Kilas balik
Amaya sedang berada di kamarnya bersama anaknya Robert saat tiba-tiba ayahnya masuk dan dalam keadaan yang tidak baik.
"Hanya kau yang bisa membalaskan dendam padanya. Menikahlah denganya,"kata ayahnya dan Amaya pun mendekat dan memeluk ayahnya.
Mereka berpelukan sangat lama sampai Amaya merasakan sesuatu dipunggung ayahnya. Dan seketika Amaya kaget saat melihat tangannya penuh dengan darah.
"Darah, ayah!" Amaya berteriak dan menangis.
"Ayo kita kerumah sakit sekarang," kata Amaya mengajak ayahnya untuk pergi kerumah sakit.
"Tidak Amaya. Percuma. Aku akan tiada juga disana. Anak buahnya ada dimana-mana. Ingat pesan terakhirku, balaskan dendam kita pada keluarga Harun Malik." Setelah mengatakan hal itu ayahnya terkulai kelantai dan sudah tidak bernafas lagi.
Amaya segera mendekati ayahnya dan menutup matanya yang terbuka. Dalam hati Amaya berjanji pasti akan membalas apa yang dilakukan keluarga Harun Malik pada keluarganya.
Persaingan bisnis antara kedua perusahaan besar itu sudah berlangsung turun temurun. Ayahnya sudah tiada, tidak ada lagi perlindungan yang bisa melindungi semua anggota keluarganya dari bencana.
Paman Amaya segera masuk dan mengangkat jenazah kakaknya bersama anak buahnya. Setelah dimandikan dan dirapikan, lalu dimasukkan kedalam peti kaca. Sekarang saat berduka. Mereka ada dirumah duka.
Semua orang datang termasuk Harun Malik beserta orang kepercayaan nya.
"Dia datang," kata seorang pelayan disamping Amaya.
"Bersiaplah menyambutnya," bisik pelayan yang sudah seperti ibunya.
Amaya bangkit dan menyambut Tuan Harun Malik yang datang untuk berbela sungkawa.
Tuan Harun Malik lalu dipersilahkan duduk dan pamannya menemaninya disana. Amaya menyambut tamu yang lainya.
Mereka berbicara tentang masa depan Amaya. Tentang pernikahan Amaya dan Tuan Harun Malik.
"Setelah tujuh hari maka datanglah ke rumahku bersama Amaya," Tuan Harun Malik mengundang Amaya khususnya.
"Baiklah, kami akan datang,"
Setelah itu Tuan Harun Malik berpamitan. Amaya dan Pamannya nampak berbicara setelah semua tamu pulang.
"Kau akan memenuhi undangannya bukan?"
"Tentu saja paman." Kata Amaya lalu memeluk putra nya.
"Ibu, jangan menangis. Aku ada bersamamu," ujar putranya yang berusia 12 tahun.
Amaya mengelus rambut putranya dan mengatakan bahwa dia berjanji akan membuat kehidupan putranya penuh dengan kebahagiaan.
Putranya mengangguk dan tersenyum lalu memeluk ibunya.
Keesokan harinya ayahnya dimakamkan dan Amaya merasa benar-benar berduka saat ini.
Setiap hari dia hanya menangis dan menyesali semuanya. Setelah puas menangis, dihari ke tujuh dia menghadiri undangan makan malam Tuan Harun Malik.
Amaya diantarkan oleh pamannya sampai didepan pintu. Setelah itu Pamannya meninggalkan ibu dan anak itu dan pulang kerumahnya.
"Silahkan duduk," kata Tuan Harun Malik saat Amaya datang bersama putranya dengan riasan yang cantik nyaris sempurna.
Amaya lalu duduk bersama putranya. Disamping tuan Harun Malik ada seorang anak kecil yang tersenyum padanya.
"Kenalkan, dia adalah putraku, Khan Louise Malik." Kata tuan Harun Malik memperkenalkan putra semata wayangnya. Ibunya sudah pergi beberapa bulan yang lalu dan tidak pernah kembali.
"Halo," sapa Amaya.
Khan tersenyum manis padanya dan juga pada Robert.
"Ini putraku, Albert Handerson" kata Amaya sambil menoleh pada putranya.
"Dia pria yang tangguh dan kuat."
"Ya, kau benar Tuan," Amaya lalu tersenyum pada Khan.
"Dia sangat manis," puji Amaya pada Khan.
Setelah makan malam, telepon di tas Amaya berdering. Amaya berpamitan pada Tuan Rumah untuk mengangkat telepon.
Amaya lalu menjauh empat meter dari mereka dan berbicara pada pamanya.
"Mereka sudah markas dan membakarnya. Mereka juga membakar rumah kita. Selamatkan dirimu dan Robert. Aku mungkin sudah tiada saat kau kembali," kata pamanya lalu telepon terputus dan sebelum percakapan mereka berakhir Amaya mendengar suara ledakan yang sangat dahsyat.
Amaya gemetar dan memasukkan telepon kedalam tasnya. Dia lalu pergi memeluk anaknya Robert.
"Apa yang terjadi?" Tuan Harun Malik bertanya dengan khawatir melihat Amaya.
"Para mafia itu membakar markas, gudang dan rumah kami. Paman mungkin sudah tiada saat aku kembali," Amaya mulai meneteskan air mata dan demi putranya dia berusaha kuat dan tegar.
"Kalian akan tetap disini," kata Tuan Harun Malik dan mengajak mereka ke paviliun sebagai tempat tinggal mereka yang baru.
"Terimakasih," kata Amaya lalu mengajak putranya mengikuti Tuan Harun Malik.
"Tinggalkan disini. Kalian aman dirumahku," Tuan Harun Malik lalu pergi dan masuk kerumahnya sendiri.
Paviliun itu berada dibelakang rumah besarnya.
Amaya menatap Robert dan berkata padanya agar menurut pada pria tadi yang akan menjadi ayahnya dan harus menjadi anak yang baik demi mendapatkan perhatiannya.
Robert mengerti dan menurut apa yang dikatakan ibunya.
Amaya tidak pernah kembali kerumahnya karena hanya tersisa puing dan kenangan pahit. Semua keluarganya sudah dimakamkan dan diurus oleh anak buah Tuan Malik Khan.
Setelah semua musibah itu berlaku, Amaya lalu menikah dengan Tuan Harun Malik dan mulai mempengaruhinya dengan lemah lembut sikapnya.
Tuan Harun Malik sungguh bahagia dan memanjakan istrinya dengan semua kekayaanya. Istrinya begitu cantik dan menarik, tidak hanya itu saja, rupanya dia mewarisi bakat ayahnya dalam urusan bisnis.
Tuan Harun Malik mulai mempercayai Amaya untuk ikut dalam bisnisnya begitu juga Robert yang mulai beranjak dewasa.
Sementara, Khan semakin kesepian dan terasing. Dia bingung dengan sikap Amaya yang kadang baik dan kadang acuh.
Lama-kelamaan Khan mulai sadar jika ibunya hanya pura-pura menyayanginya. Begitu juga dengan Robert, kakaknya, mereka sebenarnya acuh padanya dan tidak peduli.
Sejak saat itu Khan lebih sering menghabiskan waktunya didepan komputer karena diabaikan.
Ayahnya mulai lebih menyayangi Robert yang cerdas dan pandai dibandingkan dirinya. Khan tumbuh menjadi pria pemalu dan rendah diri. Dia sering di-bully saat sekolah karena sikapnya yang tidak pandai bergaul dengan teman-temannya.
Khan mulai tidak suka pada kegiatan sekolah dan bertemu orang-orang, dia jarang pergi k acara pesta dan acara keluarga. Dia akan membuat banyak alasan untuk menghindari acara itu.
Dia sering dibandingkan dengan Robert yang diusianya sudah membuat banyak prestasi cemerlang. Berbeda dengan dirinya yang hanya mengurung diri dan berteman dengan komputer sepanjang hari.
Amaya mulai mengendalikan banyak hal yang berurusan dengan perusahaan suaminya. Suaminya Tuan Harun Malik semakin menua sedangkan Amaya masih sangat muda.
Tuan Harun Malik menikah di usia 40 tahun dan menikah dengan Amaya diusia 40 lebih. Sedangkan Amaya saat itu masih berusia muda karena dia melahirkan diusia 17 tahun. Usianya 29 tahun saat menikah dengan Tuan Harun Malik.
Setelah mulai menua dan merasa kewalahan menghandle semua usahanya maka Tuan Harun Malik menyerahkan sebagian wewenang kepada orang kepercayaannya Tom. Tom sudah ikut dengannya sejak usia belasan tahun dan sudah seperti keluarganya.
Dia cerdas, berani, ambisius, dan bisa dipercaya, sejak Tom memegang jabatan itu maka Amaya berfikir untuk mempengaruhinya.
Amaya mulai mendekati Tom dan mengajaknya ke setiap perjalanan bisnis. Amaya mulai merayunya agar bisa mendapatkan hati Tom. Semua itu dia lakukan tidak lebih untuk menambah kekuatan agar balas dendamnya bisa dia lakukan.
Akhirnya keyakinan Tom pun goyah dan mulai menjalin hubungan terlarang dengan Amaya. Amaya terus mempengaruhinya dan tidak peduli pada batasan. Hidupnya hanya punya satu tujuan yaitu balas dendam.
Sejak berhasil meluluhkan hati Tom, Amaya sering menginap diluar kota bersamanya. Sementara Tuan Harun Malik menganggapnya sebagai perjalanan bisnis dan tidak lebih dari itu.
Suatu ketika Khan terbangun malam hari dan mencari chipnya yang dia titipkan pada Amaya. Diapun mencarinya malam-malam dan pergi ke kamar ayahnya. Tapi dia tidak melihat Amaya tidur disana.
Khan lalu pergi keruang kerjanya, dan melihat apa yang sedang dilakukan Tom dan Amaya diruangan itu. Sungguh sangat menjijikan.
Khan lalu mundur dan tidak berbau mengatakan pada siapapun apa yang dilihatnya.
Tom adalah pria yang kuat dan punya wewenang, punya banyak anak buah uang loyal padanya, sementara ayahnya sudah mulai menua, Khan lalu memilih untuk memendam semuanya sendirian.
Amaya, Tom, dan Robert telah mengkhiati ayahnya, tapi dia benar-benar tidak berdaya. Khan merasa badannya terlalu kecil dan lemah untuk melawan mereka. Dia pewaris tunggal tapi tak punya kekuasaan.
Dia juga tidak bisa secerdas Robert dalam berbisnis. Dia tenggelam di dunianya sendiri, dunia kesendirian dan kesunyian.
Amaya dan Tom semakin kuat saat ini. Hampir semua anak buah Tuan Harun Malik mengetahui niat jahat mereka berdua, tapi tidak ada yang berani menyampaikannya.
Suatu hari ada seorang tukang kebun yang sudah seperti keluarganya, dia mengatakan jika Tom dan Amaya bukanlah orang yang baik dan mengingatkan Tuan Harun Malik untuk berhati-hati pada mereka berdua.
Keesokan harinya, tukang kebun itu sudah tidak bernyawa dengan banyak luka tembakan ditubuhnya. Entah siap yang melakukanya, dia dikuburkan dan orang berkata jika kematiannya akibat rumahnya dirampok. Beberapa barang nampak hilang dan berserakan dimana-mana.
Tuan Harun Malik pun percaya jika kematian Tukang kebun yang sudah ikut lama denganya akibat dirampok.
Beberapa bulan kemudian, ada seorang wanita yang sudah menjadi juru masaknya sangat lama dan sudah seperti keluarga.
Tanpa sengaja dia memergoki apa yang sedang dilakukan Amaya dan Tom dipavillun belakang rumah Tuan Harun Malik.
Wanita itupun akan memberitahukan apa yang dilihatnya pada Tuan Harun Malik, tapi saat akan masuk kerumahnya, dia penjaga yang sudah mendapatkan pesan dari Amaya langsung menikamnya dan menusuknya berulang kali.
Wanita itu mati ditempat dan jenasahnya dilemparkan kejurang jauh dari sana.
Amaya lalu mengatakan jika wanita itu pulang kampung dan ingin menghabiskan hari tuanya dikampung.
Amaya melihatnya dari sebuah pantulan kaca saat dia melakukan adegan mesra dengan Tom.
Sejak saat itu tidak ada yang berani mengatakan apapun tentang kedekatan mereka.
***
Dipulau
Pagi-pagi sekali Andy sudah bangun dan dia pergi kerumah Rossa sebelum kehutan untuk membuat kapal.
Tok tok tok
"Rossa, apa kau dirumah?"
Andy menunggu sejenak dan terdengar gemericik air, artinya Rossa sedang mandi. Begitu mendengar suara Andy, Rossa lalu cepat menyelesaikan mandinya. Dia keluar dan setelah memakai baju, menemui Andy.
"Andy?"
"Aku datang karena kemarin sore kau ingin bertemu denganku. Dan aku tidak ada dirumah? Ada apa?" Tanya Andy dan terpukau dengan harum tubuh Rossa karena dia baru saja mandi. Bahkan rambutnya masih basah dan wajahnya terlihat menawan dimata Andy saat ini.
"Aku ingin memberikan ini," kata Rossa dan Andy melihat jika itu adalah kalung miliknya.
"Dimana kau menemukanya? Aku tidak sadar jika kalungku terjatuh."
"Aku menemukanya saat pulang dari memetik buah dihutan. Oh ya, untuk apa kau ke hutan?" Tanya Rossa ingin tahu.
"Aku pergi berburu."
"Kau berburu? Dengan siapa?"
"Dengan Ali," kata Andy terpaksa berbohong karena dia tidak bisa memberitahu rencananya pada siapapun.
Kecuali Diana yang memang sudah tahu dan berjanji untuk menjaga rahasia itu.
"Duduklah, aku akan membuatkan minuman untukmu. Kemarin aku membawa banyak buah, aku juga akan mengambilkanya untukmu," kata Rossa dan berjalan kedapur.
Dia menghancurkan buah strawberry dan menyaringnya lalu memberikanya untuk Andy setelah dia berikan sedikit susu sapi yang baru saja diperas.
"Enak bukan?" Kata Rossa saat melihat Andy langsung menghabiskanya.
"Ini sangat lezat,"
"Kau mau lagi?"
"Ehm, tidak. Oh ya, kau kehutan sendirian dan memanjat pohon?"
Tanya Andy dan mengambil buah rambutan lalu memakannya.
"Iya. Kami terbiasa memanjat sejak kecil, Aku dan Diana biasa bermain dan memanjat pohon bersama."
"Terimakasih kalungnya, aku akan pamit, aku ada janji sama Ali." kata Andy dan berpamitan dengan Rossa.
"Bawalah buah ini untuk Naina," kata Rossa.
"Baiklah, terimakasih."
"Sama-sama," kata Rossa dan menatap Andy hingga Andy tidak kelihatan lagi.
***
Rossa pergi kerumah Diana dan tanpa sengaja mendengar pembicaraan Diana dan ayahnya tentang rencana pernikahannya dengan Andy.
Rossa kaget dan dia tidak menyangka jika mereka akan menikah, Rossa lalu pergi kerumah Andy dan mencarinya.
Naina sedang bersama anaknya didepan rumah.
"Rossa?"
"Naina, apakah Andy ada dirumah?"
"Ohh, tidak ada, batu saja pergi, mungkin masih dekat," kata Naina.
Rossa lalu mencari Andy kehutan dimana dia menemukan kalung itu. Rossa terus berjalan hingga mendekati tepi pantai. Dia masih ingat bagaimana Andy tiba-tiba muncul dengan Ali saat dia dan Diana hampir saja diculik.
Rossa melihat Andy berjalan cepat dari kejauhan dan hilang didekat goa tua.
"Andy!"
Panggil Rosaa, tapi rupanya Andy tidak mendengar karena jaraknya terlalu jauh.
Rossa lalu berjalan lebih cepat dan berjalan mondar-mandir didepan pintu goa.
"Untuk apa Andy masuk kedalam? Bukankah dia akan berburu bersama Ali?"
"Tapi..."
Rossa akhirnya penasaran dan perlahan dia masuk kedalam goa itu. Dan dia sangat terkejut saat mendengar Ali dan Andy akan meninggalkan pulau ini satu minggu lagi.
"Satu Minggu lagi kita akan keluar dari pulau ini," kata Ali disertai tatapan dan senyuman bahagia dari Andy.
Kapal itu hampir saja selesai berkat baut dan penunjang lainya yang mereka temukan disekitar goa.
Rossa terisak dan isakanya terdengar oleh Ali dan juga Andy.
"Siapa disana? Apakah ada orang?" tanya Andy dan berdiri mendekati pintu goa.
"Rossa!?" Andy sangat terkejut melihat Rossa ada didalam goa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
jack
di tunggu thor up lgi
2022-06-07
1