Rencana Andy dan Ali

Andy berjalan mencari Ali dihutan didekat pantai. Andy menyusuri sepanjang jalan sambil menatap ke segala arah. Dia tidak tahu dimana Ali mendapatkan tempat yang aman untuk membuat kapal.

Andy terus berjalan dan tidak lama kemudian dia lihat jika kayu-kayu yang mereka jemur sudah tidak ada ditempatnya semula. Artinya Ali pasti sudah memindahkanya ke suatu tempat.

"Pasti tidak jauh dari sini," Andy bergumam dan terus berjalan.

Dia melihat suara orang membelah kayu. Andy berjalan mencari arah suara itu. Tidak lama kemudian Andy melihat Ali sedang membelah kayu disebuah goa yang tersembunyi.

"Hai, akhirnya kau menemukan aku?" kata Ali lalu melempar sisa kayu yang tidak terpakai.

"Bisa berapa lama untuk menyelesaikan ini?" tanya Andy.

"Tiga bulan. Aku mengambil beberapa yang masih bisa digunakan dari sisa perahu yang membawaku kesini."

Andy mengangguk lalu mengambil kayu dan membelahnya sesuai ukuran milik Ali.

"Perahu ini harus kuat. Jika tidak maka sebelum sampai ke tujuan kita akan tenggelam."

"Kau yakin bisa membuatnya dalam tiga bulan?"

"Jika tidak ada halangan, maksudku, jika warga tahun maka mungkin saja akan menemui kendala," kata Ali lalu mulai mengukur rangka kapal yang akan dibuat.

"Gudang itu, menyimpan banyak rahasia. Aku berfikir mungkin saja ada jalan rahasia atau apapun yang hanya diketahui oleh nenek moyang mereka," kata Andy sambil tangannya membuat papan-papan berukuran sama dari kayu yang mereka tebang.

"Kau percaya hal seperti itu? Kau hanya akan membuang waktumu saja. Kau tidak akan menemukan apapun," kata Ali tersenyum kecut.

"Entah kenapa aku berfikir jika banyak sekali rahasia dipulau ini,"

"Ayo kita menebang pohon yang paling besar. Kita membutuhkan kayu lagi," kata Ali melihat jika kayu yang kering telah habis.

Mereka lalu pergi kehutan bersama dan menebang pohon yang paling besar. Hari sudah sore, tidak ada waktu untuk membawa pohon itu kedalam goa.

Mereka lalu meninggalkanya ditengah hutan dan akan membawanya besok.

"Ayo kita pulang! Hari mulai gelap," kata Ali melihat jika matahari mulai tenggelam.

"Baiklah."

Mereka lalu pulang dan sampai dirumah mereka. Naina sedang menyiapkan masakanya dimeja, saat mereka pulang.

Andy terdiam dipintu dan teringat pada apa yang dia lihat tadi pagi. Naina tersenyum padanya dan Andy membalasnya.

Ali merangkul Naina dan mengajaknya duduk disampingnya. Ali lalu menoleh kebelakang dan dia memanggil Andy juga untuk makan bersama.

"Ayo kita makan dulu. Aku sangat lapar," kata Ali pada Andy yang berjalan ke arah mereka. Andy lalu duduk dan mengambil piring.

"Lain kali sebelum pergi aku akan memasak lebih dulu. Kau pasti sangat lelah menyiapkan semua ini," kata Ali mengkhawatirkan Naina.

"Aku mulai terbiasa," kata Naina.

***

Andy pergi mandi dan saat selesai dia kaget dengan kedatangan Diana yang tiba-tiba, padahal saat itu Andy belum memakai atasanya.

"Kau!?"

"Kenapa kau kaget begitu?"

"Ahh, balikan badanmu. Biarkan aku memakai baju dulu,"

"Ahh, kau sangat pemalu,"

"Kau ini, kenapa malam-malam datang kemari?" tanya Andy lalu mendekatinya setelah dengan cepat memakai atasanya.

"Kau dari mana saja? Aku kemari dua kali dan kau tidak ada dirumah,"

"Aku pergi ke hutan. Kenapa?"

"Untuk apa kau ke hutan?"

"Itu....aku mencari buah,"

"Lalu sekarang mana buahnya? Kau bahkan tidak bisa memanjat pohon,"

"Aku tidak menemukan satu pohon buahpun disana," Andy terpaksa berbohong.

"Aku akan mengajakmu besok. Aku tahu pohon yang buahnya sedang lebat,"

"Tidak usah. Aku sibuk besok, jadi kau tidak usah datang,"

"Sibuk?" Diana menatap Andy dengan menelisik.

"Ehm, aku sedang, aku sudah janji sama Ali untuk menemaninya berburu," akhirnya Andy bisa membuat alasan yang tepat.

"Ohh....baiklah. Aku akan datang malam hari saja."

Andy berjalan masuk kekamarnya dan Diana mengikuti dibelakangnya. Diana lalu duduk dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.

Andy menyisir rambutnya dan Diana terus memperhatikan apa yang dilakukan Andy.

"Kenapa kau menatapku seperti itu? Pulanglah! Hari sudah malam. Bagaimana jika ada yang melihatmu?" Andy merasa tidak nyaman saat Diana terus melihatnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Aku akan tidur disini," Dan membuat Andy hampir sajael melompat dari tempatnya berdiri.

Dia kaget dengan perkataan Diana yang sedikit bar-bar.

"Apa!?"

"Kenapa kau kaget begitu? Kita akan menikah, biarkan aku tidur disini malam ini. Kau seharian pergi dan aku tidak melihatmu. Itu membuatku merasa tidak nyaman. Apakah kau pernah merasakan....rindu?"

"Apa? Rindu?....Ehm, tidak. Tapi tetap saja kau tidak boleh tidur disini. Kita belum menikah. Perempuan dan laki-laki tidak boleh tidur bersama,"

"Ahh, kenapa kau naif sekali! Aku hanya akan disampingmu dan tidak melakukan apa-apa. Aku hanya ingin melihat saat kau tertidur,"

"Apa maksudmu?"

"Ahh, kali ini kau tidak boleh melarangku. Aku tetap akan tidur disini." Kata Diana dan tiba-tiba dia sudah berbaring tempat tidur Andy.

Andy sangat lelah, dia lalu berbaring disebelah tepi lainya.

Gadis ini, pasti karena novel yang dia baca, dia menjadi seperti ini, gumam Andy.

"Berbaliklah kemari," pinta Diana yang miring kearah Andy. Diana melihat punggung Andy dan dia menyuruhnya berbalik.

"Aku mau tidur."

"Aku tahu, tapi, aku ingin melihat wajahmu saat kau tertidur," kata Diana yang memang sudah terpengaruh dari cerita novel yang dia baca.

Terpaksa Andy berbaik karena Diana sangat berisik menurutnya.

"Sudah, mau apa?"

"Aku hanya ingin melihat wajahmu saat malam hari dan saat kau memejamkan mata. Kau seperti anak kucing yang manis saat tertidur,"

"Apa!?" sontak saja membuat Andy terduduk dan menatap Diana kesal.

"Pulang! Pulang sekarang! Kau membuatku tidak bisa tidur? Apa tadi kau bilang? Anak kucing yang manis?"

"Kenapa kau marah? Itu hanya perumpamaan? Kau terlihat sangat manis dan tampan," kata Diana yang juga duduk begitu melihat reaksi Andy yang berlebihan.

Andy lalu bangun dan mengulurkan tanganya. Diana terpaksa bangun dan berdiri.

"Aku akan mengantarmu pulang," kata Andy dan terlihat Diana sangat kecewa.

"Kenapa? Aku janji tidak akan menyamakanmu dengan anak kucing yang manis. Aku tidak akan mengganggumu. Tapi biarkan aku tidur disini," kata Diana memohon.

"Tidak, kau harus pulang, aku akan mengantarkanmu," kata Andy lalu membuka pintu kamarnya dan mengajak Diana untuk pulang.

Malam begitu dingin dan gelap. Dikampung jika matahari sudah tenggelam hanya ada sinar bulan sebagai penerang ya. Belum ada lampu masuk desa. Mereka menggunakan obor dan api yang terbuat dari alat tradisional sebagai menerangnya.

Tiba-tiba Diana memeluk Andy dengan erat. Dan membuat Andy kaget. Dia mulai lagi, gumam Andy.

Andy perlahan melepaskan pelukan Diana. Mereka lalu melanjutkan perjalanan kerumah Diana.

"Istirahatlah, kau boleh datang besok," kata Andy dan menyuruh Diana masuk.

Tiba-tiba, cup, Diana mengecup bibir Andy dengan cepat. Andy masih shock dan kaget hingga mematung ditempatnya.

"Selamat malam," kata Diana lalu masuk ke dalam.

Andy memegang bibirnya yang baru saja dicium oleh Diana. Hanya Diana yang pernah memeluknya dan menciumnya dengan bar-bar.

Andy lalu tersenyum dan tertawa karena belum pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.

Saat akan pulang, Andy berjalan lebih jauh dan melewati rumah Rossa.

Lama dia berdiri didepan rumah Rossa dan berfikir jika Rossa sudah tidur.

Sampai tiba-tiba dia dikagetkan oleh tangan seseorang yang menepoknya dari belakang.

"Andy? Apa yang kau lakukan malam-malam begini?" tanya suara dibelakangnya. Dan Andy mengenali suara perempuan itu. Rossa, itu adalah suara Rossa.

"Ehm, aku, tadi aku dari rumah tetua," kata Andy.

"Kau berjalan jauh jika lewat depan rumahku," kata Rossa dan membuat wajah Andy memerah karena malu.

"Ohh, iya, aku khawatir padamu, seharian tidak melihatmu, jadi aku pikir ingin melihat apakah kau baik-baik saja." kata Andy yang tahu jika Rossa sebatang kara dan tinggal sendirian dirumahnya.

"Masuklah jika kau ingin mampir," kata Rossa mempersilahkan Andy masuk kerumahnya.

"Ehm, tapi sudah malam, apakah boleh?" tanya Andy kaget saat Rossa menyuruhnya masuk kedalam.

"Tidak apa,"

"Ohh ya, malam-malam begini kau darimana?" tanya Andy melihat Rossa baru pulang semalam ini.

"Tadi ada tetangga datang kemari dan ingin agar aku kerumahnya. Memeriksa lukanya karena dia demam,"

"Lalu bagaimana keadaanya?"

"Sekarang sudah lebih baik. Aku memberinya obat," kata Rossa lalu masuk kedalam dan keluar dengan minuman hangat dan cemilan untuk Andy.

"Minumlah, ini susu jahe. Tadi aku menumbuk jahe dan membuatnya untuk menghangatkan badan. Cuaca sangat dingin, jadi minum ini akan membuatmu hangat dan nyaman,"

"Aku akan meminumnya, hatiku dingin, mungkin dengan minum ini akan berubah menjadi hangat," kata Andy.

"Apa? Hatimu dingin?"

"Ehm, maksudku...perutku dingin. Hati dekat dengan perut bukan? Jadi perut akan menjadi hangat, dan hatiku juga menjadi hangat," kata Andy yang tiba-tiba merasa hatinya berdebar saat bersama Rossa.

Rossa tersenyum dengan gurauan Andy.

Rossa tiba-tiba merasakan pusing dan kepalanya berat, hal itu terlihat oleh Andy saat keningnya berkerut dan keluar keringat dari keningnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Andy khawatir saat Rossa mulai memegang kepalanya.

"Kepalaku tiba-tiba berat,"

"Sudah kubilang, kau pasti kelelahan. Aku akan mengantarmu kekamar, kau istirahatlah, aku akan segera pulang dan membiarkanmu istirahat," kata Andy dan memapah Rossa masuk kedalam.

Baunya wangi dari tubuh Rossa sangat mengganggu Andy saat dia memapahnya masuk kedalam kamarnya.

"Istirahatlah, kau harus tidur, apakah kau perlu obat? Yang mana obatnya, aku akan membuatkanya untukmu," kata Andy.

"Yang warna merah, itu obat sakit kepala. Ada dikotak obat diruang tamu," kata Rossa dan menyelimuti tubuhnya dengan kain rajut.

Andy segera mengambilnya dan membawakan segelas minuman untuk Rossa.

"Minumlah, ini obatnya," Andy duduk disamping Rossa dan menatapnya dengan khawatir.

"Kau pulanglah, aku akan tidur setelah minum obat ini," kata Rossa dan Andy masih duduk ditempatnya.

"Kau tidurlah lebih dulu, aku akan menjagamu disini. Jika kau sudah tidur dan baik-baik saja, maka aku akan pulang."

Rossa mengangguk tanpa banyak bertanya. Dia mulai terpejam akibat pengaruh obat yang baru saja dia minum.

"Kau cantik dan anggun bahkan saat sedang tidur," gumam Andy tanpa dia sadari dari tadi dia terus mengamati wajah wanita yang sedang terlelap tidur dihadapannya.

Andy memegang kening Rossa, dan setelah dia yakin tidak demam, Andy lalu pulang kerumahnya.

Andy sampai dirumah dan langsung tidur karena lelah.

***

Pagi-pagi sekali saat selesai mandi, Ali menemuinya dan menyerahkan kotak makanan untuknya

"Ini dari temanku, Rossa, dia sangat perhatian," kata Ali sambil menyerahkan kotak makanan itu pada Andy.

Andy menerimanya dengan senang, dan dia lega jika Rossa sudah sehat pagi ini.

"Sebenarnya, siapa yang kau sukai? Apakah kau menyukai dua-duanya? Kau jangan membuat mereka bingung pilihlah salah satu saja. Atau dua sahabat akan menjadi musuh jika kau membuat mereka bersaing."

"Ahh, apa yang kau katakan? Kami berteman. Tidak ada hubungan lebih dari teman seperti yang kau pikirkan."

"Anak ini, masih saja tidak peka." kata Ali lalu pergi kehutan.

"Aku akan pergi dulu kesana. Kau bisa menyusul setelah sarapan," kata Ali lalu menutup pintunya.

Andy membuka kotak makanan itu, dan isinya ikan yang dimasak kuning. Sepertinya ini sangat lezat, gumamnya.

Tapi, tiba-tiba dia teringat pada Naina yang tidak sempat memasak karena anaknya rewel. Akhirnya dia mengambil sepatu dan separonya lagi dia berikan pada Naina.

Andy berdiri didepan kamar Naina dan mengetuk pintunya.

"Naina, kau didalam? Aku ingin memberikan ini untukmu,"

"Ya, tunggu sebentar," kata Naina lalu keluar tidak lama.

"Ini untukmu. Rossa membuatnya, ini terlalu banyak, jadi kau bisa memakainya separo,"

"Ehm, terimakasih," kata Naina dengan tertunduk karena suaminya sedang tidak ada dirumah.

Bersama Andy berduaan didalam rumah membuatnya merasa tidak nyaman.

Saat menerima kotak makanan itu, tanda sengaja tangan Andy menyentuh jemari Naina yang lentik dan lembut. Jarinya begitu lembut karena dia tadinya anak orang kaya dan tidak pernah melakukan pekerjaan kasar.

Andy kaget saat hatinya bergetar seperti terkena sengatan listrik, saat jarinya bersentuhan dengan jari Naina.

"Aku akan segera ke hutan. Jangan lupa mengunci pintu dari dalam," kata Andy lalu berbalik dan pergi kedepan.

Nayna menutup pintu kamarnya dan menaruh kotak makanan itu didekat meja. Nayna lalu keluar dan menutup pintu.

Andy berjalan ke hutan dan mencari Ali, tapi saat sampai ditengah hutan dia makan bertemu Diana.

"Hai! Apa yang kau lakukan ditengah hutan begini?" tanya Diana.

"Aku mencari....kelinci...." kata Andy asal saja. Dia sepertinya tidak bisa membantu Ali hari ini. Diana bersamanya sedangkan membuat kapal tidak boleh diketahui siapapun termasuk Diana.

"Kelinci? Aku akan membantumu!" kata Diana tiba-tiba dan menarik Andy berjalan kesemak-semak.

Andy hanya bisa mengikutinya tanpa bisa mengelak. Untuk apa ke semak-semak? Pasti untuk menangkap kelinci yang suka lewat disemak-semak.

"Kenapa bersembunyi?"

"Diamlah. Aku mendengar suara macan dan aku bisa mencium baunya yang mendekat kemari," kata Diana.

"Apa!?" Andy menjadi gemetar karena ketakutan dan tidak menduga jika macam akan datang.

Terpopuler

Comments

Edy Sulaiman

Edy Sulaiman

thor ubah dikit pola pikr mc kito jgn kaku nian, sebenarnya crtanya bagus.

2024-01-22

0

Al^Grizzly🐨

Al^Grizzly🐨

apa Mc terlalu bodoh dan kaku...banyak Mc naif hanya di novel ini yg lebih naif.

2022-08-22

2

lihat semua
Episodes
1 Pulau terpencil
2 Perahu terdampar
3 Terpukau
4 Perjodohan
5 Benih cinta
6 Pesta penyambutan
7 Melawan Perompak
8 Menemukan peta
9 Rencana Andy dan Ali
10 Melawan Macan
11 Sentuh sekali lagi
12 Berandalan suruhan Ibu tirinya
13 Mencuri hati
14 Mencuri hati
15 Mengetahui rahasia Andy
16 Janji pria sejati
17 Meninggalkan Pulau
18 Sidang
19 Bertemu perompak
20 Menjalani hukuman
21 Takdir membawa mereka kembali
22 Mengumbar janji
23 Naina dibawa pergi
24 Batu ajaib
25 Berlayar
26 Tak membayar pajak
27 Kehilangan jejak Naina
28 Bertemu ayah dan keluarganya
29 Berawal dari dendam
30 Kerumah Naina
31 Bangun tidur
32 Andy bertemu Norman
33 Demi Naina
34 Kesepakatan
35 Meninggalkan kota
36 Bertarung
37 Sampai dipulau
38 Tombak pusaka untuk Andy
39 Lima ekor singa
40 Sumur tua
41 Pulau harta Karun milik Amaya
42 Diana menghilang
43 Diana tak sadarkan diri
44 Dibalik sikap Robert
45 Impas
46 Patah hati
47 Bulan madu
48 Membebaskan Norman
49 Penghianatan Keluarga dan Anak Buahnya
50 Pertama kali seumur hidupnya
51 Malam pertama
52 Awal menjadi Mafia
53 Langkah pertama
54 Langkah kedua
55 Langkah ketiga
56 Langkah keempat
57 Langkah kelima
58 Langkah ke enam
59 Langkah ketujuh
60 Langkah kedelapan
61 Langkah ke sembilan
62 Langkah ke sepuluh
63 Langkah ke sebelas
64 Langkah kedua belas
65 Langkah ketigabelas
66 Langkah ke empat belas
67 Langkah kelima belas
68 Pembalasan
69 Menjadi kejam
70 Bersikap aneh
71 Naluri membunuh
72 Kalung yang ditukar
73 Mencari kembaran ibunya
74 Menabrak sang pewaris
75 Rumah sakit jiwa
76 Detektif
77 Keributan dirumah sakit
78 Psikopat
79 Kenyataan pahit
80 Ke panti asuhan
81 Pesta ulang tahun Khan
82 Tes DNA
83 Berbagi hati seadilnya
84 Mengirim sang pewaris untuk belajar
85 Menyiapkan mental
86 Kemakam ibu kandungnya
87 Dendam dalam cinta
88 Balas dendam Zafira
89 Bantuan detektif
90 Sampai dipulau
91 Rahasia Zafira
92 Kehilangan
93 Curiga
94 Penculikan
95 Penyekapan
96 Pembebasan
97 Senjata makan tuan
98 Penyesalan
99 Pria beruntung
100 Acara adat kehamilan kedua
101 Menyerahkanya pada Diana
102 Bertemu Perompak
103 Sikap mertuanya, Gina atau Fina?
104 Kejadian dipenjara
105 Kejahatan Fina
106 Polisi datang kekantor
107 Berkumpul kembali
108 Kilas balik keputusan Diana
109 Sampai dipulau
110 Malam bersama Naina
111 Berburu
112 Dihutan
113 Terkejut
114 Kapal pesiar
115 Pembangunan dipulau
116 Penobatan
117 Bertemu keluarga Andy
118 Makan malam
119 SEASON 2
120 SEASON 2-2
121 SEASON 2-3
122 SEASON 2-4
123 SEASON 2-5
124 SEASON 2-6
125 SEASON 2-7
126 SEASON 2-8
127 SEASON 2-9
128 SEASON 2-10
129 SEASON 2-11
130 SEASON 2-12
131 SEASON 2-13
132 SEASON 2-14
133 SEASON 2-15
134 SEASON 2-16
135 SEASON 2-17
136 Episode Terakhir
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Pulau terpencil
2
Perahu terdampar
3
Terpukau
4
Perjodohan
5
Benih cinta
6
Pesta penyambutan
7
Melawan Perompak
8
Menemukan peta
9
Rencana Andy dan Ali
10
Melawan Macan
11
Sentuh sekali lagi
12
Berandalan suruhan Ibu tirinya
13
Mencuri hati
14
Mencuri hati
15
Mengetahui rahasia Andy
16
Janji pria sejati
17
Meninggalkan Pulau
18
Sidang
19
Bertemu perompak
20
Menjalani hukuman
21
Takdir membawa mereka kembali
22
Mengumbar janji
23
Naina dibawa pergi
24
Batu ajaib
25
Berlayar
26
Tak membayar pajak
27
Kehilangan jejak Naina
28
Bertemu ayah dan keluarganya
29
Berawal dari dendam
30
Kerumah Naina
31
Bangun tidur
32
Andy bertemu Norman
33
Demi Naina
34
Kesepakatan
35
Meninggalkan kota
36
Bertarung
37
Sampai dipulau
38
Tombak pusaka untuk Andy
39
Lima ekor singa
40
Sumur tua
41
Pulau harta Karun milik Amaya
42
Diana menghilang
43
Diana tak sadarkan diri
44
Dibalik sikap Robert
45
Impas
46
Patah hati
47
Bulan madu
48
Membebaskan Norman
49
Penghianatan Keluarga dan Anak Buahnya
50
Pertama kali seumur hidupnya
51
Malam pertama
52
Awal menjadi Mafia
53
Langkah pertama
54
Langkah kedua
55
Langkah ketiga
56
Langkah keempat
57
Langkah kelima
58
Langkah ke enam
59
Langkah ketujuh
60
Langkah kedelapan
61
Langkah ke sembilan
62
Langkah ke sepuluh
63
Langkah ke sebelas
64
Langkah kedua belas
65
Langkah ketigabelas
66
Langkah ke empat belas
67
Langkah kelima belas
68
Pembalasan
69
Menjadi kejam
70
Bersikap aneh
71
Naluri membunuh
72
Kalung yang ditukar
73
Mencari kembaran ibunya
74
Menabrak sang pewaris
75
Rumah sakit jiwa
76
Detektif
77
Keributan dirumah sakit
78
Psikopat
79
Kenyataan pahit
80
Ke panti asuhan
81
Pesta ulang tahun Khan
82
Tes DNA
83
Berbagi hati seadilnya
84
Mengirim sang pewaris untuk belajar
85
Menyiapkan mental
86
Kemakam ibu kandungnya
87
Dendam dalam cinta
88
Balas dendam Zafira
89
Bantuan detektif
90
Sampai dipulau
91
Rahasia Zafira
92
Kehilangan
93
Curiga
94
Penculikan
95
Penyekapan
96
Pembebasan
97
Senjata makan tuan
98
Penyesalan
99
Pria beruntung
100
Acara adat kehamilan kedua
101
Menyerahkanya pada Diana
102
Bertemu Perompak
103
Sikap mertuanya, Gina atau Fina?
104
Kejadian dipenjara
105
Kejahatan Fina
106
Polisi datang kekantor
107
Berkumpul kembali
108
Kilas balik keputusan Diana
109
Sampai dipulau
110
Malam bersama Naina
111
Berburu
112
Dihutan
113
Terkejut
114
Kapal pesiar
115
Pembangunan dipulau
116
Penobatan
117
Bertemu keluarga Andy
118
Makan malam
119
SEASON 2
120
SEASON 2-2
121
SEASON 2-3
122
SEASON 2-4
123
SEASON 2-5
124
SEASON 2-6
125
SEASON 2-7
126
SEASON 2-8
127
SEASON 2-9
128
SEASON 2-10
129
SEASON 2-11
130
SEASON 2-12
131
SEASON 2-13
132
SEASON 2-14
133
SEASON 2-15
134
SEASON 2-16
135
SEASON 2-17
136
Episode Terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!