, Akane yang telah bersiap kemudian mengeluarkan sebuah gulungan yang cukup besar.

"Apa?!" Ucap Mikael

"Apa itu?!" Ucap Wisang

"Tetap waspada semua!!" Ucap Michael

Akane membuka gulungan besar itu, dan terdapat seperti sebuah segel yang ditanamkan di dalam gulungan itu. Kemudian Akane melepaskan segel di salah satu gulungan tersebut dan seketika muncul seseorang dari gulungan tersebut.

"Apa apaan itu?! Seseorang muncul dari dalam gulungan?!" Ucap Wisang

"Jangan lengah Wis." Ucap Russel

.

"Ini dia kekuatan ku yang sebenarnya. Salah satu pion yang terkuat, namanya San. Ia merupakan pemimpin dari dimensi petir ke tiga yang berhasil ku bunuh beberapa tahun yang lalu. Sekarang terima serangannya." Ucap Akane

"Apa apaan itu?! Pemimpin dimensi petir?" Ucap Wisang

"Jangan panik Wis, tenangkan dirimu." Ucap Mikael

"Aku mulai paham, sepertinya kekuatan Akane adalah mengendalikan mayat yang telah Ia bunuh." Ucap Russel

"Gimana caranya Ia melakukan itu?" Ucap Wisang

"Aku belum tau, tapi yang pasti setelah Akane membunuh targetnya, mungkin Ia melakukan sesuatu sehingga korbannya dapat 'hidup' kembali lalu dikendalikan gerakannya oleh Akane." Ucap Russel

"Dia orang yang berbahaya." Ucap Mikael

"Jadi lawan kita bertambah satu ya." Ucap Michael

"Baiklah ayo kita hadapi dia." Ucap Rafael

"Kita gunakan formasi serangan biasa. Michael dan Wisang di depan, Aku dan Mikael di baris kedua, Rafael akan membantu kita dari belakang." Ucap Russel

"Oke, Aku paham." Ucap Rafael

Michael langsung membuka serangan, Ia berlari menuju ke arah musuh disusul dengan Wisang, Russel, Mikael, dan Rafael di belakangnya.

"Ingat jangan lengah!" Ucap Rafael

Baru saja dibilang tiba-tiba San langsung menghadang mereka.

"Tanpa senjata? Terima ini!!" Ucap Michael yang langsung menghantam San menggunakan Blazing War Axe nya, tetapi ternyata San mengeluarkan beberapa senjata dari tubuhnya. Seperti dua katana yang muncul dari bahu nya, dan Kapak yang dipegang di tangan kanannya, dan dari tangan kirinya muncul beberapa pisau yang cukup banyak.

"Michael, hati hati!!" Ucap Wisang

"Apa?! Ternyata Ia memunculkan senjata." Ucap Michael

San langsung menebas Michael menggunakan kapaknya, namun Michael masih dapat menangkis kapaknya menggunakan Blazing War Axe. Tetapi karena kekuatan tebasan San yang sangat kuat mengakibatkan Michael terpental cukup jauh.

"Michael!!" Ucap Wisang

"Dia sangat kuat." Ucap Mikael

"Apa apaan dia?! Bagaimana dia dapat membunuh pemimpin dimensi petir?" Ucap Rafael

"Raf, kamu tolong Michael dulu, kami akan menghadapi nya." Ucap Russel

"Oke, Aku mengerti." Ucap Rafael

.

"Bagaimana kita akan menghadapi dia? Dia sangat kuat." Ucap Mikael

"Kita gunakan serangan pengalihan. Mik, serang dia dari depan. Wisang dan Aku akan menyerang dia dari sisi kanan dan kiri. Kemudian dari situ Aku akan menggunakan teknik Weathering ku untuk menghancurkan beberapa senjata miliknya." Ucap Russel

"Hmm baiklah, Aku akan bersiap." Ucap Wisang.  Ia menggunakan teknik Demon Charge. Teknik itu memungkinkan pengguna Demon Claw mendapatkan peningkatan kecepatan, kecepatan serangan, dan kerusakan serangan yang cukup tinggi selama beberapa saat. Sebagai ganti nya energi pengguna akan terkuras dua kali lebih cepat ketika menggunakan teknik ini.

"Oke, Aku mulai." Ucap Mikael

Mikael langsung berlari ke arah San, diikuti oleh Russel dan Wisang di belakangnya. Semakin mendekati ke arah San, Mikael meningkatkan kecepatan larinya. Dan Russel dan Wisang mulai berlari ke arah kanan dan kiri dari San. Tinggal beberapa langkah, Mikael langsung melompat dan menebas kearah San menggunakan Katana nya. Tetapi benar saja San dapat menangkis serangan dari Mikael.

"Sekarang Sel, Wis!!" Ucap Mikael

"Baiklah, terima ini!!" Ucap Russel, Ia mengaktifkan teknik Weathering nya. Teknik yang memungkinkan untuk menghancurkan senjata musuh dengan sekali sentuhan. Tetapi Sacred Black Staff akan menjadi lebih berat dua kali lipat daripada sebelum menggunakan teknik ini.

"Aku juga!!" Ucap Wisang, Ia mengaktifkan teknik Ambush. Teknik yang menggunakan sebagian energi yang akan diubah menjadi besarnya kerusakan serangan tambahan.

Russel dan Wisang menghantam San dengan senjata mereka. Dan benar saja, Wisang dapat mematahkan katana yang muncul dari bahu kanan San dengan teknik Ambush, dan juga Russel yang berhasil membuat katana dibahu kiri San menjadi abu dengan teknik Weathering nya.

"Ternyata mereka boleh juga. Aku akan menariknya." Ucap Akane

"Ha, kau terlalu meremehkan mereka." Ucap Jack

"Berisik! Aku harus menyimpan pion ku yang ini untuk ke depannya." Ucap Akane, Ia menarik San kembali ke dalam gulungan, dan menyegelnya kembali.

"Cih, Dia menarik pionnya." Ucap Mikael

"Apa kau takut dengan kami?" Ucap Wisang

"Sabar, jangan sombong dulu." Ucap Russel

"Hahahahaha. Takut? Lucu sekali." Ucap Akane

"Naif sekali kalian." Ucap Jack

"Sekarang bagaimana kalau Aku menggunakan pion ku yang lain." Ucap Akane. Ia membuka gulungan lagi, dan membuka segel dari gulungannya. Seketika dari dalam nya muncul sebuah golem tanah yang sangat besar, saking besarnya sampai membuat kepulan debu yang sangat tebal di sekitar tempat itu.

"A-apa? Besar sekali." Ucap Wisang

"Hahahaha. Itu baru yang disebut ketakutan." Ucap Akane

Golem itu seketika menghantam tanah tempat Wisang dan Mikael berpijak, menyebabkan Wisang dan Mikael terhempas ke belakang dan mendapat luka yang cukup parah.

"Mik, Wis!!!" Ucap Russel

"Akhhh!!" Ucap Mikael

"Sial. Kaki ku sangat sakit!!" Ucap Wisang

"Wisang dan Mikael terluka, Michael juga pingsan. Rafael harus melindungi mereka bertiga. Sekarang hanya tersisa Aku sendiri untuk melawan mereka dan menyelamatkan Miko. Ini bukan situasi yang menguntungkan." Ucap Russel

.

Kini tersisa Russel sendirian, Michael yang tak sadarkan diri, Wisang dan Mikael menderita luka yang cukup berat. Rafael yang melihat kejadian itu langsung membawa Wisang dan Mikael mendekat ke arah Michael, sehingga Ia dapat melindungi mereka bertiga sekaligus. Sedangkan Miko, masih berada ditangan Jack dan Akane. Kekuatan Akane yang akhirnya terungkap, membuat Russel dan teman temannya sangat kewalahan. Apa yang akan terjadi berikutnya?

Selanjutnya di Another Place - 他の場所 (Hoka No Basho) Chapter 8: Situasi Darurat (2)

Episodes
1 Chapter 1: Permulaan Segalanya
2 Chapter 2: Awal Yang Sebenarnya
3 Chapter 3: Ke Lima Senjata Legendaris
4 Chapter 4: Ancaman Baru
5 Chapter 5: Identitas
6 Chapter 6: Teman Baru
7 Chapter 7: Situasi Darurat
8 Chapter 8: Situasi Darurat (2)
9 Chapter 9: Duka
10 Chapter 10: Balas Dendam
11 Chapter 11: Daun Yang Gugur
12 Chapter 12: Piknik
13 Chapter 13: Teror Saudara
14 Chapter 14: Teror Saudara (2)
15 Chapter 15: Teknik Rahasia
16 Chapter 16: Setelah Tragedi
17 Chapter 17: Arti Persaudaraan
18 Chapter 18: Arti Persaudaraan (2)
19 Chapter 19: Evaluasi
20 Chapter 20: Di Atas Rooftop Sekolah
21 Chapter 21: Rencana Berlibur
22 Chapter 22: Tokyo (Hari Ke-1)
23 Chapter 23: Tokyo (Hari Ke-2)
24 Chapter 24: Tokyo (Hari Ke-3)
25 Chapter 25: Ousama (The King Game)
26 Chapter 26: Tokyo (Hari Ke-4)
27 Chapter 27: Tokyo (END)
28 Chapter 28: Masalah Baru
29 Chapter 29: Masalah Baru (2)
30 Chapter 30: Sepadan
31 Chapter 31: Sepadan (2)
32 Chapter 32: Sepadan (3)
33 Chapter 33: Sepadan (4)
34 Chapter 34: Sepadan (5)
35 Chapter 35: Putus Asa
36 Chapter 36: Kesalahan
37 Chapter 37: Persiapan Festival Olahraga
38 Chapter 38: Festival Olahraga (1)
39 Chapter 39: Festival Olahraga (2)
40 Chapter 40: Festival Olahraga (3)
41 Chapter 41: Festival Olahraga (4)
42 Chapter 42: Festival Olahraga (5)
43 Chapter 43: Festival Olahraga (6)
44 Chapter 44: Festival Olahraga (END)
45 Chapter 45: Persiapan Liburan Musim Panas
46 Chapter 46: Liburan Musim Panas (1)
47 Chapter 47: Liburan Musim Panas (2)
48 Chapter 48: Camping (Hari Ke-1)
49 Chapter 49: Camping (Hari Ke-2)
50 Chapter 50: Camping (Hari Ke-3)
51 Chapter 51: Festival Kembang Api
52 Chapter 52: Festival Kembang Api (END)
53 Chapter 53: Persiapan Festival Budaya
54 Chapter 54: Festival Budaya Hari Ke-1
55 Chapter 55: Festival Budaya Hari Ke-1 (2)
56 Chapter 56: Festival Budaya Hari Ke-2
57 Chapter 57: Festival Budaya Hari Ke 2 (2)
58 Chapter 58: Festival Budaya Hari Ke-3
59 Chapter 59: Festival Budaya Hari Ke-3 (END)
60 Chapter 60: Persiapan Pesta Tahun Baru
61 Chapter 61: Christmas Party
62 Chapter 62: Pesta Akhir Tahun
63 Chapter 63: Hatsumode Dan Awal Tahun
64 Chapter 64: Ujian Akhir Semester
65 Chapter 65: Kelas Baru dan Teman Baru
66 Chapter 66: Study Tour Ke Kyoto
67 Chapter 67: Kyoto: Fushimi Inari (Hari Ke-1)
68 Chapter 68: Kyoto: Arashiyama (Hari Ke-2)
69 Chapter 69: Kyoto-Arashiyama (Onsen)
70 Chapter 70: Kyoto (Hari Ke-3)
71 Chapter 71: Kyoto (Hari Ke-4)
72 Chapter 72: Kyoto (END)
73 Chapter 73: Pertemuan Dimensi Lain
74 Chapter 74: Misi Desa Kabut
75 Chapter 75: Misi Desa Kabut (2)
76 Chapter 76: Misi Desa Kabut (3)
77 Chapter 77: Misi Desa Kabut (4)
78 Chapter 78: Misi Desa Kabut (END)
79 Chapter 79: Kejadian Misterius
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Chapter 1: Permulaan Segalanya
2
Chapter 2: Awal Yang Sebenarnya
3
Chapter 3: Ke Lima Senjata Legendaris
4
Chapter 4: Ancaman Baru
5
Chapter 5: Identitas
6
Chapter 6: Teman Baru
7
Chapter 7: Situasi Darurat
8
Chapter 8: Situasi Darurat (2)
9
Chapter 9: Duka
10
Chapter 10: Balas Dendam
11
Chapter 11: Daun Yang Gugur
12
Chapter 12: Piknik
13
Chapter 13: Teror Saudara
14
Chapter 14: Teror Saudara (2)
15
Chapter 15: Teknik Rahasia
16
Chapter 16: Setelah Tragedi
17
Chapter 17: Arti Persaudaraan
18
Chapter 18: Arti Persaudaraan (2)
19
Chapter 19: Evaluasi
20
Chapter 20: Di Atas Rooftop Sekolah
21
Chapter 21: Rencana Berlibur
22
Chapter 22: Tokyo (Hari Ke-1)
23
Chapter 23: Tokyo (Hari Ke-2)
24
Chapter 24: Tokyo (Hari Ke-3)
25
Chapter 25: Ousama (The King Game)
26
Chapter 26: Tokyo (Hari Ke-4)
27
Chapter 27: Tokyo (END)
28
Chapter 28: Masalah Baru
29
Chapter 29: Masalah Baru (2)
30
Chapter 30: Sepadan
31
Chapter 31: Sepadan (2)
32
Chapter 32: Sepadan (3)
33
Chapter 33: Sepadan (4)
34
Chapter 34: Sepadan (5)
35
Chapter 35: Putus Asa
36
Chapter 36: Kesalahan
37
Chapter 37: Persiapan Festival Olahraga
38
Chapter 38: Festival Olahraga (1)
39
Chapter 39: Festival Olahraga (2)
40
Chapter 40: Festival Olahraga (3)
41
Chapter 41: Festival Olahraga (4)
42
Chapter 42: Festival Olahraga (5)
43
Chapter 43: Festival Olahraga (6)
44
Chapter 44: Festival Olahraga (END)
45
Chapter 45: Persiapan Liburan Musim Panas
46
Chapter 46: Liburan Musim Panas (1)
47
Chapter 47: Liburan Musim Panas (2)
48
Chapter 48: Camping (Hari Ke-1)
49
Chapter 49: Camping (Hari Ke-2)
50
Chapter 50: Camping (Hari Ke-3)
51
Chapter 51: Festival Kembang Api
52
Chapter 52: Festival Kembang Api (END)
53
Chapter 53: Persiapan Festival Budaya
54
Chapter 54: Festival Budaya Hari Ke-1
55
Chapter 55: Festival Budaya Hari Ke-1 (2)
56
Chapter 56: Festival Budaya Hari Ke-2
57
Chapter 57: Festival Budaya Hari Ke 2 (2)
58
Chapter 58: Festival Budaya Hari Ke-3
59
Chapter 59: Festival Budaya Hari Ke-3 (END)
60
Chapter 60: Persiapan Pesta Tahun Baru
61
Chapter 61: Christmas Party
62
Chapter 62: Pesta Akhir Tahun
63
Chapter 63: Hatsumode Dan Awal Tahun
64
Chapter 64: Ujian Akhir Semester
65
Chapter 65: Kelas Baru dan Teman Baru
66
Chapter 66: Study Tour Ke Kyoto
67
Chapter 67: Kyoto: Fushimi Inari (Hari Ke-1)
68
Chapter 68: Kyoto: Arashiyama (Hari Ke-2)
69
Chapter 69: Kyoto-Arashiyama (Onsen)
70
Chapter 70: Kyoto (Hari Ke-3)
71
Chapter 71: Kyoto (Hari Ke-4)
72
Chapter 72: Kyoto (END)
73
Chapter 73: Pertemuan Dimensi Lain
74
Chapter 74: Misi Desa Kabut
75
Chapter 75: Misi Desa Kabut (2)
76
Chapter 76: Misi Desa Kabut (3)
77
Chapter 77: Misi Desa Kabut (4)
78
Chapter 78: Misi Desa Kabut (END)
79
Chapter 79: Kejadian Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!