Sebelumnya Russel berhasil menghancurkan senjata utama San, yaitu kapak besar pada tangan kanannya, Akane yang merasa sedikit tertekan segera menarik San untuk sementara, kemudian Akane kembali membuka gulungan dan memunculkan pion lain miliknya, dan kali ini muncul dua orang dari balik asap.
.
"A-apa?! I-itu gak mungkin?!" Ucap Mikael
"Kenapa Mik?!" Ucap Russel
"Kau kenal dua orang itu?" Ucap Michael
"Ada apa dengan dua orang itu? Kau tau sesuatu?" Ucap Rafael
"Aku ingat pernah bertemu mereka." Ucap Mikael
"Kapan?" Ucap Rafael
"Entah, mungkin sekitar 9 tahun lalu." Ucap Mikael
"Hmm, udah lama juga." Ucap Michael
"Apa yang kamu tau dari mereka Mik?" Ucap Russel
"Kalo gitu Aku akan menceritakannya. Sembilan tahun lalu, saat Aku berumur 7 tahun, Aku pernah berurusan dengan anak-anak nakal di sekolah ku." Ucap Mikael
"Jadi kamu dibully Mik?" Ucap Rafael
"Ya mungkin bisa dibilang gitu." Ucap Mikael
"Dibully nya gara gara apa?" Ucap Russel
"Jadi Aku kan temenan sama Wisang dari kecil, nah terus kami berdua itu bisa dibilang gak punya temen, jadi ya mereka itu mungkin merasa kami ini aneh jadi mereka mulai membully kami." Ucap Mikael
"Terus apa hubungannya sama dua orang itu?" Ucap Rafael
"Nah balik lagi ke yang tadi, pas Aku lagi sendirian dan berhadapan sama anak-anak itu. Waktu itu Aku udah pasrah dan gak tau mau gimana lagi. Tapi tiba tiba dateng 2 orang itu nyelametin Aku." Ucap Mikael
"Loh? Kok sekarang mereka bisa ada di sana?" Ucap Rafael
"Aku gak tau setelah itu. Mereka bisa dibilang teman rahasia ku, bahkan Wisang sendiri gak tau tentang ini. Aku sama mereka berteman sekitar 2 bulan, dan setelah itu mereka menghilang." Ucap Mikael
"Menghilang kemana?" Ucap Russel
"Itu juga yang Aku gak tau, mereka menghilang begitu aja, dan sekarang mereka ada di pihak musuh." Ucap Mikael
"Darimana kau bisa ketemu mereka?!" Ucap Rafael
"Ohh, sepertinya ada yang kenal dengan pion ku yang ini? Mereka Aku bunuh saat sedang menjalankan misi. Karena mereka menghalangi Aku untuk menyelesaikan misi ku, jadi Aku tak segan membunuh mereka, dan selanjutnya kalian!!" Ucap Akane
Kedua pion itu langsung berlari ke arah mereka.
"Aku akan menyerang mereka." Ucap Ayaka.
Ia melemparkan shuriken ke arah dua orang itu, tetapi tiba tiba shuriken nya terlempar ke arah lainnya.
"Apa?!" Ucap Russel
"Shurikennya tertangkis?!" Ucap Michael
"Sebuah perisai?" Ucap Rafael
"Mereka menuju kesini!!" Ucap Russel
"Bersiap!!" Ucap Mikael
Russel dan Mikael masing masing menahan seorang dari mereka. Sedangkan Michael, Rafael, dan Ayaka berjaga di belakang mereka.
"A-apa?! Kertas?!" Ucap Russel
"Kertas?!" Ucap Mikael
Kedua orang itu membuat sebuah senjata seperti tongkat yang runcing di ujungnya tetapi berbahan kertas, Saat Russel dan Mikael sedang terheran. Ayaka dari belakang langsung membantu dengan menebas salah satu orang dengan Kusharigamanya, tetapi saat mata Kusharigama akan segera mengenai tubuh orang tersebut tiba tiba muncul seperti sekumpulan kertas yang menjadi pelindung dari serangan Ayaka.
"Sel! Gunakan teknik mu!" Ucap Mikael
"Hmm, oke." Ucap Russel
Ia menggunakan teknik Weathering dan seketika tongkat kertas yang bersentuhan langsung dengan Sacred Black Staff perlahan hancur.
"Terima ini!!" Ucap Mikael
Ia membantu Russel dengan menebas orang yang berhadapan dengan Russel, karena tongkatnya telah dihancurkan oleh Russel, Mikael mengira bahwa serangannya akan berhasil, tetapi pelindung kertas yang sama mendadak muncul. Dan orang di depan Mikael langsung menebas Mikael menggunakan tongkat kertasnya dan menendangnya cukup keras hingga terlempar.
"Akhhh.." Ucap Mikael
"Mik!!" Ucap Russel
"Raf, buat dinding pelindung cepat." Ucap Ayaka
"Oke!!" Ucap Rafael, sambil membuat dinding pelindung dan berada di depan Mikael
"Sel, jangan terlalu memaksakan." Ucap Michael
"Aku tau itu. Tapi bagaimana cara mereka menggunakan kertas sebagai senjata?" Ucap Russel
"Mik, apa kamu tau mengenai kertas yang mereka gunakan sebagai senjata?" Ucap Michael
"Tunggu dulu, kayaknya Aku inget sesuatu." Ucap Mikael
"Apa?" Ucap Russel
"Kalo gak salah inget pas dulu Aku temenan sama mereka, selama 2 bulan itu mereka ngajarin Aku buat main origami dari kertas." Ucap Mikael
"Kenapa gak bilang dari tadi?" Ucap Michael
"Ya aku baru inget." Ucap Mikael
"Origami ya? Hmm jadi itu alasan kenapa mereka bisa memanipulasi kertas." Ucap Russel
"Jadi gimana cara kita lawan mereka?" Ucap Ayaka
"Kalau mereka bisa memanipulasi kertas, Aku rasa mereka punya cadangan kertas yang sangat banyak yang bisa mereka gunakan, jadi akan sia-sia jika kita mengandalkan teknik Weathering milik ku." Ucap Russel
"Jadi teknik apa yang akan kita gunakan?" Ucap Rafael
"Hmm Aku masih belum yakin, untuk saat ini Aku gak bisa make teknik Weathering ku karena ya baru aja Aku pake. Jadi mungkin kita coba serangan gabungan. Karena Mikael lagi cidera jadi serangan gabungan kali ini akan di isi Aku, Ayaka, sama Michael. Untuk pola serangannya kurang lebih sama, Michael akan serang duluan menggunakan tekniknya." Ucap Russel
"Tunggu Sel." Ucap Michael
"Kenapa?" Ucap Russel
"Teknik terkuat ku baru aja di pake untuk serangan gabungan pas lawan San tadi. Jadi sekarang Aku gak bisa pake teknik Blazing Strike lagi untuk sekarang." Ucap Michael
"Kamu bisa teknik lain?" Ucap Russel
"Ahh, Aku punya satu teknik lagi, sebenernya simple aja, namanya Knock Up. Dibandingkan teknik Blazing Strike sebenernya ini cuma teknik serangan biasa yang ditambah kekuatan serangannya, sehingga objek seperti manusia dalam area serangan akan terangkat selama beberapa saat." Ucap Michael
"Hmm kalo begitu teknik ku dan teknik terkuat Michael udah dipake, jadi Ayaka. Kamu punya teknik terkuat?" Ucap Russel
"Emm, Aku belum pernah coba pake sih, tapi Aku punya satu teknik, yaitu Crimson Manuver. Jadi pengguna Sacred Crimson Kusharigama bakal melakukan serangan memutar selama beberapa kali, serangan ini akan menghasilkan area pusaran yang besar dan akan menghempas target yang terkena serangan ini. Tapi Aku gak yakin serangan ini bisa mengalahkan mereka." Ucap Ayaka
"Gak apa, kalo belum dicoba kita gak akan tau. Ok, Rafael dan Mikael tetap di sini, Michael, Ayaka, dan Aku akan coba untuk serang mereka lagi." Ucap Russel
"Okee." Ucap Michael, Ayaka, Rafael, dan Mikael bersamaan.
"Sudah berunding nya bocah? Kalian terlalu lama. Serang mereka, pionku!!" Ucap Akane
"Jangan sombong kau!!" Ucap Michael
.
Sementara itu keadaan Wisang dan Jack di dalam hutan..
"Aku akan membunuh mu!! Bagian leher mu telah terkena tebasan Demon Claw milikku. Kau akan mati karena pendarahan berat." Ucap Wisang
"Cih, bocah sialan!!" Ucap Jack
"Nyatanya begitu, kau lengah dan malah masuk kedalam perangkap ku. Sekarang rasakanlah penderitaan nya." Ucap Wisang
"Kau tau apa soal penderitaan?!" Ucap Jack
"Aku tau.." Ucap Wisang
.
Dahulu, Wisang merupakan seorang anak yang sangat pendiam. Dan karena itu sejak kecil dia tidak mempunyai teman. Tetapi semua itu berubah ketika pada akhirnya Wisang bertemu dengan seorang anak yang nasibnya tak jauh dari dirinya, yaitu Mikael.
Masa kecil mereka dilakukan dengan menghabiskan waktu bersama. Mereka setiap hari selalu bermain bersama, layaknya seperti saudara kandung. Namun dimana ada kedamaian pasti ada saja orang yang mau merusaknya. Saat Wisang dan Mikael berada di sekolah, mereka selalu dijadikan sebagai target bullying. Terlebih Wisang, karena sifatnya yang sangat pendiam.
Ketika ada Mikael, para anak-anak yang membully mereka menjadi lebih waspada. Karena Mikael akan selalu menjaga Wisang dari anak-anak nakal itu. Tetapi ketika Wisang sendirian, Ia selalu saja dibully dengan cukup keras. Namun karena tidak dapat melawan, Wisang memilih untuk pasrah dan mengikuti yang mereka inginkan.
Masa kelam itu selalu menghantui Wisang hingga remaja. Wisang yang selalu diikuti rasa sakit, dibenci, dan dikucilkan menjadi seorang yang sangat tidak pandai dalam hal bersosialisasi. Tetapi Mikael yang selalu membantunya, membuat Wisang memiliki sedikit harapan untuk dapat mengubah sifatnya, sedikit demi sedikit.
Sampai akhirnya Wisang bertemu dengan Russel, dan teman teman yang lain. Kini Wisang sudah lebih dapat untuk mengendalikan dirinya dalam bersosialisasi, dan trauma masa lalunya perlahan memudar. Dan sekarang Ia sedang berhadapan dengan seseorang yang memiliki masa lalu yang kelam juga, yaitu Jack.
.
"Masa lalu ku juga sangatlah kacau. Dan kau tidak dapat menilai bagaimana diriku hanya dengan melihatnya saja." Ucap Wisang
"Apa yang bocah seperti dirimu ketahui?!" Ucap Jack
"Kita berdua itu sama. Kita sama sama memiliki trauma di masa lalu. Dan kita berdua pecundang." Ucap Wisang
"Omong kosong!!" Ucap Jack
"Tetapi.. kita juga berbeda. Kau yang memiliki masa lalu kelam, tetapi berusaha untuk mendapatkan kekuatan untuk balas dendam. Sedangkan Aku, sekarang Aku berada disini untuk memperbaiki masa lalu ku. Dan sebagai gantinya bahwa kau ingin merebut senjata legendaris milik ku dan teman teman ku. Sekarang juga aku akan melenyapkan mu!!" Ucap Wisang
Ia berlari sambil menggunakan teknik Ambush, dan bersiap untuk menusuk Jack.
"Rasakan ini!!!" Ucap Wisang
.
*BRUAKKKKKKKKK
"Akhhhhhh.!!!!" Ucap Wisang
Mendadak Wisang terlempar ketika sedang menusuk Jack. Dirinya terlempar cukup jauh dan menabrak pohon di belakangnya. Kali ini karena saking kuatnya tabrakan pohon itu pun tumbang.
"Naif sekali kau bocah." Ucap Jack sambil berdiri, namun tetap memegangi lehernya yang pendarahan.
"Ba-bagaimana kau masih bisa bangkit setelah tebasan itu?" Ucap Wisang
"Itu adalah karena bocah sepertimu yang sok mengerti tentang penderitaan seseorang." Ucap Jack sambil berjalan mendekati Wisang
"A-apa?" Ucap Wisang
"Ini adalah teknik terakhir ku. Sejujurnya Aku tidak menyangka bahwa akan menggunakan teknik ini sekarang. Yah, tapi bocah sepertimu harus dilenyapkan dari dunia ini!!" Ucap Jack
Jack berjalan semakin mendekati Wisang.
"Maafkan Aku, Akane. Dan juga maafkan Aku, Tuan Kuro. Sekarang Aku harus menggunakan teknik ini di pertarungan ini. Namun sebagai gantinya Aku akan mengambil senjata dari bocah ini." Ucap Jack
'Apa apaan orang ini?!" Ucap Wisang dalam hati. Karena tabrakan tadi sekarang, seluruh tubuhnya kesakitan.
Kini Jack tepat berada di depan Wisang. Jack mempersiapkan Spear miliknya.
"Ah?!" Ucap Wisang yang panik.
"MATI KAU BOCAHH!!!" Jack menusuk Wisang dengan Spearnya, dan seketika Wisang pun roboh.
.
Situasi yang awalnya dimenangkan oleh Wisang menjadi kebalikannya dengan sangat cepat. Jack mendadak menggunakan teknik terakhirnya yang membuat Wisang terpental dan menabrak pohon hingga tumbang. Karena itu Jack dengan mudah melumpuhkan Wisang. Dan pada akhirnya Wisang terkena tusukan spear milik Jack dan roboh.
Selanjutnya di Another Place - 他の場所 (Hoka No Basho) Chapter 11: Daun yang gugur
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments