Rossa mengambil air dan Diana menimba dari sumur. Mereka akan mulai memasak untuk para pria yang bekerja menggali tanah.
"Kita akan membuatnya lebih dalam," Kata Tetua pada warga.
"Dimanakah tempat yang paling aman?"
"Dibelakang rumah Tetua saja," usul seorang warga.
"Ya kau benar, jika dibelakang rumah Tetua, semua warga bisa mengawasinya. Karena rumah Tetua ada ditengah rumah para warga," timpal warga yang lainya.
"Baiklah jika menurut kalian itu lebih aman. Mari kita ukur luas tanahnya," Kata Tetua dan pergi mengambil meteran untuk mengukur.
Mereka sangat sibuk bekerja dan Diana datang dengan minuman dan buah segar.
"Ayo kita istirahat dulu. Kita minum dulu, setelah itu kita lanjutkan lagi," Kata Tetua dan bersama warga yang lainya menghentikan pekerjaannya.
Rossa datang dengan makanan hangat, dia lalu membagikan pada semua warga disana.
Mereka mendapatkan bagian satu-satu. Diana sibuk memotong buah semangka yang dia petik dari ladang.
"Wah, apa semangkanya sudah matang?" tanya seorang warga.
"Tiap hari aku memeriksanya dan kemarin sudah banyak yang masak. Diana lalu memetiknya," kata Tetua lalu tersenyum karena ini untuk pertama kalinya mereka menanam semangka dari satu pohon yang ditemukan di hutan dan melestarikan nya menjadi perkebunan semangka.
"Buahnya merah dan manis sekali, cobalah," Diana nampak mencicipi semangka yang sudah dia potong sama rata.
"Enak sekali," Diana makan dan tiba-tiba dia berhenti mengunyah dan menaruh semangkanya.
"Aku teringat pada Andy, apa yang sedang dilakukan sekarang? Dia pergi terlalu cepat, harusnya ditunda beberapa hari lagi dan bisa mencicipi buah semangka ini," Kata Diana bergumam lirih.
Rossa lalu mendekat dan mencicipi buah itu. Dan dia terlihat sangat menikmatinya.
"Ini manis sekali," kata Rossa setalah dia juga mencicipinya.
"Sayangnya, Andy tidak sempat makan buah ini. Aku tidak sempat memetik untuk nya. Aku pikir buahnya belum masak," kata Diana lalu menatap rumah diujung yang biasa ditempati Andy.
Sekarang rumah itu kosong dan nikmat buah semangka itu menjadi berkurang karena tidak ada Andy bersamanya.
"Apakah mereka sudah sampai?" tanya Diana pada Rossa.
"Lautan begitu luas. Mungkin butuh beberapa hari bahkan Minggu untuk sampai ke tujuan mereka."
"Aku harap mereka baik-baik saja," kata Diana.
"Kata seorang warga, tadi pagi ada tulang-tulang manusia terbawa kepesisir. Hiu sudah menghabiskan dagingnya. Aku menjadi khawatir," kata Diana tiba-tiba teringat apa yang dikatakan tetangga mereka tadi pagi.
"Jangan berpikir buruk. Itu akan merusak suasana hatimu. Berdoalah agar mereka selamat dan tidak bertemu kawanan hiu."
"Dibulan-bulan ini, Hiu akan kelaparan, kenapa aku tidak bisa berhenti mengkhawatirkan dirinya?" Diana berkata lirih pada sahabatnya.
"Karena kau memberikan apa yang paling berharga milikmu kepadanya. Itulah yang selalu membuatmu cemas," kata Rossa dengan tenang. Karena diapun merasakan apa yang dirasakan Diana.
"Apa yang dia ambil dariku? Hingga siang malam ku menjadi sunyi dan hampa?"
"Hati. Kau memberikan hatimu padanya. Itulah yang membuatmu selalu memikirkannya dan duniamu hilang sejak kepergian ya," kata Rossa yang sebenarnya dia sedang berbicara tentang perasaanya sendiri.
Diana lalu memegang dadanya dan merasakan detak jantungnya yang lemah.
Rossa bangkit dan pulang kerumahnya untuk beristirahat. Tugas memasak sudah diselesaikan dengan baik. Dan akan dia lakukan esok hari lagi. Sekarang dia ingin sendirian dirumahnya dan mengingat kenangan manis saat bersama Andy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments