Melawan Perompak

Sore menjelang malam, Diana sedang memanjat pohon sambil membaca novel. Dari kejauhan Diana melihat kapal dengan simbol perompak mendekat kepulau yang mereka tempati.

Diana langsung turun dan pergi menemui ayahnya. Diana masih terengah-engah saat berdiri dihadapan ayahnya.

"Ada apa? Kenapa kau sampai terengah-engah begitu?"

"Ayah ambilkan minum..."

"Jangan ayah. Tidak perlu! Itu, ada, ada perompak menuju ke pulau kita."

"Apa?! Kalau begitu kabari semua warga dan suruh mereka bersiap-siap. Kita akan hajar para perompak itu jika sampai mengganggu ketenangan pulau kita." Ayahnya lalu masuk kedalam dan mengambil senjata.

Sementara Diana pergi ke pusat desa dan memukul kentongan yang terbuat dari bambu.

Begitu mendengar suara yang berulang-ulang, dipukul dengan nyaring, semua orang berhamburan keluar dari rumah. Mereka berfikir air laut tinggi, atau ada tanda tsunami.

Andy juga kaget dan keluar, dia berjalan ke balai, dan dia lihat Diana sedang berbicara kepada semua warga.

Andy mendekat dan bertanya, "Ada apa? Kenapa semua orang berkumpul?"

"Cepat ambil senjatamu! Kita akan melawan para perompak!"

"Dimana mereka?" Diana sempat terkejut saat tiba-tiba suara Andy berubah dan menjadi tegas.

"Disana?" kata Diana masih terbengong dengan nada suaranya yang berubah. Biasanya suaranya kecil dan pelan untuk ukuran pria. Tapi baru saja dia seolah adalah pria sejati.

Andy lari ketempat para perompak, sementara Diana justru mematung ditempatnya. Setahunya, Andy yang dia kenal adalah pria kalem yang jika bertarung, Diana tidak akan bisa membayangkan, pria sekalem Andy beran menghadapi para perompak.

Tapi baru saja, dia lihat jika Andy adalah pria sejati, dari nada suaranya.

Diana cepat berlari menyusul Andy. Dibelakang, semua warga desa sudah membawa parang dan semua alat yang mereka punya seperti tombak dan panah, untuk menghadapi para perompak.

Andy berlari dengan kecepatan kuda dan paling depan. Dia mengintip dari bukit kecil dan bertanya pada Tetua yang sudah sampai lebih dulu disana dengan alat panahnya.

"Pegang ini. Sebelum mereka mendekat, kita harus melumpuhkanya dengan panah ini. Kau bisa memanah?"

"Ya." Kata Andy dan memegang busur panah ke arah mereka.

"Apa yang mereka cari dipulau ini?"

"Warisan nenek moyang kami. Ada kabar jika ada harta Karun yang di sembunyikan di pulau ini. Mereka mencari peta peninggalan nenek moyang kami."

"Harta Karun? Peta?"

"Cepat, siapkan busurku, mereka sudah mendekat," kata Tetua.

Andy sudah berdiri dengan kuda-kuda, dan siap membidik dengan busurnya.

"Lakukan sekarang!" perintah Tetua.

Andy lalu melepaskan anak panah berulang kali dan semua panahnya tepat mengenai para perompak yang berdiri dipinggir perahu besar mereka.

Tidak ada satupun panah yang meleset. Perahu itu menepi dan semua perompak itu turun bersiap menyerang.

Andy mengambil senjata tombak dan mulai menghajar mereka bersama semua warga desa.

Beberapa warga terluka, begitu juga para perompak itu. Terjadi pertempuran sengit dengan nyawa sebagai taruhannya. Jika pedangmu tidak terhunus kearah lawan, maka pedang lawan yang akan menghunusmu.

Andy mengerahkan seluruh kemampuan dan seni bela diri miliknya. Dia juga mahir menggunakan senjata tombak ditanganya.

Pertempuran masih berlangsung, Diana dan Rossa membantu dari atas bukit kecil dengan anak panah ditanganya.

Sementara warga yang lainya menjaga gudang dan bagi yang punya anak, semua berkumpul dirumah tetua.

Mereka menyiapkan bubuk cabe dan lada yang akan disebarkan kepada perompak itu jika berhasil masuk kedesa mereka. Mereka membuat antisipasi demi menyelamatkan diri mereka.

Sementara Andy dikeroyok lima orang yang tersisa. Dengan gesit dia melumpuhkan satu-persatu dan dengan mereka tinggal dua orang.

Andy sempat terkena pedang dilengan kirinya, tapi kemudian Andy berbalik membalasnya dengan menambah kekuatan hingga dua orang yang tersisa berhasil dilumpuhkan.

"Ayo kita angkat dan masukan kedalam kapal itu!" Teriak Tetua pada warga desa yang tidak terluka.

Mereka lalu mengangkat para perompak itu dan melemparkanya kedalam perahu milik mereka.

Tidak ada satupun yang tersisa. Perompak itu dilempar semua kedalam kapal, dan Tetua yakin mereka tidak akan berani datang lagi.

"Kenapa kita melempar kekapal, bukanya kelaut?"

"Hmmm," Tetua hanya tersenyum dan berkata. "Mereka akan jera. Kita tidak perlu membunuh musuh yang sudah mengaku kalah dan menyerah."

"Sekarang, ayo kita bantu semua warga yang terluka. Tapi, sebelum itu, kau hebat sekali tadi. Aku yakin kau bukan manusia biasa. Kau punya keistimewaan," puji Tetua.

"Ohh, jika ada yang berperang demi hak dan tanahnya. Maka tiba-tiba ada kekuatan dari dalam diri untuk ikut berjuang," kata Andy.

"Kau mahir menggunakan senjata. Tidak ada panah yang meleset."

"Ohh, saya belajar saat masih kecil, dan saya tidak tahu sekarang akan berguna."

"Bagus! Kau telah membuat kami bertambah kuat. Sekarang kami tidak takut lagi jika ada perompak lain yang datang. Kami punya dirimu, nak Andy."

Mereka lalu memapah para pria yang terluka terkena sabetan senjata.

Semua warga yang terluka dikumpulkan di balai desa.

"Ambilkan obat digudang!" Perintah Tetua pada Diana.

"Saya akan membantu Diana," kata Andy begitu mendengar kata gudang. Artinya Diana di izinkan masuk kesana.

Melihat perjuangan Andy dalam membantu mengusir perompak itu, maka Tetua mengangguk dan mengizinkan mereka berdua untuk pergi ke gudang.

"Akhirnya kau punya kesempatan untuk masuk ke gudang." Kata Diana saat berjalan disamping Andy.

"Aku penasaran dengan peninggalan nenek moyangmu. Aku ingin tahu, dan tidak sabar menunggu perayaan satu tahun sekali."

"Ini waktu yang tepat. Tapi, kenapa kau berbeda saat sedang berbicara padaku dan saat menghadapi perompak?"

"Maksudmu?" Andy bingung dengan pertanyaan Diana yang abstrak.

"Kau sangat keren saat melawan mereka. Tapi saat kau bilang, kau tidak bisa naik pohon, aku berfikir...."

"Pria yang tidak berguna! pasti itu yang ada didalam pikiranmu." Ujar Andy sambil tersenyum.

"Jangan berkata terus terang begitu? Kenapa kau bilang begitu jelas? Bukan itu maksudku, aku kaget saat kau begitu berani melawan mereka, dan saat kau di keroyok oleh lima perompak, aku melihatnya dari atas bukit,"

"Kau ada disana?" Andy terkejut karena Diana ada disana. Padahal sudah jelas wanita tidak boleh ikut perang, dan hanya pria saja yang diijinkan.

"Apa yang kau lakukan disana? Kau tahu itu sangat berbahaya? Bagaimana jika kau terluka?"

"Aku menggunakan busur dan anak panah untuk melawan mereka dari jarak jauh."

"Kau bisa menggunakan alat itu?" Sekarang giliran Andy yang tercengang.

"Aku juga belajar dari kecil sepertimu. Aku tidak tertarik memasak, dan aku tertarik dengan pedang." Kata Diana dengan muka sedikit merina merah.

"Angkat tanganmu!" ujar Andy dan Diana dengan polosnya mengangkat kedua tangannya.

"Lenganmu seperti seorang pria..." gurau Andy dan langsung membuat tinju Diana mendarat dilenganya.

"Aduh!" Andy megang lenganya karena masih ada memar tadi, jadi sakit saat tersenggol.

"Maaf...."

"Tidak papa, ini hanya memar."

"Siapa yang mengobati lenganmu?" Tanya Diana melihat lengan sebelah kiri Andy yang sudah diperban.

"Rossa....."

Diana lalu mengalihkan pandanganya.

"Kita sudah sampai didepan gudang. Kau tunggu disini, aku akan masuk." Kata Diana dan bajunya ditarik oleh Andy.

"Aku akan masuk denganmu."

"Baiklah."

Mereka lalu masuk dan mengambil peti yang berisi obat-obatan yang sudah disimpan dari bahan tradisional.

"Gelap sekali. Aku tidak bisa melihat apapun."

"Aku sudah menemukan kotak nya. Ayo kita keluar," kata Diana yang memang sudah tahu dan hafal, dimana dia menaruh kotak obatnya meskipun gudang begitu gelap.

"Tapi...aku..." Andy masih ingin disana hingga tangan Diana menarik bawah bajunya.

"Ayo kita keluar. Mereka sangat membutuhkan obat ini sekarang. Lain kali aku akan mengajakmu masuk kemari."

"Janji?"

"Ya."

Andy akhirnya keluar tanpa bisa mencari sesuatu atau melihat apapun didalam gudang itu. Dia pikir dia bisa menemukan benda ajaib peninggalan nenek moyang mereka yang akan menuntunya keluar dari pulau ini tanpa tersesat.

Akhirnya, dia harus kecewa karena tidak melihat apapun.

"Kau cepat sekali menemukan kota obatnya"

"Aku hafal setiap barang yang ada disana."

"Jadi kau tahu apa saja yang tersimpan disana?"

"Tentu saja!"

Diana berlari kecil menuju Balai desa dengan kotak obat ditanganya, dan satu lagi dibawa oleh Andy yang ikut berlari kecil dibelakangnya.

Mereka tidak berbicara lagi, padahal banyak yang ingin ditanyakan Andy pada Diana soal barang didalam gudang itu.

"Diana! Cepat bawa kemari nak!" kata Tetua pada putrinya.

"Sisanya berikan pada Rossa. Dia membutuhkanya untuk mengobati yang lainya."

Diana lalu berjalan kedekat Rossa yang sedang membalut luka seorang pemuda.

Andy melihat dari kejauhan, dan saat pemuda itu berbisik ke telinga Rossa, seperti sedang menggodanya, Andy terlihat tidak suka.

Andy terus mengamati Rossa yang dengan cekatan membersihkan luka dan kemudian mengobatinya tanpa rasa takut. Dia seperti sudah mahir dan terbiasa dengan darah yang keluar dari para pejuang itu.

Diam-diam Andy mengagumi kemampuan Rossa.

Dia sempat berfikir jika orang yang tinggal di pulau ini tidak bisa baca, tidak tahu cara mengobati seperti para dokter di rumah sakit, tapi ternyata dia salah. Bahkan Diana bisa membaca novel, dan Rossa layaknya seorang dokter profesional.

Bahkan Andy kaget saat Tetua memiliki busur yang begitu bagus. Busur itu bukan buatan orang biasa. Pasti itu salah satu peninggalan nenek moyangnya.

Aku yakin nenek moyangnya pasti orang kaya raya. Dan tiba-tiba, Andy teringat jika busur yang dimiliki ayahnya mirip sekali dengan busur yang di miliki tetua.

"Ya, sangat mirip! Aku sering memakainya. Aku tahu jika beda. Tapi ini seperti dua busur yang dibuat oleh orang yang sama."

Andy lalu berjalan ke arah Ali yang juga terluka.

"Apakah kau sudah diobati?" Tanya Andy.

"Sudah, gadis itu sangat pandai. Dia mengobati layaknya dokter bedah profesional. Menurutmu darimana dia belajar semua ini? Kau tahu, tempat ini terpencil dan tidak ada yang akan mengajarinya."

"Itulah yang membuatku heran. Aku pikir mereka terbelakang. Tapi mereka sangat tangguh dan hebat." Andy berkata dengan terus memperhatikan Rossa yang mengobati semua warga tanpa lelah.

"Pikiran kita sama. Aku juga berpikir demikian. Tapi kita salah, kita tidak bisa menilai sebuah buku hanya dari covernya tanpa membacanya." Kata Ali dan di ikuti anggukan oleh Andy.

"Kau benar. Kita harus membaca isinya baru kita menyimpulkan."

"Sepertinya kau tertarik untuk tinggal lama disini?" Kata Ali saat dia lihat mata Andy terus melihat pada gadis nan jauh disana.

"Ahh, aku hanya mengaguminya." ujar Andy tanpa dia sadari. Ali tersenyum dan menatap gadis yang sama juga.

"Dia cantik dan pandai. Jika kau menyukainya, lamarlah dia."

"Ahh, mana bisa begitu. Aku sudah berjanji...." Andy teringat jika dia berjanji untuk menikah dengan Diana demi bisa keluar dari pulau ini.

"Janji?" Ali terpaku menatap Andy.

"Ohh, tidak! Lupakan saja...." kata Andy lalu mengalihkan pandanganya.

Bagaimanapun, dia harus menikah dengan Diana. Tapi kenapa dia selalu ingin melihat Rossa lebih lama? Ingin melihat lagi dan lagi. Seakan tidak jemu jika harus melihatnya sepanjang hari.

"Ada apa denganku? Tidak biasanya aku bersikap seperti ini?"

"Kau sedang jatuh cinta." Kata Ali sambil menepok pundaknya dan pergi.

Andy hanya menatap Ali tanpa berbicara.

"Jatuh cinta? Tidak mungkin! Aku tidak bisa jatuh cinta....Aku hanya mengaguminya saja."

Rupanya jauh disana, ada yang memperhatikan Andy dengan wajah memerah.

Diana melihat jika Andy terus memperhatikan sahabatnya sejak tadi. Dan saat Andy tersenyum manis sambil berbicara dengan tamunya, Diana tahu jika mereka sedang membicarakan tentang sahabatnya.

Diana lalu memejamkan matanya dan mengingat kata yang ditulis dalam novel yang semalam dia baca.

'tarik nafas dalam berulang kali, tahan sebentar, lalu hempaskan perlahan, dan rasa sakit itu akan perlahan memudar'

Itu yang dikatakan dalam novel yang dia baca saat hatinya terasa sakit.

Sakit karena kecewa atau cemburu, dan Diana mengikuti apa yang ditulis dan dia baca.

Andy sekarang duduk disamping Rossa yang sudah selesai mengobati semua orang. Andy berdiri dan memberikan minuman untuknya.

"Terimakasih...." kata Rossa sambil tersenyum manis.

Ada keringat dikenangnya karena sibuk mengobati semua orang. Dan tiba-tiba dengan reflek tangan kanan Andy mengusap keringat itu dengan lembut.

Rossa sempat kaget dan terpana, tapi dia lalu tersenyum dan mengelapnya sendiri.

"Kau pasti lelah." Kata Andy melihat keringat di keningnya.

"Sedikit, tapi jangan pedulikan rasa lelahmu sampai mereka semua selesai diobati. Saat mereka terluka, harus ada yang mengobatinya. Dan jika aku lelah, aku akan beristirahat semalaman." Kata Rossa dan menghabiskan air dari gelasnya.

Andy mengangguk dan menyuruh Rossa segera beristirahat.

"Kau cepatlah pulang dan beristirahat. Mereka mungkin akan membutuhkanmu lagi besok."

"Termasuk kau?" Rossa melirik ke perban dilengan Andy.

Andy tersenyum dan menyuruhnya pulang.

"Kau harus langsung tidur dan beristirahat."

Rossa lalu bangkit dari duduknya dan pulang kerumahnya.

Sementara Andy juga berjalan pulang bersama Ali ke rumahnya.

Warga desa juga pulang kerumah masing-masing setelah di obati oleh Rossa.

Terpopuler

Comments

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

mc harusnya jangan terlalu dekat dgn rossa dia kan sudah di jodohkan.

2022-08-22

1

lihat semua
Episodes
1 Pulau terpencil
2 Perahu terdampar
3 Terpukau
4 Perjodohan
5 Benih cinta
6 Pesta penyambutan
7 Melawan Perompak
8 Menemukan peta
9 Rencana Andy dan Ali
10 Melawan Macan
11 Sentuh sekali lagi
12 Berandalan suruhan Ibu tirinya
13 Mencuri hati
14 Mencuri hati
15 Mengetahui rahasia Andy
16 Janji pria sejati
17 Meninggalkan Pulau
18 Sidang
19 Bertemu perompak
20 Menjalani hukuman
21 Takdir membawa mereka kembali
22 Mengumbar janji
23 Naina dibawa pergi
24 Batu ajaib
25 Berlayar
26 Tak membayar pajak
27 Kehilangan jejak Naina
28 Bertemu ayah dan keluarganya
29 Berawal dari dendam
30 Kerumah Naina
31 Bangun tidur
32 Andy bertemu Norman
33 Demi Naina
34 Kesepakatan
35 Meninggalkan kota
36 Bertarung
37 Sampai dipulau
38 Tombak pusaka untuk Andy
39 Lima ekor singa
40 Sumur tua
41 Pulau harta Karun milik Amaya
42 Diana menghilang
43 Diana tak sadarkan diri
44 Dibalik sikap Robert
45 Impas
46 Patah hati
47 Bulan madu
48 Membebaskan Norman
49 Penghianatan Keluarga dan Anak Buahnya
50 Pertama kali seumur hidupnya
51 Malam pertama
52 Awal menjadi Mafia
53 Langkah pertama
54 Langkah kedua
55 Langkah ketiga
56 Langkah keempat
57 Langkah kelima
58 Langkah ke enam
59 Langkah ketujuh
60 Langkah kedelapan
61 Langkah ke sembilan
62 Langkah ke sepuluh
63 Langkah ke sebelas
64 Langkah kedua belas
65 Langkah ketigabelas
66 Langkah ke empat belas
67 Langkah kelima belas
68 Pembalasan
69 Menjadi kejam
70 Bersikap aneh
71 Naluri membunuh
72 Kalung yang ditukar
73 Mencari kembaran ibunya
74 Menabrak sang pewaris
75 Rumah sakit jiwa
76 Detektif
77 Keributan dirumah sakit
78 Psikopat
79 Kenyataan pahit
80 Ke panti asuhan
81 Pesta ulang tahun Khan
82 Tes DNA
83 Berbagi hati seadilnya
84 Mengirim sang pewaris untuk belajar
85 Menyiapkan mental
86 Kemakam ibu kandungnya
87 Dendam dalam cinta
88 Balas dendam Zafira
89 Bantuan detektif
90 Sampai dipulau
91 Rahasia Zafira
92 Kehilangan
93 Curiga
94 Penculikan
95 Penyekapan
96 Pembebasan
97 Senjata makan tuan
98 Penyesalan
99 Pria beruntung
100 Acara adat kehamilan kedua
101 Menyerahkanya pada Diana
102 Bertemu Perompak
103 Sikap mertuanya, Gina atau Fina?
104 Kejadian dipenjara
105 Kejahatan Fina
106 Polisi datang kekantor
107 Berkumpul kembali
108 Kilas balik keputusan Diana
109 Sampai dipulau
110 Malam bersama Naina
111 Berburu
112 Dihutan
113 Terkejut
114 Kapal pesiar
115 Pembangunan dipulau
116 Penobatan
117 Bertemu keluarga Andy
118 Makan malam
119 SEASON 2
120 SEASON 2-2
121 SEASON 2-3
122 SEASON 2-4
123 SEASON 2-5
124 SEASON 2-6
125 SEASON 2-7
126 SEASON 2-8
127 SEASON 2-9
128 SEASON 2-10
129 SEASON 2-11
130 SEASON 2-12
131 SEASON 2-13
132 SEASON 2-14
133 SEASON 2-15
134 SEASON 2-16
135 SEASON 2-17
136 Episode Terakhir
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Pulau terpencil
2
Perahu terdampar
3
Terpukau
4
Perjodohan
5
Benih cinta
6
Pesta penyambutan
7
Melawan Perompak
8
Menemukan peta
9
Rencana Andy dan Ali
10
Melawan Macan
11
Sentuh sekali lagi
12
Berandalan suruhan Ibu tirinya
13
Mencuri hati
14
Mencuri hati
15
Mengetahui rahasia Andy
16
Janji pria sejati
17
Meninggalkan Pulau
18
Sidang
19
Bertemu perompak
20
Menjalani hukuman
21
Takdir membawa mereka kembali
22
Mengumbar janji
23
Naina dibawa pergi
24
Batu ajaib
25
Berlayar
26
Tak membayar pajak
27
Kehilangan jejak Naina
28
Bertemu ayah dan keluarganya
29
Berawal dari dendam
30
Kerumah Naina
31
Bangun tidur
32
Andy bertemu Norman
33
Demi Naina
34
Kesepakatan
35
Meninggalkan kota
36
Bertarung
37
Sampai dipulau
38
Tombak pusaka untuk Andy
39
Lima ekor singa
40
Sumur tua
41
Pulau harta Karun milik Amaya
42
Diana menghilang
43
Diana tak sadarkan diri
44
Dibalik sikap Robert
45
Impas
46
Patah hati
47
Bulan madu
48
Membebaskan Norman
49
Penghianatan Keluarga dan Anak Buahnya
50
Pertama kali seumur hidupnya
51
Malam pertama
52
Awal menjadi Mafia
53
Langkah pertama
54
Langkah kedua
55
Langkah ketiga
56
Langkah keempat
57
Langkah kelima
58
Langkah ke enam
59
Langkah ketujuh
60
Langkah kedelapan
61
Langkah ke sembilan
62
Langkah ke sepuluh
63
Langkah ke sebelas
64
Langkah kedua belas
65
Langkah ketigabelas
66
Langkah ke empat belas
67
Langkah kelima belas
68
Pembalasan
69
Menjadi kejam
70
Bersikap aneh
71
Naluri membunuh
72
Kalung yang ditukar
73
Mencari kembaran ibunya
74
Menabrak sang pewaris
75
Rumah sakit jiwa
76
Detektif
77
Keributan dirumah sakit
78
Psikopat
79
Kenyataan pahit
80
Ke panti asuhan
81
Pesta ulang tahun Khan
82
Tes DNA
83
Berbagi hati seadilnya
84
Mengirim sang pewaris untuk belajar
85
Menyiapkan mental
86
Kemakam ibu kandungnya
87
Dendam dalam cinta
88
Balas dendam Zafira
89
Bantuan detektif
90
Sampai dipulau
91
Rahasia Zafira
92
Kehilangan
93
Curiga
94
Penculikan
95
Penyekapan
96
Pembebasan
97
Senjata makan tuan
98
Penyesalan
99
Pria beruntung
100
Acara adat kehamilan kedua
101
Menyerahkanya pada Diana
102
Bertemu Perompak
103
Sikap mertuanya, Gina atau Fina?
104
Kejadian dipenjara
105
Kejahatan Fina
106
Polisi datang kekantor
107
Berkumpul kembali
108
Kilas balik keputusan Diana
109
Sampai dipulau
110
Malam bersama Naina
111
Berburu
112
Dihutan
113
Terkejut
114
Kapal pesiar
115
Pembangunan dipulau
116
Penobatan
117
Bertemu keluarga Andy
118
Makan malam
119
SEASON 2
120
SEASON 2-2
121
SEASON 2-3
122
SEASON 2-4
123
SEASON 2-5
124
SEASON 2-6
125
SEASON 2-7
126
SEASON 2-8
127
SEASON 2-9
128
SEASON 2-10
129
SEASON 2-11
130
SEASON 2-12
131
SEASON 2-13
132
SEASON 2-14
133
SEASON 2-15
134
SEASON 2-16
135
SEASON 2-17
136
Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!