Janji pria sejati

Rossa masih terisak dan akan lari meninggalkan goa itu, tapi dengan cepat tangan Andy menariknya dan Andy malah memeluknya dengan reflek.

"Kau akan pergi?" Tanya Rossa terisak didada Andy.

"Duduklah, kita bicara sambil duduk," Kata Andy pelan dan lembut.

"Kau bahkan tidak mengatakan jika kau akan menikah dengan Diana?"

"Kau tahu?"

"Kau jahat! Aku baru mengetahui nya. Dan kenapa kau tidak mengatakanya sejak dulu?"

"Maafkan aku....tapi aku..."

"Jika kau akan pergi, apakah artinya kau tidak akan menikah dengan Diana?" Tanya Rossa.

"Rossa, dengarkan aku. Aku sebenarnya tersesat disini. Dan disana, keluargaku mungkin sedang mencariku dan entah apa yang mereka pikirkan karena tidak menemukan aku. Aku harus kembali. Aku janji, jika aku akan datang kemari dengan kapal dan akan menemuimu juga Diana."

"Tapi...."

"Rossa, aku mohon, jangan beritahukan hal ini dan apa yang kau lihat pada siapapun."

"Apakah kau akan datang lagi?"

"Tentu saja aku akan datang lagi. Aku akan mengajakmu dan Diana, berjalan-jalan dengan kapal pesiar yang besar."

"Sebenarnya aku lebih suka kau disini. Aku pasti akan kesepian setelah kau pergi nanti."

Andy menatap wajah Rossa dan menghapus airmatanya dengan tanganya.

"Pria sejati tidak akan mengingkari janji. Jika aku sudah berjanji maka pasti akan aku tepati," kata Andy dan memeluk Rossa lagi.

Kehangatan membuat dua sejoli itu lupa jika Ali ada disana. Dan Ali hanya bisa memalingkan mukanya melihat kemesraan Andy dan Rossa.

"Artinya, janjimu untuk menikah dengan Diana, juga pasti akan kau tepati?" Tanya Rossa dengan mata berkaca-kaca.

"Aku...aku tidak berfikir saat itu, dan aku membuat janji untuk menikah dengan Diana." Kata Andy yang tidak punya jawaban atas pertanyaan Rossa. Dia juga tidak bisa mengatakan jika pernikahanya adalah demi masuk kedalam gudang dan melihat apa yang tersimpan didalamnya.

"Aku tidak menyangka kau membuat janji untuk menikahi Diana. Padahal aku....aku...."

Andy menatap Rossa dengan hati bergetar dan ingin mendengar kelanjutan kalimatnya.

"Kamu apa?"

"Aku.....aku..." Rossa berlari keluar goa dan pergi meninggalkan Andi sendirian.

Andy tidak mengejarnya dan dalam hati dia tahu jika mungkin saja Rossa menaruh hati dan perasaan yang sama dengannya.

Jika tidak, untuk apa dia menangis saat tahu jika aku akan menikah dengan Diana. Bukankah sebagai sahabat, harusnya dia merasa bahagia?

Aku yakin, Rossa juga punya perasaan yang sama dengan yang aku rasakan.

Ali mendekat dan menepok Andy.

"Sudah aku bilang dari awal, jangan bermain hati kau akan terbakar diantara keduanya."

"Aku tidak menyadarinya," Andy masih berkelit.

"Kau sadari atau tidak kau akan membuat salah satu hati itu patah. Aku penasaran, siapa yang akan kau pilih sekarang?" Kata Ali dan tersenyum melihat Andy yang menjadi gagu.

"Atau...kau akan mematahkan kedua hati mereka karena satu Minggu lagi kau akan keluar dari pulau ini," Kata Ali lalu memakan buah yang tadi dia petik saat akan ke goa.

"Makanlah jangan melamun. Masalah mereka jangan terlalu kau pikirkan. Memang rumit jika berurusan tentang hati. Kadang patah, kadang hancur, bahkan kadang kau tidak memilikinya karena kau berikan pada orang yang kau cintai,"

"Kau sok puitis. Kau mirip seperti penyair jika seperti ini,"

"Hai, jangan salah, dulu aku memenangkan hati Naina karena kata-kata manis yang aku katakan padanya. Dia jatuh cinta dan menjadi istri pria miskin seperti aku. Dia adalah seorang putri dan banyak pelayan yang melayaninya. Begitu menikah denganku, dia kehilangan segalanya."

"Ya, cinta memang rumit dan aneh, menurutku," sahut Andy.

"Demi hidup dengan orang yang dia cintai, dia meninggalkan keluarganya, kemewahan, dan segalanya. Dan kau bisa lihat, hidup seperti apa yang dia jalani bukan? Aku sedih tidak bisa membuatnya menjadi layak dan bahagia. Kami hidup nomaden dan tidak punya harta benda."