Meninggalkan Pulau

Satu Minggu kemudian, Ali dan Andy mengemas barang yang mereka perlukan selama dalam perjalanan.

Naina juga membawa bekal makanan dan beberapa kue kering yang dia buat selama satu Minggu. Dia membuatnya setiap hari lalu dia simpan dan dia masukkan kedalam karung kecil.

Sementara Diana datang dengan beberapa kantong buah untuk dia berikan kepada Andy. Rossa pun sama, dia memasak makanan dan dia awetkan lalu dia taruh dibeberapa kotak makanan dan dia berikan pada Andy. Mereka sudah berkumpul didalam goa.

Diana kaget saat Rossa lebih dulu sampai disana.

"Rossa, kau disini? Apakah kau tahu jika mereka akan meninggalkan pulau ini?" Rossa mengangguk dengan sedih.

"Dan kau? Kau juga tahu jika mereka akan pergi?"

Diana mengangguk dan menatap kosong kedepan.

"Bulan depan harusnya kami menikah, ayah sudah menemukan hari yang tepat dibulan depan. Tapi, jika Andy ingin bertemu keluarganya, aku bisa apa?" Diana berusaha menutupi rasa kecewanya dan berusaha tegar melepas Andy.

Rossa hanya tertegun dan tidak menyangka jika Andy pergi atau tinggal, toh dia tetap tidak bisa memilikinya. Jika dia tidak pergi, dia akan menikah dengan sahabatnya. Dan jika dia pergi, aku juga tidak bisa menggapainya dan mencegahnya.

Rossa lalu mendekati Naina.

"Semoga kau tidak bertemu dengan para perompak. Dan kalian selamat sampai tujuan," Kata Rossa sambil membantu mereka menarik kapal itu kepinggir pantai.

Sekarang mereka berlima sudah sampai dipinggir pantai setelah mengeluarkan banyak tenaga untuk menarik kapal itu.

Ali dan Naina naik kekapal beserta kedua anaknya. Sementara Andy mendekati Diana lebih dulu.

"Kau percaya padaku bukan? Aku akan kembali dengan kapal besar. Aku pasti akan menepati janjiku, sabarlah menungguku...aku pasti kembali kemari," Kata Andy dan Diana menggenggam erat tangan Andy.

Diana memeluknya sangat erat dan Rossa hanya bisa menatap dengan hati hancur dan kecewa.

Andy perlahan melepaskan pelukan Diana dan pegangan tangannya, dia lalu mengecup kening Diana dan berjalan mendekati Rossa.

Andy menarik tangan Rossa dan merengkuhnya kedalam pelukannya. Rossa diam saja tak bergeming. Hanya beberapa butir airmata yang membasahi pipinya tak mampu dia tahan lagi.

Andy memeluk Rossa lebih erat lagi dan Rossa lalu memeluk Andy juga.

Mereka bertatapan sangat lama dan dalam.

"Rossa, Aku akan pergi, tapi aku pasti kembali. Aku sudah pernah bilang, jika aku pasti akan menepati janjiku."

"Janji yang mana? Apakah janji untuk menikah dengan Diana?" Kata Rossa berbisik di telinganya.

"Aku mencintaimu Rossa. Aku terlambat menyadarinya. Jika aku jatuh cinta padamu,"

"Apakah kau juga mengatakan ini pada Diana?"

"Tidak. Aku hanya mengatakanya padamu. Ada hal yang tidak kau ketahui. Dan alasan aku berjanji pada Diana. Tapi percayalah, hatiku milikmu, genggam lah dan tunggulah aku kembali,"

"Kau pandai membual,"

"Tidak kali ini. Saat ini aku adalah pria bodoh yang menyadari jatuh cinta disaat yang tidak tepat,"

"Cepatlah kembali dan buktikan apa yang kau janjikan. Buktikan jika kata cinta itu bukan rayuan manis yang hanya terucap dibibir saja."

"Aku pasti kembali," Kata Andy dan mencium kening Rossa sekali lagi.

"Aku akan menunggumu. Pria asing yang datang dan mencuri hidup kami," kata Rossa lalu melepaskan pelukan Andy.

Andy lalu berjalan diatas kapal dan kapal itu perlahan berlayar ketengah laut dan semakin jauh hingga lambaian tangan Andy tidak terlihat lagi.

Saat Rossa dan Diana berbalik, Tetua dan beberapa warga sudah ada di belakang mereka.

Tatapan mereka mengisyaratkan kemarahan dan membuat Diana serta Rossa tertunduk ketakutan.

Tetua sangat marah saat tahu jika putrinya membantu Andy dan tamunya pergi meninggalkan pulau yang mereka tempati.

Padahal Andy sangatlah berharga, dia dianggap sebagai dewa yang ditunggu kedatangannya. Tapi Tetua tidak habis pikir jika putrinya sendiri malah merahasiakan semua ini darinya.

Mereka berdua lalu dibawa ke balai desa dan disidang disana.

Diana tertunduk begitu juga Rossa saat tatapan semua orang penuh kemarahan dan tidak menyangka jika mereka berdua bisa mengkhianati sukunya dan membiarkan kedua orang asing itu pergi begitu saja dari pulau mereka.