Seluruh warga berkumpul ditengah kampung. Disana ada balai pertemuan yang luas. Bayi yang baru lahir itu telah dibedong dan ditaruh ditengah-tengah warga desa.
Tiba-tiba, tetua memanggil Andy, dan sontak saja Andy terkejut. Ali juga tidak mengerti kenapa Andy dipanggil untuk maju kedepan.
Ternyata Andy disuruh mendekati bayi itu dan mendoakan keselamatanya untuk yang pertama, diikuti oleh tetua dan warga lainya.
"Astaga, pemuda itu begitu dihormati, padahal dia tamu yang tersesat? Apa yang mereka pikirkan tentangnya?" Ali bergumam dan terus mengamati para warga yang berkerumun.
"Nak Andy, gendonglah bayi itu sebentar, agar dia selalu selamat dan berumur panjang."
Andy maju ke depan dan mengulurkan tangannya, "Semoga kau selamat dan panjang umur," Kata Andy lalu dia berbisik ke telinga bayi itu, entah apa yang dia ucapkan.
Bayi itu langsung menangis dengan kencang. Dan semua warga malah bersorak senang.
Mereka lalu menebar bunga ke udara dan berucap syukur.
"Kenapa? Apa yang terjadi? Bayi ini menangis dengan kencang, tapi mereka malah senang? Orang disini memang aneh." Andy bergumam dan bayi itu masih menangis dengan keras didalam gendongannya.
"Sekarang kau boleh memberikanya pada ibunya. Kau memang manusia hebat. Kau membuat bayi itu bisa berbicara?"
Andy masih tidak mengerti, setahunya semua bayi bisa bicara dan bisa menangis.
"Saat lahir, dia tidak menangis, dan kami berfikir dia bisu dan tidak bisa bersuara. Tapi, setelah kau menggendongnya, akhirnya dia menangis dan bersuara." Kata Tetua sambil menepok bahu Andy.
"Apa!? Jadi itu sebabnya?"
"Sekarang kami akan makan dengan bahagia. Ayo, makanlah makanan yang kau sukai. Semua makanan ada disini. Ajak tamumu makan bersama disini." Kata Tetua lalu pergi menemui keluarga yang baru saja melahirkan.
Tiba-tiba Andy dikagetkan oleh Diana yang sudah berdiri disampingnya.
"Kak Andy?" Andy menoleh dan kaget karena tiba-tiba panggilan Diana padanya menjadi berubah.
"Eh, em, kau disini?"
Tiba-tiba tangan Diana sudah menggenggam erat lenganya, dan itu membuat dada Andy berdegup kencang.
"Diana, lepaskan, tidak enak dilihat sama warga yang lainya." Kata Andy dan mencoba menarik tangannya. Tapi ternyata Diana memegang dengan sangat kuat. Dia tahu jika menunggu Andy yang mendekatinya maka, sampai kapanpun, dia tidak akan berani menyentuhnya.
"Hangat kan?" kata Diana sambil menyandarkan kepalanya di bahu Andy.
"Eh, iya." Andy menjadi canggung dan salah tingkah.
"Seharusnya seperti ini jika kita akan menikah, saat menikah biar tidak canggung lagi lalu punya anak." kata Diana yang ternyata dia baru saja membaca novel peninggalan nenek moyangnya yang dia curi dari gudang.
"Kau tahu dari mana? Tidak biasanya sikapmu seperti ini?"
"Aku habis baca novel," Diana berbisik.
"Kau bisa baca?" Andy tertegun.
"Kau pikir kami semua disini tidak bisa baca? Kau pikir kami sebodoh itu? Ada warisan budaya dari nenek moyang kami. Ada cara membaca, menulis dan berhitung."
"Darimana semua itu? Disini tidak ada guru dan sekolah."
"Orang tua kami mengajarkannya sejak masih kecil. Kami semua punya buku dari nenek moyang. Dan aku mencuri beberapa novel dari gudang?"
Andy langsung tertarik begitu mendengar kata gudang keluar dari bibir tipis Diana.
"Kau pergi ke gudang lagi? Lain kali ajaklah aku."
"Kau tidak boleh masuk. Tapi setelah menjadi suami istri, aku akan berbagi banyak rahasia padamu." janji Diana yang memang punya banyak rahasia dari gudang peninggalan nenek moyangnya.
"Baiklah. Tapi bagaimana kau mencuri novel itu?"
"Ohh, itu saat perayaan, dan kejadiannya sudah lama."
"Ohh, aku pikir kau baru saja dari gudang."
"Apakah kau mau pinjam novelnya? Sebaiknya kau harus baca. Disana ada banyak kisah romantis,"
"Aku....." Andy kaget saat tiba-tiba Diana mencium pipinya sebelah kanan seperti cerita yang baru saja dia baca di dalam novel.
Andy mengusap pipinya dengan jarinya dan wajahnya langsung menjadi merah. Ini adalah ciuman pertama baginya. Belum pernah seumur hidupnya dia di cium oleh seorang gadis.
Layaknya jomblo sejati, dia akan mempersembahkan kesucianya hanya untuk istrinya.
"Kau...."
"Itu yang tertulis dalam novel. Coba aku pegang dadamu."
"Hoooohh, dadamu berdegup kencang. Ternyata benar, apa yang ditulis dalam novel tentang dada yang berdebar setelah dicium kekasihnya. Tapi....kenapa dadaku tidak bergetar?" kata Diana sambil memegang dadanya sendiri.
"Ahh, kau....jangan semua kisah itu kau ikuti. Itu hanya halusinasi penulis saja. Apalagi kau sampai praktek seperti tadi. Kita belum menikah, belum resmi, hanya suami istri sah yang boleh berdekatan dan saling berciuman."
"Ahh, kau naif sekali. Pemuda disini tidak seperti itu." Kata Diana polos.
"Apa!?" Andy langsung terlonjak dari duduknya?
"Apakah mereka sering mencium para gadis sebelum menikah? Apakah kau sering dicium oleh mereka?"
"Ya tidak....aku hanya pernah melihat saja."
"Ahh, kau pasti mengintip ya!"
"Ssssttt, itu tidak sengaja. Aku sedang naik pohon, dan mereka berciuman di bawah pohon itu, lalu bagaimana aku bisa turun?"
"Hehe...." Andy lalu mengusap kepala Diana dengan reflek.
"Gerakanmu."
"Kenapa?" Andy langsung menghentikanya.
"Itu yang tertulis didalam novel. Manis dan hangat."
"Minuman?" Andy menjadi bingung dengan tingkah Diana hari ini.
"Bukan, saat kau menyesal rambut dikepalaku, aku merasa senang dan aku ingin kau terus melakukanya."
"Kau sepertinya sudah terpengaruh oleh penulis yang membuat kisah romantis didalam novel mereka. Kau tahu mereka kadang adalah para jomblo yang tidak mengalaminya didunia nyata, lalu mereka menulisnya dalam halusinasi dan kisah Maya." Jelas Andy dan menatap Diana dengan tersenyum.
"Kalian disini?" kata Rossa dan kaget melihat Diana duduk begitu dekat dengan Andy. Diana yang merasa jika dia adalah calon suaminya sepertinya biasa saja. Berbeda dengan Andy, dia merasa tidak enak dengan Rossa.
Andy lalu melepaskan tangan Diana dan menarik Rossa untuk duduk disebelahnya.
Dia sendiri duduk diantara dua wanita cantik dan perhatian padanya.
Rossa masih kaget dengan apa yang baru saja dia lihat. Karena dia, diam-diam juga menaruh hati pada Andy dan akan bilang pada ayahnya untuk melamar Andy menjadi suaminya.
"Kalian tidak makan?"
"Kami menunggumu." Kata Andy tiba-tiba dan Diana lalu tersenyum setelah melepaskan tangannya dan duduk bertiga dengan Rossa dan juga Andy.
"Kalau begitu, ayo kita makan sama-sama," ajak Rossa dan menarik tangan Andy bangun dari duduknya. Sementara Diana kaget saat Rossa menggandeng tangan Andy dan berjalan didepanya.
Andy menjadi serba salah dan bingung harus bagaimana. Andy lalu memberikan satu tanganya ke belakang agar dipegang oleh Diana.
"Ini lebih adil," bisiknya lirih.
Diana lalu meraih tangan Andy dan menggenggamnya. Tadinya dia sudah cemberut dan kesal saat Andy digandeng oleh Rossa sahabatnya. Tapi sekarang dia merasa lebih baik saat tangan Andy terulur padanya.
"Inilah yang tidak aku sukai saat dekat dengan wanita. Mereka membuatku hilang akal." kata Andy saat kedua tangannya dipegang oleh Rossa dan Diana.
Ilustrasi Diana
Ilustrasi Rossa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments