Andy berjalan mencari Ali dihutan didekat pantai. Andy menyusuri sepanjang jalan sambil menatap ke segala arah. Dia tidak tahu dimana Ali mendapatkan tempat yang aman untuk membuat kapal.
Andy terus berjalan dan tidak lama kemudian dia lihat jika kayu-kayu yang mereka jemur sudah tidak ada ditempatnya semula. Artinya Ali pasti sudah memindahkanya ke suatu tempat.
"Pasti tidak jauh dari sini," Andy bergumam dan terus berjalan.
Dia melihat suara orang membelah kayu. Andy berjalan mencari arah suara itu. Tidak lama kemudian Andy melihat Ali sedang membelah kayu disebuah goa yang tersembunyi.
"Hai, akhirnya kau menemukan aku?" kata Ali lalu melempar sisa kayu yang tidak terpakai.
"Bisa berapa lama untuk menyelesaikan ini?" tanya Andy.
"Tiga bulan. Aku mengambil beberapa yang masih bisa digunakan dari sisa perahu yang membawaku kesini."
Andy mengangguk lalu mengambil kayu dan membelahnya sesuai ukuran milik Ali.
"Perahu ini harus kuat. Jika tidak maka sebelum sampai ke tujuan kita akan tenggelam."
"Kau yakin bisa membuatnya dalam tiga bulan?"
"Jika tidak ada halangan, maksudku, jika warga tahun maka mungkin saja akan menemui kendala," kata Ali lalu mulai mengukur rangka kapal yang akan dibuat.
"Gudang itu, menyimpan banyak rahasia. Aku berfikir mungkin saja ada jalan rahasia atau apapun yang hanya diketahui oleh nenek moyang mereka," kata Andy sambil tangannya membuat papan-papan berukuran sama dari kayu yang mereka tebang.
"Kau percaya hal seperti itu? Kau hanya akan membuang waktumu saja. Kau tidak akan menemukan apapun," kata Ali tersenyum kecut.
"Entah kenapa aku berfikir jika banyak sekali rahasia dipulau ini,"
"Ayo kita menebang pohon yang paling besar. Kita membutuhkan kayu lagi," kata Ali melihat jika kayu yang kering telah habis.
Mereka lalu pergi kehutan bersama dan menebang pohon yang paling besar. Hari sudah sore, tidak ada waktu untuk membawa pohon itu kedalam goa.
Mereka lalu meninggalkanya ditengah hutan dan akan membawanya besok.
"Ayo kita pulang! Hari mulai gelap," kata Ali melihat jika matahari mulai tenggelam.
"Baiklah."
Mereka lalu pulang dan sampai dirumah mereka. Naina sedang menyiapkan masakanya dimeja, saat mereka pulang.
Andy terdiam dipintu dan teringat pada apa yang dia lihat tadi pagi. Naina tersenyum padanya dan Andy membalasnya.
Ali merangkul Naina dan mengajaknya duduk disampingnya. Ali lalu menoleh kebelakang dan dia memanggil Andy juga untuk makan bersama.
"Ayo kita makan dulu. Aku sangat lapar," kata Ali pada Andy yang berjalan ke arah mereka. Andy lalu duduk dan mengambil piring.
"Lain kali sebelum pergi aku akan memasak lebih dulu. Kau pasti sangat lelah menyiapkan semua ini," kata Ali mengkhawatirkan Naina.
"Aku mulai terbiasa," kata Naina.
***
Andy pergi mandi dan saat selesai dia kaget dengan kedatangan Diana yang tiba-tiba, padahal saat itu Andy belum memakai atasanya.
"Kau!?"
"Kenapa kau kaget begitu?"
"Ahh, balikan badanmu. Biarkan aku memakai baju dulu,"
"Ahh, kau sangat pemalu,"
"Kau ini, kenapa malam-malam datang kemari?" tanya Andy lalu mendekatinya setelah dengan cepat memakai atasanya.
"Kau dari mana saja? Aku kemari dua kali dan kau tidak ada dirumah,"
"Aku pergi ke hutan. Kenapa?"
"Untuk apa kau ke hutan?"
"Itu....aku mencari buah,"
"Lalu sekarang mana buahnya? Kau bahkan tidak bisa memanjat pohon,"
"Aku tidak menemukan satu pohon buahpun disana," Andy terpaksa berbohong.
"Aku akan mengajakmu besok. Aku tahu pohon yang buahnya sedang lebat,"
"Tidak usah. Aku sibuk besok, jadi kau tidak usah datang,"
"Sibuk?" Diana menatap Andy dengan menelisik.
"Ehm, aku sedang, aku sudah janji sama Ali untuk menemaninya berburu," akhirnya Andy bisa membuat alasan yang tepat.
"Ohh....baiklah. Aku akan datang malam hari saja."
Andy berjalan masuk kekamarnya dan Diana mengikuti dibelakangnya. Diana lalu duduk dan terlihat sedang memikirkan sesuatu.
Andy menyisir rambutnya dan Diana terus memperhatikan apa yang dilakukan Andy.
"Kenapa kau menatapku seperti itu? Pulanglah! Hari sudah malam. Bagaimana jika ada yang melihatmu?" Andy merasa tidak nyaman saat Diana terus melihatnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Aku akan tidur disini," Dan membuat Andy hampir sajael melompat dari tempatnya berdiri.
Dia kaget dengan perkataan Diana yang sedikit bar-bar.
"Apa!?"
"Kenapa kau kaget begitu? Kita akan menikah, biarkan aku tidur disini malam ini. Kau seharian pergi dan aku tidak melihatmu. Itu membuatku merasa tidak nyaman. Apakah kau pernah merasakan....rindu?"
"Apa? Rindu?....Ehm, tidak. Tapi tetap saja kau tidak boleh tidur disini. Kita belum menikah. Perempuan dan laki-laki tidak boleh tidur bersama,"
"Ahh, kenapa kau naif sekali! Aku hanya akan disampingmu dan tidak melakukan apa-apa. Aku hanya ingin melihat saat kau tertidur,"
"Apa maksudmu?"
"Ahh, kali ini kau tidak boleh melarangku. Aku tetap akan tidur disini." Kata Diana dan tiba-tiba dia sudah berbaring tempat tidur Andy.
Andy sangat lelah, dia lalu berbaring disebelah tepi lainya.
Gadis ini, pasti karena novel yang dia baca, dia menjadi seperti ini, gumam Andy.
"Berbaliklah kemari," pinta Diana yang miring kearah Andy. Diana melihat punggung Andy dan dia menyuruhnya berbalik.
"Aku mau tidur."
"Aku tahu, tapi, aku ingin melihat wajahmu saat kau tertidur," kata Diana yang memang sudah terpengaruh dari cerita novel yang dia baca.
Terpaksa Andy berbaik karena Diana sangat berisik menurutnya.
"Sudah, mau apa?"
"Aku hanya ingin melihat wajahmu saat malam hari dan saat kau memejamkan mata. Kau seperti anak kucing yang manis saat tertidur,"
"Apa!?" sontak saja membuat Andy terduduk dan menatap Diana kesal.
"Pulang! Pulang sekarang! Kau membuatku tidak bisa tidur? Apa tadi kau bilang? Anak kucing yang manis?"
"Kenapa kau marah? Itu hanya perumpamaan? Kau terlihat sangat manis dan tampan," kata Diana yang juga duduk begitu melihat reaksi Andy yang berlebihan.
Andy lalu bangun dan mengulurkan tanganya. Diana terpaksa bangun dan berdiri.
"Aku akan mengantarmu pulang," kata Andy dan terlihat Diana sangat kecewa.
"Kenapa? Aku janji tidak akan menyamakanmu dengan anak kucing yang manis. Aku tidak akan mengganggumu. Tapi biarkan aku tidur disini," kata Diana memohon.
"Tidak, kau harus pulang, aku akan mengantarkanmu," kata Andy lalu membuka pintu kamarnya dan mengajak Diana untuk pulang.
Malam begitu dingin dan gelap. Dikampung jika matahari sudah tenggelam hanya ada sinar bulan sebagai penerang ya. Belum ada lampu masuk desa. Mereka menggunakan obor dan api yang terbuat dari alat tradisional sebagai menerangnya.
Tiba-tiba Diana memeluk Andy dengan erat. Dan membuat Andy kaget. Dia mulai lagi, gumam Andy.
Andy perlahan melepaskan pelukan Diana. Mereka lalu melanjutkan perjalanan kerumah Diana.
"Istirahatlah, kau boleh datang besok," kata Andy dan menyuruh Diana masuk.
Tiba-tiba, cup, Diana mengecup bibir Andy dengan cepat. Andy masih shock dan kaget hingga mematung ditempatnya.
"Selamat malam," kata Diana lalu masuk ke dalam.
Andy memegang bibirnya yang baru saja dicium oleh Diana. Hanya Diana yang pernah memeluknya dan menciumnya dengan bar-bar.
Andy lalu tersenyum dan tertawa karena belum pernah diperlakukan seperti itu sebelumnya.
Saat akan pulang, Andy berjalan lebih jauh dan melewati rumah Rossa.
Lama dia berdiri didepan rumah Rossa dan berfikir jika Rossa sudah tidur.
Sampai tiba-tiba dia dikagetkan oleh tangan seseorang yang menepoknya dari belakang.
"Andy? Apa yang kau lakukan malam-malam begini?" tanya suara dibelakangnya. Dan Andy mengenali suara perempuan itu. Rossa, itu adalah suara Rossa.
"Ehm, aku, tadi aku dari rumah tetua," kata Andy.
"Kau berjalan jauh jika lewat depan rumahku," kata Rossa dan membuat wajah Andy memerah karena malu.
"Ohh, iya, aku khawatir padamu, seharian tidak melihatmu, jadi aku pikir ingin melihat apakah kau baik-baik saja." kata Andy yang tahu jika Rossa sebatang kara dan tinggal sendirian dirumahnya.
"Masuklah jika kau ingin mampir," kata Rossa mempersilahkan Andy masuk kerumahnya.
"Ehm, tapi sudah malam, apakah boleh?" tanya Andy kaget saat Rossa menyuruhnya masuk kedalam.
"Tidak apa,"
"Ohh ya, malam-malam begini kau darimana?" tanya Andy melihat Rossa baru pulang semalam ini.
"Tadi ada tetangga datang kemari dan ingin agar aku kerumahnya. Memeriksa lukanya karena dia demam,"
"Lalu bagaimana keadaanya?"
"Sekarang sudah lebih baik. Aku memberinya obat," kata Rossa lalu masuk kedalam dan keluar dengan minuman hangat dan cemilan untuk Andy.
"Minumlah, ini susu jahe. Tadi aku menumbuk jahe dan membuatnya untuk menghangatkan badan. Cuaca sangat dingin, jadi minum ini akan membuatmu hangat dan nyaman,"
"Aku akan meminumnya, hatiku dingin, mungkin dengan minum ini akan berubah menjadi hangat," kata Andy.
"Apa? Hatimu dingin?"
"Ehm, maksudku...perutku dingin. Hati dekat dengan perut bukan? Jadi perut akan menjadi hangat, dan hatiku juga menjadi hangat," kata Andy yang tiba-tiba merasa hatinya berdebar saat bersama Rossa.
Rossa tersenyum dengan gurauan Andy.
Rossa tiba-tiba merasakan pusing dan kepalanya berat, hal itu terlihat oleh Andy saat keningnya berkerut dan keluar keringat dari keningnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya Andy khawatir saat Rossa mulai memegang kepalanya.
"Kepalaku tiba-tiba berat,"
"Sudah kubilang, kau pasti kelelahan. Aku akan mengantarmu kekamar, kau istirahatlah, aku akan segera pulang dan membiarkanmu istirahat," kata Andy dan memapah Rossa masuk kedalam.
Baunya wangi dari tubuh Rossa sangat mengganggu Andy saat dia memapahnya masuk kedalam kamarnya.
"Istirahatlah, kau harus tidur, apakah kau perlu obat? Yang mana obatnya, aku akan membuatkanya untukmu," kata Andy.
"Yang warna merah, itu obat sakit kepala. Ada dikotak obat diruang tamu," kata Rossa dan menyelimuti tubuhnya dengan kain rajut.
Andy segera mengambilnya dan membawakan segelas minuman untuk Rossa.
"Minumlah, ini obatnya," Andy duduk disamping Rossa dan menatapnya dengan khawatir.
"Kau pulanglah, aku akan tidur setelah minum obat ini," kata Rossa dan Andy masih duduk ditempatnya.
"Kau tidurlah lebih dulu, aku akan menjagamu disini. Jika kau sudah tidur dan baik-baik saja, maka aku akan pulang."
Rossa mengangguk tanpa banyak bertanya. Dia mulai terpejam akibat pengaruh obat yang baru saja dia minum.
"Kau cantik dan anggun bahkan saat sedang tidur," gumam Andy tanpa dia sadari dari tadi dia terus mengamati wajah wanita yang sedang terlelap tidur dihadapannya.
Andy memegang kening Rossa, dan setelah dia yakin tidak demam, Andy lalu pulang kerumahnya.
Andy sampai dirumah dan langsung tidur karena lelah.
***
Pagi-pagi sekali saat selesai mandi, Ali menemuinya dan menyerahkan kotak makanan untuknya
"Ini dari temanku, Rossa, dia sangat perhatian," kata Ali sambil menyerahkan kotak makanan itu pada Andy.
Andy menerimanya dengan senang, dan dia lega jika Rossa sudah sehat pagi ini.
"Sebenarnya, siapa yang kau sukai? Apakah kau menyukai dua-duanya? Kau jangan membuat mereka bingung pilihlah salah satu saja. Atau dua sahabat akan menjadi musuh jika kau membuat mereka bersaing."
"Ahh, apa yang kau katakan? Kami berteman. Tidak ada hubungan lebih dari teman seperti yang kau pikirkan."
"Anak ini, masih saja tidak peka." kata Ali lalu pergi kehutan.
"Aku akan pergi dulu kesana. Kau bisa menyusul setelah sarapan," kata Ali lalu menutup pintunya.
Andy membuka kotak makanan itu, dan isinya ikan yang dimasak kuning. Sepertinya ini sangat lezat, gumamnya.
Tapi, tiba-tiba dia teringat pada Naina yang tidak sempat memasak karena anaknya rewel. Akhirnya dia mengambil sepatu dan separonya lagi dia berikan pada Naina.
Andy berdiri didepan kamar Naina dan mengetuk pintunya.
"Naina, kau didalam? Aku ingin memberikan ini untukmu,"
"Ya, tunggu sebentar," kata Naina lalu keluar tidak lama.
"Ini untukmu. Rossa membuatnya, ini terlalu banyak, jadi kau bisa memakainya separo,"
"Ehm, terimakasih," kata Naina dengan tertunduk karena suaminya sedang tidak ada dirumah.
Bersama Andy berduaan didalam rumah membuatnya merasa tidak nyaman.
Saat menerima kotak makanan itu, tanda sengaja tangan Andy menyentuh jemari Naina yang lentik dan lembut. Jarinya begitu lembut karena dia tadinya anak orang kaya dan tidak pernah melakukan pekerjaan kasar.
Andy kaget saat hatinya bergetar seperti terkena sengatan listrik, saat jarinya bersentuhan dengan jari Naina.
"Aku akan segera ke hutan. Jangan lupa mengunci pintu dari dalam," kata Andy lalu berbalik dan pergi kedepan.
Nayna menutup pintu kamarnya dan menaruh kotak makanan itu didekat meja. Nayna lalu keluar dan menutup pintu.
Andy berjalan ke hutan dan mencari Ali, tapi saat sampai ditengah hutan dia makan bertemu Diana.
"Hai! Apa yang kau lakukan ditengah hutan begini?" tanya Diana.
"Aku mencari....kelinci...." kata Andy asal saja. Dia sepertinya tidak bisa membantu Ali hari ini. Diana bersamanya sedangkan membuat kapal tidak boleh diketahui siapapun termasuk Diana.
"Kelinci? Aku akan membantumu!" kata Diana tiba-tiba dan menarik Andy berjalan kesemak-semak.
Andy hanya bisa mengikutinya tanpa bisa mengelak. Untuk apa ke semak-semak? Pasti untuk menangkap kelinci yang suka lewat disemak-semak.
"Kenapa bersembunyi?"
"Diamlah. Aku mendengar suara macan dan aku bisa mencium baunya yang mendekat kemari," kata Diana.
"Apa!?" Andy menjadi gemetar karena ketakutan dan tidak menduga jika macam akan datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Edy Sulaiman
thor ubah dikit pola pikr mc kito jgn kaku nian, sebenarnya crtanya bagus.
2024-01-22
0
Al^Grizzly🐨
apa Mc terlalu bodoh dan kaku...banyak Mc naif hanya di novel ini yg lebih naif.
2022-08-22
2