Andy sedang mencari handphonenya yang tidak dan belum bisa diperbaiki. Tapi dia lupa menaruhnya dimana, akhirnya setelah mencari kesana, kemari dia menemukanya.
"Ohh, sial! Ternyata ada disini," kata Andy dan mengambil handphone yang tertutup oleh sebuah kain.
Andy membuka casingnya dan melihat isi didalamnya. Setelah itu dia menjemurnya sebentar, setelah kering, dua mulai melihat kerusakannya.
Akhirnya handphone itu berhasil diperbaiki, tapi hanya menyala sebentar setelah itu mati total.
"Ohh, shhhiiiitttt! Malah mati," Andy lalu menyimpannya kembali.
Dia berjalan keluar dan akan pergi kerumah Diana untuk melihat keadaanya. Sampai dipintu dia malah menabrak Naina hingga hampir jatuh. Untunglah Andy dengan cepat menangkap pinggangnya yang ramping dan menyelamatkan Naina.
Naina hanya tertunduk.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja," kata Andy dan sekarang Naina ada didepannya.
"Tidak papa, oh ya, Ali sudah berangkat lebih dulu, kau disuruh menyusulnya, tadi dia berpesan," kata Naina tertunduk lalu berlalu.
"Baiklah, aku akan menyusulnya," Andy lalu tidak jadi melihat keadaan Diana. Dia mengambil busur dan membawanya ke hutan.
Andy sampai dipintu goa dan setelah menoleh ke kanan dan ke kiri, maka diapun masuk setelah tidak ada yang melihatnya.
Ali sedang memasang beberapa papan sebagai dasar perahu besar yang akan membawa mereka keluar dari pulau.
"Wow, kau mahir sekali. Ini pasti kuat dan kita bisa segera kembali," kata Andy dan membantu Ali.
Andy mengambil papan-papan yang dijemur untuk dibawa masuk kedalam goa. Setelah itu Ali yang merakitnya.
"Aku penasaran dengan orang yang menyerang Diana dan Rossa. Mungkinkah itu orang suruhan keluarga Naina?" Kata Ali pada Andy.
"Sepertinya bukan,"
"Jika mereka datang, maka aku harus segera membawa Naina pergi dari sini."
"Tenang kawan. Jika mereka datang maka kita akan menghadapinya bersama," kata Andy menenangkan Ali.
Sore hari Ali dan Andy pulang, tapi Andy mampir dulu kerumah Diana dan ingin melihat keadaanya.
"Kenapa kau baru datang? Kau darimana saja?" Diana berkata dengan kesal dan cemberut.
"Aku bersama Ali pergi kehutan."
"Kenapa kau tidak kemari dulu untuk melihatku?" Diana mulai merajuk.
"Maafkan aku, jangan marah, aku sekarang sudah datang untuk melihatmu..."
"Aku tahu...tapi menunggu itu sangat membosankan," Andy lalu duduk disamping Diana dan memegang jemarinya.
"Bagaimana keadaanmu?" Andy berkata dengan pelan.
"Aku sudah lebih baik. Aku bosan berbaring terus seperti ini. Ayo kita jalan-jalan," Kata Diana dan berusaha bangun.
Andy menantunya dengan menahan punggungnya.
"Kau mau kemana?" Tanya Andy.
"Aku akan mengajakmu ke gudang, tapi...."
"Tapi apa?" tanya Andy.
"Kau harus menggendongku, baru kita bisa masuk berdua," Ujar Diana sambil berdiri dibelakang Andy.
"Baiklah, aku akan menggendongmu,"
"Kenapa tiba-tiba kau ingin kesana?" Tanya Andy saat berjalan dalam remang cahaya bulan dan menuju ke gudang. Para penduduk sudah menutup pintunya dan suara jangkrik dan binatang malam mulai terdengar dimana-mana.
"Aku sudah membaca semua novel yang aku ambil. Aku ingin membaca yang lainya," kata Diana lalu mereka sampai didepan gudang.
Seorang penjaga menahan mereka dengan ujung tombaknya.
"Hanya dia yang boleh masuk!" Katanya pada Andy.
"Aku tidak bisa berjalan, dia calon suamiku, aku akan masuk dan dia akan menggendongku," kata Diana sambil meringis kesakitan.
"Baiklah! Kalau begitu masuklah!" kata Penjaga dan membiarkan Diana masuk kedalam digendong oleh Andy.
Dan betapa terkejutnya Andy saat melihat gudang yang besar dengan berbagai barang-barang seperti didunia modern.
"Turunkan aku!" kata Diana dan dia pergi kerak dimana banyak buku ada disana. Rupanya dulu nenek moyangnya begitu suka membaca sama persis seperti Diana.
Andy segera pergi melihat beberapa barang seperti televisi, komputer, piano, alat pemanggang, dan sebuah foto.
Andy mendekati foto itu dan saat melihat dengan seksama, ternyata foto itu mirip foto yang ada dikamar ayahnya. Sayangnya Andy jarang melihatnya dengan seksama, dan hanya sekilas saja.
Andy menyimpan foto itu, kedalam bajunya tanpa sepengetahuan Diana. Dia mengambil foto yang paling kecil, dan tidak akan ketahuan oleh mereka, pikir Andy.
Andy lalu berjalan kesebelahnya, disana ada banyak mur dan baut, lalu andy mengambilnya, dan dia simpan disaku celananya.
Ada pistol dengan banyak peluru, namun sepertinya tidak pernah digunakan oleh keturunannya.
Andy semakin yakin jika nenek moyang pulau ini datang dengan kapal pesiar berukuran besar. Ada banyak barang-barang antik dan mahal didalam gudang yang dibawa oleh nenek moyang Diana.
"Ayo kita keluar!" Ajak Diana dengan banyak buku ditanganya.
"Aku akan menggendongmu kembali," ujar Andy dan mengangkat Diana dipunggungnya.
Mereka keluar dan Diana merasakan ada bunyi aneh setiap Andy berjalan.
"Bunyi apa itu?" tanya Diana dan Andy kaget, karena itu adalah bunyi baut yang dia simpan dikantongnya.
"Ohh, bukan apa-apa, hanya kalung ini," kata Andy menunjukan kalung rantai miliknya yang dia simpan dikantongnya.
"Turunkan aku, kita sudah sampai, apakah kau mau masuk kedalam?" tanya Diana setelah sampai didepan rumahnya.
"Tidak. Aku akan langsung pulang saja," kata Andy dan Diana segera masuk kedalam.
Begitu sampai dirumah, Andy menemui Ali dan mengatakan jika dia baru saja dari gudang nenek moyang Diana.
"Kau bisa masuk kesana?"
"Ya. Tapi ada pintu besar yang terkunci dan entah apa yang tersimpan didalamnya, tapi aku tidak bisa masuk kesana." Kata Andy.
"Lalu apa yang kau temukan disana?"
"Semua alat modern ada disana. Tapi aku hanya mengambil ini," kata Andy dan menyerahkan baut yang mungkin berguna untuk Ali dalam membuat kapal mereka.
"Ya. Ini yang aku butuhkan. Tapi bagaimana bisa ada alat modern di pulau terpencil ini?" Ali terlihat bingung.
"Kemungkinan nenek moyang mereka datang dengan kapal besar, atau kapal pesiar. Kau tahu, didalam gudang itu ada televisi, komputer, alat pemanggang, piano, dan banyak lagi barang yang lainya. Hanya mungkin saja sudah tidak bisa dihidupkan lagi, tapi itu menandakan jika mereka sudah berencana untuk menetap disini bukan?"
"Apa yang kau katakan, ada benarnya juga. Mungkin mereka sepertiku, lari dari keluarga dan mencari persembunyian yang aman, hingga mereka membawa semua barang yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari."
"Yang kau katakan sangat masuk akal. Aku juga berfikir demikian," kata Andy dan mengeluarkan semua barang dari kantongnya yang besar dan menyerahkannya pada Ali.
"Aku akan mandi dulu,"
Saat Andy akan mandi dia berpapasan dengan Naina. Jantung Andi kembali berdebar saat melihat rambut Naina yang basah, setelah mandi.
Naina segera berlalu dan tertunduk malu. Dia segera masuk kekamarnya.
Andy lalu masuk kekamar mandi yang baru saja dipakai oleh Naina. Wangi harum begitu semerbak didalam kamar mandi itu. Dan entah kenapa, tiba-tiba Andy membayangkan wajah Naina dan dengan cepat Andy menyiram wajahnya sendiri dengan air dingin.
"Ini tidak boleh terjadi!" Andy bergumam sendiri.
Setelah keluar Andy pergi kedapur untuk mengambil minuman hangat. Naina tiba-tiba ada dibelakangnya dan akan mengambil minuman hangat untuk suaminya.
"Naina,"
"Ya,"
"Kau mau minum?"
"Tidak. Aku akan mengambilkan minuman untuk Ali," kata Naina dan melihat kendi itu ada didepan Andy dan terhalang oleh badanya hingga Naina hanya berdiri menunggu Andy bergeser.
"Ini," Andy menuangkan minuman kecangkir yang dibawa Naina.
"Terimakasih," kata Naina lalu pergi.
Andy terus mengamati punggung hingga kebawah saat Nayna menuju kamarnya. Dan Andy menarik nafas dalam melihat pemandangan indah didepanya.
"Ini tidak boleh terjadi," Kata Andy lalu memalingkan wajahnya.
***
Keesokan harinya Ali segera pergi kehutan bersama dengan Andy. Mereka berjalan berdua kearah hutan yang dalam.
Diana saat itu sudah sehat dan berjalan kerumah Andy. Tapi belum sampai kerumahnya, Diana melihat Andy bersama Ali pergi ketengah hutan.
Diana lalu mengikutinya dari belakang, dan diana melihat Ali dan Andy masuk kesebuah goa.
Diam-diam Diana masuk dan melihat dari celah apa yang mereka lakukan.
"Ini selesai lebih cepat. Dua Minggu lagi kita bisa menggunakanya." Kata Ali.
"Baguslah. Kita akan segera pergi dari sini jika begitu." Kata Andy lalu membantu Ali memasang baut-baut itu.
Diana melihat dan terus mendengarkan apa yang mereka katakan. Diana lalu keluar dari goa itu dan pulang kerumahnya.
Sampai dirumahnya, Diana berfikir jika Andy pergi, maka mereka tidak akan bertemu lagi dan pernikahan akan dibatalkan.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin dia pergi dari sini," kata Diana dan berfikir, apa sebaiknya yang harus dia lakukan?
"Haruskah aku katakan pada ayah, apa yang aku lihat?" Kata Diana sendirian dikamarnya.
"Atau haruskah aku membiarkannya pergi? Tapi...aku sangat menyukainya, bagaimana aku bisa membiarkanya pergi begitu saja," kata Diana berfikir sangat keras.
Karena bingung, Diana lalu pergi kerumah Andy saat malam harinya.
Andy baru saja pulang dan selesai mandi.
"Diana? Apa yang kau lakukan malam-malam begini?"
"Aku...aku ingin berbicara hal penting denganmu," kata Diana dan menarik tangan Andy kedepan.
Mereka lalu duduk didepan rumah dibawah sinar bulan dan bintang.
"Aku tadi mencarimu...." Kata Diana pelan.
"Aku tidak dirumah. Aku..."
"Kau pergi kehutan," jawab Diana tegas.
"Apa yang kau lakukan dihutan?" Diana ingin tahu jawaban Andy. Dan Diana tahu, Andy pasti akan berbohong.
"Aku dan Ali sedang membuat sesuatu,"
"Bolehkan aku melihatnya?" Tanya Diana.
"Nanti jika sudah selesai maka kau boleh melihatnya," kata Andy.
"Apakah kau akan pergi dari sini?" Tanya Diana tiba-tiba dan sangat mengejutkan Andy.
Andy berfikir sejenak.
"Diana, Aku punya keluarga sepertimu, dan apa yang kau rasakan saat jauh dari keluargamu? Kau pasti rindu bukan? Kau juga akan mengkhawatirkan keadaan mereka?" Kata Andy dan menatap Diana sangat dalam.
"Aku akan merindukan mereka dan ingin bertemu dengan mereka."
"Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku mengkhawatirkan keadaan ayahku," kata Andy dan menatap Diana sangat dalam.
"Aku tahu, mungkin kau melihat apa yang aku dan Ali kerjakan, tapi jika kau mengatakan pada tetua maka, kami tidak akan bisa bertemu keluarga kami selamanya. Jadi, aku mohon padamu, apapun yang kau lihat, bisakah kau menyimpanya hanya untukmu saja?"
Diana tertegun dan menatap Andy sangat dalam.
Diana akhirnya mengangguk dan bersandar pada bahu Andy sambil menatap bulan dan bintang yang menghiasi malam.
"Kak Andy, bisakah kita bertemu lagi setelah kau pergi menemui keluargamu?" Tanya Diana dengan wajah serius.
Andy diam sangat lama dan tidak bisa menjawabnya.
"Artinya, begitu kau pergi dari sini maka aku tidak akan bisa melihatmu lagi bukan?"
Andy juga tetap diam saja.
Diana menarik nafas panjang dan dalam.
"Lalu janjimu, kau bilang kita akan menikah, apakah itu hanya gurauan saja? Apakah kau sedang berbohong untuk semua yang kau lakukan disini?"
"Diana....maafkan aku, aku...."
"Aku tahu, kau mungkin tersesat. Dan kau ingin kembali pada keluargamu. Tapi, kau lupa jika kau telah mencuri sesuatu dariku."
"Mencuri?" Andy terbengong dan seingatnya dia tidak mencuri apapun.
"Kau mengambil kehidupanku, kebahagiaanku, dan hatiku, setelah kau pergi aku akan kehilangan semuanya, lalu bagaimana kau bisa mengembalikanya?"
"Diana...apakah kau benar-benar menyukaiku?" Kata Andy mengatupkan kedua tangan Diana.
Diana mengangguk.
"Jika begitu, kau percaya padaku bukan? Biarkan aku kembali, setelah itu, aku akan datang dengan kapal besar untuk menjemputmu,"
"Kau akan membawaku keluar dari sini?"
"Ya, jika kau mau, maka aku akan membawamu keluar dari sini. Tapi aku, aku tidak bisa tinggal disini."
Diana mengangguk dan memeluk Andy. Untuk pertama kalinya Andy membiarkan Diana memeluknya karena dia tidak tahan melihatnya menangis dan terluka
"Sekarang sudah malam, kau pulanglah, dan kau ingat, simpan rahasia ini hanya untukmu," kata Andy lalu mengecup kening Diana.
Untuk pertama kalinya Diana merasa Andy adalah pria keren, apalagi saat mengecup keningnya dengan lembut.
Andy sendiri sudah terbawa suasana, dia juga tidak sadar bisa bersikap seperti itu. Biasanya dia sangat kaku dan tidak tenang jika berbicara tentang sebuah hubungan atau menyangkut masalah hati.
Diana lalu pulang dan Andy masuk kedalam untuk beristirahat.
Keesokan harinya, Ali dan Andy pergi kehutan lagi untuk menyelesaikan kapal mereka.
"Diana sudah melihat apa yang kita kerjakan," kata Andy dan sontak saja mengagetkan Ali.
"Apa? Jadi dia melihatnya? Lalu, bagaimana kita akan...."
"Dia berjanji akan menyimpan rahasia ini."
"Kau yakin dia bisa menyimpan rahasia?" Ali menatap Andy dengan serius.
"Dia memang bar-bar dan manja, tapi aku yakin dia akan menepati janjinya," kata Andy meyakinkan Ali.
"Baiklah, kita percepat membuatnya dan kita akan segera pergi dari sini." Kata Ali dan mereka hari ini pulang lebih malam dari biasanya.
Mereka ingin segera menyelesaikan kapal yang mereka buat dan meninggalkan tempat ini sebelum warga yang lainya mengetahuinya.
"Sebaiknya kita pulang, ini sudah sangat malam," jata Andy dan mereka pun meninggalkan goa itu.
Sampai dirumah, Naina mengatakan jika Rossa sudah lebih dari tiga kali datang mencari Andy.
"Baiklah, besok aku akan menemuinya, kau pergilah kehutan lebih dulu. Aku akan menemui Rossa, setelah itu aku akan menyusulmu," kata Andy pada Ali.
Ali mengangguk dan masuk kekamarnya bersama Naina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments