Rossa dan Diana duduk tertunduk melihat tanah hitam. Wajah mereka pucat karena takut akan mendapatkan hukuman.
"Kami tidak menyangka kalian bersekongkol dengan mereka untuk pergi dari pulau ini. Ini sangat berbahaya. Bagaimana jika orang asing datang dan mengambil alih pulau kita? Ini adalah peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan. Kenapa kalian bisa seceroboh ini?" Kata Tetua dengan tekanan disetiap kata yang dia ucapkan.
"Maafkan kami, tapi Andy berjanji akan kembali dan dia hanya ingin bertemu dengan keluarganya," kata Diana berusaha membela diri.
"Benar, apa yang dikatakan Diana. Dia bukan orang jahat, dia hanya tersesat."
"Apapun alasannya, apa yang kalian lakukan mengundang bahaya. Bertahun-tahun kita hidup dengan aman disini dan jumlah kita juga masih sedikit. Jika Andy datang dengan kapal besar maka jumlah mereka adalah ratusan bahkan ribuan orang. Bagaimana jika mereka mengambil semua benda pusaka? Apakah kita bisa melawannya? Apakah kita bisa mempertahankan warisan nenek moyang kita?"
Diana dan Rossa lalu menangis dan tidak berfikir sejauh itu. Merekaa mudah percaya dan terbawa perasaan hingga tidak bisa berfikir dengan bijaksana.
"Tetua, mulai sekarang, sebaiknya kita pindahkan benda pusaka ditempat yang aman. Gudang itu, sepertinya sudah tidak aman lagi. Aku pernah melihat Andy masuk bersama Diana kesana."
"Diana, kau membawanya masuk kesana?" Tetua menoleh dan menatap Diana dengan sangat kecewa.
Jika wanita sudah jatuh cinta, akalnya tidak bekerja. Dia hanya menurutkan hati dan perasaannya.
Tidak peduli jika apa yang dia lakukan akan merugikan sukunya dan bahkan berbahaya.
"Maafkan saya ayah, Andy adalah orang yang baik. Dia juga calon suami Diana. Kami akan menikah, jadi saya pikir tidak apa sekali mengajaknya masuk kedalam."
"Kau tetap tidak boleh melakukan itu Diana. Dia belum resmi menjadi suamimu. Dia bahkan tidak menepati janji untuk menikahimu dan sekarang sudah pergi meninggalkan pulau ini. Bagaimana, orang seperti itu bisa kau percayai? Hah!?"
"Dia berjanji akan kembali ayah, aku akan menunggunya,"
"Tidak. Kau tidak akan menunggunya, hari baik sudah ditentukan dan kau akan menikah dengan orang lain."
"Aku akan carikan pemuda dari suku kita untukmu,"
"Tapi ayah....."
"Tidak ada tapi-tapian. Kau sudah melewati banyak batasanmu demi pria asing itu!"
"Dan kau Rossa, kenapa kau juga sama seperti dia? Kau juga merahasiakan semuanya dari kami?" Tanya Tetua menatap tajam ke arah Rossa.
"Maafkan saya tetua, tapi hati kecil saya mengatakan jika Andy adalah pria yang baik. Dia tidak akan melupakan janjinya. Dia pasti kembali," Kata Rossa dengan tenang dan rasa takut itu perlahan mulai berkurang.
"Tetua, bagaimanapun, kita percaya jika dia adalah penyelamat pulau kita yang kita tunggu. Mungkin benar apa yang dikatakan mereka. Dia hanya ingin bertemu dengan keluarganya dan setelah itu dia akan kembali." Kata seorang yang rumahnya dekat dengan Andy.
"Lalu kenapa dia harus pergi diam-diam?"
"Dia takut jika kalian akan menghalangi keinginanya. Sehingga mereka memutuskan pergi diam-diam," Kata Diana.
Tetua lalu menatap mereka berdua dan berfikir untuk memindahkan barang pusaka ke tempat yang lebih aman.
"Besok kita akan menggali tanah, dan sebagai hukumannya mereka berdua akan menyiapkan makanan untuk semua yang bekerja menggali tanah untuk tempat benda pusaka," Kata Tetua lalu pergi dari balai desa itu.
Semua warga tampak mengangguk dan setuju. Walau bagaimanapun mereka berdua harus mendapatkan hukuman karena sudah mendukung orang asing dan mengancam keselamatan warga dipulau itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments